Bagian 5

Sekar Almira POV

Anak yang memanggil 'Mas Duda'-ku dengan sebutan Papa tadi melihat kami dengan tatapan bingungnya. Aku jadi sedikit tidak percaya diri. Apa bisa ia menerimaku dan memperlakukanku dengan baik disini? Secara, aku orang asing. Dan nggak ada dewasa-dewasa nya sama sekali. Bahkan Mama bilang kalau aku ini masih sangat childish.

"Sudah tahu masih bocah, kenapa dinikahkan cepat-cepat, Mama?!" jeritku memberontak. Aih, tentu saja hanya di dalam hati.

Pria yang berdiri di sampingku pun berjalan mendekati anak laki-laki itu. Yang kutahu sebagai putra sulungnya. Ia lalu menggendong anak itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Sial! Dia malah meninggalkanku di luar sendirian! Awas saja nanti setelah kami menikah. Aku yang akan menguncimu di luar, Mas! Biar saja ia tidur di lantai, kedinginan dan digigiti nyamuk. Salah siapa menyebalkan!?

Eh? Tapi kan rumah ini punya banyak kamar? Ia bisa dengan sangat mudah tidur di kamar lain, kan? Hah, sudahlah! Nggak perlu aku pikirkan terlalu berat. Bikin pusing aja.

Setelah menimbang-nimbang, aku pun melangkahkan kaki memasuki rumah besar tersebut. Namun belum banyak langkah yang aku ambil, aku mendengar suara tawa yang begitu merdu. Tenang! Tenang! Bukan suara tawa wanita yang mengerikan. Hanya suara anak-anak yang saling bersahutan. Aih, kenapa mendengar suara tawa anak-anak bisa se-damai ini sih, rasanya?

Saat langkahku hampir mendekati sofa tempat Mas Duda-ku dan anak-anaknya bercanda tawa, pria itu melirik ke arahku. Reflek kakiku pun berhenti melangkah dan aku juga menundukkan kepalaku. Ada apa ini?

"Kemarilah!" titahnya begitu lembut. Aku pun melangkahkan kakiku kembali ke arahnya. Dan duduk di depan mereka.

Aku melihat posisi yang menyejukkan hati, dimana Mas Duda ku duduk sambil memangku anak bungsu yang menghadap dadanya dan anak sulung yang bergelayut manja di lengan kokohnya.

Aduh, Nak! Minggir, dong! Tante juga mau kali ada di posisi kalian. Jangan bikin tante iri kenapa? Hikss...

"Ibu saya sedang berganti pakaian. Setelahnya kamu bisa mengobrol dengan beliau. Sementara saya akan membersihkan diri terlebih dahulu. Lalu kita akan bicara," ucapnya.

"Bi-bicara apa, Mas?" Nah kan. Aku gerogi lagi.

"Lihat saja nanti! Nah itu Ibu saya," serunya sambil menunjuk ke arah samping tangga dengan dagunya.

"Hai sayang? Nama kamu siapa?" tanya wanita paruh baya yang ku ketahui sebagai calon mertuaku. Ciee. Hahahaa.

"Sekar Almira, tante. Biasanya dipanggil Mira,"  jawabku sesopan mungkin. Tahan! Tahan! Jangan bar-bar di depan camer. Harus kalem!

"Wah cantik sekali. Persis seperti namanya. Sekar. Cantik seperti bunga," pujinya. Ah aku bersyukur sekali mendapatkan calon mertua yang baik seperti beliau.

"Terimakasih, tante," jawabku seadanya.

"Kamu kan calon menantuku, panggil Ibu aja lah biar enak di dengar. Ya sayang?" pintanya halus.

"Oh i-iya Ibu."

"Nah itu kan bagus."

Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Kemudian kami terdiam. Hanya terdengar suara tawa anak-anak Mas Duda-ku saja. Hingga akhirnya pria itu pamit untuk membersihkan tubuhnya.

"Bu, Mas pamit dulu mau mandi. Titip anak-anak ya, Bu," ucapnya sopan. Aih aku jadi minder. Aku aja kalau ngomong sama Mama masih seenaknya. Nggak ada sopan-sopannya sama sekali. Hikss... Maaf ya, Ma.

"Iya. Kemarikan putramu! Biar dia mengenal calon Ibunya juga," ucap Ibu. Ehemm kenapa aku deg-deg an ya waktu Ibunya Mas Duda bilang gitu?

Mas Duda-ku pun memberikan anak bungsunya kepada Ibu. Sedangkan anak sulungnya sudah duduk diantara aku dan Ibu.

Setelah ayah kedua anak ini pergi, aku memberanikan diri untuk mengajak putra sulungnya berbicara.

"Namanya siapa sayang?" tanyaku mencoba selembut mungkin. Huffftt semoga berhasil!

"Rendra, Mami," jawabnya. Tapi tunggu! Ma-mami?!!

"Ma-mami?" tanyaku spontan.

"Iya, Mami. Kata Papa, sebentar lagi Tante akan jadi Maminya Rendra dan Geon. Kenapa? Memangnya Rendra nggak boleh panggil Mami?" ucapnya dengan bahasa yang terlalu dewasa untuk anak se usianya.

"Bo-boleh kok, sayang! Tan- eh Ma-mami nggak keberatan kalian panggil dengan sebutan itu," jawabku gugup. Pasalnya, kini Ibu dan juga anak bungsu Mas Duda menatapku dengan intens. Seolah-olah aku sedang di intimidasi. Aih, padahal bocah kecil itu juga belum mengerti kan?

"Makasih, Mami!" ucapnya girang. Ia pun memelukku secara tiba-tiba.

"E-eh?" Aku kaget. Apalagi anak yang bernama Rendra ini memelukku sembari bergumam 'aku sayang mami'. Hikss.. Tak terasa air mataku lolos begitu saja. Dasar, Mira cengeng!

Aku masih menangis meskipun calon anak sulungku sudah tertidur di pangkuanku. Hingga Ibu pun memergokiku.

"Heiii.. Kenapa menangis?" tanya Ibu mertuaku khawatir. Eh calon mertua maksudnya. Hehe...

"Nggak apa-apa kok, Bu. Mira cuma baper aja. Hikss... Mira seneng bisa di terima disini. Awalnya Mira takut kalau anak-anak menggemaskan ini membenci Mira. Ternyata Mira salah. Mereka anak-anak yang baik," jelasku jujur.

"Hahahaa... Sudah berhenti nangisnya. Anak sulungmu itu memang persis banget sama Zafran. Pinter banget bikin Ibunya terharu," jawab Ibu. Zafran siapa ya, btw?

"Za-zafran siapa, Bu?" tanyaku hati-hati.

"Hah?! Kamu nggak tahu siapa Zafran? Zafran Abidzar? Kamu nggak tahu?" cecar Ibu. Jantungku pun serasa dipompa dengan cepat mendengarnya.

"Eng-enggak, Bu," jawabku takut-takut.

"Astagaaaaa! Terus selama ini kamu manggil calon suamimu apa?" tanya Ibu lagi.

Tunggu-tunggu! Kenapa jadi bahas Mas Duda-ku sih? Ibu marah nggak ya kalau aku jujur? Hiks... Mama... Bantuin Miraaaa!

"Miraaaa... Ibu tanya sama kamu lho! Malah diam aja!" tanya Ibu tidak sabaran.

"Mi-mira panggilnya-..." ucapanku pun terpotong. Aduh jujur nggak ya? "...MirapanggilnyaMasDuda." ucapku cepat tanpa jeda. Huhh legaa!

"APAAAAA?!!!" Kaget Ibu. Nah kan! Harusnya aku nggak usah jujur. Di marahi, kan?! Huhuhhuu...

"Ma-maaf, Bu... Habisnya Mira lupa tanya sama Mama siapa nama calon suami Mira waktu itu. Maafkan, Mira," ujarku sambil menunduk.

"Huhh! Sudahlah! Tidak apa-apa! Zafran Abidzar itu nama suami kamu. Ayah dari kedua calon anakmu ini. Makanya sifat mereka juga mirip," jelas Ibu sangat sabar.

Ah, iya juga, ya? Bukankah Ibu sudah bilang jika Rendra ini mirip sama Zafran-zafran itu?! Kenapa aku bodoh sekali ya tidak bisa menebaknya?!

"Yasudah anak-anak biar Ibu yang menidurkan. Ini sudah cukup malam. Kamu tolong panggilkan Zafran saja! Dia baru pulang kerja. Sepertinya belum makan. Kamar Zafran ada di lantai dua. Naik saja lalu belok ke kanan," ucap Ibu sebelum beranjak dari duduknya.

"Iya, Bu. Tadi juga sudah disuruh Mama ikut makan di rumah kami. Tapi Mas Zafrannya nolak," jelasku. Aku tidak mau dong dikira nanti Mamaku adalah mertua yang kejam. Sampai calon menantunya datang pun tidak ditawarkan makan malam bersama.

"Ck! Anak itu!" Jawab Ibu dengan kesal.

Aku pun berpamitan pada Ibu dan mencium kening kedua calon anakku sayang. Dan beranjak dari tempat dudukku menuju kamar calon suamiku. Aduh! Aku kenapa semakin deg-deg an gini sih?!

Sementara itu, seorang pria yang sedari tadi berdiri di balkon dan melihat drama antara Ibu dan calon istrinya pun terkikik geli. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana lucunya rumah tangga mereka nanti. Hahahaa!

*

*

*

Zafran Abidzar POV

Saat melihat gadis yang sebentar lagi akan menjadi istriku itu beranjak dari sofa untuk memanggilku ke kamar. Aku bukannya turun malah berbalik menuju kamarku lagi. Ah! Aku ingin lihat, apa yang terjadi jika seorang gadis polos sepertinya masuk ke dalam kamar pria dewasa sepertiku. Pasti menyenangkan untuk menggodanya. Hahahahaa!

Aku sengaja tidak menutup pintu dengan rapat. Agar memudahkannya untuk masuk ke kamarku. Setelahnya aku mengambil handuk bekas mandiku tadi di atas kasur.

Tak lama aku mendengar suara langkah kaki mendekat. Dan...

"Mas Zafran, dipanggil Ib- Aaaaaaaaaaa! Mas Zafraaaaaaannnn!!!!" teriaknya kencang.

Oops!

Terpopuler

Comments

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

WOY..Mira...! ini dirmh calon mertua..!
bar-bar nya kok keluar sih...

2021-06-06

0

Putri Anatasya

Putri Anatasya

thorrr cape deh tertawanya😂😂😂

2021-06-05

0

Tiwi Rahayu

Tiwi Rahayu

seru dan lucu novel ini

2021-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!