"Selamat bapak ibu, janin dalam kandungan ibu berjenis kelamin perempuan,"ujar sang dokter kandungan setelah melihat hasil USG dari kandungan Risa.
Risa tampak bahagia mendengar apa yang dikatakan oleh sang dokter. Dia memegang jemari tangan sang suami karena bahagia mendengar apa yang baru saja didengarnya.
"Ini adalah resep obat beberapa vitamin untuk ibu, ya,"ujar sang dokter menyerahkan resep obatnya kepada asisten perawat yang ada di sampingnya.
"Jangan lupa asupan makanan yang bergizi untuk sang bayi agar pertumbuhannya semakin sehat dan baik,"pesan dokter kandungan.
"Baik, dokter, terimakasih banyak,"ujar Risa kepada sang dokter kandungan.
Risa berjalan sambil menggamit lengan sang suami, Ranu Kuncoro, yang ikut mengantarkannya memeriksakan kandungannya ke dokter kandungan.
"Kita menebus obat dulu di apotik ya, sayang,"ujar Ranu kepada sang istri. Risa hanya mengangguk menyetujui perkataan suaminya.
Usia kandungan Risa sudah menginjak enam bulan. Dan selama mengandung itu suasana hati Risa selalu bahagia karena dia sudah membayangkan akan bersama dengan sang buah hati. Keluarga mereka akan penuh tawa nantinya ketika keturunan mereka lahir ke dunia.
"Sayang, kamu melamun?"tanya Ranu Kuncoro karena melihat sang istri tersenyum sendiri sewaktu dia tinggal mengantikan resep obat yang baru saja diberikan dokter tadi.
"Ah, aku hanya membayangkan kalau anak kita sudah lahir nanti, mas. Pasti keluarga kita akan semakin bahagia,"ujar Risa dengan senyum manisnya ke arah sang suami. Ranu Kuncoro hanya membalas perkataan sang istri dengan pelukan hangatnya.
"Tentu saja, dia akan secantik bundanya dan semanis ayahnya,"ujar Ranu Kuncoro menggoda sang istri.
"Kamu ini, mas,"ujar Risa merona karena godaan sang suami kepadanya.
Ranu dan Risa Kuncoro makam bersama di sebuah restoran mewah karena Ranu sudah pernah berjanji kepada Risa jika dia gajian bulan ini maka dia akan mentraktir Risa makan masakan yang lezat. Dan sekarang janji itu baru bisa dipenuhi oleh Ranu. Dia begitu senang bisa menyenangkan diri sang istri.
Setelah makan dan juga jalan-jalan sebentar ke mall untuk membelikan sang istri beberapa baju ibu hamil. Kini mereka berdua telah sampai di rumah sederhana mereka. Tetapi Risa melihat seseorang berdiri di depan pintu pagar rumah mereka.
"Mas, ada seseorang berdiri di depan pagar,"ujar Risa kepada sang suami, Ranu Kuncoro.
"Siapa ya?"ujar Ranu Kuncoro penasaran karena jarak pandang mereka masih jauh saat itu. Ranu segera melajukan mobilnya sehingga segera sampai di rumah.
"Bukankah itu, Silvia,"ujar Risa yang sudah melihat dengan jelas siapa sosok yang berdiri di depan pintu pagar rumah mereka.
Ranu Kuncoro hanya terdiam mendengar sebuah nama yang disebutkan oleh sang istri. Ranu sudah merasa tidak enak dengan kehadiran adik tirinya tersebut. Entah masalah apa yang sudah dia lakukan sehingga kini dia berada di depan rumahnya seperti itu.
"Silvia,"tegur Risa saat sudah turun dari mobil.
"Mbak Risa,"ujar Silvia sambil mendekati Risa. Dengan raut wajah yang tampak lelah, Silvia memegang kedua tangan Risa dan tampak begitu bahagia.
"Mbak Risa hamil?"tanya Silvia tidak menyangka bahwa sang kakak ipar akhirnya hamil juga.
"Iya, dan kamu juga apakah kamu hamil, sil?"tanya Risa juga terkejut melihat bentuk badan Silvia yang lebih gemuk dan perutnya yang membesar itu meyakinkan Risa bahwa kini mereka berdua sedang sama-sama berbadan dua.
"Iya, mbak, aku juga sedang hamil,"jawaban Silvia membuat Risa terperangah pasalnya dia tidak pernah mendengar tentang pernikahan Silvia. Dan sekarang tahu-tahu Silvia juga tengah hamil sepetinya usia kandungan Silvia sama dengan usia kandungan nya.
"Kita bicara di dalam,"ujar Ranu dengan raut wajah yang datar setelah mendengar apa yang baru saja istri dan adik tirinya bicarakan barusan.
"Ayo, sil, masuk ke dalam,"ajak Risa menggandengkan tangan Silvia untuk masuk ke dalam rumahnya.
Risa hanya menyediakan teh manis hangat dan dua kotak kue kering di hadapan sang adik ipar. Suasana di ruangan itu tampak menegangkan karena sedari tadi Risa belum juga mendengar percakapan diantara keduanya. Risa tahu bahwa sang suami kurang suka akan sang adik tiri.
"Ini, sil, minumlah dulu,"ujar Risa kepada silvia yang sedari tadi hanya diam menunduk.
"Terimakasih mbak Risa,"jawab Silvia dengan kalem.
"Jadi kamu kapan menikah? Kenapa kami tidak kamu undang, sil?"tanya Risa karena dia tahu suaminya tidak mau bertanya apa-apa sedari tadi.
"Sebenarnya aku hanya menikah siri dulu mbak. Kami belum mendaftarkannya secara negara mbak,"jawab Silvia dengan takut-takut. Risa hanya mengangguk mengerti. Dia tahu bagaimana kehidupan Silvia selama ini dari perkataan sang suami. Tetapi sebenarnya Risa kasihan juga dengan perjalanan hidup Silvia. Masih enak juga Ranu yang diasuh oleh keluarga dari ibunya. Meskipun Silvia diasuh oleh ibu kandungnya tetapi hidup Silvia di keluarga yang seperti itu tentu saja tidak mudah baginya.
"Lalu kamu malam-malam kemari, ada apa, sil?"tanya Risa kembali.
"Anu...mbak... sebenarnya aku ingin meminta ijin untuk tinggal disini sementara waktu..."
"Tidak, kamu tidak bisa tinggal di sini,"potong Ranu Kuncoro kepada Silvia. Dia tidak membutuhkan Silvia, adik tirinya, itu untuk menyelesaikan ucapannya.
"Mas, biarkan Silvia menjelaskan dulu,"ujar Risa merasa kasihan dengan kondisi sang adik ipar yang sedang hamil tersebut.
"Dia menikah saja tidak jelas. Sekarang datang ke sini dalam kondisi hamil dan mau tinggal di sini. Aku tidak mau ada permasalahan di kemudian hari dengannya ataupun lelaki yang menghamilinya,"ujar Ranu lalu seketika dia pergi meninggalkan Risa dan juga Silvia, adik tirinya.
Silvia menatap sang kakak dengan perasaan sedih. Dia tahu keluarga sang kakak sangat tidak menyukainya. Dia juga tahu mereka berdua sejak dulu selalu dijauhkan dan tidak diperbolehkan bertemu. Hanya dalam acara tertentu saja mereka bisa bertemu namun itupun tidak seakrab layaknya saudara.
"Sil, kamu tunggu di sini dulu ya, biar aku yang bicara dengan mas Ranu,"ujar Risa menenangkan hati sang adik ipar. Silvia mengangguk mengerti kepada Risa.
Risa berdiri dan berjalan ke kamar tidurnya. Dia mendekati Ranu yang sedang duduk di tepi ranjang mereka. Risa memegang tangan sang suami dan ikutan duduk di tepi ranjang.
"Aku tidak akan mengubah keputusanku jika itu yang kamu ingin aku lakukan,"putus Ranu dengan tegas. Risa menghela napas panjang.
"Baiklah, kalau itu jawaban kamu mas, aku akan pergi juga Silvia dari rumah ini,"ujar Risa sambil beranjak berdiri.
"Tunggu!"ujar Ranu menahan tangan sang istri.
"Apa maumu, ris? Kenapa kamu membela dia. Kita saja tidak jelas dengan kehidupannya. Kenapa kamu mau saja menampung dia? Biarlah dia kembali ke tempat asalnya, dia bisa bertahan hidup sendiri,"ujar Ranu memprotes sang istri.
"Mas, dimana hati nuranimu. Dia itu bagaimanapun adalah adik tirimu. Masih saudaramu sendiri. Tetapi kamu justru bersikap seperti ini kepadanya. Kamu sungguh keterlaluan mas. Apalagi dia sedang hamil, pikirkan itu mas. Jangan menuruti egomu semata. Bagaimana jika hal ini terjadi kepada istrimu? Aku diusir oleh saudaraku dalam kondisi hamil. Kamu tega ya melihat dia berada di jalanan setelah kamu usir? Iya!"ujar Risa tidak senang dengan apa yang dilakukan sang suami kepada adik tirinya.
Ranu Kuncoro hanya terdiam saja tidak memberikan tanggapan apa-apa kepada sang istri.
"Aku minta beri dia kesempatan. Biarlah dia tinggal sampai dia melahirkan. Aku juga tidak akan sendirian kalau ada dia di sini. Aku bisa memiliki seorang teman. Aku mohon terima dia mas, kasihan dia,"kata Risa mencoba membujuk sang suami. Ranu Kuncoro sungguh tidak bisa berpaling dengan wanita lainnya karena kebaikan hati yang dimiliki oleh sang istri. Dia begitu peduli dengan orang lain sampai seperti ini. Ranu Kuncoro menarik napas panjang sebelum memberikan keputusannya.
"Baiklah, seperti apa yang kamu mau saja,"jawab Ranu Kuncoro pada akhirnya. Risa tersenyum bahagia mendengar keputusan sang suami. Risa segera memeluk sang suami saking gembiranya dia.
"Terimakasih suamiku. Kamu yang terbaik di dunia ini,"ujar Risa dengan bahagia.
***
Iklan Author
Budayakan klik tombol like dan tuliskan komentar kalian sebanyak-banyaknya. Karena komentar kalian adalah penyemangat bagi author.
Terimakasih 😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nur Lizza
pasti silvia di usir sm suami defa
2021-10-08
0
Lee Jung So
lanjuttt
2020-09-21
0
Milarsih Milarsih
semangat ya
2020-07-23
1