CINTA PRIA YANG KEJAM

CINTA PRIA YANG KEJAM

PERAN PENGGANTI

Dipagi yang cerah, tampak seorang gadis yang berusia 20 tahun sedang menjajakan roti dagangannya

di seputaran taman kota. Ia menghampiri setiap orang yang lewat untuk menawari rotinya.

Dengan ramah ia menjual dagangannya yang sudah hampir habis. Gadis itu bernama Shafira. Ia gadis yatim piatu yang tinggal bersama tante dan seorang sepupu laki-laki. Tante Ani sangat menyayangi Shafira, namun sepupu laki-lakinya itu bahkan sangat membencinya. Ia bernama Bobi. Bobi sangat membenci Shafira karena ia berpikir kalau Shafira merebut kasih sayang ibunya yaitu tante Ani.

Mereka hidup sederhana dengan penghasilan dari menjual roti. Tante Ani membuat roti dan Shafira lah yang menjualnya. Sedangkan Bobi hanya bermalas-malasan saja dan hidup berlagak seperti orang kaya. Bobi sering merampas uang hasil jualan roti dari tangan Shafira.

“Kembalikan uang itu! Uang itu milik tante Ani.” Teriak Shafira pada Bobi.

“Ini uang ibuku, jadi sama artinya uang ini adalah milikku.” Balasnya marah dan mendorong tubuh Shafira.

Shafira kembali dengan tangan kosong. Dagangan habis, namun uang sepeserpu tidak ada. Ia bersedih melihat tante Ani yang sedih melihat sikap Bobi yang kurang ajar itu. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa.

“Semenjak ayahnya meninggal, Bobi semakin tak karuan.” Kata tante Ani sedih.

“Sudahlah tante, aku akan berusaha mendapatkan pekerjaan untuk membantu tante.” Ucap Shafira

menenangkan.

“Kau anak yang baik! Kenapa bukan kau saja yang keluar dari rahimku.” Ucap tante Ani mengelus pipi

Shafira.

Mendengar perkataan ibunya, Bobi semakin membenci Shafira. Ia berniat akan menjauhkan ibunya dari

Shafira.

Malam harinya, Bobi pergi ke bar dengan teman-temannya. Ia mengaku anak dari keluarga yang kaya agar ia dapat berpacaran oleh wanita kaya. Bobi mengandalkan tampangnya yang tampan dan rayuan mautnya untuk menaklukkan wanita kaya. Kali ini ia sedang berpacaran dengan wanita dari keluarga kaya.

“Sayang, kenapa kau terlihat sedih malam ini?” Tanya Bobi pada pacarnya Lita.

“Aku akan dijadikan sebagai penebus hutang orang tuaku kepada seorang pria yang sangat kejam.” Jawab Lita.

“Apa?” ucap Bobi terkejut.

“Lalu apa kau mau?” Tanyanya yang takut kehilangan Lita sebagai sumber keuangannya.

“Tentu saja aku menolaknya! Aku takut menjadi wanita simpanan seorang pria kejam seperti dia.” Jawab

Lita.

“Lantas bagaimana caramu menolaknya?” Tanya Bobi lagi.

“Itulah yang membuatku frustasi! Aku tidak tau dengan cara apa agar aku bisa membantu papaku membayar semua hutangnya kepada pria kejam itu.” Jawab Lita.

“Berapa hutang papamu?” Tanya Bobi penasaran.

“30 milyar!” Jawab Lita.

“Apa tidak ada cara lain selain menjadi wanitanya?” Kata Bobi ikut kebingungan.

“Tidak! Kalau aku menolak maka papaku akan di penjara dan hidupku juga akan sengsara.” Sahutnya frustasi.

“Kenapa kau tidak berpikir untuk mencari penggantimu saja?” Ucap Bobi memberikan ide.

“Kau belum bertemu dengannya kan? Dia tidak akan tau itu kau atau bukan.” Kata Bobi lagi.

“Ide gila! Kalau ketauhan gimana?” Sahut Lita yang awalnya menolak.

“Aku yakin dia tidak akan tau!” Ucap Bobi.

“Apa itu akan berhasil? Tapi siapa yang akan menjadi penggantiku?” Tanya Lita.

“Kau tenang saja, aku akan mencarinya! Tapi dengan syarat, kau tetap menjadi pacarku.” Jawab Bobi.

“Tentu saja sayang! Aku sangat mencintaimu.” Ucap Lita tergila-gila pada paras tampan yang dimiliki Bobi.

Siang hari saat Bobi pulang kerumah, ia melihat Shafira yang sedang duduk sambil berbincang dengan tante Ani.

“Tante, hari ini aku mendapatkan uang yang banyak dari hasil dagangan kita.” Ucap Shafira menyodorkan uang pada tante Ani.

“Kau gadis yang baik! Aku sangat menyayangimu.” Ucap tante Ani memeluk Shafira.

Melihat kemesraan Shafira bersama ibunya, membuat Bobi lagi-lagi berniat untuk menjauhkan Shafira dari ibunya itu. Seketika Bobi teringat akan rencananya bersama Lita untuk mencari wanita pengganti. Ia langsung berencana untuk menjebak Shafira menjadi pengganti Lita yang akan menjadi wanita simpanan pria kejam itu.

“Shafira, ayo ikut denganku! Aku akan mengajakmu jalan-jalan.” Ajak Bobi melancarkan aksinya.

“Yang benar saja? Kau kan membenciku!” Ujar Shafira yang tak mau di bodohi Bobi.

“Ayo ikut denganku, atau aku akan menyiksa ibu!” Bisik Bobi mengancam Shafira.

“Baiklah.” Kata Shafira yang tak ingin tante Ani menderita lagi karena ulah Bobi.

Kemudian Bobi mengajak Shafira ke sebuah rumah mewah yang tak lain adalah rumah Lita.

“Sayang, ini penggantimu.” Kata Bobi pada Lita sambil mendorong tubuh Shafira mendekat padanya.

“Bagus! Hehehe, tidak kusangka kau begitu cepat mendapatkannya!” Seru Lita senang.

“Kau memang selalu dapat aku andalkan.” Sambung Lita seraya melirik paras Shafira yang cantik.

“Apa maksudmu, sebagai pengganti?” Tanya Shafira pada Bobi.

“Hei, apa Bobi tidak bilang padamu?” Lita balik bertanya sambil mencengkram wajah Shafira dengan kuat.

“Kau akan menggantikanku menjadi wanita simpanan untuk seorang pria yang kejam.” Sambungnya lagi.

Sontak Shafira terkejut mendangar ucapan Lita itu.

“Aku tidak mau!” Teriak Shafira menolak.

“Kalau kau berani menolaknya, aku akan menyiksa ibu!” Ujar Bobi mengancam Shafira.

“Bobi, ku mohon jangan sakiti tante Ani lagi. Dia ibumu.” Kata Shafira memohon.

“Kalau kau menurutiku, ibu akan baik-baik saja.” Kata Bobi.

Shafira tidak ingin menjadi wanita simpanan pria manapun tapi ia juga tidak ingin tante Ani menderita. Mau tak mau Shafira mengikuti perintah Bobi dan Lita. Ia setuju menjadi pengganti Lita untuk menjadi wanita simpanan seorang  pria yang tak dikenalnya.

“Kau harus ingat! Disini kau harus berperan sebagai wanita yang akan menggantikan aku. Jangan sampai pria kejam itu tau bahwa kau adalah penggantiku. Apa kau mengerti?” Kata Lita pada Shafira.

“Mulai sekarang kau akan tinggal disini sementara, jangan coba-coba kabur!” Seru Bobi ikut menimpali.

“Tapi bagaimana dengan tante Ani? Aku harus bertemu dengannya terlebih dahulu.” Kata Shafira.

“Tidak perlu! Aku akan mengurusnya.” Sahut Bobi.

Lalu Shafira di bawa ke sebuah gudang dan di kurung disana sampai tiba waktunya ia akan dibawa ke kediaman si pria kejam tersebut sebagai pengganti Lita.

Malam harinya, Shafira di bawa keluar dari gudang tersebut untuk bertemu dengan ayahnya Lita yang bernama Deri. Ia lah yang memiliki hutang perusahaan hingga mencapai 30 milyar kepada pria yang terkenal akan kekejamannya.

“Pa! Ini gadis yang akan menggantikan aku menjadi penebus hutang papa kepada pria kejam itu.” Kata Lita kepada Deri.

“Apa kau yakin dengan ide konyol ini, Lita?” Tanya Deri sedikit ragu.

“Pa! Aku tidak mau menjadi wanita simpanan pria itu! Apalagi melahirkan seorang anak untuknya! Dia itu monster, pa.” Sahut Lita.

“Aku anak papa kan? Papa mau aku mati dibunuh pria itu?” Sambungnya lagi.

“Baiklah, papa juga tidak akan memberikanmu pada pria kejam itu.” Ucap Deri.

“Kau bersiaplah! Minggu depan kau akan segera aku bawa ke kediaman pria kejam itu.” Kata Deri pada Shafira.

"Tuan, aku mohon kasihanilah aku! Aku hanya anak yatim piatu yang miskin. Aku takut, tuan." Ucap Shafira memohon belas kasih pada Deri.

"Hei, apa yang kau takutkan, hah? Tugasmu hanya menemani dan melahirkan anak untuknya! Setelah kau melahirkan anak untuknya dia pasti akan memberikanmu banyak uang. Dengan begitu kau tidak akan miskin lagi." Sahut Deri menatap Shafira sambil tersenyum licik.

"Tuan, aku mohon! Jangan bawa aku kepada pria kejam itu." Pinta Shafira lagi bahkan sampai berlutut pada Deri.

"Bawa dia kembali ke dalam gudang!" Perintah Deri pada anak buahnya yang berjaga di rumahnya yang mewah itu.

Shafira pun di seret secara paksa dan di kurung kembali ke dalam gudang. Di dalam sebuah gudang sempit dan gelap itu, Shafira menangis sejadi-jadinya. Ia begitu takut akan dijadikan seorang wanita simpanan untuk pria yang disebut-sebut begitu kejam.

Disisi lain, Bobi mencari alasan kepada ibunya mengenai Shafira.

“Kemana Shafira? Kenapa dia tidak kembali bersamamu?” Tanya tante Ani pada Bobi.

“Aku sudah mendapatkan pekerjaan untuknya!” Jawab Bobi santai.

“Kau bohong! Pekerjaan apa yang kau berikan padanya?” Tanya tante Ani lagi.

“Ibu, sudahlah! Dia akan baik-baik saja!” Sahut Bobi kesal.

“Ibu selalu menyayanginya. Aku ini anak ibu, kenapa ibu hanya sayang padanya?” Ujar Bobi lagi.

“Aku sayang pada kalian berdua! Kenapa kau berpikir begitu?” Sahut tante Ani.

“Tapi aku tidak mau berbagi ibu padanya! Aku membencinya setiap dia dekat ibu.” Bentak Bobi pada ibunya.

Kemudian, Bobi berlalu begitu saja keluar rumah tanpa menghiraukan ibunya yang menangis akan sikapnya yang selalu berbicara kasar terhadap ibunya itu. Bobi memutuskan untuk pergi bersenang-senang bersama Lita di sebuah bar tempat biasa mereka bertemu.

“Apa kau senang malam ini?” Tanya Bobi pada Lita.

“Tentu saja sayang! Akhirnya aku lepas dari genggaman pria kejam itu.” Jawab Lita senang.

“Malam ini kita akan berpesta untuk merayakannya!” Seru Lita pada Bobi.

“Oke!” Sahut Bobi.

Tak terasa, seminggu pun berlalu. Kini Shafira hanya bisa pasrah di saat ia akan dibawa menemui sang pria kejam yang akan memiliki dirinya. Shafira di antarkan oleh orang suruhan Deri ke sebuah rumah yang begitu megah dan  meninggalkannya disana.

Disana lah Shafira akan memulai kehidupannya sebagai peran pengganti. Rumah yang megah itu terasa sepi bagi Shafira. Hanya ada pelayan dan para penjaga disana. Ia tak melihat sosok pria kejam di rumah itu. Kedatangan Shafira di rumah megah itu di sambut hangat oleh seorang kepala pelayan bernama Hadi.

Hadi membawa Shafira ke dalam sebuah kamar yang begitu luas dan di penuhi oleh perabotan yang mewah. Shafira berdiri melihat keluar dari kaca jendela kamarnya. Tak lama ia mendengar ketukan pintu. Ternyata seorang pelayan wanita  yang sedang membawakan makan malam untuknya. Pelayan itu seumuran dengannya, namanya Mirna dan ia sangat ramah kepada Shafira.

“Nona, ini makan malammu.” Kata Mirna dengan ramah pada Shafira.

“Terima kasih.” Balas Shafira.

“Apa kau butuh sesuatu?” Tanya Mirna.

“Tidak, terima kasih.” Jawab Shafira.

“Baiklah, kalau kau butuh sesuatu, panggil saja aku.” Kata Mirna lagi.

“Baiklah.” Ucap Shafira yang juga ramah pada Mirna.

Lalu Mirna pergi ke dapur untuk menemui ibunya yang juga bekerja sebagai tukang masak dirumah itu.

“Ibu, aku melihat kesedihan di mata nona itu, aku sangat kasihan padanya.” Kata Mirna pada ibunya, yang bernama bu Yati.

“Jangan mencampuri urusan orang lain! Apalagi urusan tuan Edzard.” Sahut bu Yati menyebut nama pria kejam itu.

“Apa tuan Edzard sudah kembali ke Negara ini?” Tanya Mirna yang sejatinya memiliki sikap yang begitu bawel.

“Ibu tidak tau dan berhentilah mencampuri urusan orang lain.” Kata bu Yati.

“Ayo cepat selesaikan kerjaanmu.” Sambungnya lagi.

“Baiklah.” Sahut Mirna yang bertugas untuk membersihkan sebagian ruangan di rumah itu.

Keesokan paginya, Shafira keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur.

“Selamat pagi nona! Apa tidurmu nyenyak semalam?” Sapa Mirna pada Shafira.

“Iya.” Jawab Shafira canggung pada orang-orang yang baru dikenalnya.

“Nona, kau jangan takut! Aku kepala pelayan di rumah ini.” Ucap Hadi kepada Shafira.

“Dan ini bu Yati, tukang masak disini.” Katanya lagi.

“Ini ibuku.” Sambung Mirna memeluk bu Yati.

“Iya! Namaku Shafira. Panggil saja aku dengan namaku.” Kata Shafira tersenyum.

“Itu dilarang! Kami adalah pelayan disini dan anda adalah wanitanya tuan Edzard.” Kata Hadi.

“Jadi nama pria kejam itu, Edzard!” Ucap Shafira dalam hati.

“Aku akan bantu memasak disini, aku bosan jika diam di kamar saja.” Kata Shafira.

“Jangan! Nona adalah majikan kami. Sebaiknya nona istirahat saja.” Sahut bu Yati melarang Shafira untuk ikut mengerjakan pekerjaan pelayan.

“Tidak masalah, aku hanya bosan.” Kata Shafira memaksa.

“Baiklah, nona.” Kata bu Yati.

Shafira semakin akrab dengan para pekerja di rumah itu. Ia tidak menganggap mereka sebagai pelayan, Shafira menganggap mereka sebagai keluarganya sendiri.

“Nona, kenapa kau mau menjadi wanitanya tuan Edzard?” Tanya Mirna pada Shafira.

“Apa kau tau, kalau dia adalah pria yang sangat kejam?” Sambung Mirna lagi pada Shafira.

“Aku hanya mengikuti kemauan dari keluargaku.” Jawab Shafira dusta.

“Apa kau sudah pernah bertemu dengannya?” Tanya Mirna lagi.

“Belum! Aku tidak pernah mengenalnya.” Jawab Shafira.

“Dia itu pria yang kejam,,….”

“Berhentilah menakutinya, Mirna!” Potong bu Yati melotot pada Mirna.

“Nona, jangan dengarkan omongannya.” Sambung bu Yati pada Shafira.

“Bu Yati, sekarang Edzrad itu dimana? Aku tidak melihatnya selama aku disini.” Tanya Shafira.

“Tuan Edzard sedang berada di luar negeri, dia pulang ke Negara ini cuma sesekali saja.” Jawab bu Yati.

“Oh, begitu.” Sahut Shafira.

“Kenapa nona hanya bilang, oh? Apa nona tidak penasaran dengannya?” Tanya Mirna pada Shafira.

Mendengar perkataan Mirna, Shafira hanya tertawa kecil. Ia melihat Mirna berbicara seperti anak-anak. Bu Yati sering memarahinya jika Mirna tidak berlaku sopan terhadap Shafira.

 

*****

Berbulan-bulan sudah Shafira tinggal dirumah yang megah itu. Ia pun sudah sangat dekat dengan para pelayan yang lainnya. Para pelayan menyukai Shafira yang bersikap baik dan ramah kepada mereka. Setiap hari Shafira ikut memasak dan juga membantu Mirna membersihkan rumah, padahal Hadi sering melarangnya bekerja. Karena Shafira adalah wanita dari majikannya. Namun Shafira tetap saja mengerjakannya. Hingga suatu malam, saat di kamarnya Shafira mendengar suara mobil yang baru saja tiba ke rumah itu. Ia melihat ke jendela, begitu banyak mobil yang datang. Namun Shafira tak mau keluar, karena ia berpikir itu bukan urusannya. Dia tetap berada di kamarnya hingga kantuknya datang dan terlelap tidur.

Keesokan paginya, setelah mandi seperti biasanya, Shafira membantu memasak di dapur membuat sarapan. Bu Yati berulang kali melarangnya, namun Shafira tak mau dengar.

“Sini, biar aku yang bawa makanan ini ke meja!" Kata Shafira pada bu Yati yang sedang sibuk di dapur.

“Jangan nona! Biar saya saja.” Kata bu Yati.

“Tidak apa-apa, aku akan membantu sedikit.” Kata Shafira.

Saat ia meletakkan makanan itu ke meja, ia melihat seorang pria tinggi tegap dan sangat tampan dengan tatapan mata yang tajam. Saat Shafira melihtanya, pria itu pun menatapnya dingin. Shafira takut akan tatapannya dan berlalu kembali kedapur.

“Bu Yati, siapa pria itu?” Tanya Shafira pada bu Yati.

“Itu adalah tuan Edzard!” Jawabnya membuat Shafira gemetar ketakutan.

Melihat Shafira yang gemetar ketakutan, bu Yati pun mencoba unutk menenangkannya.

“Nona jangan takut, tuan Edzard tidak akan membunuhmu.” Ucap bu Yati menggenggam tangan Shafira.

Edzard duduk di ruang makan untuk sarapan. Ia melirik Shafira yang berdiri di samping bu Yati. Shafira hanya menundukkan wajahnya tak berani menatap Edzard.

“Duduklah!” Ucap Edzard kepada Shafira dengan nada datarnya.

Shafira tidak bergeming, ia hanya terpaku dan terus menundukkan wajahnya.

“Aku bilang duduklah!” Bentak Edzard dengan suara lantangnya.

Shafira kaget dan langsung duduk di samping pria kejam itu.

“Makan sarapanmu.” Kata Edzard dingin kepada Shafira.

Dalam diam Shafira hanya mengikuti perintah dari Edzard. Ia makan dengan hati-hati dan terus saja menundukkan wajahnya. Edzard begitu kesal kepada Shafira yang tak menampakkan wajahnya di depannya.

“Apa aku terlihat seperti pria kejam yang orang julukkan padaku?” Tanya Edzard pada Shafira.

Shafira masih diam dan kaku.

“Jawab aku!” Bentak Edzard sambil menggebrak meja.

“Ti…tidak tuan.” Sahut Shafira gemetar ketakutan.

Edzard semakin kesal mendengar Shafira memanggilnya dengan tuan.

“Huh, bahkan kau memanggilku tuan.” Gumam Edzard sambil beranjak pergi meninggalkan ruang makan dengan kesal.

Shafira menangis ketakutan. Air matanya tumpah karena di bentak oleh Edzard. Bu Yati mencoba menenangkan Shafira yang masih duduk sambil menangis di ruang makan itu.

“Sudahlah, nona! Tuan Edzard mungkin sedang banyak pikiran.” Kata bu Yati memeluk Shafira.

“Aku tidak tau kesalahan apa yang kuperbuat hingga aku harus menjadi wanitanya.” Ucap Shafira sambil menangis.

Edzard pergi menuju ke kantor dengan mobil mewah yang di kendarai oleh supir pribadinya yaitu Lutfi. Sesampainya di kantor ia duduk di ruangannya dengan kesal mengingat Shafira yang memanggilnya tuan. Tak lama masuklah teman akrab Edzard bernama Anton yang mempunyai sikap nyeleneh.

“Hei, kawan! Setelah lama kau baru balik ke Negara ini lagi.” Sapa Anton.

“Bagaimana dengan perjalananmu disana? Apa banyak wanita cantik?” Tanya Anton lagi pada Edzard.

“Yang kau tau hanya wanita saja.” Ujar Edzard kesal.

“Ayolah, wanita itu dapat membuat pria senang!” Sahut Anton.

“Kau juga sering mengencani beberapa wanita, bukan? Hehehe.” Smabungnya lagi meledek Edzard.

“Diamlah!.” Ujar Edzard.

“Bagaimana dengan mainan barumu? Apa dia cantik? Aku dengar kau menjadikannya wanitamu sebagai penebus hutang tuan Deri yang menggunung padamu!” Tanya Anton.

“Aku menjadikannya wanitaku agar dia bersedia melahirkan bayiku karena ayahku selalu meminta cucu! Bikin pusing saja.” Jawab Edzard.

“Hei, kau memang sudah pantas memiliki keturunan, usiamu sudah 32 tahun.” Sahut Anton.

“Kau juga seumuran denganku.” Balas Edzard tak mau kalah.

“Jadi ayo katakan, bagaimana rupa mainan barumu itu?” Tanya Anton penasaran.

“Entahlah! dia hanya menundukkan wajahnya bahkan dia juga memanggilku tuan.” Jawab Edzard kesal.

“Hahahahahahaha! Dia takut padamu.” Kata Anton tertawa geli.

“Malam ini ayo kita bersenang-senang!” Anton mengajak Edzard untuk pergi bersenang-senang di sebuah bar yang khusus untuk kalangan elit. Edzard menjawabnya dengan anggukan. Mereka memang sering pergi bersenang-senang bersama.

Malam harinya, Shafira yang masih berbincang dengan Mirna, melihat Edzard pulang dari kantor. Ia tidak berani menatap apalagi mendekati Edzard. Karena kepulangan Edzard, Mirna langsung berlari ke dapur mengerjakan pekerjaannya meninggalkan Shafira sendirian. Shafira yang takut akan kehadiran Edzard, langsung naik dan masuk ke kamarnya. Ia tidak mengetahui bahwa Edzard juga akan masuk ke kamarnya malam itu. Saat pintu terbuka, yang dipikirannya adalah Mirna sang pelayan.

"Mirna, apakah itu kau?" Tanya Shafira dari balik selimut.

"Kenapa dia tidak menyahut?" Gumam Shafira dalam hatinya.

Karena tidak ada sahutan, ia membuka selimutnya dan melihat Edzard sudah berdiri di hadapannya. Seketika ia bergetar ketakutan dan langsung turun dari ranjang tersebut.

"Maaf tuan, aku pikir.....

"Siapa kau? Apa kau benar putri dari si Deri keparat itu?" Tanya Edzard pada Shafira.

Shafira terkejut, ia tak tahu apa yang akan di katakannya, berbohong kah atau berkata jujur. Tapi kalau dia berkata jujur, ia takut tante Ani akan disakiti oleh Bobi.

"Tuan, aku bukanlah putri dari tuan Deri, tapi aku adalah seroang pengganti." Jawabnya gemeteran.

Edzard begitu kesal mengetahui bahwa Deri telah menipunya dengan menggantikan putrinya dengan wanita lain. Namun Edzard juga sangat kesal karena Shafira ikut bersekongkol bersama Deri untuk menipunya.

"Dengarkan aku! Aku tidak suka dibohongi! Jika ada yang berbohong padaku, aku akan menghabisinya." Ancam Edzard sambil mencengkram wajah cantik Shafira.

Shafira menangis ketakutan, tidak ada yang dapat menolongnya saat itu. Edzard menyadari bahwa Shafira takut kepada ancamannya, tetapi Edzard juga berfikir kenapa Shafira tetap saja berani membohonginya.

"Sekarang, kau adalah wanitaku! Aku mau kau melayaniku!" Ucap Edzard yang menarik tubuh Shafira dengan kasar.

"Tapi tuan, aku mohon berikan waktu untukku." Pinta Shafira yang terus saja mengalirkan air matanya.

"Aku bilang, layani aku sekarang!" Bentak Edzard sambil menghempaskan tubuh Shafira ke ranjang.

Edzard langsung mencium paksa kepada Shafira yang terus berusaha melawan namun ia tak bisa karena tenaga Edzard lebih kuat darinya. Ezard terus memaksakan kehendaknya. Saat ia melihat wajah Shafira yang sudah basah dipenuhi dengan tetesan air mata, tiba-tiba Edzard tersadar bahwa ia sedang menyakiti seorang wanita yang tidak seutuhnya bersalah padanya. Seketika Edzard bangun dari tubuh Shafira dan pergi keluar kamar dengan perasaan yang sangat kesal.

Terpopuler

Comments

Diana diana

Diana diana

knpa ya , kok aku tuch suka sekali sma badguy dlm cerita novel . . hihi
pertama mampir nech . .

2023-04-17

0

Sudaryanto

Sudaryanto

masak sih?

2022-06-26

0

Sudaryanto

Sudaryanto

pura- pura cinta kali tuh cewek , biar bisa luluhkan si pria itu.

2022-06-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!