Duda Dan Gadis

Duda Dan Gadis

Bagian 1

Sekar Almira POV

Sialan memang duda satu itu! Bagaimana mungkin setelah aku terburu-buru menyiapkan diriku hingga aku sudah terlihat begitu cantik, dia malah membatalkan janji untuk menjemputku?Dia justru menyuruhku untuk datang ke sebuah restoran Indonesia ini sendirian.

Catat! S-E-N-D-I-R-I-A-N!!

Bisa bayangkan seorang gadis cantik jalan sendirian memasuki restoran kelas atas ini bagaimana tatapan orang-orang yang melihat? Memalukan bukan? Disaat mereka berjalan bergandengan dengan pasangannya, aku justru dihadapkan kenyataan jika aku harus mencari meja yang belum terisi ini sendirian. Hikss...

Dan dengan pakaian non-formal ku, celana jeans tujuh perdelapan dan kaos pink, tidak terlalu buruk menurutku. Apalagi sneaker yang aku pakai sekarang. Yah, meskipun sudah lama dan terlihat 'klasik' aku bisa jamin nominal untuk pakaianku dari atas sampai bawah bisa untuk membeli ponsel keluaran terbaru yang harganya belasan juta. Hiks... Tapi kenapa orang-orang itu menatapku seolah aku ini pengemis yang mengganggu mereka?

Pokoknya ini salah Om Duda itu! Titik!

Huwaaaa! Dasar duda tak berperi-kegadisan!

Setelah perdebatan kecil dengan pramusaji yang mengatakan tidak ada meja kosong padahal itu hanya alasannya saja saat melihat penampilanku yang tidak 'berkelas' hari ini, aku pun menelpon Mama dan mengadukan semuanya. Beruntung pemilik restoran ini adalah istri dari kolega bisnis Papa. Jadi hanya dengan jentikan jari semua dapat teratasi. Aihh! Senangnya jadi orang kaya. Hohohoo...

Dan akhirnya disinilah aku, duduk sendirian ditemani angin yang berhembus meniup daun telingaku. Aih! Kenapa jadi se puitis ini sih aku?! Ini semua gara-gara duda tua itu! Awas aja kalau ketemu ak-

"Permisi."

W-what?! Aku lagi nunggu duda menyebalkan, kenapa yang datang pria tampan ini astagaaaaa! Ya Allah, kebaikan apa yang hamba lakukan sehingga Engkau memberi hambamu hadiah seindah ini?

"Ah? I-iya?" jawabku gugup. Ya Ampun kenapa harus gugup sih?!

"Sekar Almira?" tanyanya. Ohhhh! Apakah aku secantik dan setenar itu hingga pria tampan di depanku pun sampai mengetahui namaku?!

Hah?! Tunggu! Jangan bilang dia? Astaga Mamaaaa!!!

"Maaf saya terlambat," ucapnya singkat dan berwibawa. Aku nggak kuat!

Seketika aku merutuki kebodohanku yang sempat mengira pria yang akan di jodohkan denganku adalah duda tua berperut buncit yang mungkin usia cucunya tidak jauh dariku.

Tapi apa ini?! Pria di depanku adalah pria tertampan yang pernah aku lihat. Alis tebalnya. Postur tubuh tinggi gagahnya. Rahang tegasnya. Aku yakin pria ini memiliki sedikit keturunan Arab. Hingga wajahnya yang sedikit ditumbuhi jambang malah membuatnya semakin tampan.

"Jadi? Bagaimana perjalananmu kemari tadi? Maaf saya ada meeting dadakan hingga tidak sempat menjemputmu," ucapnya setelah beberapa saat kami terdiam.

Mendengar itu aku pun melunturkan senyum di bibirku. Kekesalanku kembali setelah mengingat jika ia adalah orang yang telah membuatku menunggu terlalu lama, lalu setelahnya malah memerintahku untuk datang sendiri.

Menyebalkan!

"Lancar," jawabku sekenanya.

"Baik. Jadi kenapa kamu mau menikah sama saya?" tanyanya.

"Nggak tau," jawabku lagi.

Memangnya apalagi yang harus aku katakan? Karena aku mencintainya? Ohoo! Tidak semudah itu seorang Almira jatuh cinta! Memang sih, pria ini tampan! Tapi menyebalkan! Huh!

"Hm?" Pria di depanku menaikkan satu alisnya pertanda ia bingung dengan ucapanku

"Ya aku nggak tau kok! Cuma pengen nyenengin Mama aja. Kan Mama yang minta aku nikah sama Om," jawabku ketus. Bodo amat!

"For your information, saya belum setua itu untuk kamu panggil Om," ucapnya.

"Mulut-mulut siapa?" jawabku. Hihihihi. Aku terlihat seperti anak TK yang sedang bertengkar dengan temannya, ya?

"Kamu ini benar-benar aneh!" sahutnya.

Aku? Aneh? Belum tahu dia aku bisa jadi perempuan se-aneh apa! Main-main kok sama Almira.

"Terserah!" jawabku cuek. Kulihat pria di depanku ini menaikkan satu alisnya. Apa artinya? Ah aku tidak peduli.

"Kalau Om kenapa mau nikah sama aku?" tanyaku. Setelah berusaha sekuat tenaga menahan segala kekesalan yang entah mengapa bercokol di hatiku tentu saja.

"Karena saya ingin," jawabnya datar persis seperti talenan di dapur Mamaku. Jadi dia balas dendam nih ceritanya?

"Oh." hanya itu jawabku.

Kami pun terdiam lagi tanpa ada yang mencoba mencairkan suasana. Kemudian entah siapa yang merencanakan, tapi di depan kami sudah ada beberapa menu makan siang. Tanpa menunggu dia menawariku, akupun segera menyantap makanan favoritku! Rendang!

Hingga makananku habis, aku tak melihat ia menyentuh makanannya sedikit pun.

"Nggak makan, Om?" tanyaku pura-pura baik.

"Tidak," jawabnya singkat.

Ini kenapa aku merasa seperti seorang wanita yang dicueki pacarnya saat malam mingguan ya? Padahal kan dia yang ngajak aku bertemu. Haiss! Benar-benar Om Duda di depanku sangat menguras emosiku hari ini.

"Terus Om ngapain ngajak ketemu kalau cuma lihatin saya makan?" tanyaku geregetan.

"Maaf," balasnya. Nggak nyambung sama sekali kan? Heran aku juga!

Aku melihatnya sering melirik tangan kanannya yang dilingkari jam tangan mewah tersebut.

"Om kalau mau pulang, pulang aja. Lagian nggak ada yang perlu dibicarain, kan? Aku juga mau pulang. Ditunggu Mama," ucapku berbohong. Yang benar saja, Ibu Negara dirumahku malah memintaku untuk berlama-lama dengan "calon menantunya".

"Ah ya! Saya ada meeting sebentar lagi. Ayo saya antar kamu pulang!" ajaknya.

Menyebalkan! Bahkan di pertemuan pertama saja sudah membuatku kesal setengah mati! Awas saja nanti! Akan aku adukan ke Mama Santi dan Papa Bagas kalau putrinya yang imut ini sakit hati karena dia. Hikss...

"Nggak usah. Makasih! Aku naik ojol aja." tolakku sambil berdiri. Tentu saja dengan nada yang ketus. Ini adalah bentuk protes dari seorang Sekar Almira!

"Saya antar! Dan jangan lagi-lagi panggil saya dengan sebutan itu! Kamu kira saya pernah nikah sama tante kamu apa?! Panggil saya 'Mas'!

O-ow... Kenapa jadi dia yang marah? Terus kenapa aku nggak balas memarahinya? Dia kan yang seharian ini membuat mood ku hancur berantaian? Dia juga yang memperlakukanku dengan tidak baik saat kencan pertama kami.

E-eh... Ta-tapi, dia menyentuh pergelangan tanganku. Ada apa ini? Kenapa kamu berdetak sangat cepat, jantung? Kenapa ha!?

"I-iya" jawabku tergagap. Kenapa harus gagap sih? Bukannya tadi aku sudah berakting sangat bagus saat berbicara ketus dengannya? Kenapa sekarang berubah lembek lagi, 'sih?!

Ah dasar! Jantung murahan! Baru diperlakukan manis sedikit saja sudah berdetak tak karuan.

Menyebalkan!

Dan pada akhirnya aku hanya bisa mengikuti jalan pria itu hingga sampai di mobilnya. Dia pun mengantarkanku pulang. Tak ada pembicaraan yang terjadi diantara kami berdua. Bagiku tak masalah, aku juga tidak terlalu senang berbicara dengan pria kaku menyebalkan sepertinya.

Aku tidak sabar untuk memeluk guling tercinta ku sekarang.

Akhirnya aku bisa istirahat setelah drama kencan pertama hari ini! Huh!

Eh? Tunggu? Calon suamiku tadi namanya siapa? Astagaaaaaa! Aku lupa bertanya!

*

*

*

To be continued

Terpopuler

Comments

Jihan Hwang

Jihan Hwang

lucu thor.... aku baru baca dah dibikin senyum²...
mampir juga dikarya ku ya jika berkenan/Smile//Pray/

2024-11-16

0

kagome

kagome

nama calon suami gk tau.wah gk ada akhlak emang.11 12 ma aq thor😘

2021-12-17

0

Ike Kartika

Ike Kartika

br mulai bc ak dah mesem2..br x ini bc novel bs mesem2 ngebaygn gaya almira ky nya org nya kocak lucu penyang😅😅

2021-06-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!