Sudah lama Edzard tak pernah berkunjung kerumah sang paman, sepupu dari ayahnya tersebut yang bernama Arnold. Arnold dan Gani sebelumnya sangat lah dekat, mereka selalu berbagi apa saja. Namun setelah kakek mereka membagikan harta warisan yang sangat banyak pada semua cucunya, Arnold merasa tak puas dengan apa yang ia dapatkan. Arnold merasa sang kakek pilih kasih karena Gani mendapatkan saham perusahaan yang sangat menguntungkan dan menggiurkan.
Setelah pembagian harta warisan tersebut, Arnold dan Gani selalu berselisih paham. Apalagi saat itu Arnold mencintai Eva, namun Eva sangat mencintai Gani. Arnold patah hati dan sangat marah kepada Gani. Arnold sering mabuk-mabukan sehingga suatu hari ia menyetir dalam keadaan mabuk, dan kecelakaan yang membuatnya lumpuh akibat serangan stroke saat menyetir dalam keadaan mabuk.
Saat jam makan siang, Edzard datang mengunjungi Arnold untuk memastikan keadaannya.
“Tumben kau datang kesini, angin apa yang membawamu ingat padaku?” Ucap Arnold dengan sinis kepada Edzard.
“Sudah lama aku tidak melihat om, jadi aku hanya kebetulan mampir dan melihat kondisi om sekarang.” Sahut Edzard.
“Bagaimana om., apa ada perubahan dalam kesembuhan om? Aku lihat om sangat betah duduk di kursi roda.” Sambung Edzard.
“Kalau kau kesini hanya untuk mengasihani aku, lebih baik kau pergi!” Ujar Arnold marah.
“Baiklah! Semoga kau lekas sembuh dan dapat mencapai tujuanmu, om.” Ucap Edzard dengan nada dinginnya.
Edzard pun melangkah menuju pintu utama dan masuk ke dalam mobilnya. Saat mobil hendak melaju mata Edzard tertuju pada wanita paruh baya yang berdiri di jendela seakan sedang mengintip keluar.
“Itu tante Ani! Hehehe, akhirnya kau muncul di hadapanku! Baiklah, aku tinggal menunggu putramu yang muncul! Setelah kalian berdua muncul dihdapanku, maka rasakan akibatnya nanti!” Gumam Edzard yang berpura-pura tak mengetahui keberadaan tante Ani yang mengintipnya dari jendela kamar.
Setelah pulang dari kediaman Arnold, Edzard segera menghubungi Rendi dan Anton untuk bertemu di tempat biasa mereka janjian.
“Aku sudah bertemu dengan om Arnold dan aku lihat kondisinya baik, tubuhnya sangat bugar, hanya saja dia betah duduk di kursi rodanya itu.” Kata Edzard pada kedua sahabatnya itu.
“Masalah kesehatan kita harus tanyakan pada Aldo, dia yang tau persis kondisi orang terkena stroke.” Kata Anton.
“Ya, Anton benar! Aku akan menghubungi Aldo.” Kata Rendi.
Tak lama di hubungi, Aldo pun datang menemui mereka. Aldo menjelaskan semua ciri-ciri orang yang terkena stroke dalam jangka panjang.
“Apa om Arnold sedikit cadel? Atau mungkin dia bibirnya miring?” Tanya Aldo pada Edzard.
“Tidak, dia seperti orang normal biasa! Dia sangat sehat dan tubuhnya masih kekar seperti dulu.” Jawab Edzard.
“Aku yakin dia yang berada di foto bersama Tina.” Sahut Rendi.
“Aku juga begitu!” Sambung Edzard.
“Om Arnold hanya berpura-pura sedang lumpuh agar semua kejahatannya tidak dapat di buktikan.” Kata Anton.
“Berarti yang menculik dan menyiksamu beberapa tahun silam adalah Arnold?” Ujar Aldo pada Edzard.
“Aku sangat yakin, dia dalang semua ini!” Sahut Edzard.
“Dia sangat marah saat kakek buyutku, memberikan saham perusahaan yang sangat menguntungkan kepada ayahku! Dia mengincar apa yang dimiliki oleh ayahku sekarang.” Kata Edzard lagi.
“Jadi maksudmu, selama ini om Arnold dan keluarganya Tina bekerja sama untuk mendapatkan saham perusahaan milikk ayahmu?” Tanya Rendi.
"Iya, tentu saja! Jika om Arnold mendapatkan semua saham yang ayahku miliki, otomatis keluarga Tina akan mendapatkan lahan bisnis tambang emas yang ada di rusia.” Kata Edzard.
“Terjawab sudah apa yang mereka incar selama ini.” Sahut Aldo.
“Oh, tadi aku melihat tante Ani berada di rumah om Arnold.” Kata Edzard yang membuat semuanya terkejut.
“Maksudmu? Bukannya tante Ani tinggal di sebuah apartemen?” Tanya Anton.
“Aku sangat yakin itu adalah tante Ani! Dia dan putranya itu ikut bersekongkol bersama Arnold dan Tina.” Jawab Edzard.
“Baiklah, ini semakin menarik!” Ucap Rendi.
Tak lama berbincang, Edzard menerima telepon dari Eva yang berada di paris.
“Edzard, kapan kau akan datang menemui Shafira lagi?” Tanya Eva.
“Kenapa? Apa yang terjadi pada Shafira?” Tanya Edzard cemas.
“Kau jangan cemas, ini kabar baik untuk kita semua! Shafira sudah bisa di rawat di rumah dan dokter akan mengontrolnya dirumah karena kondisi Shafira yang sudah stabil, dia mulai merespon semua yang di lakukan dokter.” Kata Eva.
“Syukurlah, kalau begitu! Aku akan datang secepat mungkin setelah pekerjaanku disini selesai.” Kata Edzard.
“Edzard, lebih baik kau bawa Ezra sesekali agar bertemu dengan Shafira! Siapa tau saja kalau Shafira akan merespon jika ada Ezra di sisinya.” Kata Eva lagi.
“Kau benar juga! Nanti aku akan bawa Ezra kesana.” Sahut Edzard.
Setelah menutup teleponnya, Edzard bertanya pada Aldo mengenai kesehatan Shafira.
“Apa benar jika aku membawa Ezra, maka Shafira akan merespon?” Tanya Edzard.
“Kemungkinannya sangat kecil, namun apa salahnya di coba! Bagaimana pun juga ibu dan anak memiliki kontak batin yang sangat kuat.” Jawab Aldo.
“Edzard, kau fokuslah pada kesehatan Shafira! Dia saksi kunci untuk menjebloskan Arnold ke penjara atas penculikanmu dulu.” Kata Anton.
“Iya, Anton benar! Kau fokuslah pada Shafira, selebihnya biar kami yang urus.” Sahut Rendi.
“Baiklah, terima kasih kalian sudah sangat banyak membantuku.” Ucap Edzard.
“Hei, kita sahabat!” Sahut Aldo yang menepuk pundak Edzard.
Edzard kini sedang berusaha menyelesaikan semua urusan kantornya dengan cepat, karena Edzard ingin pergi ke paris untuk menjenguk Shafira yang kini sudah di rawat dirumah dengan di kontrol oleh dokter pribadi yang di bayar oleh Gani.
Ezra yang kini sudah berusia hampir 3 tahun sangat lincah berlarian kesana kesini membuat dua orang pengasuhnya sangat kewalahan. Belum lagi kalau Ezra sedang ngambek, ia susah untuk di kendalikan. Sifatnya sama persis seperti ayahnya sewaktu masih kecil.
Suatu sore saat Edzard sudah kembali dari kantornya, ia melihar Ezra yang duduk termenung di pinggir kolam air mancur di halaman depan. Edzard pun menghampiri anak kesayangannya itu.
“Ezra, sedang apa kau disini, nak?” Tanya Edzard.
“Aku rindu pada mami! Kata pelayan disini, dulu mami sangat suka duduk disini sambil memandangi kebun mawar yang mami tanam.” Kata Ezra yang seakan mengiris hati Edzard.
“Apa kau ingin bertemu dengan mami mu?:” Tanya Edzard.
“Iya! Apa kali ini papi akan ajak aku bertemu dengan mami?” Tanya Ezra.
“Iya, papi janji akan membawamu ke paris naik pesawat dan menemui mami disana.” Ucap Edzard sambil mengangkat tubuh Ezra dan membuatnya teratawa girang.
“Apa kau senang?” Tanya Edzard.
“Iya! Aku akan sering-sering lihat foto mami supaya nanti saat bertemu aku dapat mengenali wajahnya.” Jawab Ezra dengan polosnya.
Mendengar perkataan Ezra, Edzard hanya bisa memandang wajah anaknya yang sangat polos dalam bebicara. Edzard sangat menyesali perbuatannya dulu yang menyiksa Shafira karena salah paham terhadap dirinya.
*****
Di kediamannya, Arnold berjalan seperti layaknya orang yang sangat sehat. Ternyata selama ini Arnold sengaja menyembunyikan kesembuhannya agar dapat membalas rasa sakit hatinya pada Gani dan juga ingin mengincar saham perusahaan yang dimiliki Gani.
“Eva, setelah aku berhasil menghancurkan Gani, maka kau yang akan aku hancurkan karena telah menolak cintaku!” Ucap Arnold dengan perasaan dendamnya yang sangat melekat di hidupnya.
Tak lama kemudian, Tina datang menghampiri Arnold yang sedang berdiri di sisi kamarnya.
“Sayang, kau sedang apa?” Tanya Tina sambil memeluk tubuh Arnold dari belakang.
“Kau datang? Aku sudah sangat merindukan, Tina.” Sahut Arnold.
“Aku disini sekarang!" Kata Tina dengan rayuan yang sangat mengundang hasrat Arnold.
Tina berusia 29 tahun sementara Arnold berusia 48 tahun, tak bisa di pungkiri usia mereka terpaut sangat jauh. Walaupun Arnold berusia hampir kepala 5 itu, namun tubuhnya masih sangat kekar dan parasnya yang tampan menutupi usianya yang sudah tua itu. Tina menjalin hubungan dengan Arnold karena memiliki misi yang sama. Tina digunakan oleh keluarganya untuk melayani Arnold agar ia mendapatkan keuntungan besar dari Arnold. Setiap kali Arnold menginginkan dirinya, maka Tina akan datang dan menyerahkan tubuhnya kepada Arnold.
“Sayang, kapan kau akan menghancurkan Edzard dan juga keluarganya?” Tanya Tina dengan tatapan menggoda pada Arnold.
“Kau tenang saja, dengan bantuan dari si tua bangka Ani dan putranya yang bodoh itu, kita akan mendapatkan apa yang kita mau, hehehe.” Sahut Arnold tertawa jahat.
“Kau benar! Dengan memperalat mereka, kita akan mendapatkan segalanya.” Kata Tina ikut tertawa jahat.
“Heh, sungguh kasihan kedua orang kampung itu! Mereka tak tau kalau aku lah yang menyebabkan kematian semua keluarganya. Aku yang menyuruh orang untuk membakar desa mereka." Kata Arnold yang ternyata dalang dari kebakaran desa dimana tempat tinggal Shafira dan keluarganya.
"Apakah gadis yang menolong Edzrad itu mati dalam tragedi kebakaran itu?" Tanya Tina.
"Aku yakin dia pasti mati! Karena saat kebakaran itu, rumahnya hangus terbakar, bahkan ayahnya juga ikut hangus terbakar." Sahut Arnold yang tak menyadari bahwa Shafira lah gadis yang dulunya ingin ia bunuh, karena menjadi saksi kunci atas penculikan Edzard.
"Dan sangat kebetulan, tante Ani, Bobi dan juga Shafira adalah orang-orang desa yang selamat dari tragedi kebakaran itu." Sambung Tina.
"Yang lebih kebetulan lagi, Shafira adalah istri Edzard! Dia membawa kita keberuntungan yang besar hingga kita bisa maju selangkah demi selangkah untuk menghancurkan keluarga Edzard. Hehehe." Kata Arnold.
"Shafira yang malang! Dia hanya bisa berbaring sambil menutup kedua matanya, karena tindakan pria kejam yang bodoh itu! Hahahaha." Kata Tina tertawa senang atas penderitaan Shafira.
"Aku harap, wanita itu tidak akan pernah terbangun lagi. Hahaha." Sahut Arnold ikut tertawa.
Di dalam kamarnya, tante Ani sedang berbincang bersama dengan putranya yang telah dipenuhi bekas luka saat dulu ia di hajar habis-habisan oleh Anton bahkan hampir menemui ajalnya. Bobi berhasil melawan maut setelah Lita menyelamatkannya dan membawanya ke rumah sakit saat itu.
"Ibu, apa yang kau lihat tadi?" Tanya Bobi pada tante Ani.
"Edzard! Dia datang kesini barusan." Sahut tante Ani.
"Mau apa dia datang kesini?" Tanya Bobi.
"Dia datang menemui tuan Arnold." Sahut tante Ani.
"Apa ibu mendengar percakapan mereka berdua?" Tanya Bobi.
"Tidak! Banyak orang-orang Arnold dirumah ini! Kita tidak bisa sembarangan bertindak." Sahut tante Ani.
"Aaarrgghh!" Pekik Bobi sambil meringis kesakitan.
"Apakah bekas jahitan lukamu masih sering terasa nyeri?" Tanya tante Ani khawatir pada putranya.
"Iya, ibu! Semua bekas jahitan yang ada di tubuhku membuatku merasakan kesakitan setiap harinya! Ini semua gara-gara Shafira! Dia hidup enak bersama dengan pria kejam itu, namun aku menderita seperti ini. Aku akan membalasnya, ibu." Kata Bobi.
"Aku dengar dari Tina, kalau Shafira sedang koma karena disiksa Edzard!" Kata tante Ani.
"Aku tak menginginkan dia koma saja, tapi juga mati!" Sahut Bobi begitu dendam terhadap Shafira dan menyalahkan semuanya yang terjadi padanya kepada Shafira. Ia tak menyadari bahwa semua yang terjadi adalah karena ulahnya sendiri yang menjebak Shafira untuk menjadi pengganti Lita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
gak ada ahklaknya mereka😠😠😠😠😠
2021-06-22
0
Rini Widyaningsih
Ih gemez sama 4 orang itu. Ku grawuk muka kalian ya
2021-01-18
0
Kamila
banyak musuhnya nih.......🤔🤔🤔🤔🤔
2020-10-03
1