"Mas, tidak ada salahnya kan kita mencoba. Kita sudah berusaha selama ini dan cara ini adalah upaya kita untuk segera mendapatkan nya,"ujar Risa memberikan pendapatnya kepada sang suami, Ranu Kuncoro.
"Kamu yakin mau melakukan ini, sayang?"tanya Ranu kelas sang istri.
"Iya, mas, aku yakin, aku ingin melakukan ini semua demi kebahagiaan rumah tangga kita. Lagipula aku sudah sejak lama merindukan suara tangisan anak kita,"kata Risa dengan penuh harap. Ranu Kuncoro tidak sampai hati membuat sang istri bersedih.
"Baiklah, kita akan pergi ke dokter nanti,"ujar Ranu Kuncoro memberikan keputusan. Risa begitu gembira mendengarnya. Dia memeluk sang suami dengan penuh kebahagiaan.
"Terimakasih, suamiku,"ucap Risa dengan bahagia. Ranu juga ikut merasa bahagia melihat raut wajah sang istri.
"Demi kebahagiaanmu, aku akan melakukan apa saja, sayang,"kata Ranu.
Akhirnya mereka pun pergi ke dokter kandungan yang telah direkomendasikan oleh Maya Handoko. Mereka memeriksakan kondisi mereka dan menunggu hasil dari pemeriksaan dengan perasaan berdebar.
"Bapak, ibu, hasil pemeriksaan tidak menunjukkan hasil yang bagus. Saya akan memberikan beberapa vitamin untuk dikonsumsi. Tetap berusaha seperti biasa. Dan saya bukanlah sang Maha Pencipta. Tetaplah kita harus berpasrah kepada Sang Maha Kuasa agar segera diberikan amanah,"ujar sang dokter memberikan semangat dan juga dukungan kepada pasangan suami istri yang ada di depannya.
"Baik, dokter, terimakasih,"ujar Risa merasa lega karena tidak ada masalah dalam dirinya maupun diri sang suami. Dia merasa bersemangat dalam menjalani program kehamilan ini. Ranu Kuncoro menatap hangat ke arah sang istri. Dia memberikan dukungan penuh untuk sang istri menjalani program ini. Dia bahagia jika melihat sang istri juga bahagia.
Tiga bulan kemudian
Pagi itu Risa muntah-muntah di kamar mandi. Ranu Kuncoro tampak panik dan membantu sang istri membersihkan diri. Meskipun awalnya Risa tidak ingin sang suami mendekatinya karena dirinya bau muntahan. Tetapi Ranu Kuncoro tetap mendekat padanya dan membantu dirinya membersihkan diri.
Risa merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Ranu Kuncoro menyelimutinya kemudian pergi ke dapur untuk membuat secangkir teh hangat. Dia bergegas menemui istrinya yang terbaring di atas ranjang. Wajah Risa tampak sedikit pucat. Ranu begitu mengkhawatirkan sang istri.
"Kita pagi ini ke dokter ya, aku tidak bisa melihatmu seperti ini,"kata Ranu Kuncoro tampak cemas melihat kondisi istrinya.
"Jangan panik, sayang, aku ingin melakukan tes dulu pada diriku, bisa tolong ambilkan testpack di kotak obat,"kata Risa meminta tolong bantuan dari sang suami. Ranu menuruti saja apa yang menjadi permintaan Risa.
"Buat apa, sayang?"tanya Ranu setelah menyerahkan testpack kepada Risa.
"Kamu tenang saja, ya, feeling q sih mengatakan kita akan mendapatkan kabar gembira,"ujar Risa dengan wajah bahagianya. Ranu Kuncoro justru hanya terdiam melihat sang istri yang sedang masuk kembali ke dalam kamar mandi dengan membawa testpack tersebut.
Tak lama kemudian, Risa keluar dengan berlinang air mata. Ranu Kuncoro justru kembali bingung dengan apa yang terjadi dengan diri Risa. Dia buru-buru menghampiri sang istri dan memeluknya.
"Kenapa menangis sayang, ada apa?"tanya Ranu Kuncoro dengan panik.
"Apa yang terjadi di dalam, sayang?"tanya Rani kembali karena sang istri tidak segera merespon pertanyaan pertamanya.
"Aku menangis karena karena ini, sayang,"ujar sang istri sambil menyodorkan testpack barusan. Ranu mengambil testpack tersebut dan melihat tanda merah dua garis di benda tersebut.
"Apa maksudnya ini, sayang?"tanya Ranu Kuncoro kepada sang istri. Ranu sendiri tidak tahu apa maksud dari tanda-tanda itu.
"Aku hamil, mas,"kata Risa sambil menghapus bekas air mata di pipinya. Ranu hanya terdiam menatap diri Risa begitu dia mendengar apa yang Risa katakan.
"Ap...apa..kamu bilang?"tanya Ranu seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja Risa katakan.
"Aku hamil, mas. Aku hamil anak kita,"ulang Risa dengan penuh semangat. Ranu Kuncoro seketika lemas tubuhnya. Dia seakan tidak percaya dengan yang baru saja dia dengar. Istrinya benar-benar hamil sekarang. Dan dia akan menjadi seorang ayah sebentar lagi.
"Mas..."panggil Risa karena Ranu hanya bengong melihat dirinya.
"Alhamdulillah, sayang, akhirnya kita akan memiliki seorang anak,"ucap Ranu yang sudah sadar lalu memeluk dan mencium sang istri dengan perasan bahagia. Risa juga sangat bahagia pagi itu karena dia akhirnya dipercaya untuk menjaga amanah yang selama ini telah dia tunggu kehadirannya.
*
Ranu Kuncoro mengantarkan sang istri ke dokter untuk memeriksakan diri dan juga kandungannya. Dokter Kandungan juga mengatakan bahwa Risa benar-benar hamil. Sang dokter juga bahagia karena program kehamilan yang dia berikan akhirnya berhasil kepada pasangan tersebut.
Ranu dan Risa sangat berbahagia dengan melihat hasil USG yang menunjukkan adanya kehidupan dalam rahim Risa mulai sekarang. Janin itu baru berusia 5 minggu. Dokter menyarankan agar Risa tidak terlalu banyak bekerja dan banyak beristirahat.
Ranu pun akhirnya mencari seorang pembantu rumah tangga dan juga sopir pribadi untuk membantu Risa jika ingin melakukan sesuatu. Dia tidak ingin istrinya yang sedang hamil itu bekerja terlalu lelah.
Ranu juga tidak membiarkan Risa terlalu capek. Sehabis pulang kerja, Ranu selalu melakukan apapun yang ingin Risa lakukan untuknya. Dia tidak mau Risa bergerak terlalu banyak di masa kehamilan mudanya.
Kabar kehamilan Risa pun juga didengar oleh Irwan dan Maya Handoko. Keduanya begitu senang akhirnya Ranu Kuncoro dan Risa bisa memperlengkap kebahagiaan dalam hidup mereka. Dengan kehadiran buah hati mereka nantinya akan membuat kehidupan rumah tangga keduanya semakin lengkap.
"Angga, sayang, ini hadiah buatmu,"ujar Risa sangat berkunjung ke kediaman keluarga Handoko. Risa Kuncoro datang menemui Maya Handoko karena ingin berterimakasih kepada wanita itu.
Berkat bantuan dari dia, maka Ranu dan Risa bisa segera mendapatkan seorang bayi yang kini sudah hampir empat bulan dalam kandungan Risa.
"Risa, jangan manjakan dia seperti itu,"ujar Maya melihat Risa selalu saja datang sambil membawakan hadiah mainan untuk Anggara, putra pertama Maya Handoko.
"Tidak, apa-apa mbak, Itu hadiah untuk calon menantuku, bukan begitu Angga, sayang,"ujar Risa sambil mencium gemas pipi Anggara yang tembam. Maya Handoko hanya tersenyum melihat kebahagiaan terpancar dari raut wajah Risa Kuncoro.
"Selamat untuk kehamilanmu, Risa,"ucap Maya dengan tulus sambil menggendong Anggi, anak keduanya.
"Semua juga karena bantuan dari Mbak Maya, akhirnya aku bisa hamil juga sekarang, Terimakasih mbak, aku tidak bisa membalas apa-apa untuk pertolongan mbak,"ujar Risa dengan sungguh-sungguh.
"Dibawakan roti kesukaanku saja sudah membuatku senang kok, ris,"ujar Maya sambil tersenyum.
"Mbak Maya ini bisa saja,"sahut Risa ikut tersenyum mendengar celetukan istri dari bos suaminya tersebut.
***
Iklan Author
Budayakan klik tombol like dan tuliskan komentar kalian sebanyak-banyaknya. Karena komentar kalian adalah penyemangat bagi author.
Terimakasih 😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nur Lizza
selamat ya mbak risa
2021-10-08
0
Syumie Susanty
selamat ya mba risa untuk kehamilannya
2021-01-01
0
Wati_esha
Akhirnya .... hamil juga. 💕💕💕
2020-06-18
3