Diorama Cinta (RaniAnggara)
"Selamat tuan, nyonya sudah melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik,"ujar Ranu Kuncoro kepada tuannya, Irwan Handoko. Pimpinan HND TV yang merupakan sebuah perusahan pertelevisian yang terbesar di Indonesia saat itu.
Ranu Kuncoro adalah asisten pribadinya dan merupakan tangan kanan dari Irwan Handoko. Mereka tidak hanya sekedar atasan dan bawahan saja. Tetapi mereka juga sudah berteman sejak di bangku sekolah. Tentu saja Irwan begitu percaya dengan kemampuan Ranu Kuncoro dalam menangani setiap permasalahan yang ada di dalam perusahaannya.
Hari ini adalah hari dimana sang istri pimpinan HND TV itu melahirkan anak kedua mereka yang berjenis kelamin perempuan. Tentunya dengan kelahiran normal disebuah rumah sakit swasta terbaik di kota itu. Irwan tampak bahagia dengan kelahiran anak keduanya. Lengkaplah sudah sekarang dia memiliki seorang putra dan juga seorang putri.
"Terimakasih, aku senang sekali, Ran. Lengkaplah sudah kebahagiaan kami,"ucap Irwan dengan nada bahagianya.
"Iya, tuan. Sekarang tuan muda Anggara sudah tidak sendirian lagi. Dia sudah menjadi seorang kakak mulai hari ini,"jawab Ranu ikut bahagia melihat wajah gembira dari sang sahabat.
"Baiklah, aku melihat istriku dulu,"ucap Irwan Handoko sambil bergegas menuju ke ruang rawat sang istri. Ranu Kuncoro melihat kepergian sang pimpinan dengan wajah bahagia sekaligus ada sedikit kesedihan dalam dirinya.
Ingin sekali dia berada dalam posisi itu. Seperti sang tuannya, berlari bahagia menuju ruang perawatan sang istri yang baru saja melahirkan. Namun, itu hanya sebuah impian yang belum menjadi sebuah kenyataan bagi kehidupan keluarganya.
Sungguh beruntunglah seorang Irwan Handoko. Meskipun pernikahan yang dia jalani adalah hasil dari perjodohan kedua orang tuanya tetapi dia mampu menjalani kehidupan itu dengan baik-baik saja. Bahkan mereka begitu bahagia menjalani kehidupan rumah tangganya dengan dua anak mereka sekarang yang semakin melengkapi kehidupannya.
Ranu Kuncoro berjalan gontai meninggalkan rumah sakit. Dia harus segera pulang ke rumah. Sang istri, Risa Kuncoro, pasti sudah menunggu kedatangannya sedari tadi. Ini sudah lewat dari satu jam yang lalu dari jam pulang kantornya.
Irwan Handoko memintanya untuk menemani dirinya di rumah sakit. Mana mungkin Ranu akan membantah permintaan sang atasan. Ranu menemani sang pimpinan yang tampak cemas dan juga panik menanti persalinan yang kedua sang istri.
Ranu Kuncoro bisa melihat berapa kali persalinan yang dilakukan sang istri. Pasti sang suami tetap saja akan merasa cemas dan juga khawatir. Ingin rasanya dia merasakan perasaan itu saat Risa akan melahirkan nantinya. Sungguh dia rasanya ingin sekali merasakan kebahagiaan itu. Melihat Risa yang baru saja melahirkan dan anak mereka yang baru saja lahir.
Sudah empat tahun lamanya mereka berdua menantikan seorang anak dalam kandungan Risa. Namun, Tuhan berkehendak lain. Mereka masih belum dipercaya untuk memiliki seorang anak. Meskipun Ranu dan Risa sudah berusaha setiap malamnya. Tetapi itu semua adalah kehendak Sang Maha Kuasa.
Ranu Kuncoro memarkir mobilnya di garasi rumah sederhana nya. Sejak menikah mereka berdua memutuskan untuk memiliki rumah sendiri dan hidup secara mandiri. Risa adalah putri seorang pengusaha yang kaya raya. Pernikahannya dengan Ranu sebenarnya tidak direstui oleh kedua orang tua Risa yang memandang materi sebagai sesuatu yang penting.
Namun, Risa nekad menentang kedua orang tuanya demi cintanya kepada Ranu Kuncoro. Dia pun rela dicoret dari daftar penerima warisan dari keluarganya saat Risa memilih menikah dengan Ranu Kuncoro. Itulah yang menyebabkan seorang Ranu Kuncoro begitu mencintai Risa dengan sepenuh hati.
Ranu Kuncoro berusaha bekerja keras untuk membahagiakan Risa. Dia tahu tidak mudah bagi seorang Risa untuk hidup begitu sederhana dengan dirinya. Risa yang selama hidupnya selalu dilayani oleh pelayan. Kini harus melakukan apa-apa sendirian. Ranu Kuncoro tahu bahwa seringkali Risa tampak lelah tetapi Risa tidak pernah menampakkan kelelahan nya itu dihadapan sang suami.
Dia bahkan selalu tersenyum setiap kali sang suami memergoki dirinya yang sedang menggerutu kesal. Ranu Kuncoro tahu bahwa sebagai lelaki dia masih belum bisa sepenuhnya membahagiakan sang istri.
Risa sudah berusaha keras untuk mampu bertahan hidup dengannya. Meninggalkan kehidupan mewahnya demi bersamanya. Lalu, apa yang kini sedang dilakukan Ranu hanya membandingkan kebahagiaan tuannya dengan dirinya.
Ranu Kuncoro harus banyak bersyukur daripada mengeluh. Risa adalah istri yang sempurna. Dan itu juga sebuah anugerah dari Sang Maha Pencipta untuk dirinya.
"Suamiku, kamu baru pulang?"Risa menghampiri sang suami yang baru saja memarkirkan mobilnya di garasi rumah mereka.
Ranu Kuncoro tersenyum melihat wajah cemas sang istri. Dia memeluk sang istri yang justru tampak bingung akan sikap suaminya itu.
"Suamiku, kamu kenapa?"tanya Risa yang tidak mengerti akan perilaku sang suami kepadanya. Dia sedari tadi khawatir karena suaminya pulang terlambat. Justru sang suami memeluknya dengan penuh cinta.
"Aku mencintaimu, sayangku,"ujar Ranu Kuncoro sambil mencium kening Risa dengan lembut. Risa justru tersenyum mendengar pernyataan cinta sang suami.
"Aku juga mencintaimu, suamiku,"jawab Risa dengan tulus.
"Ayo masuk dulu, aku sudah siapkan makan malam untuk mu, suamiku,"kata Risa mengajak sang suami masuk ke dalam ruang sederhana mereka.
"Ya, aku juga capek sekali hari ini, sayang,"ucap Ranu sambil merenggangkan tubuhnya yang terasa begitu capek.
"Air hangat sudah kusiapkan untukmu, segera mandi, terus kita makan malam,"ujar Risa merasa kasihan melihat suaminya yang selama ini telah bekerja keras untuknya.
"Siap, nyonya Kuncoro,"jawab Ranu Kuncoro sambil memberi hormat kepada sang istri. Risa tertawa melihat kelakuan sang suami.
"Jadi, nyonya Maya sudah melahirkan anak keduanya. Laki-laki atau perempuan, suamiku?"tanya Risa antusias setelah mendengarkan cerita sang suami alasan keterlambatan dia pulang kerja.
"Perempuan. Tuan Irwan begitu bahagia setelah sang bayi lahir. Akhirnya mereka memiliki sepasang anak. Satu laki-laki dan satunya lagi perempuan,"ujar Ranu sambil menikmati masakan sang istri yang sudah lebih baik daripada awal-awal mereka menikah dulu.
"Senangnya, semoga kita segera diberikan anak juga ya, agar hidup kita berdua semakin bahagia,"ujar Risa. Mendengar ucapan sang istri justru membuat Ranu merasa bersalah. Dia belum bisa membahagiakan secara materi kepada sang istri. Kini masalah mereka yang belum juga dikarunia keturunan justru membuat sang istri bersedih.
Ranu memegang jemari tangan sang istri. Dia bermaksud menguatkan diri sang istri akan semua yang sedang mereka hadapi saat ini.
"Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk itu, sayangku. Jadi jangan bersedih, ya,"ujar Ranu menenangkan hati Risa.
Risa tersenyum bahagia mendengar apa yang dikatakan Ranu kepadanya. Lelaki itu selalu bisa menenangkan hatinya yang galau dan gelisah.
"Aku tidak akan bersedih selama kamu selalu berada di sisiku, sayang,"ucap Risa meyakinkan sang suami.
***
Iklan Author
Akhirnya bagi yang menanyakan terus kapan kisah Rania dan Anggara. Kali ini Author sudah terbitkan novelnya untuk kalian semua.
Budayakan klik tombol like dan tuliskan komentar kalian sebanyak-banyaknya. Karena komentar kalian adalah penyemangat bagi author.
Terimakasih 😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nur Lizza
mampir
2021-10-08
0
🌻Ruby Kejora
Sukses untuk kk ya❤️❤️
2021-04-14
0
Elisabeth Ratna Susanti
mampir daratkan like and rate lima di sini😘
2021-03-27
0