Namora

Namora

Bab permulaan

Kasih Ibu, kepada Beta.

Tak terhingga sepanjang masa.

Hanya memberi, tak harap kembali.

Bagai sang Surya menyinari dunia.

Sudah menjadi kebiasaan bagi siswa sekolah dasar kampung baru, ketika akan mengakhiri mata pelajaran dan menutup pembelajaran hari ini. Ketika para murid akan meninggalkan kelas untuk kembali ke rumah masing-masing, mereka akan menutupnya dengan menyanyikan lagu. Mau itu lagu kebangsaan, atau lagu yang biasa dinyanyikan di sekolah-sekolah dasar. Barulah setelah itu mereka akan menyalami sang wali kelas, sebelum berebut keluar meninggalkan ruang kelas tempat mereka belajar.

"Horeeeeee.... Pulang...!" Kata para murid bersorak dengan riang sembari berdesakan untuk menyalami tangan guru, sebelum menghambur keluar meninggalkan kelas.

Hal itu juga tidak terkecuali bagi seorang anak lelaki berhidung mancung, berambut sedikit pirang dan belah tengah. Dari bibirnya yang mungil terulas senyum mengembang walaupun ada sorot tekanan pada tatapan matanya.

"Minggir kau anak narapidana!" Kata salah seorang siswa lelaki sembari menarik kerah baju anak tadi yang membuat senyuman di bibir mungilnya itu serta-merta pudar.

Anak itu meringis dan mencoba untuk berusaha bangun. Namun, sebelum dia bangun dari jatuhnya tadi, satu kaki telah menginjak tangannya yang membuat anak itu mengaduh kesakitan.

Siapa sebenarnya anak yang malang ini?

Namanya adalah Namora Habonaran. Pindahan dari kota Kemuning.

Ibunya bernama Mirna. Sedangkan ayahnya bernama Tigor yang saat ini menjadi tahanan di pusat tahanan kota Batu.

Semenjak nenek dan kakek dari sang ibu meninggal dunia, mereka akhirnya pindah ke kampung baru yang masih berada dalam kawasan kabupaten Kota Batu. Mereka pindah bukan karena tidak memiliki rumah di kota Kemuning. Rumah mereka besar di sana. Bahkan, tidak ada satupun dari masyarakat di kampung baru ini yang memiliki rumah sebesar punya mereka yang berada di kota Kemuning. Akan tetapi, semuanya mereka tinggalkan karena di sana Namora juga selalu mendapat hinaan dari teman-teman yang sebaya dengannya dengan sebutan, Anak narapidana. Oleh karena itulah mereka meninggalkan kota Kemuning dan pindah ke kampung baru dengan harapan agar tidak ada lagi yang menghina putra satu-satunya itu.

Awalnya semuanya berjalan dengan baik-baik saja. Sampai pada suatu ketika ada murid pindahan dari kota Kemuning yang membocorkan kepada murid-muridnya lainnya bahwa ayah dari Namora ini adalah seorang penjahat yang ditangkap oleh polisi, kemudian dipenjarakan. Dari sinilah Namora mulai dijauhi, di-bully, bahkan dimusuhi oleh anak-anak sebaya dengannya di sekolah.

Namora terlihat meringis menahan sakit sambil mendongakkan kepalanya melihat ke arah orang yang menginjak tangannya tadi.

"Apa tengok-tengok? Ada hutang?" Tanya anak itu kepada Namora.

"Diaz. Kau menginjak tangan ku! Angkat kakimu ini!" Kata Namora yang masih meringis menahan rasa sakit.

Bukannya mengangkat kaki, anak bernama Diaz tadi malah mengangkat sebelah kakinya, sehingga seluruh bobot badannya tertumpu kepada sebelah kaki yang terinjak di tangan Namora.

"Sakit?" Tanya nya sembari mengejek.

Mata Namora mulai berair menahan antara rasa sakit, dan luapan kemarahan. Tapi dia tidak berani berbuat banyak. Karena, jika dia melawan, dirinya pasti akan menjadi bulan-bulanan yang lainnya.

Pernah sekali dia melakukan perlawanan, apa yang terjadi? Dia malah dikeroyok lebih dari sepuluh orang. Akibatnya, dia pulang dengan keadaan babak belur.

Berfikir sampai di situ, Namora hanya menahan rasa sakit yang dia rasakan sambil berharap agar Ibu guru melihat kejadian itu, lalu menegur Diaz.

Doa Namora akhirnya diijabah juga. Karena, kini satu suara bergema di ruangan kelas itu sambil meneriaki nama seseorang.

"Diaz! Apa yang kau lakukan?"

Diaz terkejut bukan main ketika sebutir kapur tulis melesat dan tepat mengenai keningnya.

"Maaf Bu. Diaz tidak sengaja!" Kata Diaz yang langsung mengangkat kakinya dari tangan Namora sambil mengusap keningnya yang terasa sakit akibat lemparan kapur tulis dari sang guru tadi.

"Jangan dikira ibu tidak memperhatikan kelakuan mu, Diaz! Dari tadi ibu perhatikan kalian membully Namora. Dia adalah sahabat kalian juga. Tidak ada beda antara kau dan Namora. Kalian berdiri sama tinggi, duduk pun sama rendah!" Tegas sang guru berusaha menasehati murid didiknya.

"Maafkan Diaz Bu!" Kata Diaz meminta maaf. Namun, sorot matanya seperti memberi peringatan kepada Namora bahwa dia harus berhati-hati di jalan. Karena, tidak mungkin Namora akan dilepaskan begitu saja. Apa lagi setelah dia mendapat lemparan kapur tulis dan teguran dari guru.

"Maafkan aku Namora!" Kata Diaz sambil membantu Namora untuk bangkit. Tapi itu bukanlah permintaan maaf yang tulus. Karena, ketika dia menunduk, dia pun membisikkan kata-kata ancaman ke telinga anak itu.

"Aku belum selesai dengan mu, Namora! Gara-gara kau, aku mendapat lemparan kapur tulis dari guru. Aku akan membuat perhitungan dengan mu nanti!" Ancam Diaz.

Setelah memberikan ancaman, Diaz berpura-pura tersenyum dan membantu membersihkan bagian belakang celana Namora.

"Jangan berdesak-desakkan keluar dari pintu!" Kata ibu guru memperingatkan. Namun, yang namanya anak-anak, hanya iya katanya. Tapi, tetap saja mereka saling berebut untuk mendahului keluar.

Ketika itu, Namora yang sudah merasa lapar, juga ingin buru-buru keluar. Tapi, sekali lagi dia mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Karena, ketika Namora menuju ke arah pintu, satu kaki telah menjegal langkahnya sehingga membuat Namora kembali terjatuh.

"Kau anak narapidana! Tempat mu di belakang. Jangan mencoba untuk setara dengan kami!"

"Iya benar. Kau tidak setara dengan kami!" Kata yang lain pula.

Namora segera beringsut dan kembali berdiri.

Dia terus berdiri sampai semua murid di kelas itu selesai keluar, barulah dia keluar meninggalkan ruangan kelas itu.

Sesampainya di luar, Namora pun mengangkat tas nya untuk melindungi diri dari sinar matahari, dan terus berjalan untuk kembali ke rumah yang hanya di huni oleh dirinya dan sang ibu.

Namora terus berjalan meninggalkan area sekolah dasar yang hanya dipagari oleh tanaman bambu China. Tapi, begitu dia tiba di luar, terlihat empat orang anak lelaki yang sebaya dengannya telah menunggu.

"Lama sekali kau keluar dari kelas. Apa kau takut?" Tanya salah satu dari keempat anak lelaki itu.

"Sudahlah, Diaz! Mengapa kalian terus-menerus mengganggu ku? Apa salah ku kepada kalian?" Tanya Namora. Dia ingin menikmati masa kanak-kanaknya tanpa hinaan, gangguan, apa lagi berkelahi. Itulah mengapa dia meminta untuk pindah ke kampung baru ini.

Sebagai seorang anak, dia ingin bermain bersama-sama, bercengkrama dengan teman-teman yang lainnya, belajar kelompok bersama, lalu sama-sama mendapatkan nilai bagus. Tapi itu tidak dia dapatkan. Malahan, dia terus-menerus di-bully, diasingkan, di hina, bahkan tidak jarang mendapatkan perlakukan kasar dari anak-anak yang sebaya dengan dirinya.

Dia ingin meminta kepada ibunya untuk pindah sekolah lagi, tapi itu tidak mungkin. Karena, dia baru saja pindah dan belum genap setahun di kampung baru ini.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Azis swandi

Azis swandi

Isizumaki

2023-12-01

1

♡SangPecinta♡

♡SangPecinta♡

Hai Thoooor....ahirnya ketemu juga si Dingin teman Joe wiliam....👍🙏🙏🙏

2023-04-05

4

HaleJhope94

HaleJhope94

Awal Mula Si Kulkas 10 Pintu

2022-12-13

3

lihat semua
Episodes
1 Bab permulaan
2 Keluhan anak lugu
3 Ameng dan Acong menghampiri
4 Namora ditipu oleh teman-temannya
5 Mirna menemui keempat sahabat Tigor
6 Untung ada Ameng
7 Ayah mu lebih hebat dari superhero
8 Mengunjungi Rio
9 Kisah dari Rio
10 Penyesalan Namora
11 Panggilan telepon untuk Tigor
12 Dendam di hati Namora
13 Namora dimarahi oleh Ibunya
14 Jurus cakar ayam ala Namora
15 Jurus aneh yang diajarkan oleh Ameng
16 Hari ulangtahun Namora
17 Tiba di pusat tahanan kota Batu
18 Acara makan bersama semua tahanan
19 Sindiran keras untuk Tigor
20 Puncak dari acara ulang tahun Namora
21 Bersahabat dengan J7
22 Dikeroyok lagi
23 Namora kencing di celana
24 Harianto pujakesuma
25 Mulai berlatih
26 Metode aneh dari Rio
27 Nasehat untuk Namora
28 J7 dikeroyok
29 Sepeda Jol rusak parah
30 Namora diceramahi
31 Diaz yang sombong
32 Namora tidak mendapatkan izin
33 Jol yang sewot
34 Berpisah dengan pak Harianto
35 Namora tidak lulus SMA favorit
36 Nyemplung ke sungai
37 Janji berkumpul di rumah James
38 Meninjau sekolah baru
39 Lahirnya J7
40 Motor baru J7
41 Rencana licik, Rendra
42 Kenza
43 Pendirian Tigor tidak berubah
44 Peringatan dari Ameng
45 Hari pertama sekolah
46 Rencana untuk mempermainkan Namora
47 Taruhan di mulai
48 Acting yang sempurna
49 Permintaan mengada-ada dari Merisda
50 Salahkan dirimu yang miskin
51 Dihina oleh Merisda
52 Perubahan pada diri Namora
53 Tigor dan Mirna bertengkar
54 Tigor tidak mau disalahkan
55 Fighter Club
56 Kenza tiba di Fighter Club'
57 Namora yang penuh dengan misteri
58 Knock-out dari Kenza
59 Kacau-balau di aula Fighter Club'
60 Menabrak mobil milik orang
61 Rahasia tentang diri Kenza
62 Ameng akan membawa Namora ke kota Kemuning
63 Berangkat ke kota Kemuning
64 Namora dipermak
65 Penyambutan untuk Namora
66 Namora yang mampu menyesuaikan diri
67 kembali ke kota Batu
68 Ini sudah keterlaluan
69 Namora memukul Rendra
70 Mendaftar
71 Namora minta uang
72 Namora dikepung
73 Kena batunya
74 Melumpuhkan dua orang suruhan
75 Undangan dari Merisda
76 Memaksa Namora
77 Terasing dalam ramai
78 Penghinaan yang paling menyakitkan
79 Penyesalan Merisda
80 Tiba di Aula Fighter Club'
81 Memberi kesempatan kepada Willi
82 Mengantar Willi pulang
83 Memboyong Yamaha R1 ke kota Batu
84 Mencari informasi tentang diri Arda
85 Ternyata Rendra masih belum kapok juga
86 Namora kembali ke sekolah
87 Mengetahui identitas Arda
88 Ameng memeras Tigor
89 Zack berpindah tangan
90 Semakin acuh
91 Namora vs Hendro
92 Namora sang Otoriter
93 Pemecatan massal
94 Namora si tangan besi
95 Namora dimata-matai
96 Tanta yang salah sasaran
97 Ameng menampar Namora
98 Kematian Tanta
99 Rahasia organisasi
100 Zack menceritakan semuanya
101 Rencana kotor, Ardi
102 Ameng mengadukan ulah Namora
103 Membuat kekacauan di Dojo kampung baru
104 Rudi ditumbangkan
105 Kesadisan Namora
106 Ameng menghajar Ganjang
107 Arda dan Ardi terkepung
108 Bantuan tiba
109 Melepas keberangkatan Merisda
110 Namora, si pembuat onar
111 Jhonroy membunuh lagi
112 Semua meragukan kemampuan Namora
113 Bersiap untuk berangkat
114 Menelepon Jerry William
115 Jerry turun tangan
116 Black shadow dan Black Eagle
117 Rombongan sampai di Dolok ginjang
118 Kemenangan pertama Namora
119 Tiket ke babak 16 besar
120 Angga dan Teja
121 Berbeda pendapat
122 Teja tetap pada pendiriannya
123 Semifinal
124 Jhonroy menemui Sensei
125 Pembunuh bayaran
126 Skema matang seorang Jerry William
127 Diaz, over dosis
128 Kabar dari Dudul
129 Dihadang
130 Pembantaian
131 Kedatangan dua orang warga asing
132 Angga menyalahkan Teja
133 Kemarahan Namora
134 Namora akan menjadi pion bagi rencana Tigor
135 di kepung
136 Pengawal bayangan keluar untuk membantu
137 Namora dalam bahaya
138 Kemunculan Black shadow di saat genting
139 Pertarungan dua pejuang
140 Rio VS Jhonroy
141 Rio mendapat tekanan
142 Kabar dari Takimura
143 Namora masih belum siuman
144 Meminta bantuan ke Kuala Nipah
145 penawar dari Joe
146 Kelicikan Angga
147 Melawan racun dengan racun
148 Namora telah siuman
149 Kepala Namora pusing lagi
150 Jol berkunjung
151 kembali ke sekolah
152 Namora dihukum
153 Namora menemui Tigor
154 Dilema
155 Kedok di balik Dojo
156 Kisah tentang Sensei
157 Menanti kedatangan sang otoriter
158 Suasana rapat yang canggung
159 Mulai mendapatkan penentangan
160 Jadilah anjing yang baik!
161 Udin ngomel terus
162 Tekad Namora
163 Jiwa muda pak Karim
164 Obrolan dua orang beda usia
165 Namora Jagoan
166 Pertemuan di rumah Jhonroy
167 Tiba dikampung Permai
168 Keluarga Lan
169 Preman pasar
170 Amukan Namora di pasar Sabtu
171 Bertemu dengan Ibu Zack
172 Mengumumkan permusuhan
173 Don Mora
174 Mengajak keluarga pak Karim makan di Hotel
175 Operasi tanjung karang
176 Sehari sebelum kebebasan Tigor
177 Ke Tower Mall
178 Pertemuan tidak sengaja dengan walikota Rantau
179 Kabar buruk dari perusahaan
180 Hari kebebasan Tigor
181 Hari kebebasan Tigor
182 Namora ditekan
183 Pertemuan di mulai
184 Perdebatan semakin menegangkan
185 Acting sempurna
186 Penyesalan
187 Bertemu dengan Joe William
188 Kematian pengkhianat
189 Angga menemui Namora
190 Aku bukan bodoh
191 Alun-alun kota Kemuning
192 Menghajar Andi
193 Satu juta poundsterling
194 Entah apa rencana kotor Angga
195 Namora akan kembali ke kota Batu
196 Menjadi Target pembunuhan
197 Pak Dewanto
198 Penolakan Namora
199 Kembali ke Sekolah
200 Pembunuh bayaran telah tiba
201 Aksi penyelamatan
202 Yang bisa membunuhku masih belum lahir
203 Peperangan mulai tercetus
204 Retro Komersial Enterprise
205 Masih belum move-on
206 Don Mora beraksi
207 Perang terus berlanjut
208 Ameng Kasmaran
209 Namora kembali di kepung
210 Pengepung yang terkepung
211 Lepas dari mulut harimau, masuk ke dalam mulut buaya
212 Teja terbun*h
213 Bertemu dengan Xenita
214 Namora mati kutu
215 Namora dikambinghitamkan
216 Apakah Black Cat harus kembali?
217 Organisasi Hayabusa
218 Meninggalkan kampung Kuala Nipah
219 PH entertainment
220 Intermezzo
221 Kebakaran
222 Gurita Bisnis milik Jhonroy
223 Kedatangan Joe William
224 Di bakar lagi
225 Pembantaian oleh Namora
226 Jhonroy semakin tertekan
227 Erik membocorkan informasi
228 Peringatan keras dari Tengku Mahmud
229 Undangan makan malam dari pak Dewanto
230 Pertemuan dengan keluarga Dewanto
231 Jhonroy akan jadi gelandangan
232 Disergap pembunuh bayaran
233 Joe vs Sensei
234 Kemunculan Black Cat memakan korban
235 Pertarungan hidup dan mati
236 Memburu Jhonroy
237 Kau menanam, kau menuai
238 Tak tumbang dihina, tak terbang dipuji
239 Menyelidiki Namora
240 Aku tidak menjauh. tapi kau jangan mendekat
241 Yang Mulia Namora
242 Bintang muda
243 Bahaya yang mengintai
244 Malam perpisahan
245 Kedatangan Xenita
246 Kedatangan dua tamu tak diundang
247 Tantangan dari Dhani
248 Liciknya Angga
249 pemanasan dimulai
250 Provokasi Dhani
251 Sosok serba hitam
252 mengabari Namora
253 Kabar duka
254 Angga masih tetap licik
255 Dhani ketakutan
256 Rio gagal membawa Dhani
257 Dhani dilepaskan
258 Gelandangan
259 Tiba di kota Batu
260 Mematahkan kaki Dhani
261 Rio vs Lolo
262 Kemarahan Dhani
263 Kembali Angga menggunakan kelicikannya
264 Akhirnya Tigor turun tangan
265 Sosok serba hitam
266 kemunculan Black cat memakan korban
267 Ayank Mora IQ rendah
268 Tiga kacung
269 Joe dan Namora sekarat
270 Pertarungan tak seimbang
271 Tengku Mahmud vs Matsushima
272 Bab Akhir
273 Karya baru telah rilis
Episodes

Updated 273 Episodes

1
Bab permulaan
2
Keluhan anak lugu
3
Ameng dan Acong menghampiri
4
Namora ditipu oleh teman-temannya
5
Mirna menemui keempat sahabat Tigor
6
Untung ada Ameng
7
Ayah mu lebih hebat dari superhero
8
Mengunjungi Rio
9
Kisah dari Rio
10
Penyesalan Namora
11
Panggilan telepon untuk Tigor
12
Dendam di hati Namora
13
Namora dimarahi oleh Ibunya
14
Jurus cakar ayam ala Namora
15
Jurus aneh yang diajarkan oleh Ameng
16
Hari ulangtahun Namora
17
Tiba di pusat tahanan kota Batu
18
Acara makan bersama semua tahanan
19
Sindiran keras untuk Tigor
20
Puncak dari acara ulang tahun Namora
21
Bersahabat dengan J7
22
Dikeroyok lagi
23
Namora kencing di celana
24
Harianto pujakesuma
25
Mulai berlatih
26
Metode aneh dari Rio
27
Nasehat untuk Namora
28
J7 dikeroyok
29
Sepeda Jol rusak parah
30
Namora diceramahi
31
Diaz yang sombong
32
Namora tidak mendapatkan izin
33
Jol yang sewot
34
Berpisah dengan pak Harianto
35
Namora tidak lulus SMA favorit
36
Nyemplung ke sungai
37
Janji berkumpul di rumah James
38
Meninjau sekolah baru
39
Lahirnya J7
40
Motor baru J7
41
Rencana licik, Rendra
42
Kenza
43
Pendirian Tigor tidak berubah
44
Peringatan dari Ameng
45
Hari pertama sekolah
46
Rencana untuk mempermainkan Namora
47
Taruhan di mulai
48
Acting yang sempurna
49
Permintaan mengada-ada dari Merisda
50
Salahkan dirimu yang miskin
51
Dihina oleh Merisda
52
Perubahan pada diri Namora
53
Tigor dan Mirna bertengkar
54
Tigor tidak mau disalahkan
55
Fighter Club
56
Kenza tiba di Fighter Club'
57
Namora yang penuh dengan misteri
58
Knock-out dari Kenza
59
Kacau-balau di aula Fighter Club'
60
Menabrak mobil milik orang
61
Rahasia tentang diri Kenza
62
Ameng akan membawa Namora ke kota Kemuning
63
Berangkat ke kota Kemuning
64
Namora dipermak
65
Penyambutan untuk Namora
66
Namora yang mampu menyesuaikan diri
67
kembali ke kota Batu
68
Ini sudah keterlaluan
69
Namora memukul Rendra
70
Mendaftar
71
Namora minta uang
72
Namora dikepung
73
Kena batunya
74
Melumpuhkan dua orang suruhan
75
Undangan dari Merisda
76
Memaksa Namora
77
Terasing dalam ramai
78
Penghinaan yang paling menyakitkan
79
Penyesalan Merisda
80
Tiba di Aula Fighter Club'
81
Memberi kesempatan kepada Willi
82
Mengantar Willi pulang
83
Memboyong Yamaha R1 ke kota Batu
84
Mencari informasi tentang diri Arda
85
Ternyata Rendra masih belum kapok juga
86
Namora kembali ke sekolah
87
Mengetahui identitas Arda
88
Ameng memeras Tigor
89
Zack berpindah tangan
90
Semakin acuh
91
Namora vs Hendro
92
Namora sang Otoriter
93
Pemecatan massal
94
Namora si tangan besi
95
Namora dimata-matai
96
Tanta yang salah sasaran
97
Ameng menampar Namora
98
Kematian Tanta
99
Rahasia organisasi
100
Zack menceritakan semuanya
101
Rencana kotor, Ardi
102
Ameng mengadukan ulah Namora
103
Membuat kekacauan di Dojo kampung baru
104
Rudi ditumbangkan
105
Kesadisan Namora
106
Ameng menghajar Ganjang
107
Arda dan Ardi terkepung
108
Bantuan tiba
109
Melepas keberangkatan Merisda
110
Namora, si pembuat onar
111
Jhonroy membunuh lagi
112
Semua meragukan kemampuan Namora
113
Bersiap untuk berangkat
114
Menelepon Jerry William
115
Jerry turun tangan
116
Black shadow dan Black Eagle
117
Rombongan sampai di Dolok ginjang
118
Kemenangan pertama Namora
119
Tiket ke babak 16 besar
120
Angga dan Teja
121
Berbeda pendapat
122
Teja tetap pada pendiriannya
123
Semifinal
124
Jhonroy menemui Sensei
125
Pembunuh bayaran
126
Skema matang seorang Jerry William
127
Diaz, over dosis
128
Kabar dari Dudul
129
Dihadang
130
Pembantaian
131
Kedatangan dua orang warga asing
132
Angga menyalahkan Teja
133
Kemarahan Namora
134
Namora akan menjadi pion bagi rencana Tigor
135
di kepung
136
Pengawal bayangan keluar untuk membantu
137
Namora dalam bahaya
138
Kemunculan Black shadow di saat genting
139
Pertarungan dua pejuang
140
Rio VS Jhonroy
141
Rio mendapat tekanan
142
Kabar dari Takimura
143
Namora masih belum siuman
144
Meminta bantuan ke Kuala Nipah
145
penawar dari Joe
146
Kelicikan Angga
147
Melawan racun dengan racun
148
Namora telah siuman
149
Kepala Namora pusing lagi
150
Jol berkunjung
151
kembali ke sekolah
152
Namora dihukum
153
Namora menemui Tigor
154
Dilema
155
Kedok di balik Dojo
156
Kisah tentang Sensei
157
Menanti kedatangan sang otoriter
158
Suasana rapat yang canggung
159
Mulai mendapatkan penentangan
160
Jadilah anjing yang baik!
161
Udin ngomel terus
162
Tekad Namora
163
Jiwa muda pak Karim
164
Obrolan dua orang beda usia
165
Namora Jagoan
166
Pertemuan di rumah Jhonroy
167
Tiba dikampung Permai
168
Keluarga Lan
169
Preman pasar
170
Amukan Namora di pasar Sabtu
171
Bertemu dengan Ibu Zack
172
Mengumumkan permusuhan
173
Don Mora
174
Mengajak keluarga pak Karim makan di Hotel
175
Operasi tanjung karang
176
Sehari sebelum kebebasan Tigor
177
Ke Tower Mall
178
Pertemuan tidak sengaja dengan walikota Rantau
179
Kabar buruk dari perusahaan
180
Hari kebebasan Tigor
181
Hari kebebasan Tigor
182
Namora ditekan
183
Pertemuan di mulai
184
Perdebatan semakin menegangkan
185
Acting sempurna
186
Penyesalan
187
Bertemu dengan Joe William
188
Kematian pengkhianat
189
Angga menemui Namora
190
Aku bukan bodoh
191
Alun-alun kota Kemuning
192
Menghajar Andi
193
Satu juta poundsterling
194
Entah apa rencana kotor Angga
195
Namora akan kembali ke kota Batu
196
Menjadi Target pembunuhan
197
Pak Dewanto
198
Penolakan Namora
199
Kembali ke Sekolah
200
Pembunuh bayaran telah tiba
201
Aksi penyelamatan
202
Yang bisa membunuhku masih belum lahir
203
Peperangan mulai tercetus
204
Retro Komersial Enterprise
205
Masih belum move-on
206
Don Mora beraksi
207
Perang terus berlanjut
208
Ameng Kasmaran
209
Namora kembali di kepung
210
Pengepung yang terkepung
211
Lepas dari mulut harimau, masuk ke dalam mulut buaya
212
Teja terbun*h
213
Bertemu dengan Xenita
214
Namora mati kutu
215
Namora dikambinghitamkan
216
Apakah Black Cat harus kembali?
217
Organisasi Hayabusa
218
Meninggalkan kampung Kuala Nipah
219
PH entertainment
220
Intermezzo
221
Kebakaran
222
Gurita Bisnis milik Jhonroy
223
Kedatangan Joe William
224
Di bakar lagi
225
Pembantaian oleh Namora
226
Jhonroy semakin tertekan
227
Erik membocorkan informasi
228
Peringatan keras dari Tengku Mahmud
229
Undangan makan malam dari pak Dewanto
230
Pertemuan dengan keluarga Dewanto
231
Jhonroy akan jadi gelandangan
232
Disergap pembunuh bayaran
233
Joe vs Sensei
234
Kemunculan Black Cat memakan korban
235
Pertarungan hidup dan mati
236
Memburu Jhonroy
237
Kau menanam, kau menuai
238
Tak tumbang dihina, tak terbang dipuji
239
Menyelidiki Namora
240
Aku tidak menjauh. tapi kau jangan mendekat
241
Yang Mulia Namora
242
Bintang muda
243
Bahaya yang mengintai
244
Malam perpisahan
245
Kedatangan Xenita
246
Kedatangan dua tamu tak diundang
247
Tantangan dari Dhani
248
Liciknya Angga
249
pemanasan dimulai
250
Provokasi Dhani
251
Sosok serba hitam
252
mengabari Namora
253
Kabar duka
254
Angga masih tetap licik
255
Dhani ketakutan
256
Rio gagal membawa Dhani
257
Dhani dilepaskan
258
Gelandangan
259
Tiba di kota Batu
260
Mematahkan kaki Dhani
261
Rio vs Lolo
262
Kemarahan Dhani
263
Kembali Angga menggunakan kelicikannya
264
Akhirnya Tigor turun tangan
265
Sosok serba hitam
266
kemunculan Black cat memakan korban
267
Ayank Mora IQ rendah
268
Tiga kacung
269
Joe dan Namora sekarat
270
Pertarungan tak seimbang
271
Tengku Mahmud vs Matsushima
272
Bab Akhir
273
Karya baru telah rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!