"Ada apa, Zaidan?" tanya Zafran untuk memecahkan keheningan yang tercipta diantara adik dan juga istrinya barusan.
"O-oh! I-ini, Ibu suruh aku antar makanan buat Mas Zafran dan istri. Kata Ibu kalian belum makan dari tadi," jawabnya gugup.
"Baiklah, terimakasih! Kami butuh istirahat. Bisa tolong tinggalkan kami?" pinta Zafran tanpa senyuman. Setitik cemburu hadir dalam hatinya. Ia hanya takut kalau Zaidan juga merupakan salah satu bagian dari masa lalu Almira yang belum selesai.
"Ah, iya! Aku permisi, Mas," pamit Zaidan kemudian.
Pria muda itu meninggalkan kamar kakak dan kakak iparnya. Setelah melihat Zaidan sudah berbalik, Zafran pun menutup kamar dan menuntun istrinya untuk kembali ke ranjang lagi.
Sementara Almira, wanita itu menyadari perubahan raut muka suaminya. Dia yakin jika sang suami berpikiran yang tidak-tidak tentang dirinya dan Zaidan. Hingga ia pun memutuskan untuk diam tak bersuara.
"Makan dulu, Mira!" Zafran mendudukan dirinya di pinggir ranjang. Sementara itu, Almira duduk bersandar sembari menerima suapan dari suaminya.
"Sudah, Mas! Mira sudah kenyang!" ucapnya saat suapan kelima masuk ke dalam mulutnya. Tanpa bicara, Zafran mengasongkan gelas berisi air minum kepada Almira. Dan gadis itu menerimannya. Setelah itu, gantian Zafran yang memakan makan malamnya. Karena jujur ia pun sangat lapar sekarang.
Almira berusaha untuk membaringkan tubuhnya yang lemah. Namun bukannya tidur, gadis itu malah menatap langit-langit kamar hotel milik keluarga suaminya ini. Dia terus memikirkan cara untuk membuat suaminya tidak marah lagi.
"Tidurlah, Mira! Kamu sedang sakit," titahnya seraya menyelimut tubuh Almira dan anak-anaknya.
"Mas nggak tidur?" tanya Almira lirih. Ia menatap Zafran yang sudah selesai makan dan tengah membawa nampannya untuk disimpan diatas meja dekat sofa.
"Masih ada sedikit pekerjaan sebelum cuti. Nanti saya tidur di sofa saja," jawabnya tanpa menengok ke arah istrinya.
Almira yang sedang lemah pun semakin sedih karena mendapat perlakuan dingin dari suaminya. Ia tahu itu karena tidak mungkin Zafran membiarkan Almira tidur hanya dengan anak-anak.
Jika sedang dalam keadaan biasa, mungkin saja Zafran lebih memilih tidur memeluk anak-anak daripada tidur di sofa. Atau Zafran akan berdesakan dengannya di pojok ranjang. Yang pasti suaminya itu tidak akan mengabaikannya seperti sekarang ini.
"Mas?" panggil Almira lagi.
Seakan tahu apa yang akan dibicarakan istrinya, Zafran pun menoleh dan menghembuskan napasnya lelah.
"Saya memang penasaran ada hubungan apa kamu dengan Zaidan. Tapi kamu sedang sakit. Jelaskan hal ini saat kamu sudah sembuh saja," ucapnya tidak benar-benar marah. Ia hanya takut kecurigaannya membuat Ia mendesak Almira yang sedang sakit untuk mengobati kegelisahan dalam hati pria itu.
Almira yang mendengarnya pun pasrah. Ia merasa tubuhnya sudah sangat lelah. Akhirnya ia hanya mengiyakan saja ucapan suaminya. Lalu gadis itu pergi ke alam mimpi menyusul kedua anaknya. Meninggalkan sang suami yang pura-pura menyibukkan diri dengan laptop di atas pangkuannya.
*
*
*
Paginya, keadaan Almira pun sudah membaik meski belum sepenuhnya pulih. Gadis itu bangun sedikit lebih terlambat dari biasanya. Lantaran sakit kepala yang menderanya sejak semalam. Dia mengambil air untuk bersuci dan menjalankan ibadah paginya meski sedikit terlambat.
Selepas menyelesaikan kewajibannya, Almira memberanikan diri untuk mandi, padahal cuaca pagi ini cukup dingin. Gadis yang sudah resmi menyandang status istri ini hanya memerlukan waktu tak lebih dari tiga puluh menit untuk membersihkan dirinya. Ia menatap anak-anak yang masih tidur di ranjang dengan saling berpelukan. Ia tersenyum, namun saat sadar jika suaminya tidak ada di kamar, senyuman itu pudar.
Ia yakin semalam Zafran benar-benar tidak tidur di ranjang. Terbukti dengan adanya bantal di atas sofa. Gadis itu sekuat tenaga menahan air matanya. Dia membereskan bantal dan selimut milik sang suami dan meletakkannya di ranjang.
Saat Ia berniat untuk membereskan barang-barang mereka yang tidak seberapa ke dalam koper, pintu pun terbuka. Muncullah sosok yang tengah berada di pikirannya saat ini.
"Kamu sudah sehat?" Tanya Zafran tidak sedingin tadi malam.
"Sudah mendingan, Mas," jawab Almira lirih.
Sekuat tenaga Almira menahan isakannya. Dia hanya tidak ingin sang suami semakin marah karena sifat cengengnya ini. Wanita itu terus menundukkan wajahnya tak berani menatap sang suami.
Zafran menyadari perubahan pada istrinya. Ia tahu sikap tidak pedulinya semalam memang bukan hal yang baik. Oleh karena itu Ia berniat meminta maaf pada Almira. Dia menarik bahu sang istri agar menghadapnya.
"Maafkan saya, Sayang. Saya hanya kaget ternyata kamu dan Zaidan sudah saling kenal." Ucapnya sembari membawa Almira dalam dekapan.
"M-mas? Mira bisa jelaskan-" ucapnya tertegun.
"Sudahlah! Zaidan sudah menjelaskan bagaimana kalian bisa saling mengenal. Dia ternyata sahabat kakakmu saat kuliah dulu. Hmmm, dunia ini memang sempit," ucap Zafran sembari membubuhkan kecupan di surai Almira.
"Mas? Tapi-"
"Sayang... Kamu belum pulih benar. Jangan berpikir yang berat-berat. Kalau saya bilang nggak ada masalah lagi, ya itu artinya semua selesai, Mira," jelas Zafran merapatkan rengkuhannya.
Almira tak menolak perilaku Zafran. Bahkan gadis itu ikut merapatkan tubuhnya dalam pelukan Zafran. Seolah dada bidang Zafran adalah pusat kenyamanannya sekarang. Tangannya ia lingkarkan di tubuh sang suami.
"Saya mau ajak kamu ke suatu tempat. Bersiaplah!" ucap Zafran melepaskan rengkuhannya. Ia mendaratkan kecupan sayang di kening istrinya.
"Kemana, Mas?" tanya Almira penasaran.
"Lihat saja, nanti!" Jawab Zafran penuh teka-teki.
"Aih, suami nakal! Istrinya sendiri dibuat penasaran!" sahut Almira memukul dada Zafran pelan.
"Hahahaa... Bersiaplah, sayang! Tidak perlu membangunkan anak-anak! Mereka akan dibawa pulang Ibu dan Ayah," titah Zafran
Almira cukup lama terdiam. Batinnya menolak ajakan sang suami. Tapi tidak dengan otak cantiknya yang merasa penasaran dengan tempat tujuan mereka nanti. Pada akhirnya, gadis itu pun bersuara.
"Apa nggak merepotkan?" tanya Almira ragu.
Dia tidak ingin kedua mertuanya berpikir bahwa menantunya ini tidak melakukan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu Almira sedikit ragu dengan ajakan sang suami.
"Kenapa repot? Anak-anak kita kan cucu mereka juga, sayang!" Katanya membelai surai panjang Almira.
Almira masih berpikir, bibirnya membuka-tutup seakan ragu untuk mengutarakan isi pikirannya. Zafran yang gemas melihat ekspresi istrinya pun mendaratkan kecupan singkat di bibir Almira saat sedang sedikit terbuak.
Terang saja gadis itu kaget! Bahkan matanya masih terus melotot meskipun suaminya sudah meninggalkannya keluar dari kamar itu. Setelah sadar, Almira pun refleks menyentuh pipinya yang memerah sambil berteriak.
"Mas Zafraaaaaaaaan!!!!!" Teriaknya tanpa sadar.
"Mami, berisikkkk!!!"
Oops! Rupanya suara gadis itu sudah mengganggu tidur putra tampannya.
'Oooh! Maafkan Mami Mira, sayang' Ucap Almira dalam hati.
*
*
*
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
kemaren papi nya yg berisik...
kini maminya yg berisik...
2021-06-06
0
Dewii
Hadeh ni bocil selalu bilang berisik!!😂🤣🤣
2021-05-06
5
Novel
trlalu baxk misteri,,, jdi bkin bosan bacax.... maaf kluar dri Favorit
2021-03-31
4