Jurus aneh yang diajarkan oleh Ameng

"Namora. Mau ikut kami ke kota Batu?" Tanya Ameng setelah puas mengerjai anak itu.

"Untuk apa, Paman?" Tanya Namora ingin tau. Biasalah. Anak-anak memang sering begitu. Walaupun dia mau, pasti akan bertanya terlebih dahulu.

"Hari ini paman Sugeng mu sudah kembali. Kita harus menemuinya. Paman akan meminta agar dia mau mengajarkanmu dasar-dasar dalam pergerakan beladiri. Misalnya, kuda-kuda serta langkah-langkah dasar," kata Ameng menjelaskan.

"Kuda-kuda?" Namora mendongak memandang wajah Ameng. Dalam benaknya saat ini, pasti Ameng akan mengajak dirinya ke kebun binatang untuk melihat kuda.

"Ya. Kuda-kuda. Seperti ini!" Kata Ameng menunjukkan sikap kuda-kuda dengan menekuk lututnya setengah berjongkok.

"Oh," kata Namora singkat. Walaupun dia masih tidak mengerti, pokoknya 'oh' saja lah. Biar supaya mereka segera berangkat menemui Sugeng di kota Batu.

"Paman..! Namora harus meminta izin dulu kepada ibu," kata anak itu sembari berlari ke arah dapur untuk meminta izin.

Setelah mendapatkan izin dari sang ibu, mereka pun akhirnya berangkat menuju kota Batu di mana mereka memiliki rumah di sana untuk keperluan pekerjaan.

Perjalanan dari kampung Baru ke kota Batu tidak lah memakan waktu terlalu lama. Apa lagi dengan cara Acong yang mengendarai mobil. Perjalanan itupun tidak sampai memakan waktu dua puluh menit.

Kedatangan Ameng, dan Acong yang membawa Namora disambut dengan sangat antusias oleh Sugeng dan Timbul. Mereka tidak menyangka bahwa Namora akan mendapat izin dari Mirna untuk datang ke rumah mereka.

Setelah dipersilahkan masuk oleh Sugeng, Acong pun mulai menceritakan kepadanya bahwa Namora ingin belajar jurus-jurus dasar ilmu beladiri.

Sugeng termenung sesaat setelah Acong selesai menceritakan maksudnya membawa Namora ke rumah mereka itu.

Sambil menghela nafas, Sugeng menggelengkan kepalanya, kemudian berucap. "Aku tidak bisa Cong! Aku memang suka berkelahi. Tapi, semua jurus yang aku pergunakan itu asal-asalan. Kebetulan saja aku selalu menang. Aku hanya meniru gerakan dari buku. Dan itu hanya berlaku untuk diriku sendiri. Jika di suruh mengajarkan, waduh. Musmet kepala ku!"

"Mumet!" Kata Timbul meluruskan ucapan Sugeng tadi.

"Sulit juga kalau sudah begini. Aku khawatir jika Namora mendaftar ke perguruan beladiri, dia akan dibully terus-terusan oleh murid-murid yang lain. Kasihan dia," kata Ameng mengeluh.

"Hanya ada satu cara untuk menghindari hal ini. Dia tidak akan di bully andai Rio yang bertindak," kata Sugeng pula seolah memberi angin segar kepada Ameng, Timbul dan Acong.

"Masuk akal juga apa yang kau katakan tadi. Di kampung baru, dia kan sering di hina. Tapi, jika di kota Batu, akan sangat sedikit orang yang menghinanya. Ini karena, pamannya adalah seorang Kapolres di kota Batu ini. Kalau bully dikit-dikit, biasalah itu. Mana ada sebuah usaha akan berjalan dengan mulus. Kerikil harus ada sebagai proses pendewasaan,"

Mereka semua saling tersenyum dan menarik nafas lega karena telah mendapatkan solusi yang tepat untuk Namora kedepannya. Kini, tinggal bagaimana caranya agar Rio menyetujui ide dari mereka tadi.

"Hanya satu yang aku takutkan," kata Ameng pula yang kemudian membuyarkan senyuman di wajah mereka.

"Maksud mu Meng?" Tanya Timbul.

"Aku khawatir kalau-kalau, Rio akan memiliki pemikiran yang sama dengan Mirna," jawab Ameng mengutarakan kekhawatirannya.

"Ada apa sebenarnya?" Tanya Sugeng tidak mengerti. Maklum, ketika tadi terjadi perdebatan antara Ameng, dan Acong yang membantah cara berfikir Mirna, Sugeng dan Timbul tidak ikut. Mereka berdua baru saja kembali dari kota Kemuning demi urusan kerja. Karena, semenjak Tigor berada di dalam penjara, kesembilan sahabatnya itulah yang bahu membahu dalam menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh Tigor.

Mereka sangat kompak. Baik itu Andra, Monang, Ameng, Ucok, Thomas, Timbul, Acong, Sugeng, dan Jabat. Sebagian diantaranya ada yang buta huruf. Namun, mereka mengerjakan sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Dan itu cukup berhasil untuk mengcover ketiadaan Tigor sampai saat ini. Selain mereka juga dibantu oleh pak Burhan. Sang pemegang kuasa hukum bagi perusahaan milik Tigor, dan juga anak perusahaan yang baru didirikan oleh Future of Company, yaitu Tower Sole propier.

"Kau tidak tau saja. Tadi itu, sempat terjadi perdebatan sengit antara aku dan kak Mirna. Dia tidak setuju jika Namora belajar seni beladiri. Namora bahkan sempat merajuk. Hanya saja, kami berhasil memberi pengertian kepada kakak kita itu. Dan pada akhirnya, dia menyetujui Namora yang hendak belajar beladiri," jawab Ameng.

Acong juga menganggukkan kepalanya. "Satu masalah telah beres. Kini, tinggal meyakinkan Rio,"

Mereka berempat tampak berfikir keras untuk mencari cara agar Rio mau menyetujui agar Namora bisa belajar ilmu beladiri.

Namora yang tidak terlalu mengerti isi dari perbincangan mereka tadi hanya bisa celingak-celinguk. Lelah seperti itu, dia pun membuat mimik wajah seolah-olah sedang berfikir juga. Bahkan, dia ikut-ikutan menirukan gaya Ameng yang memegangi kepalanya sendiri seolah-olah sedang berfikir keras. Padahal, entah apa yang dipikirkan oleh Ameng, entah apa yang dipikirkan oleh Namora.

Ameng segera meledak tawanya melihat ulah anak itu.

Dengan gemes, Ameng segera merengkuh tubuh anak itu hingga jatuh di pangkuannya.

"Kau sedang apa Namora?" Tanya Ameng sembari tertawa.

"Sedang memegangi kepala," jawab anak itu singkat.

"Untuk apa?" Tanya Ameng kembali.

"Paman seperti itu. Namora juga seperti itu,"

"Hahaha. Dasar anak somplak!" Kata Ameng pula. Lalu dia kembali serius memikirkan cara agar Rio bisa menyetujui saran mereka.

"Nah. Aku ada idea," kata Sugeng pula secara tiba-tiba mengejutkan mereka yang berada di ruangan itu.

"Kau ini. Bikin kaget saja," gerutu Acong.

"Idea apa yang kau dapatkan, Geng?" Tanya Timbul ingin tau.

"Sebentar lagi kan Namora akan berulang tahun. Dan seperti biasanya, ulangtahunnya pasti akan dirayakan di penjara bersama bang Tigor. Kita Prank bang Tigor!" Kata Sugeng pula sambil memainkan alis matanya.

"Aku masih belum mengerti," kata Acong pula. Riak wajahnya sangat bingung ketika ini.

"Begini," kata Sugeng lalu membisikkan rencananya untuk mengerjai Tigor.

"Wah. Kau gila. Abang sendiri mau dikerjai," kata Ameng. Tapi dia juga tertawa.

"Namora ini kan suka pamer kepandaian yang baru dia dapatkan. Kita suruh dia memperagakan gerakan beladiri dihadapan bang Tigor. Sebagai seorang praktisi beladiri, bang Tigor pasti tau. Dia pasti akan mendesak Rio untuk mencari guru yang benar dan bukan abal-abal seperti kita ini,"

"Waaaah. Masuk akal juga. Sekarang ayo kita mulai!" Ajak Timbul sambil menahan tawa. Dia sengaja menahan tawa agar Namora tidak curiga.

"Mari!" Kata Sugeng kemudian.

"Namora. Kau akan kami ajarkan tentang bela diri. Supaya besok ketika kau bertemu dengan ayah mu, kau bisa pamer. Ayah mu pasti senang!" Bujuk Sugeng kepada anak itu.

"Apa iya, Paman?" Tanya Namora.

"Itu pasti!" Jawab Sugeng sambil tersenyum. Jelek sungguh senyum Sugeng kali ini.

"Ayo Namora! Kita jangan membuang waktu. Saatnya berlatih. Kau ikuti gerakan kami ini ya!" Ajak Ameng pula. Lalu, dia menirukan gerakan-gerakan yang sangat teratur. Namora juga tampak sangat serius menirukan gerakan yang diajarkan oleh Ameng.

Setelah sekian lama belajar gerakan dari Ameng, akhirnya Namora merasa janggal juga. Gerakannya hanya itu-itu saja. Lalu, kapan menyerangnya?

"Paman. Mengapa gerakan ini hanya begini-begini saja? Kapan Namora bisa meninju orang kalau seperti ini?" Tanya anak itu. Maklum, ketika dia menonton film kungfu, dia sering melihat bahwa pemeran utama akan bertarung dengan pemeran antagonis. Tapi, dalam gerakan yang diajarkan oleh Ameng, sama sekali bukan gerakan berkelahi.

"Namora. Ini adalah jurus dasar untuk membela diri. Kau akan mengerti kelak jika kau sudah lebih besar lagi dari usiamu yang sekarang," jawab Ameng berkelit. Dia tau bahwa anak itu tidak sepenuhnya mengerti. Tapi, suatu saat pasti akan mengerti. Dan harus mengerti.

"Baiklah, Paman!" Jawab Namora. Lalu, mereka pun kembali berlatih.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

On fire

On fire

💓💓🩷🩵🖤💕💕

2025-01-20

0

On fire

On fire

💓💜🖤

2025-01-20

0

art

art

oi

2023-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab permulaan
2 Keluhan anak lugu
3 Ameng dan Acong menghampiri
4 Namora ditipu oleh teman-temannya
5 Mirna menemui keempat sahabat Tigor
6 Untung ada Ameng
7 Ayah mu lebih hebat dari superhero
8 Mengunjungi Rio
9 Kisah dari Rio
10 Penyesalan Namora
11 Panggilan telepon untuk Tigor
12 Dendam di hati Namora
13 Namora dimarahi oleh Ibunya
14 Jurus cakar ayam ala Namora
15 Jurus aneh yang diajarkan oleh Ameng
16 Hari ulangtahun Namora
17 Tiba di pusat tahanan kota Batu
18 Acara makan bersama semua tahanan
19 Sindiran keras untuk Tigor
20 Puncak dari acara ulang tahun Namora
21 Bersahabat dengan J7
22 Dikeroyok lagi
23 Namora kencing di celana
24 Harianto pujakesuma
25 Mulai berlatih
26 Metode aneh dari Rio
27 Nasehat untuk Namora
28 J7 dikeroyok
29 Sepeda Jol rusak parah
30 Namora diceramahi
31 Diaz yang sombong
32 Namora tidak mendapatkan izin
33 Jol yang sewot
34 Berpisah dengan pak Harianto
35 Namora tidak lulus SMA favorit
36 Nyemplung ke sungai
37 Janji berkumpul di rumah James
38 Meninjau sekolah baru
39 Lahirnya J7
40 Motor baru J7
41 Rencana licik, Rendra
42 Kenza
43 Pendirian Tigor tidak berubah
44 Peringatan dari Ameng
45 Hari pertama sekolah
46 Rencana untuk mempermainkan Namora
47 Taruhan di mulai
48 Acting yang sempurna
49 Permintaan mengada-ada dari Merisda
50 Salahkan dirimu yang miskin
51 Dihina oleh Merisda
52 Perubahan pada diri Namora
53 Tigor dan Mirna bertengkar
54 Tigor tidak mau disalahkan
55 Fighter Club
56 Kenza tiba di Fighter Club'
57 Namora yang penuh dengan misteri
58 Knock-out dari Kenza
59 Kacau-balau di aula Fighter Club'
60 Menabrak mobil milik orang
61 Rahasia tentang diri Kenza
62 Ameng akan membawa Namora ke kota Kemuning
63 Berangkat ke kota Kemuning
64 Namora dipermak
65 Penyambutan untuk Namora
66 Namora yang mampu menyesuaikan diri
67 kembali ke kota Batu
68 Ini sudah keterlaluan
69 Namora memukul Rendra
70 Mendaftar
71 Namora minta uang
72 Namora dikepung
73 Kena batunya
74 Melumpuhkan dua orang suruhan
75 Undangan dari Merisda
76 Memaksa Namora
77 Terasing dalam ramai
78 Penghinaan yang paling menyakitkan
79 Penyesalan Merisda
80 Tiba di Aula Fighter Club'
81 Memberi kesempatan kepada Willi
82 Mengantar Willi pulang
83 Memboyong Yamaha R1 ke kota Batu
84 Mencari informasi tentang diri Arda
85 Ternyata Rendra masih belum kapok juga
86 Namora kembali ke sekolah
87 Mengetahui identitas Arda
88 Ameng memeras Tigor
89 Zack berpindah tangan
90 Semakin acuh
91 Namora vs Hendro
92 Namora sang Otoriter
93 Pemecatan massal
94 Namora si tangan besi
95 Namora dimata-matai
96 Tanta yang salah sasaran
97 Ameng menampar Namora
98 Kematian Tanta
99 Rahasia organisasi
100 Zack menceritakan semuanya
101 Rencana kotor, Ardi
102 Ameng mengadukan ulah Namora
103 Membuat kekacauan di Dojo kampung baru
104 Rudi ditumbangkan
105 Kesadisan Namora
106 Ameng menghajar Ganjang
107 Arda dan Ardi terkepung
108 Bantuan tiba
109 Melepas keberangkatan Merisda
110 Namora, si pembuat onar
111 Jhonroy membunuh lagi
112 Semua meragukan kemampuan Namora
113 Bersiap untuk berangkat
114 Menelepon Jerry William
115 Jerry turun tangan
116 Black shadow dan Black Eagle
117 Rombongan sampai di Dolok ginjang
118 Kemenangan pertama Namora
119 Tiket ke babak 16 besar
120 Angga dan Teja
121 Berbeda pendapat
122 Teja tetap pada pendiriannya
123 Semifinal
124 Jhonroy menemui Sensei
125 Pembunuh bayaran
126 Skema matang seorang Jerry William
127 Diaz, over dosis
128 Kabar dari Dudul
129 Dihadang
130 Pembantaian
131 Kedatangan dua orang warga asing
132 Angga menyalahkan Teja
133 Kemarahan Namora
134 Namora akan menjadi pion bagi rencana Tigor
135 di kepung
136 Pengawal bayangan keluar untuk membantu
137 Namora dalam bahaya
138 Kemunculan Black shadow di saat genting
139 Pertarungan dua pejuang
140 Rio VS Jhonroy
141 Rio mendapat tekanan
142 Kabar dari Takimura
143 Namora masih belum siuman
144 Meminta bantuan ke Kuala Nipah
145 penawar dari Joe
146 Kelicikan Angga
147 Melawan racun dengan racun
148 Namora telah siuman
149 Kepala Namora pusing lagi
150 Jol berkunjung
151 kembali ke sekolah
152 Namora dihukum
153 Namora menemui Tigor
154 Dilema
155 Kedok di balik Dojo
156 Kisah tentang Sensei
157 Menanti kedatangan sang otoriter
158 Suasana rapat yang canggung
159 Mulai mendapatkan penentangan
160 Jadilah anjing yang baik!
161 Udin ngomel terus
162 Tekad Namora
163 Jiwa muda pak Karim
164 Obrolan dua orang beda usia
165 Namora Jagoan
166 Pertemuan di rumah Jhonroy
167 Tiba dikampung Permai
168 Keluarga Lan
169 Preman pasar
170 Amukan Namora di pasar Sabtu
171 Bertemu dengan Ibu Zack
172 Mengumumkan permusuhan
173 Don Mora
174 Mengajak keluarga pak Karim makan di Hotel
175 Operasi tanjung karang
176 Sehari sebelum kebebasan Tigor
177 Ke Tower Mall
178 Pertemuan tidak sengaja dengan walikota Rantau
179 Kabar buruk dari perusahaan
180 Hari kebebasan Tigor
181 Hari kebebasan Tigor
182 Namora ditekan
183 Pertemuan di mulai
184 Perdebatan semakin menegangkan
185 Acting sempurna
186 Penyesalan
187 Bertemu dengan Joe William
188 Kematian pengkhianat
189 Angga menemui Namora
190 Aku bukan bodoh
191 Alun-alun kota Kemuning
192 Menghajar Andi
193 Satu juta poundsterling
194 Entah apa rencana kotor Angga
195 Namora akan kembali ke kota Batu
196 Menjadi Target pembunuhan
197 Pak Dewanto
198 Penolakan Namora
199 Kembali ke Sekolah
200 Pembunuh bayaran telah tiba
201 Aksi penyelamatan
202 Yang bisa membunuhku masih belum lahir
203 Peperangan mulai tercetus
204 Retro Komersial Enterprise
205 Masih belum move-on
206 Don Mora beraksi
207 Perang terus berlanjut
208 Ameng Kasmaran
209 Namora kembali di kepung
210 Pengepung yang terkepung
211 Lepas dari mulut harimau, masuk ke dalam mulut buaya
212 Teja terbun*h
213 Bertemu dengan Xenita
214 Namora mati kutu
215 Namora dikambinghitamkan
216 Apakah Black Cat harus kembali?
217 Organisasi Hayabusa
218 Meninggalkan kampung Kuala Nipah
219 PH entertainment
220 Intermezzo
221 Kebakaran
222 Gurita Bisnis milik Jhonroy
223 Kedatangan Joe William
224 Di bakar lagi
225 Pembantaian oleh Namora
226 Jhonroy semakin tertekan
227 Erik membocorkan informasi
228 Peringatan keras dari Tengku Mahmud
229 Undangan makan malam dari pak Dewanto
230 Pertemuan dengan keluarga Dewanto
231 Jhonroy akan jadi gelandangan
232 Disergap pembunuh bayaran
233 Joe vs Sensei
234 Kemunculan Black Cat memakan korban
235 Pertarungan hidup dan mati
236 Memburu Jhonroy
237 Kau menanam, kau menuai
238 Tak tumbang dihina, tak terbang dipuji
239 Menyelidiki Namora
240 Aku tidak menjauh. tapi kau jangan mendekat
241 Yang Mulia Namora
242 Bintang muda
243 Bahaya yang mengintai
244 Malam perpisahan
245 Kedatangan Xenita
246 Kedatangan dua tamu tak diundang
247 Tantangan dari Dhani
248 Liciknya Angga
249 pemanasan dimulai
250 Provokasi Dhani
251 Sosok serba hitam
252 mengabari Namora
253 Kabar duka
254 Angga masih tetap licik
255 Dhani ketakutan
256 Rio gagal membawa Dhani
257 Dhani dilepaskan
258 Gelandangan
259 Tiba di kota Batu
260 Mematahkan kaki Dhani
261 Rio vs Lolo
262 Kemarahan Dhani
263 Kembali Angga menggunakan kelicikannya
264 Akhirnya Tigor turun tangan
265 Sosok serba hitam
266 kemunculan Black cat memakan korban
267 Ayank Mora IQ rendah
268 Tiga kacung
269 Joe dan Namora sekarat
270 Pertarungan tak seimbang
271 Tengku Mahmud vs Matsushima
272 Bab Akhir
273 Karya baru telah rilis
Episodes

Updated 273 Episodes

1
Bab permulaan
2
Keluhan anak lugu
3
Ameng dan Acong menghampiri
4
Namora ditipu oleh teman-temannya
5
Mirna menemui keempat sahabat Tigor
6
Untung ada Ameng
7
Ayah mu lebih hebat dari superhero
8
Mengunjungi Rio
9
Kisah dari Rio
10
Penyesalan Namora
11
Panggilan telepon untuk Tigor
12
Dendam di hati Namora
13
Namora dimarahi oleh Ibunya
14
Jurus cakar ayam ala Namora
15
Jurus aneh yang diajarkan oleh Ameng
16
Hari ulangtahun Namora
17
Tiba di pusat tahanan kota Batu
18
Acara makan bersama semua tahanan
19
Sindiran keras untuk Tigor
20
Puncak dari acara ulang tahun Namora
21
Bersahabat dengan J7
22
Dikeroyok lagi
23
Namora kencing di celana
24
Harianto pujakesuma
25
Mulai berlatih
26
Metode aneh dari Rio
27
Nasehat untuk Namora
28
J7 dikeroyok
29
Sepeda Jol rusak parah
30
Namora diceramahi
31
Diaz yang sombong
32
Namora tidak mendapatkan izin
33
Jol yang sewot
34
Berpisah dengan pak Harianto
35
Namora tidak lulus SMA favorit
36
Nyemplung ke sungai
37
Janji berkumpul di rumah James
38
Meninjau sekolah baru
39
Lahirnya J7
40
Motor baru J7
41
Rencana licik, Rendra
42
Kenza
43
Pendirian Tigor tidak berubah
44
Peringatan dari Ameng
45
Hari pertama sekolah
46
Rencana untuk mempermainkan Namora
47
Taruhan di mulai
48
Acting yang sempurna
49
Permintaan mengada-ada dari Merisda
50
Salahkan dirimu yang miskin
51
Dihina oleh Merisda
52
Perubahan pada diri Namora
53
Tigor dan Mirna bertengkar
54
Tigor tidak mau disalahkan
55
Fighter Club
56
Kenza tiba di Fighter Club'
57
Namora yang penuh dengan misteri
58
Knock-out dari Kenza
59
Kacau-balau di aula Fighter Club'
60
Menabrak mobil milik orang
61
Rahasia tentang diri Kenza
62
Ameng akan membawa Namora ke kota Kemuning
63
Berangkat ke kota Kemuning
64
Namora dipermak
65
Penyambutan untuk Namora
66
Namora yang mampu menyesuaikan diri
67
kembali ke kota Batu
68
Ini sudah keterlaluan
69
Namora memukul Rendra
70
Mendaftar
71
Namora minta uang
72
Namora dikepung
73
Kena batunya
74
Melumpuhkan dua orang suruhan
75
Undangan dari Merisda
76
Memaksa Namora
77
Terasing dalam ramai
78
Penghinaan yang paling menyakitkan
79
Penyesalan Merisda
80
Tiba di Aula Fighter Club'
81
Memberi kesempatan kepada Willi
82
Mengantar Willi pulang
83
Memboyong Yamaha R1 ke kota Batu
84
Mencari informasi tentang diri Arda
85
Ternyata Rendra masih belum kapok juga
86
Namora kembali ke sekolah
87
Mengetahui identitas Arda
88
Ameng memeras Tigor
89
Zack berpindah tangan
90
Semakin acuh
91
Namora vs Hendro
92
Namora sang Otoriter
93
Pemecatan massal
94
Namora si tangan besi
95
Namora dimata-matai
96
Tanta yang salah sasaran
97
Ameng menampar Namora
98
Kematian Tanta
99
Rahasia organisasi
100
Zack menceritakan semuanya
101
Rencana kotor, Ardi
102
Ameng mengadukan ulah Namora
103
Membuat kekacauan di Dojo kampung baru
104
Rudi ditumbangkan
105
Kesadisan Namora
106
Ameng menghajar Ganjang
107
Arda dan Ardi terkepung
108
Bantuan tiba
109
Melepas keberangkatan Merisda
110
Namora, si pembuat onar
111
Jhonroy membunuh lagi
112
Semua meragukan kemampuan Namora
113
Bersiap untuk berangkat
114
Menelepon Jerry William
115
Jerry turun tangan
116
Black shadow dan Black Eagle
117
Rombongan sampai di Dolok ginjang
118
Kemenangan pertama Namora
119
Tiket ke babak 16 besar
120
Angga dan Teja
121
Berbeda pendapat
122
Teja tetap pada pendiriannya
123
Semifinal
124
Jhonroy menemui Sensei
125
Pembunuh bayaran
126
Skema matang seorang Jerry William
127
Diaz, over dosis
128
Kabar dari Dudul
129
Dihadang
130
Pembantaian
131
Kedatangan dua orang warga asing
132
Angga menyalahkan Teja
133
Kemarahan Namora
134
Namora akan menjadi pion bagi rencana Tigor
135
di kepung
136
Pengawal bayangan keluar untuk membantu
137
Namora dalam bahaya
138
Kemunculan Black shadow di saat genting
139
Pertarungan dua pejuang
140
Rio VS Jhonroy
141
Rio mendapat tekanan
142
Kabar dari Takimura
143
Namora masih belum siuman
144
Meminta bantuan ke Kuala Nipah
145
penawar dari Joe
146
Kelicikan Angga
147
Melawan racun dengan racun
148
Namora telah siuman
149
Kepala Namora pusing lagi
150
Jol berkunjung
151
kembali ke sekolah
152
Namora dihukum
153
Namora menemui Tigor
154
Dilema
155
Kedok di balik Dojo
156
Kisah tentang Sensei
157
Menanti kedatangan sang otoriter
158
Suasana rapat yang canggung
159
Mulai mendapatkan penentangan
160
Jadilah anjing yang baik!
161
Udin ngomel terus
162
Tekad Namora
163
Jiwa muda pak Karim
164
Obrolan dua orang beda usia
165
Namora Jagoan
166
Pertemuan di rumah Jhonroy
167
Tiba dikampung Permai
168
Keluarga Lan
169
Preman pasar
170
Amukan Namora di pasar Sabtu
171
Bertemu dengan Ibu Zack
172
Mengumumkan permusuhan
173
Don Mora
174
Mengajak keluarga pak Karim makan di Hotel
175
Operasi tanjung karang
176
Sehari sebelum kebebasan Tigor
177
Ke Tower Mall
178
Pertemuan tidak sengaja dengan walikota Rantau
179
Kabar buruk dari perusahaan
180
Hari kebebasan Tigor
181
Hari kebebasan Tigor
182
Namora ditekan
183
Pertemuan di mulai
184
Perdebatan semakin menegangkan
185
Acting sempurna
186
Penyesalan
187
Bertemu dengan Joe William
188
Kematian pengkhianat
189
Angga menemui Namora
190
Aku bukan bodoh
191
Alun-alun kota Kemuning
192
Menghajar Andi
193
Satu juta poundsterling
194
Entah apa rencana kotor Angga
195
Namora akan kembali ke kota Batu
196
Menjadi Target pembunuhan
197
Pak Dewanto
198
Penolakan Namora
199
Kembali ke Sekolah
200
Pembunuh bayaran telah tiba
201
Aksi penyelamatan
202
Yang bisa membunuhku masih belum lahir
203
Peperangan mulai tercetus
204
Retro Komersial Enterprise
205
Masih belum move-on
206
Don Mora beraksi
207
Perang terus berlanjut
208
Ameng Kasmaran
209
Namora kembali di kepung
210
Pengepung yang terkepung
211
Lepas dari mulut harimau, masuk ke dalam mulut buaya
212
Teja terbun*h
213
Bertemu dengan Xenita
214
Namora mati kutu
215
Namora dikambinghitamkan
216
Apakah Black Cat harus kembali?
217
Organisasi Hayabusa
218
Meninggalkan kampung Kuala Nipah
219
PH entertainment
220
Intermezzo
221
Kebakaran
222
Gurita Bisnis milik Jhonroy
223
Kedatangan Joe William
224
Di bakar lagi
225
Pembantaian oleh Namora
226
Jhonroy semakin tertekan
227
Erik membocorkan informasi
228
Peringatan keras dari Tengku Mahmud
229
Undangan makan malam dari pak Dewanto
230
Pertemuan dengan keluarga Dewanto
231
Jhonroy akan jadi gelandangan
232
Disergap pembunuh bayaran
233
Joe vs Sensei
234
Kemunculan Black Cat memakan korban
235
Pertarungan hidup dan mati
236
Memburu Jhonroy
237
Kau menanam, kau menuai
238
Tak tumbang dihina, tak terbang dipuji
239
Menyelidiki Namora
240
Aku tidak menjauh. tapi kau jangan mendekat
241
Yang Mulia Namora
242
Bintang muda
243
Bahaya yang mengintai
244
Malam perpisahan
245
Kedatangan Xenita
246
Kedatangan dua tamu tak diundang
247
Tantangan dari Dhani
248
Liciknya Angga
249
pemanasan dimulai
250
Provokasi Dhani
251
Sosok serba hitam
252
mengabari Namora
253
Kabar duka
254
Angga masih tetap licik
255
Dhani ketakutan
256
Rio gagal membawa Dhani
257
Dhani dilepaskan
258
Gelandangan
259
Tiba di kota Batu
260
Mematahkan kaki Dhani
261
Rio vs Lolo
262
Kemarahan Dhani
263
Kembali Angga menggunakan kelicikannya
264
Akhirnya Tigor turun tangan
265
Sosok serba hitam
266
kemunculan Black cat memakan korban
267
Ayank Mora IQ rendah
268
Tiga kacung
269
Joe dan Namora sekarat
270
Pertarungan tak seimbang
271
Tengku Mahmud vs Matsushima
272
Bab Akhir
273
Karya baru telah rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!