Harapan Silvia

"Sil, kamu sedang melamun ya?"tanya Risa sambil menyentuh bahu adik iparnya yang sedari tadi duduk di belakang rumah mereka yang memiliki sebuah taman kecil hasil karya dari Risa Kuncoro. Silvia tersenyum melihat wajah sang kakak ipar yang sudah berada di sampingnya.

"Eh, mbak Risa, tidak mbak, aku hanya sedang asyik duduk di sini, udaranya cukup sejuk dan itu membuat aku merasa nyaman berlama-lama duduk di sini,"ujar Silvia memberikan alasan.

Sebenarnya itu hanya sebuah alasan saja untuk menutupi kesedihan hati Silvia. Dia sungguh menyesal menuruti perkataan temannya untuk mengandung benih dari lelaki kaya raya itu. Kalau tahu akan seperti ini jadinya. Mungkin Silvia akan lebih memilih menjadi simpanannya saja dan mencari lelaki kaya lainnya yang membutuhkan pelayanannya. Namun, apa daya, nasi telah menjadi bubur.

"Ya, kamu benar, di sini memang sejuk, aku juga suka berlama-lama duduk di sini. Tetapi aku lihat kamu tampak sedih. Apa kamu memikirkan ayah dari anak kamu ini?"tanya Risa berhati-hati karena takut melukai perasaan adik iparnya.

"Mbak Risa bisa menebak hati orang ya?"ujar Silvia mencoba berkelakar dan Risa hanya tersenyum menanggapi ucapan Silvia tersebut.

"Apakah dia memintamu untuk kembali?"tanya Risa ingin tahu apa permasalahan dari sang adik ipar. Tetapi Silvia justru menggelengkan kepalanya.

"Bayi dalam kandunganku ini tidak diinginkan olehnya, mbak,"jawab Silvia dengan raut wajah yang sedih. Risa tampak terkejut dengan jawaban dari Silvia.

"Kenapa bisa begitu?"tanya Risa seketika. Risa sungguh tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak bertanya alasan suami Silvia tidak menginginkan bayinya sendiri.

"Aku hanya dijadikan pemuas nafsunya saja, mbak. Dia hanya suka dengan tubuhku tetapi tidak ingin sampai menghasilkan anak dari hubungan kami,"jelas Silvia sambil menundukkan kepalanya.

"Astaga..."ujar Risa sambil terperangah terkejut mendengar hubungan seperti yang dialami oleh Silvia. Bagaimana sang adik ipar bisa mau menjalani hubungan seperti itu.

"Mbak Risa tahu bukan, meskipun aku dan mas Ranu adalah saudara tetapi kami dibesarkan dilingkungan yang berbeda sejak ayah kami meninggal. Keluarga mas Ranu tidak mau menerimaku dan mengirimkanku kembali kepada ibu kandungku. Kehidupanku bersama ibu tidak sebaik kehidupan yang dijalani oleh mas Ranu dengan keluarga dari ibu kandungnya,"ujar Silvia sambil meneteskan air mata karena mengenang masa lalunya yang begitu suram.

Memang benar kenyataannya kehidupan Ranu Kuncoro jauh lebih baik dibandingkan dengan dirinya sendiri. Risa sendiri juga sudah pernah mendengar cerita itu dari suaminya. Risa mengambilkan sekotak tisu untuk Silvia. Risa hanya diam saja, dia tidak mau memotong cerita dari sang adik ipar. Risa juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diri Silvia Kuncoro.

"Aku mengenalnya dua tahun yang lalu. Dia memintaku menjadi wanitanya. Dia ingin aku memberikan kehangatan padanya setiap kali dia membutuhkanku. Aku menerima permintaan dia karena aku juga butuh uang untuk bertahan hidup. Tetapi lama-kelamaan aku menjadi nyaman bersama dengannya. Entah sejak kapan perasaan itu muncul. Aku menjadi tidak bisa jauh darinya dan ingin selalu bersamanya. Meskipun bagi dia aku tidak lebih dari pemuas nafsunya saja. Aku hanyalah boneka elampiasan dirinya untuk berimajinasi nakal setiap malamnya. Dan aku hanya objek yang bisa dia jadikan apapun sesuai dengan hasrat yang dia inginkan. Aku melayaninya dengan sepenuh hatiku. Dan ketika dia ingin hubungan kita selesai. Aku tidak bisa mengakhiri itu semua, mbak. Aku ingin terus disayangi dan dipuja olehnya,"kata Silvia berterus terang.

"Jadi dia tidak tahu kalau kamu sedang hamil anaknya?"tanya Risa.

"Awalnya dia tidak tahu, mbak. Tetapi sekarang dia sudah tahu dan dia tidak menginginkan anak ini terlahir di dunia,"ucap Silvia sambil menahan isakan dari tangisannya.

Risa bisa mengerti jalan cerita dari Silvia. Semua yang dilakukan Silvia karena sedari kecil dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari siapapun. Ayah yang mencintainya justru telah meninggal saat dia masih kecil. Hal itu menjadikan sosok Silvia yang haus akan kasih sayang.

"Itulah sebabnya kamu sampai lari ke sini?"tanya Risa setelah mengerti akan jalan cerita dari Silvia.

"Iya, mbak, aku mohon jangan katakan hal ini kepada mas Ranu. Aku pasti akan diusir olehnya jika dia tahu apa yang terjadi padaku. Lagipula aku juga akan pergi mbak, jika aku sudah melahirkan anak ini. Bagaimanapun anak ini tidak berdosa. Aku tidak bisa menggugurkannya,"ujar Silvia masih dengan isak tangisnya.

"Kamu benar tidak melakukan hal bodoh dengan tetap mempertahankan janin dalam rahimmu itu, sil. Dia tidak bersalah, kami justru akan merasa sangat bersalah jika kamu membunuhnya lebih awal,"kata Risa mendukung apa yang menjadi pemikiran dari Silvia.

"Terimakasih, mbak, sudah mau membantuku dan menampungku di sini,"ujar Silvia sambil menggenggam erat tangan Risa. Kakak iparnya itu selalu saja bersikap baik kepadanya sejak awal mereka bertemu sampai sekarang. Pantas saja sang kakak, Ranu Kuncoro benar-benar jatuh hati akan Risa karena dia adalah perempuan yang sungguh baik hati.

"Tidak masalah, hanya ini yang bisa aku lakukan. Semoga anak-anak kita nanti bisa menjadi saudara yang saling menjaga dan melindungi,"kata Risa sambil menepuk punggung tangan Silvia.

"Iya, mbak, semoga saja,"ucap Silvia dengan raut wajah gembira. Dia akhirnya bisa menemukan sosok seorang kakak dalam diri Risa.

"Oya, kapan kamu terakhir kali periksa ke dokter? Aku ada jadwal besok ke dokter, bagaimana kalau kita bersama-sama periksa ke dokter kandungan tempat aku biasanya periksa,"ajak Risa karena dia juga melihat bahwa kandungan Silvia sudah membesar.

"Bolehkah mbak? Aku tidak mau nanti mas Ranu merasa tidak nyaman jika ada aku,"kata Silvia merasa tidak enak mendengar permintaan Risa.

"Nanti biar aku yang bicara dengan mas Ranu ya, kamu tenang saja,"jawab Risa menenangkan hati Silvia.

"Terimakasih banyak, mbak,"jawab Silvia. Memang sudah hampir dua bulan dia tidak memeriksakan kandungannya karena Silvia selalu berpindah-pindah tempat persembunyian.

Sepanjang sore itu Risa dan Silvia duduk bercengkrama sambil menikmati teh hangat dan sekotak kue kering yang selalu Risa beli di toko kue langganannya. Silvia merasa nyaman tinggal di rumah kakak tirinya karena ada Risa, kakak iparnya, yang menemaninya dan selalu menjadi pendengar yang baik untuknya.

Terimakasih mbak Risa, aku bisa menemukan sosok saudara perempuan darimu. Semoga anak-anak kita nantinya akan bisa menjadi seakrab kita sekarang.

**

"Saya tahu dimana persembunyian dia, tuan,"lapor salah seorang anak buah dari pengusaha kaya raya yang pernah menjadikan Silvia sebagai wanitanya.

"Ikuti terus kemanapun dia pergi, dan laporkan perkembangan nya kepadaku,"jawab pengusaha kaya raya itu.

"Baik, tuan,"jawab anak buahnya dan sambungan teleponpun terputus.

"Akhirnya aku menemukanmu, Silvia. Kamu harus membayar apa yang telah kamu lakukan padaku,"ujarnya dengan senyum menyeringai.

***

Iklan Author

Budayakan klik tombol like dan tuliskan komentar kalian sebanyak-banyaknya. Karena komentar kalian adalah penyemangat bagi author.

Terimakasih 😄

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

kasihan silvia

2021-10-08

0

zoeyva

zoeyva

aku udah kasih like dan klik fav karyamu yang bagus 😻
mampir kekaryaku juga ya yg berjudul "sama namun berbeda" terimakasih 😸

2020-10-13

1

Lee Jung So

Lee Jung So

love ❤❤❤

2020-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Keluarga Kuncoro
2 Impian Risa
3 Hadiah Kecil
4 Program Kehamilan
5 Ngidam
6 Silvia Kuncoro
7 Dua Garis Merah
8 Tamu Tak Terduga
9 Bersembunyi
10 Harapan Silvia
11 Menemukan Jejak
12 Tragedi Malam Itu
13 Kehilangan
14 Sebuah Kerelaan
15 Arti Nama
16 Kepergian Risa
17 Air Mata Terpendam
18 Ada Untukmu
19 Cerita dari Hati
20 Memberanikan Diri
21 Tidak Ingin Diketahui Identitas
22 Berharap Tidak Bertemu Lagi
23 Penyelamat Hidup
24 Ini Semua Demi Kamu
25 Kesempatan Kedua
26 Sebuah Bingkai Masa Lalu
27 Perasaan Terpendam
28 Kenangan Manis (1)
29 Kenangan Manis (2)
30 Kenangan Manis (3)
31 Rahasia Hati
32 Hubungan Terlarang
33 Menahan Perasaan
34 Kebersamaan singkat
35 Pertemuan tidak terduga
36 Maaf, Aku tidak bisa
37 Ingin Membalas Kebaikan
38 Cahaya di Gelapnya Malam
39 Egois
40 Datang untuk Pergi
41 Jika Itu yang Terbaik
42 Pesta Kelulusan
43 Hari Keberangkatan
44 Maafkan Ayah, Nak
45 Mabuk-Mabukkan
46 Putus Cinta
47 Visual (kepoin yuk )
48 Visual Diorama Cinta (RaniAnggara)
49 Demi Kebaikan Bersama
50 Kerinduan Ini
51 Kembali Pulang
52 Memulai Lembaran Baru
53 Bertemu Kembali
54 Jangan Bersedih, Ayah
55 Panggilan Kerja
56 Pekerjaan Baru
57 KOLOM AUTHOR
58 Beradaptasi
59 Dia Siapa?
60 Kejelasan Hubungan
61 Antara Dia dan Aku
62 Pernyataan
63 Apapun Tentangmu
64 Janjian
65 Pulang Bareng
66 Kesalahpahaman Masa Lalu
67 Musuh Lama
68 Mengutarakan Keinginan
69 Gosip Baru
70 Kencan Buta
71 Kesepakatan
72 Pacar Bohongan
73 Dia Siapa
74 Tampil Mesra
75 Aduan
76 Sadar Diri
77 Keguguran
78 Lamaran
79 Target Utama
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Keluarga Kuncoro
2
Impian Risa
3
Hadiah Kecil
4
Program Kehamilan
5
Ngidam
6
Silvia Kuncoro
7
Dua Garis Merah
8
Tamu Tak Terduga
9
Bersembunyi
10
Harapan Silvia
11
Menemukan Jejak
12
Tragedi Malam Itu
13
Kehilangan
14
Sebuah Kerelaan
15
Arti Nama
16
Kepergian Risa
17
Air Mata Terpendam
18
Ada Untukmu
19
Cerita dari Hati
20
Memberanikan Diri
21
Tidak Ingin Diketahui Identitas
22
Berharap Tidak Bertemu Lagi
23
Penyelamat Hidup
24
Ini Semua Demi Kamu
25
Kesempatan Kedua
26
Sebuah Bingkai Masa Lalu
27
Perasaan Terpendam
28
Kenangan Manis (1)
29
Kenangan Manis (2)
30
Kenangan Manis (3)
31
Rahasia Hati
32
Hubungan Terlarang
33
Menahan Perasaan
34
Kebersamaan singkat
35
Pertemuan tidak terduga
36
Maaf, Aku tidak bisa
37
Ingin Membalas Kebaikan
38
Cahaya di Gelapnya Malam
39
Egois
40
Datang untuk Pergi
41
Jika Itu yang Terbaik
42
Pesta Kelulusan
43
Hari Keberangkatan
44
Maafkan Ayah, Nak
45
Mabuk-Mabukkan
46
Putus Cinta
47
Visual (kepoin yuk )
48
Visual Diorama Cinta (RaniAnggara)
49
Demi Kebaikan Bersama
50
Kerinduan Ini
51
Kembali Pulang
52
Memulai Lembaran Baru
53
Bertemu Kembali
54
Jangan Bersedih, Ayah
55
Panggilan Kerja
56
Pekerjaan Baru
57
KOLOM AUTHOR
58
Beradaptasi
59
Dia Siapa?
60
Kejelasan Hubungan
61
Antara Dia dan Aku
62
Pernyataan
63
Apapun Tentangmu
64
Janjian
65
Pulang Bareng
66
Kesalahpahaman Masa Lalu
67
Musuh Lama
68
Mengutarakan Keinginan
69
Gosip Baru
70
Kencan Buta
71
Kesepakatan
72
Pacar Bohongan
73
Dia Siapa
74
Tampil Mesra
75
Aduan
76
Sadar Diri
77
Keguguran
78
Lamaran
79
Target Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!