Kehamilan Risa sudah memasuki bulan kelima. Risa yang awalnya susah untuk makan, kini setelah melewati trisemester kedua menjadi suka sekali makan. Beberapa kali dia kepengin sesuatu untuk dimakan.
Bahkan tidak jarang Ranu Kuncoro harus bepergian dimalam hari karena sang istri menginginkan sesuatu makanan. Tetapi Ranu Kuncoro tidak pernah mengeluh. Dia menjalani itu semua dengan bahagia. Karena selama ini dia selalu membayangkan dirinya dalam posisi seperti ini. Jadi ketika dia mengalami sendiri masa-masa sang istri merasa ngidam. Dia akan segera memenuhi keinginan sang istri tersebut.
"Sayang, makan pelan-pelan saja, masih panas,"ujar Ranu Kuncoro kepada sang istri yang sedang asyik melahap terang bulan manis kacang susunya itu.
Jam sepuluh malam Risa mengatakan bahwa dia ingin memakan terang bulan susu yang biasanya menjadi langganan mereka. Jadilah sudah Ranu harus keluar untuk membelikan sang istri makanan itu.
Untung saja terang bulannya masih ada kalau saja kehabisan bisa tidak bisa tidur semalaman itu nanti Risa karena memikirkan makanan yang tidak dia dapatkan.
"Ini, mas, ikut makan juga ya, aku tidak mungkin habis semuanya,"ujar Risa kepada sang suami. Dia juga sebenarnya merasa kasihan melihat pengorbanan sang suami yang sudah mendapatkan makanan untuknya. Namun, keinginan untuk makan makanan itu sudah tidak tertahankan. Jadilah sudah dia meminta sang suami untuk membelikan dirinya apa yang dia inginkan.
"Kamu makan saja dulu, sayang. Aku nanti saja setelah kamu selesai makan,"ujar Ranu sambil memperhatikan sang istri yang tampak menikmati makanan yang dia makan.
Begitulah keseharian pasangan Ranu dan Risa Kuncoro ketika Risa sedang hamil anak pertama mereka. Setiap hari ada saja yang diminta oleh Risa. Dan sebagai suami yang siaga Ranu sudah bersiap-siap jika sewaktu-waktu Risa menginginkan sesuatu untuk dia makan.
Suatu pagi terdengar suara telepon rumah berdering. Pagi itu Risa sudah bangun tidur, dia sedang membantu bibi yang memasak di dapur. Sedangkan Ranu Kuncoro masih berada di dalam kamar untuk bersiap-siap ke kantor.
Risa menghampiri tempat telepon rumah itu berada. Dia mengangkat gagang telepon rumahnya.
"Dengan kediaman keluarga Kuncoro, ada yang bisa dibantu,"ucap Risa setiap kali ada telepon ke rumah.
"Mbak Risa...mbak Defa..."suara itu adalah suara yang tidak asing lagi bagi seorang Risa Subroto.
"Dek Zahra, kamu kenapa? Kamu kok terdengar menangis, ada apa dengan mbak Defa?"suara Risa menjadi terdengar panik setelah mendengar bahwa adiknya yang sedang menelepon dirinya terdengar sedang menangis di sana. Ranu yang mendengar suara sang istri segera bergegas mencari keberadaan Risa.
"Ada apa dek Zahra?"ulang Risa karena tidak mendapatkan jawaban dari sang adik. Hanya suara isak tangis yang terdengar di sana.
"Mbak Defa meninggal dunia mbak...."ucapan Zahra seketika membuat Risa merasa lemas. Risa tidak sadar dia telah melepaskan gagang teleponnya. Ranu seketika memegang tubuh sang istri yang goyang dan hendak tumbang. Ranu memeluk tubuh Risa dan mengajaknya duduk di sofa terdekat.
"Bik, tolong ambilkan air minum,"teriak Ranu kepada pembantu rumah tangga mereka.
"Risa, apa yang terjadi, Risa!"ujar Ranu Kuncoro membuat Risa tersadar dari lamunannya. Tiba-tiba risa menangis histeris dan memeluk tubuh sang suami. Ranu begitu terkejut akan perubahan sikap Risa barusan. Dia segera memeluk balik tubuh sang istri. Dan berusaha bertanya apa yang sebenarnya sedang terjadi pada dirinya.
"Mas.... mbak Defa....mas...mbak Defa..."ucap Risa dengan tidak jelas membuat Ranu bingung apa yang terjadi dengan perempuan bernama Defa, kakak dari Risa tersebut.
"Kenapa memangnya dengan mbak Defa, sayang. Katakan yang jelas,"ujar Ranu Kuncoro.
"Mbak Defa meninggal dunia, mas..."ujar Risa lalu menangis kembali dalam pelukan sang suami.
"Innalilahi wainnailaihi rojiun..."ucap Ranu Kuncoro mendengar berita duka yang menimpa kakak kandung dari istrinya tersebut. Ranu Kuncoro tidak lagi bertanya apapun kepada diri sang istri. Dia tahu ini adalah berita berat buat istrinya. Defanya Subroto adalah anak sulung dari keluarga Subroto. Dia menikah dengan lelaki yang lebih tua darinya. Dan lelaki itu adalah seorang duda yang memiliki banyak anak. Defa hidup bergelimang harta namun tidak pernah bahagia. Suaminya sering bersikap kasar kepadanya. Suaminya memiliki kelainan seksual dan sering menjadikan diri Defa sebagai pelampiasan. Jika Defa melawan maka dia tidak segan-segan menyiksa diri Defa.
Herman Subroto tidak pernah memikirkan hal tersebut. Yang dia pikirkan hanyalah uang yang selalu di berikan oleh suami dari putri sulungnya. Memang suami Defa selalu mendukung apa yang mertuanya itu lakukan. Dan sebagai gantinya lelaki yang menjadi suami sang putri sulung berhak sepenuhnya atas diri sang istri, Defanya Subroto.
Ranu dan Risa tidak bisa menginjakkan kakinya di kediaman keluarga Subroto. Risa sudah dicap dan dikeluarkan dari nama keluarga Subroto karena nekat menikah dengan Ranu Kuncoro.
Risa hanya bisa melihat pemakaman sang kakak dari kejauhan. Risa tidak berhenti menangis melihat sang kakak tercinta dimakamkan di samping makam sang bunda.
Defanya meninggal karena mengalami pendarahan saat kehamilannya menginjak usia tujuh bulan. Defa dan janin dalam kandungannya tidak bisa diselamatkan. Mereka berdua meninggal di rumah sakit.
Risa melihat sang ayah dan juga adiknya, Zahratusifa berasa di tengah-tengah pemakaman sang kakak, Defanya Subroto. Risa menghapus air matanya yang terus menerus mengalir di pipinya. Sang suami, Ranu Kuncoro, meminta ijin hari itu tidak masuk kerja untuk menemani sang istri menuju ke tempat peristirahatan terakhir kakak pertamanya.
Risa teringat akan semua kenangannya selama ini dengan sang kakak, Defanya Subroto. Perempuan yang tegas dan baik hati itu selalu menolong Risa ketika Risa dalam kesulitan. Dia yang selalu mengirimi Risa uang untuk bertahan hidup ketika Risa nekat keluar dari zona nyaman nya di keluarga Subroto.
Defa membantu sang adik yang sedang berusaha melawan sikap otoriter sang ayah. Defa sendiri tidak mau Risa mengalami apa yang dia alami. Defa juga yang pertama kali mendukung saat Risa akan menikah dengan Ranu Kuncoro. Defa banyak menolong Risa dalam segi apapun. Defa berjuang untuk kebebasan diri sang adik bungsu, Zahratusifa. Dia membantu sang adik untuk bercerai dari suaminya yang suka bersikap seenak hatinya itu.
Defa berjuang keras untuk membantu adik-adik nya keluar dari siksaan hidup. Namun, dia tidak memikirkan dirinya sendiri dan membiarkan dirinya tersiksa demi kebahagiaan orang lain.
Beberapa pelayat sudah meninggalkan area pemakaman. Begitu juga keluarga besar Subroto juga sudah meninggalkan tempat tersebut.
Barulah Ranu dan Risa datang mendekat ke pemakaman Defanya Subroto ketika semua pelayat sudah pergi dari tempat itu. Risa terduduk di samping makam sang kakak. Risa menangis kembali di sana dan Ranu Kuncoro berusaha menenangkan diri Risa. Dan mengingatkan sang istri bahwa dia sedang hamil.
"Mbak, maaf, aku belum bisa berbuat apa-apa untuk mbak Defa yang sudah banyak berbuat baik untukku. Aku belum bisa membalas semua kebaikan mbak Defa selama ini untukku. Maafkan aku mbak...Maaf..."ujar Risa tidak bisa tertahankan kembali. Air matanya tumpah di pusara tempat peristirahatan terakhir sang kakak.
***
Iklan Author
Budayakan klik tombol like dan tuliskan komentar kalian sebanyak-banyaknya. Karena komentar kalian adalah penyemangat bagi author.
Terimakasih 😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nur Lizza
kasihn si defa😭😭
2021-10-08
0
_rus
Sudah aku beri 5 like 👍🏽👍🏽
Dan juga rate Thor ⭐⭐
Tetap semangat pokoknya 💪🏽💪🏽
Salam kenal dari "Sebuah Sebuah Kisah Cintaku" 😁
2021-02-06
0
Syumie Susanty
ayah ko gitu ya, cuma mentingin diri sendiri
2021-01-01
0