Malamnya, kedua pengantin baru ini sudah berada di atas panggung pelaminan. Almira sebenarnya sudah terlalu lelah menyalami tamu yang begitu banyak. Bahkan sebagian besar dari mereka, ia tak mengenalnya. Oleh karena itu Almira sering duduk untuk mengistirahatkan kakinya yang pegal karena mengenakan sepatu tinggi. Dan saat tamu datang untuk menyalami mereka, barulah Zafran menuntun Almira untuk berdiri.
Pesta yang diadakan di dalam ballroom salah satu hotel milik keluarga Zafran pun sudah di dekorasi begitu megahnya. Almira bahkan sempat terkejut karena tak menyangka pernikahannya akan menjadi semewah ini. Padahal ia sudah mengatakan pada Mamanya untuk hanya menggelar resepsi kecil saja.
Kalau begini siapa yang repot? Almira juga, kan? Wanita itu terlihat pucat meski wajahnya sudah dipolesi make up tebal.
Zafran tak menyadarinya, karena ia tengah celingukkan menanti sosok adiknya yang tak juga nampak. Dua kali dalam sehari Zafran dibuat kesal oleh Zaidan yang mengingkari janji. Alasan adiknya kali ini adalah, Ia ketiduran saat menunggu pesawat take off.
Dan alhasil ia pun harus mencari penerbangan dadakan. Untung saja adiknya itu mendapatkan tiketnya. Karena jika tidak, bisa dipastikan wajah tampan Zaidan akan berubah mengerikan saat Ia sampai nanti.
Aih, tidak mungkin juga Zafran berani. Bisa dikuliti habis-habis an ia oleh sang raja di rumahnya karena sudah menyakiti anak kesayangan sang ratu.
Saat pria itu menatap ke sebuah sudut, bibirnya pun membentuk senyuman tipis. Ia berniat untuk memberitahu Almira yang berdiri di sampingnya. Namun saat menoleh, ia mendapati istrinya itu sudah terduduk lemas.
"Mira, kenapa, sayang?! Wajahmu pucat," tanyanya cemas. Sembari ikut duduk di samping gadis itu.
"Nggak apa-apa, Mas." Jawabnya lemah.
Zafran pun menyentuh kening Almira untuk mengecek suhu tubuhnya. Dan benar saja! Panas tinggi dirasakan oleh telapak tangan Zafran yang berada di kening istrinya.
"Kamu sakit, sayang! Masih kuat berdiri? Ayo istirahat di kamar saja!" titahnya sarat akan kekhawatiran.
"Mas? Resepsinya belum selesai," jawab Almira semakin lemah.
"Kesehatan kamu lebih penting, Mira! Ayo saya gendong!" putus Zafran akhirnya.
"Nggak perlu, Mas. Mira jalan sendiri aja. Malu kalau di gendong Mas Zafran. Sini, gandeng, tangan Mira!" pintanya lirih.
Zafran pun menahan dirinya untuk tidak mencubit pipi istrinya itu karena gemas. Bisa-bisanya dalam situasi seperti ini Almira masih bertingkah menggemaskan?!
"Yasudah. Ayo!" Ajak Zafran. Pria itu menuntun istrinya berdiri, dan membawanya untuk istirahat di kamar hotel yang tidak jauh dari ballroom.
Sebelumnya ia sudah meminta izin kepada kedua orangtua mereka. Mama dan Ibu bahkan sampai mau turun dari pelaminan agar dapat menemani Almira. Namun karena nasihat dari suami mereka, kedua wanita paruh baya yang resmi menjadi besan pun mengurungkan niatnya.
Mereka tidak mau di cap sebagai tuan rumah yang tidak menghargai para tamu. Oleh sebab itu kedua pasangan paruh baya itu tetap berada di atas pelaminan meski sang pengantin sudah tidak lagi duduk di tengah-tengah mereka.
*
*
*
Almira dan Zafran sudah berada di salah satu kamar hotel. Meski malu-malu, Zafran berhasil membantu istrinya melepas gaun pernikahan dan menggantinya dengan kaos juga celana pendek.
Tak lama setelah Almira merebahkan dirinya di ranjang, dan di temani Zafran yang duduk bersandar di sampingnya, pintu kamar mereka pun di ketuk. Zafran bangkit untuk membukakannya.
Nampak disana kedua putranya yang berdiri sendirian. Tanpa ada orang dewasa yang menemani. Zafran pun bergegas membawa putra bungsunya ke dalam gendongan. Karena bagaimana pun Geon belum bisa berdiri dengan kokoh dalam waktu yang lama. Entah siapa yang tega membiarkan putranya berkeliaran sampai sini.
Zafran bersama kedua putranya pun memasuki kamar dimana istrinya sedang istirahat.
"Mami?" panggil Rendra. Melihat Maminya yang tidur diatas ranjang, anak itu pun sudah akan berlari untuk memeluk Maminya. Namun sudah terlebih dulu dicegah oleh Zafran.
"Mami sedang sakit, nak! Pelan-pelan saja," nasihat Zafran pada putranya.
"Mami?" panggil Rendra lagi. Bahkan suaranya sudah bergetar karena saking rindunya dengan sang Mami.
Mendengar suara anaknya, Almira pun bangun dari tidurnya yang baru sebentar. Ia pun menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
Gadis itu merentangkan tangannya mengisyaratkan Rendra untuk memeluknya. Sadar akan isyarat itu, Rendra pun menaiki ranjang. Anak itu duduk di pangkuan Almira dengan menghadap ke arah Maminya. Bahkan kedua tangan mungilnya sudah melingkar di leher Almira.
"Mami.... Hiks.... Rendra kangen Mami! Tadi pas Mami berdiri sama Papa disana, Rendra udah mau nyamperin. Tapi kata Nini nggak boleh. Huwaaaa!" Tangisnya pun pecah menceritakan larangan dari Nininya. Nini adalah sebutan untuk Nenek Zafran, Ibu dari Anisa. Meski beliau sudah sangat tua. Namun kesehatannya masih cukup baik. Beliau pun sangat bersedia untuk menjaga kedua cucu buyutnya ini selama pernikahan berlangsung.
Almira sudah akan mengeluarkan kata untuk menjawab perkataan Rendra, namun tenggorokannya terasa sangat sakit. Hingga Zafran yang melihat pun merasa kasihan.
"Sayang... Mami lagi sakit. Nggak bisa banyak omong. Abang kalau mau tidur sama Mami, sekarang ayo ganti baju dulu. Adek juga!" titah Zafran menengahi. Pria itu membantu kedua putranya untuk berganti pakaian. Lalu menidurkan keduanya di tengah-tengah antara ia dan sang istri.
"Mami cepet sembuh ya! Rendra sayang Mami! Geon juga," ucap anak itu membuat Almira merasa terharu. "Selamat malam, Maminya Rendra dan Geon!" Rendra pun tidur setelah mencium kedua pipi Almira dan juga Geon.
"Selamat malam, sayang!" balasnya meski sulit. Ia juga membubuhkan kecupan di kening kedua anaknya ini.
Almira yang sebenarnya sudah sangat lelah dan mengantuk pun harus menahannya lagi. Sampai kedua anaknya benar-benar tidur barulah ia bisa memejamkan matanya. Sementara itu, Zafran pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Karena sejujurnya pria itu juga sangat lelah saat ini.
Almira sudah akan memejamkan matanya, sebelum mendengar ketukan di pintu kamarnya. Lantaran suaminya itu belum kembali, Almira pun berniat untuk membuka pintu.
Lalu saat baru beberapa kali melangkah, tubuhnya oleng. Untung saja Zafran yang ternyata sudah keluar dari kamar mandi saat melihat Almira mencoba berdiri pun dengan sigap menopang tubuh istrinya.
"Kamu kenapa bangun, Almira? Kenapa tidak tidur?" Tanyanya khawatir.
"Tadi ada yang ketuk pintu, Mas. Mira mau buka," jawabnya lemah.
"Huhh.. Baiklah! Ayo kita buka sama-sama."
Zafran menuntun istrinya untuk berjalan mendekati pintu. Lalu jemari mungil Almira menyentuh gagang pintu untuk membukanya. Karena terlalu lemah, Zafran pun membantu istrinya.
Lalu pintu pun terbuka. Dan ternyata...
"Loh, Sekar?!" Kaget suara di depan mereka.
"Bang Aidan?" Jawab Almira.
Zafran merasa keheranan melihat adegan ini. Bagaimana mungkin kedua insan itu ternyata saling mengenal? Bagaimana mungkin panggilan lama itu juga yang di sebut adiknya.
Ya! Almira dan Zaidan, adiknya. Zafran bertanya-tanya ada hubungan apa antara keduanya ini.
Astagaaaaaa! Satu masalah selesai! Justru teka-teki baru kembali muncul dalam hidup pria itu.
'Aaarrgghh!!' batinnya memberontak.
*
*
*
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
si othor yaa...
suka sekali maen teka-teki silang ya...
mmm...
pasti deh dulunya sering menangin teka-teki silang yaa..?
2021-06-06
0
Faizha Alyha Handhayani
teka teki 🤔🤔🤔🤔
tepatnya maslah baruuu
2021-05-12
2
bucin_nya lee donghae
banyak teka teki gk pakek silang
2021-03-26
3