MENGECOHKAN

Seminggu setelah Shafira kembali dari paris, mereka semua berkumpul di kediaman Edzrad untuk mengatur strategi menjebak satu persatu musuh mereka. Shafira, Edzard, Rendi, Anton, dan juga Aldo duduk bersama membicarakan rencana mereka. Rendi, Anton dan juga Aldo telah mengatur strategi untuk menjadikan Shafira sebagai umpan dan memancing musuh mereka keluar satu persatu.

"Aku tidak setuju!" Kata Edzard menolak strategi yang disusun ketiga sahabatnya itu.

"Aku tak akan membiarkan Shafira terlibat dalam rencana kita untuk membalas semua perbuatan mereka." Sambung Edzard lagi.

"Edzard, dengarkan dulu.....

"Bagaimanapun juga aku tidak akan setuju! Aku sudah memikirkan semuanya, dan aku akan menyerahkan kasus ini pada pihak kepolisian." Sambung Edzard yang memotong perkataan Rendi.

"Edzard! Jika kau menyerahkan kasus ini kepada polisi dengan bukti seadanya, Arnold akan terbebas dari jeratan hukum dengan mudah! Apa kau tidak berpikir, bahwa Arnold akan menyuap siapa saja untuk menutupi kejahatannya? Apalagi bukti yang sekarang kita pegang, tidak cukup untuk menjebloskannya ke dalam penjara!" Kata Rendi menjelaskan semuanya.

"Rendi benar, Edzard! Jika kita menyerahkan bukti yang tidak seberapa yang kita punya, maka dengan mudahnya Arnold akan terbebas dari jeratan hukum." Sahut Anton.

"Ayolah, Edzard! Kita harus mencari bukti yag banyak untuk menjebloskan Arnold beserta orang-orang yang membantu kejahatannya selama ini!" Sambung Aldo.

"Edzard! Kita harus pancing mereka keluar satu persatu! Kita akan kumpulkan mereka di gudang tua dimana kau pernah diculik dulu! Kita akan mencari bukti kejahatan Arnold dari mereka yang kita jebak. Setelah itu kita akan menyerahkan semuanya pada pihak kepolisian." Kata Rendi lagi.

"Sayang! Aku setuju dengan mereka! Aku akan melakukan semua rencana ini." Kata Shafira.

"Tapi, aku tak ingin kau kenapa-kenapa! Aku tak ingin terjadi apapun terhadapmu." Kata Edzard khawatir.

"Jangan risau! Aku yakin, aku pasti bisa melakukannya." Sahut Shafira meyakinkan Edzard.

Sekian lamanya mereka mengatur siasat, mereka pun memulai rencananya dengan menjebak tante Ani. Shafira yang dilindungi oleh yang lainnya dan anak buah Edzard yang sedang berjaga-jaga, menjalankan misinya dimulai dari saat ia melintasi kediaman Arnold. Tepat sasaran, tante Ani melihat Shafira yang berjalan melintasi rumah Arnold.

“Apa aku tidak salah lihat? Itu kan Shafira?” Gumam tante Ani.

“Bukankah Shafira sedang koma di paris? Apa aku tidak bermimpi melihatnya tadi?” Gumam tante Ani lagi.

Kebetulan saat itu tante Ani sedang tidak bersama Bobi, karena Bobi sedang pergi keluar bersama dengan Arnold. Tante Ani begitu penasaran dengan apa yang ia lihat barusan. Untuk kembali mengecohkan tante Ani, Shafira kembali melintasi tempat tersebut dan menampakkan wajahnya dengan jelas melihat kepada tante Ani.

“Itu benar Shafira!” Kata tante Ani membelalakan kedua bola matanya menatap Shafira.

“Aku harus mengikutinya! Aku akan memastikannya secara dekat.” Kata tante Ani lagi sambil melangkahkan kakinya untuk mengikuti Shafira.

Shafira terus berjalan ke arah yang sudah mereka rencanakan. Tante Ani terus mengikuti Shafira yang berjalan dengan cepat ke jalanan yang sangat sepi. Saat berada di tempat itu Shafira bersembunyi sehingga tante Ani merasa telah kehilangan jejak Shafira.

“Dimana dia? Sial, aku kehilangan jejaknya!” Ucap tante Ani celingak-celinguk mencari-cari keberadaan Shafira.

Kemudian secara tiba-tiba anak buah Edzard menyergap tante Ani dan membiusnya hingga tak sadarkan diri. Mereka membawa tante Ani dan menyekapnya di sebuah gudang tua dimana dulu Edzard di culik dan di siksa oleh anak buah Arnold dan keluarga Tina.

“Dimana aku?” Ucap tante Ani saat ia baru saja tersadar dari pingsannya.

Kaki dan tangannya terikat serta matanya di tutup oleh kain yang membuatnya tak bisa melihat apa-apa.

“Tante, apa kau sudah sadar sepenuhnya?” Tanya Shafira.

“Kau? Apa kau Shafira?” Ucap tante Ani terkejut.

“Hehehe, aku sangat senang saat kau mengikuti aku tadi! Kita seperti sedang bermain petak umpet.” Kata Shafira tertawa jahat.

“Lepaskan aku, dasar wanita bodoh!” Umpat tante Ani berontak.

“Aku memang bodoh karena terlalu menyayangimu tante! Tapi mulai dari sekarang aku akan lebih menyayangimu lagi karena kau akan berada disisiku sampai kau mempertanggungjawabkan semua kejahatanmu terhadapku!” Bisik Shafira di telinga tante Ani yang membuatnya ketakutan.

“Apa maksudmu? Kau lah yang pantas mempertanggungjawabkan semuanya karena telah menyebabkan putraku harus merasakan sakit akibat bekas luka yang ada di tubuhnya.” Teriak tante Ani dengan geram.

“Bobi pantas mendapatkannya karena telah menjebak Shafira untuk menggantikan posisi Lita. Apa kau pikir anakmu itu akan bebas begitu saja setelah menipuku, hah?” Sahut Edzard yang membuat tante Ani semakin ketakutan.

“Kau? Kau pria kejam yang membuat putraku mendapatkan bekas luka di sekujur tubuhnya!” Teriak tante Ani lagi.

“Sekarang aku akan membuat pilihan untukmu! Kerja sama denganku atau aku akan membuat Bobi mendapatkan yang lebih menyakitkan lagi dari yang sekarang!" Kata Edzard.

"Aku tidak sudi bekerja sama dengan kalian berdua!" Sahut tante Ani.

"Shafira apa kau lupa? Siapa yang merawatmu saat kau menjadi yatim piatu?" Tanya tante Ani.

“Heh, aku tidak akan pernah lupa bahwa kau telah merawatku dulu saat kedua orang tuaku tiada! Karena hal itulah, dulu aku terus berusaha untuk membantumu dan membuatmu bahagia, tante! Tapi apa yang kau perbuat untukku? Kau menjebakku untuk datang ke sebuah hotel dan membuatku seolah-olah menjadi wanita yang berselingkuh dengan pria lain!" Sahut Shafira.

"Apa kau tau tante, apa yang aku alami setelah itu? Hampir bertahun-tahun lamanya, batinku selalu tersiksa! Apa kau pikir, apa yang dirasakan anakmu setimpal dengan apa yang aku rasakan selama ini?" Sambung Shafira lagi.

"Anakku tersiksa karena kekejaman suamimu, Shafira!" Teriak tante Ani.

"Anakmu sendiri yang memulai semuanya! Kau lupa bahwa anakmu lah yang pertama kalinya menjebakku? Kau pikir aku langsung bahagia saat pertama kali aku dibawa kepada Edzard?" Balas Shafira.

"Apa yang putramu rasakan, belum ada apa-apanya seperti apa yang aku rasakan selama ini, tante! Ingat itu!" Sambung Shafira lagi.

"Ayo kita pergi!" Kata Edzard pada Shafira.

"Shafira! Lepaskan aku!" Teriak tante Ani.

"Nikmati hari-harimu disini! Jika kau berubah pikiran untuk bekerja sama denganku, maka kau akan menjalani hari-harimu disini dengan mudah!" Kata Edzard lagi pada tante Ani sebelum pergi dari gudang tua itu.

Edzard dan Shafira pun keluar dari gudang tua itu yang terletak di salah satu hutan yang tak jauh dari desa tempat kelahiran Shafira. Mereka berjalan menyusuri desa itu sambil menatap keadaan desa yang kini sudah ramai penduduk setelah tragedi kebakaran beberapa tahun lalu.

"Sungguh banyak kenangan yang ada di desa ini! Semua kenangan yang sangat berarti untukku!" Kata Shafira yang berdiri di atas bukit sambil menatap suasana pedesaan tempat kelahirannya.

"Apa kau merindukan kedua orang tuamu?" Tanya Edzard.

"Iya! Aku sangat merindukan mereka! Aku bahkan selalu teringat bagaimana jasad ayahku yang hangus terbakar saat itu." Sahut Shafira dengan raut wajah yang begitu sedih.

"Kenapa desa ini dulunya terbakar? Apa yang terjadi?" Tanya Edzard.

"Entahlah! Sampai sekarang, tidak ada yang tahu pasti tentang tregedi itu." Sahut Shafira.

"Begitu banyak rumah yang ludes terbakar dan juga korban tewas saat itu. Kami tidak hanya kehilangan harta benda, namun juga kehilangan orang-orang yang kami sayangi." Sambung Shafira lagi.

"Sayang, sudahlah jangan menangis! Aku tau apa yang kau rasakan saat itu." Ucap Edzard menghapus air mata yang mengalir di pipi Shafira.

"Ayo, kita kembali ke kota! Mereka pasti sudah menunggu kita." Ajak Edzard.

"Iya!" Sahutnya.

Edzard dan Shafira pun kembali pulang ke kediamannya. Dan benar saja Rendi, Anton serta Aldo sudah menunggu kedatangan mereka untuk memberikan informasi selanjutnya yang mereka dapatkan dari kediaman Arnold.

"Apa kalian mendapatkan informasi penting lainnya?" Tanya Edzard pada ketiga sahabatnya itu.

“Setelah merasa kehilangan tante Ani, Arnold dan Tina serta Bobi sedang sibuk melacak keberadaanya.” Kata Anton.

“Apa kalian tau, ternyata selama ini Arnold memilki hubungan yang lebih dengan Tina?” Tanya Rendi.

“Apa maksudmu?” Tanya Edzard.

“Arnold dan Tina memiliki hubungan yang spesial selama ini! Bahkan hal itu terjadi saat dia masih berpacaran denganmu, Edzard.” Sahut Rendi.

“Astaga, aku sangat tidak menyangka Tina mau menjual harga dirinya hanya untuk mewujudkan keinginan keluarganya.” Kata Edzard kaget.

“Iya, kau benar! Awalnya aku juga tidak menyangka dia akan seperti itu, namun semuanya jelas saat foto-foto ini di ambil oleh penyusup yang aku kirimkan masuk ke dalam rumah Arnold sebagai pelayan.” Kata Rendi sembari menujukkan beberapa foto mengenai aktifitas Tina di rumah Arnold.

“Foto ini bisa menjadi bukti keterkaitan Tina dalam kejahatan Arnold selama ini.” Kata Aldo.

“Semakin banyak bukti yang kita dapatkan, maka semakin dekat arnorld menerima hukumannya.” Sahut Edzard.

“Anak buahku telah menyelidiki kejahatan Tina dan ayahnya! Kita tinggal menunggu hasilnya saja.” Kata Anton.

“Semoga kita akan terus mendapatkan bukti kejahatan mereka selama ini! Aku akan bersaksi atas penculikan Edzard beberapa tahun yang lalu.” Kata Shafira.

 

*****

Dikediamannya, Arnold dan Tina sedang resah menanti kabar dari tante Ani yang tiba-tiba menghilang. Arnold mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari tante Ani ke segala penjuru kota, namun hasilnya nihil. Mereka tak dapat menemukan dimana keberadaan tante Ani.

“Brengsek! Dimana dia! Dia membuatku dalam masalah, apabila dia tertangkap oleh Edzrad.” Kata Arnold dengan kesal.

“Sayang, kau tenang dulu! Tante Ani itu tidak akan tertangkap oleh Edzard karena Edzard sedang sibuk mengurusi istrinya yang sedang koma.” Ucap Tina yang tak mengetahui kalau Shafira telah kembali pulih.

"Darimana kau bisa tau kalau ibuku tidak akan tertangkap oleh pria kejam itu?" Tanya Bobi cemas pada ibunya.

"Apa kau tidak dengar yang aku katakan barusan? Edzard sedang sibuk mengurusi sepupumu yang sedang koma itu di luar negeri!" Bentak Tina kesal pada Bobi.

“Kau benar, Tina! Si bodoh itu sedang sibuk mengurusi istrinya yang sedang koma karena ulahnya sendiri, hahahaha!” Sahut Arnold tertawa jahat.

“Aku sangat yakin suatu saat kemenangan ada di tangan kita.” Ucap Tina bergelayut manja di tubuh Arnold.

“Tina, setelah hal itu tiba, apakah kau mau menjadi istriku?” Tanya Arnold.

“Tentu saja aku mau menjadi istri penguasa sepertimu.” Jawab Tina yang mengorbankan apa saja agar keinginannya tercapai.

"Kau tunggu saja Arnold, setelah aku menjadi istrimu maka kau lah targetku selanjutnya! Aku akan menyingkirkanmu agar semua kekayaanmu menjadi milikku." Ucap Tina dalam hatinya.

"Lantas bagaimana dengan ibuku saat ini, tuan?" Tanya Bobi pada Arnold.

"Kau tenang saja! Aku akan terus melacak keberadaannya." Sahut Arnold.

Malam harinya saat berada di kamar Ezra, Shafira menatap wajah buah hatinya yang sedang terlelap tidur. Edzard ikut masuk melihat Shafira yang duduk di sisi ranjang Ezra dan mengecup keningnya.

“Dia akan tumbuh menjadi anak yang pintar dan kuat.” Kata Edzard memeluk tubuh Shafira dari belakang.

“Kau benar, Ezra anak yang sangat pintar dan kuat! Seharian bagaikan tanpa lelah ia terus membuat kedua pengasuhnya kewalahan.” Sahut Shafira.

“Tidak terasa kini usianya sudah 4 tahun, dia semakin bijak saat berbicara.” Ucap Edzard.

“Maafkan aku tidak berada disisimu saat kau mengandung dan melahirkannya, itu semua karena kebodohanku.” Ucap Edzard lagi.

“Sudahlah, itu semua sudah berlalu! Yang penting sekarang kau sudah berada disisiku dan juga Ezra.” Sahut Shafira.

"Aku berjanji, akan selalu bersama dengan kalian! Aku sangat mencintaimu Shafira dan juga anak kita." Ucap Edzard dengan sangat tulus.

"Kami juga sangat mencintaimu." Sahut Shafira.

Malam semakin larut. Shafira dan Edzard meninggalkan kamar Ezra dan beristirahat di tempat peraduan mereka.

 

 

Terpopuler

Comments

Diana diana

Diana diana

ceritanya bagus tapi sepi pengunjung ya . .

2023-04-17

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

kerennnnnnnn ceritanya👍👍👍👍👍

2021-06-22

0

puspa_dwi

puspa_dwi

ak sdh berkali" bca novel ini kyk nya sebagian ada yg d ubah certa nya
setau ku sih bobi nya sdh meninggal🤔

2021-05-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!