Bagian 2

Almira memasuki rumahnya masih sambil berpikir siapa nama duda tampan calon suaminya itu. Kadang ia sendiri heran dengan otaknya yang langsung lemot saat sudah bertemu dengan pria tampan. Padahal Mira ini lulusan terbaik se angkatannya lho, di kampus favorit pula.

Kadang Ibunya sendiri juga harus banyak-banyak istighfar karena dikaruniai anak yang aneh nya minta ampun. Seperti saat ini, Mira tengah duduk di ruang tamu sembari mulutnya bergumam tidak jelas. Membuat Ibunya menarap Mira dengan dahi yang berkerut dalam.

"Kamu kenapa sih, Mir? Sehat? Kok bibirnya komat-kamit kaya orang gila?" tanyanya.

"Aih si Mama, kaya gitu banget sama anaknya. Mira tuh lagi mikir, Ma." jawab Mira

"Mikir? Emang bisa? Otak kamu lebih sering juga di anggurin daripada dibuat mikir. Heran juga Mama, kok ya dosenmu itu bisa meluluskan kamu. Nyogok berapa juta kamu?!" tanya Ibunya sarkas. Yah beginilah kehidupan keluarga Almira. Dia yang cengeng dan lebay. Serta Mamanya yang korban sinetron hidayah. Hanya Papa dan kakak laki-laki Mira yang sehat. Sayang sekali mereka sedang ke luar kota untuk mengurus pekerjaannya.

"Dih Mama tega bener sama anaknya. Huwaaaa! Papaaa!!" teriak Mira histeris.

"Cengeng!" Ejek Mamanya.

"Mama tuh kenapa sih sama Mira? Hiks... Kok kayanya Mira merasa disini cuma anak angkat ya? Hiks... Mama ngerti nggak sih gimana perasaan Mira? Mira sedih Ma! Mira nggak kuat kalau di gini in sama Mama terus. Hiks... Mira mending nikah aja daripada di rumah dianiaya Mama terus!" Ucapnya mencurahkan isi hatinya. Wanita paruh baya di sampingnya hanya bisa bersabar dan bersyukur karena dikaruniai anak yang ajaib macam Sekar Almira, putri kesayangannya ini.

"Lebay kamu ih! Lagian kan emang sebentar lagi kamu nikah!" Ucap Ibunya semakin mengejek Mira.

"Mamaaaaaaa! Huwaaaaaa!" Mira menelungkupkan wajahnya diantara lututnya yang sudah ia naikkan dan berteriak histeris. Persis seperti anak TK yang baru selesai bertengkar dengan temannya merebutkan ayunan atau perosotan. Hahaha

"Uluh uluh... Anak kesayangan Mamaaaa." Akhirnya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang hampir memasuki setengah abad ini menghentikan kegiatannya menggoda Mira. Ia mendekati putrinya dan memeluk Mira sangat erat. Mira pun membalas pelukan Ibu yang juga sangat ia cintai ini.

"Maaf ya sayang.. Mama cuma bercanda kok. Kamu itu anak kesayangan Mama. Beneran deh! Suer!" Ucapnya sambil mengangkat jari tengah dan telunjuknya.

Mira mengangguk dan memeluk Ibunya semakin erat. Nah bisa akur juga mereka!

Seakan teringat oleh sesuatu, Mira pun mendongak dan otomatis pelukan mereka pun terlepas. Mira menegakkan tubuhnya karena ada hal penting yang ingin dia tanyakan kepada Ibunya.

"Mama?"

"Kenapa sayang?"

"Mira mau nanya. Boleh?"

"Boleh dong. Nanya apa?"

"Pria yang dijodohkan sama Mira, beneran duda?" Tanya Mira hati-hati.

"Iya bener."

"Kok Mama kasih izin Mira buat nikah sama duda sih? Anak Mama ini perawan ting-ting loh?" Tanya Mira mulai mengeluarkan kekesalannya.

"Ya gimana lagi? Habis dudanya ganteng sih. Kaya raya lagi. Kenapa Mama harus nggak setuju?"

"Ih Mama kok mikirnya gitu sih? Emang Mama kekurangan uang apa? Mira bilang ke Papa lho ya kalau Mama ngajarin Mira matre!"

"Huss kamu! Siapa yang ngajarin kamu matre sih? Kan mami cuma bilang kalau dia kaya raya. Kamu itu yang salah paham menyimpulkannya."

"Iya juga ya, Ma." Jawab Mira sembari kembali berpikir.

"Nah kan." Ucap Ibunya. Aih anaknya ini kenapa polos sekali sih? Gampang sekali dibohongi. Untung selama ini dia bisa menjaga pergaulan. Kalau tidak? Bisa-bisa ia sudah menjadi nenek muda sekarang. Amit-amit!!

"Ma nanya lagi boleh?"

"Boleh Mira, anak kesayangan Mama. Ada apa hm?" Tanyanya sedikit jengkel. Mira yang mendapat tatapan mengerikan dari Ibunya pun hanya bisa meringis.

"Duda itu cerai mati atau hidup, Ma?"

"Nggak tahu juga Mama. Besok aja waktu ketemu lagi kamu tanyakan."

"Emang nggak apa-apa, Ma?"

"Ya nggak apa-apa lah! Hak kamu sebagai calon istrinya."

"Oh oke, Ma. Terus kalau dia duda, berarti udah punya anak dong, Ma? Atau dia duda tak beranak?"

"Hahahaaa... Bahasamu itu lho. Masak ya duda tak beranak?" Ucapnya sambil tertawa. "Dia sudah punya 2 anak. Cowok semua. Si sulung baru kemarin masuk SD. Kalau yang bungsu sekitar umur 2 tahunan lah." lanjut Ibunya lagi.

"Ooh... Terus kalau Mira nikah sama dia, Mira bakal jadi ibu-ibu dong, Ma?" Tany Mira hati-hati.

" Yaiyalah! Masa yaiyadong." Jawab Ibunya sok gaul.

"Mama nggak apa-apa jadi nenek muda?"

"Nggak apa-apa banget! Mama sudah pengen gendong cucu. Tapi Abangmu itu masih seneng kerja. Yaudah satu-satunya cara ya menikahkan kamu sama seorang duda. Kan Mama enak dapet menantu idaman plus 2 cucu yang menggemaskan. Dan nanti kalau kamu cepet diberi momongan ya tambah ramai dong rumah Mama." jelasnya menerawang ke masa depan. Ihirrrrr.

"Ih mama apaan sih!" Mira pun menundukkan wajahnya karena malu dengan ucapan Ibunya tentang anak. Membuat Ibunya semakin gencar untuk menggoda putri bungsunya ini.

"Cieee.. Jadi setelah kencan tadi kamu udah bisa menerima dia, ya? Cie cie cie! Ah sengangnya Mamaaaa! Gimana gimana? Suami-able banget kan pilihan Mama? Ah Mama mah emang pinter kalau cari mantu!" ujarnya membanggakan diri sendiri.

"Apaan sih Mama! Mira kan udah janji mau nerima nikah sama duda itu. Jadi ya Mira mau coba ikhlas dong, Ma!" ucapnya membela diri.

"Aduhhh! Anak Mama sudah dewasa ya? Nggak nyangka deh, Mama." Mira hanya tersenyum mendengar pujian dari Ibunya. Jarang-jarang dong istri kesayangan Papanya itu memuji dirinya. Harus disyukuri ini!

"Mama bisa aja!" ucap Mira.

"Eh bentar. Tapi kok Mama merasa ada yang mengganjal ya?"

"Ha? Apa, Ma?"

"Kamu perasaan manggil calon suami kamu 'duda itu-duda itu' terus! Nggak sopan tahu sama calon suami kaya gitu!"

"Ehmm.. Anu, Ma... Sebenernya dia udah suruh Mira manggil dia 'Mas' sih, Ma."

"Nah terus kenapa nggak dituruti?" Tanya Ibunya menelisik.

"Karena..............Karena..............." Mira takut untuk mengakui. Ia pun berbicara dengan tergagap. "Karena, Mi-mira nggak tahu namanya, Ma." Ucapnya cepat dengan satu tarikan nafas. Ibunya yang mendengar itu pun shock dan terdiam selama beberapa saat. Hingga.....

"ASTAGA NAGA MIRA ANAK MAMA TERCINTA YANG CANTINYA NGALAHIN MANOHARA!!! MAKSUD KAMU APA, MIRA?"

Mira menutup telinganya karena teriakan singa dari sang Mama. Sebelum pada akhirnya ia menjawab.

"Mira lupa nanya, Ma. Habisnya Mas duda itu ganteng. Mira jadi blank tadi."

"Gustiiiiiiiii..... Apa salah hamba Ya tuhaaann????" Ucap Ibunya sambil menengadahkan tangan ke atas seperti orang berdoa.

Mira yang melihat Ibunya lengah pun bergegas bangkit dari sofa dan menuju lantai atas, ke kamarnya. Sebelum sang nyonya besar kembali berteriak.

"BESOK KAMU HARUS KENCAN LAGI SAMA DIA, MIRA!!! MAMA NGGAK MAU TAHUUUUU!!"

Nah kan? Apa Mira bilang?

Terpopuler

Comments

Okky Putra

Okky Putra

sampai keselek aku 🤣🤣🤣🤣

2021-06-08

0

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

WAOWW.....!!
baca dialog diatas.... rasa2nya yg sableng tuh si othor deh..!
I LOVE YOU, THOR...!
salam kenal...

2021-06-06

0

Zenny Susanty

Zenny Susanty

aduuuhhh..... . ngakak terusssss akuhhh....... ampe mules nih perut...... hahaha

2021-05-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!