Kepergian Risa

Langit mendung di waktu itu mewakili perasaan keluarga Kuncoro yang sedang berduka karena kepergian seseorang dalam keluarga mereka. Rania Kuncoro membawa sebuah foto yang dia dekap erat dalam pelukannya. Rania tidak berhenti menangisi kepergian orang yang begitu dia cintai. Rania masih remaja saat kehilangan sosok yang begitu menyayangi dirinya selama ini.

"Sayang, jangan menangis terus, kasihan bunda kamu di sana, dia tidak akan tenang di alam sana,"ujar Zahratusifa, atau biasa dipanggil bibi Zahra oleh Rania. Zahra berusaha menenangkan keponakannya yang terus-menerus menangis di depan pusara sang ibu yang baru saja dimakamkan. Zahra memeluk Rania yang masih kecil saat ditinggal oleh sang kakak, Risa. Zahra juga menghapus air matanya yang ikut jatuh karena kehilangan saudaranya kembali.

Suasana pemakaman sudah sepi. Semua pelayat sudah meninggalkan pemakaman. Hanya tinggal dua orang saja yang merupakan saudara terdekat sang almarhumah. Rania dan juga Zahra, masih berjongkok di samping makam Risa Kuncoro.

Ini yang kedua kalinya bagi Zahra harus melihat saudaranya satu persatu pergi dari dunia. Zahra tidak menyangka bahwa kali ini justru nyawa Risa yang lebih dulu pergi. Zahra selalu mengira bahwa dirinya lah yang akan lebih dulu pergi dari dunia yang kejam ini. Tetapi justru risa yang meninggalkan dirinya lebih dulu. Dan kepergian Risa sungguh sangat tidak terduga. Zahra harus mencari tahu yang sebenarnya dengan apa yang terjadi kepada sang kakak.

"Sayang, ayo kita pulang, sebentar lagi hujan. Bunda kamu tentu tidak akan suka jika kamu kehujanan di sini,"ajak Zahra kepada Rania yang tampaknya enggan meninggalkan area pemakaman tersebut. Sedangkan mendung di langit sudah berlapis-lapis tebalnya. Hujan sepertinya tidak akan bisa terbendung kembali.

"Tidak, bibi, aku mau di sini saja, aku mau menemani bunda di sini. Pasti bunda akan kesepian jika aku pulang sekarang,"ujar Rania dengan polosnya. Zahra tidak bisa membendung air matanya yang kembali mengalir mendengarkan bagaimana sang keponakannya itu berbicara. Seolah-olah bundanya masih hidup di dunia. Zahra memeluk erat diri Rania yang sudah harus menanggung derita padahal usianya masih kecil. Rania masih duduk dibangku sekolah menengah pertama.

Masalah yang menimpa keluarga Kuncoro akhir-akhir ini sungguh pelik. Sejak Ranu Kuncoro berada di dalam tahanan akibat kematian sang atasan sekaligus sahabat baiknya, Irwan Handoko. Masalah itu membuat syok yang begitu berat untuk keluarga Kuncoro. Apalagi masalah kematian Irwan Handoko dihubungkan dengan adik tiri dari Ranu Kuncoro itu sendiri. Ya, kematian Irwan Handoko bersama dengan Silvia Kuncoro membuat heboh berita di seluruh negeri.

Semua media memberitakan kematian Irwan Handoko, seorang pengusaha terkenal dengan sekretaris pribadinya yang sedang berbadan dua alias hamil. Dan pemberitaan itu membuat heboh lantaran kehamilan sang sekretaris yang notabene masih berstatus lajang. Lalu kenapa harus terjadi kecelakaan yang menyebabkan keduanya meregang nyawa. Apalagi saat kejadian itu berlangsung, Irwan Handoko sendirilah yang mengendarai mobil tersebut.

Kisah perselingkuhan dan asmara Irwan Handoko dengan sang sekretaris yang merupakan adik tiri dari Ranu Kuncoro, Silvia Kuncoro pun menjadi konsumsi publik akhir-akhir ini. Ranu Kuncoro ditangkap pihak kepolisian karena tuduhan penggelapan keuangan di perusahaan HND TV.

Tentu berita penangkapan Ranu Kuncoro membuat seorang Risa menjadi down seketika. Risa tidak menyangka akan ada kasus yang menimpa sang suami dan sampai menyeretnya ke jeruji besi. Zahra sudah berulang kali mendengar cerita sang kakak bahwa suaminya tidak mungkin melakukan hal tersebut. Suaminya tidak mungkin bersalah, karena Risa percaya hubungan pertemanan antara suaminya dan almarhum Irwan Handoko sangat baik.

Tetapi apa yang terjadi setelah beberapa bulan kejadian dipenjarakannya Ranu Kuncoro. Justru berita bahwa sang kakak mengalami kecelakaan dan sekarang kondisinya sangat kritis. Hal itu membuat Zahratusifa segera membeli tiket untuk pulang ke Indonesia secepatnya. Dia sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Zahra sudah merasa tidak enak karena semalam dia bermimpi bahwa sang kakak mendatangi dirinya. Risa datang dengan gaun berwarna putih dan begitu cantik. Risa mengucapkan salam perpisahan kepada Zahra. Karena itulah, Zahra tidak mau menunggu lama ketika mendengar kabar bahwa sang kakak mengalami kecelakaan. Zahra harus segera tiba di Indonesia. Zahra harus melihat kondisi sang kakak yang sebenarnya.

Dan benar saja, ketika Zahra sampai di rumah sakit. Sang kakak, Risa Kuncoro, telah menghembuskan napas terakhirnya. Zahra hanya melihat ketika sang kakak telah ditutup oleh kain putih disekujur tubuhnya. Zahra melihat tangisan histeris sang keponakan karena kehilangan sang bunda. Zahra segera memeluk Rania yang begitu syok karena melihat sang bunda sudah terbujur kaku diranjang rumah sakit yang merawatnya.

Titik-titik air hujan mulai turun dari langit dan membasahi bumi yang kering kerontang. Zahra membuka payung hitam yang sengaja dia bawa dari rumah tadi. Dia memayungi dirinya dan juga sang keponakan, Rania.

"Sayang, ayo pulang dengan bibi, sudah hujan nak, bunda tidak akan senang jika Rania sampai sakit karena kehujanan. Besok kita kembali lagi melihat bunda, ya,"bujuk Zahra kepada Rania yang masih saja menangis sambil duduk di depan pusara bundanya.

"Tapi bi...."

"Ayolah, sayang, jangan seperti ini, bunda kamu tidak akan senang melihatnya. Kamu harus pulang sekarang. Nanti malam ada tahlilan di rumah, ayo kita bersama-sama berdoa untuk bunda kamu. Agar Allah menempatkan diri bunda Risa di tempat yang terindah,"rayu Zahra kepada keponakannya. Rania menatap sang bibi dengan masih berderai air mata. Sambil memeluk sebuah foto sang bunda yang sedang tersenyum manis.

"Rania ingin ikut bunda saja bibi,"ujar Rania dengan tangisannya. Zahra pun bergegas memeluk diri Rania yang tampak rapuh itu. Tentu bukan hal yang mudah untuk anak seusia Rania kehilangan kedua orang tuanya. Sang ayah yang sedang mendekam di penjara. Dan juga sang bunda yang telah dipanggil oleh sang Kuasa.

"Rania tidak boleh berkata seperti itu, nak,"ujar Zahra sambil mengelus-elus kepala Rania dengan rasa sayang.

"Semua ini sudah takdir, Rania tidak boleh berkata berputus asa seperti itu. Bunda Risa akan sangat bersedih mendengar Rania berkata seperti tadi. Masih ada bibi Zahra, nak. Bibi akan ada selalu untuk Rania. Janganlah Rania merasa sendiri lagi. Rania tidak sendiri kamu, nak,"ujar Zahra menenangkan hati sang keponakan sambil memeluknya erat. Sedangkan Rania masih menangis tergugu di dalam pelukan sang bibi.

Langit semakin mendung dan angin bertiup sepoi-sepoi. Aroma air hujan sudah mulai menguar di area sekitar pemakaman. Dan benar saja, rintik-rintik air hujan sudah mulai turun ke bumi. Titik-titik air hujan membuat Rania semakin berduka akan nasib kehidupan yang sedang dia alami. Kesedihan seorang anak yang harus hidup sebatang kara karena masalah dalam keluarga yang tidak bisa ditanggung seorang diri oleh seorang anak berusia lima belas tahun tersebut.

***

Iklan Author

Budayakan klik tombol like dan tuliskan komentar kalian sebanyak-banyaknya. Karena komentar kalian adalah penyemangat bagi author.

Terimakasih 😄

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

berarti suami maya kan

2025-02-03

0

Nur Lizza

Nur Lizza

kasihan rania.

2021-10-09

0

Dirah Guak Kui

Dirah Guak Kui

apa ia ya mereka saudara lain ibu tapi ayah yg sama, sedarah kok bisa nikah?

2020-08-17

1

lihat semua
Episodes
1 Keluarga Kuncoro
2 Impian Risa
3 Hadiah Kecil
4 Program Kehamilan
5 Ngidam
6 Silvia Kuncoro
7 Dua Garis Merah
8 Tamu Tak Terduga
9 Bersembunyi
10 Harapan Silvia
11 Menemukan Jejak
12 Tragedi Malam Itu
13 Kehilangan
14 Sebuah Kerelaan
15 Arti Nama
16 Kepergian Risa
17 Air Mata Terpendam
18 Ada Untukmu
19 Cerita dari Hati
20 Memberanikan Diri
21 Tidak Ingin Diketahui Identitas
22 Berharap Tidak Bertemu Lagi
23 Penyelamat Hidup
24 Ini Semua Demi Kamu
25 Kesempatan Kedua
26 Sebuah Bingkai Masa Lalu
27 Perasaan Terpendam
28 Kenangan Manis (1)
29 Kenangan Manis (2)
30 Kenangan Manis (3)
31 Rahasia Hati
32 Hubungan Terlarang
33 Menahan Perasaan
34 Kebersamaan singkat
35 Pertemuan tidak terduga
36 Maaf, Aku tidak bisa
37 Ingin Membalas Kebaikan
38 Cahaya di Gelapnya Malam
39 Egois
40 Datang untuk Pergi
41 Jika Itu yang Terbaik
42 Pesta Kelulusan
43 Hari Keberangkatan
44 Maafkan Ayah, Nak
45 Mabuk-Mabukkan
46 Putus Cinta
47 Visual (kepoin yuk )
48 Visual Diorama Cinta (RaniAnggara)
49 Demi Kebaikan Bersama
50 Kerinduan Ini
51 Kembali Pulang
52 Memulai Lembaran Baru
53 Bertemu Kembali
54 Jangan Bersedih, Ayah
55 Panggilan Kerja
56 Pekerjaan Baru
57 KOLOM AUTHOR
58 Beradaptasi
59 Dia Siapa?
60 Kejelasan Hubungan
61 Antara Dia dan Aku
62 Pernyataan
63 Apapun Tentangmu
64 Janjian
65 Pulang Bareng
66 Kesalahpahaman Masa Lalu
67 Musuh Lama
68 Mengutarakan Keinginan
69 Gosip Baru
70 Kencan Buta
71 Kesepakatan
72 Pacar Bohongan
73 Dia Siapa
74 Tampil Mesra
75 Aduan
76 Sadar Diri
77 Keguguran
78 Lamaran
79 Target Utama
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Keluarga Kuncoro
2
Impian Risa
3
Hadiah Kecil
4
Program Kehamilan
5
Ngidam
6
Silvia Kuncoro
7
Dua Garis Merah
8
Tamu Tak Terduga
9
Bersembunyi
10
Harapan Silvia
11
Menemukan Jejak
12
Tragedi Malam Itu
13
Kehilangan
14
Sebuah Kerelaan
15
Arti Nama
16
Kepergian Risa
17
Air Mata Terpendam
18
Ada Untukmu
19
Cerita dari Hati
20
Memberanikan Diri
21
Tidak Ingin Diketahui Identitas
22
Berharap Tidak Bertemu Lagi
23
Penyelamat Hidup
24
Ini Semua Demi Kamu
25
Kesempatan Kedua
26
Sebuah Bingkai Masa Lalu
27
Perasaan Terpendam
28
Kenangan Manis (1)
29
Kenangan Manis (2)
30
Kenangan Manis (3)
31
Rahasia Hati
32
Hubungan Terlarang
33
Menahan Perasaan
34
Kebersamaan singkat
35
Pertemuan tidak terduga
36
Maaf, Aku tidak bisa
37
Ingin Membalas Kebaikan
38
Cahaya di Gelapnya Malam
39
Egois
40
Datang untuk Pergi
41
Jika Itu yang Terbaik
42
Pesta Kelulusan
43
Hari Keberangkatan
44
Maafkan Ayah, Nak
45
Mabuk-Mabukkan
46
Putus Cinta
47
Visual (kepoin yuk )
48
Visual Diorama Cinta (RaniAnggara)
49
Demi Kebaikan Bersama
50
Kerinduan Ini
51
Kembali Pulang
52
Memulai Lembaran Baru
53
Bertemu Kembali
54
Jangan Bersedih, Ayah
55
Panggilan Kerja
56
Pekerjaan Baru
57
KOLOM AUTHOR
58
Beradaptasi
59
Dia Siapa?
60
Kejelasan Hubungan
61
Antara Dia dan Aku
62
Pernyataan
63
Apapun Tentangmu
64
Janjian
65
Pulang Bareng
66
Kesalahpahaman Masa Lalu
67
Musuh Lama
68
Mengutarakan Keinginan
69
Gosip Baru
70
Kencan Buta
71
Kesepakatan
72
Pacar Bohongan
73
Dia Siapa
74
Tampil Mesra
75
Aduan
76
Sadar Diri
77
Keguguran
78
Lamaran
79
Target Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!