BAYANGAN

Seperti biasanya Shafira selalu mengunjungi tante Ani dirumahnya. Shafira sering membawakan bahan-bahan makanan untuk persediaan tante Ani. Walaupun terkadang tante Ani menolak pemberian Shafira padanya.

“Tante, mungkin dalam waktu dekat ini aku akan pergi ke paris bersama Edzard.” Kata Shafira.

“Jauh sekali? Apa kau pergi liburan dengannya?” Tanya tante Ani.

“Tidak,  kami akan menghadiri pesta pernikahan seseorang disana, jadi jika aku tak datang berkunjung kesini jangan cemaskan aku.” Jawab Shafira.

“Iya, hati-hatilah saat kau sedang berpergian!” Kata sang tante sambil mengelus lembut rambut Shafira.

Saat ia sedang berbincang dengan sang tante di ruang tamu, tanpa sengaja mata shafira melihat sekelebat bayangan hitam dari balik kamar. Ia kaget dan langsung menanyakannya pada tante Ani.

“Tante, apa ada orang lain dirumah ini?” Tanya Shafira.

“Tidak, aku hanya sendirian!” Sahut tante Ani.

“Tapi barusan aku melihat bayangan laki-laki di kamar itu!” Tunjuk Shafira.

“Tidak ada siapa-siapa di sini, mungkin kau hanya khayalanmu saja.” Ucap tante Ani.

“Apa iya aku berkhayal? Tapi tadi sangat jelas terlihat.” Gumam Shafira dalam hatinya.

“Baiklah tante, sudah sore! Aku harus kembali kalau aku pulang terlambat Edzard akan mengkhawatirkan ku nanti.” Ucap Shafira yang berpamitan pada tante Ani.

Kemudian, Shafira melangkah masuk kedalam mobil dan pulang kerumah Edzard. Setelah kepergian Shafira tante Ani menghela nafas panjang.

“Hhhhuuufff, hampir saja ketahuan!” Ucap tante Ani.

Setibanya Shafira dirumah, ia di sambut oleh pak Hadi yang selalu ramah terhadapnya.

“Nona, anda sudah kembali.” Ucap pak Hadi.

“Apakah Edzard sudah pulang?” Tanya Shafira pada pak Hadi.

“Sudah, tuan Edzard sedang menanti anda di ruang kerjanya.” Sahut pak Hadi.

“Huh, kenapa cepat sekali dia kembali? Menyebalkan!” Gumam Shafira yang terus menaiki anak tangga menuju ke ruang kerja Edzard.

Edzard membuat peraturan kalau dia berada dirumah, maka Shafira harus terus menempel padanya. Kalau tidak Shafira akan mendapatkan konsekuensinya.

“Edzard! Apa aku boleh masuk?” Sapa Shafira yang muncul dari balik pintu.

“Apa kau lupa aku siapa mu?” Tanya Edzard kesal.

“Sial! Aku lupa memanggilnya dengan sebutan suamiku sayang.” Ucap Shafira dalam hatinya.

“Suamiku sayang, apa istrimu ini boleh masuk?” Sapa Shafira dengan senyuman palsunya.

“Kemarilah, sayang! Aku sudah menunggumu dari tadi!” Sahut Edzard yang langsung menarik tubuh Shafira duduk di atas pangkuannya.

“Suamiku, sepertinya lebih nyaman jika aku duduk di sofa itu.” Ucap Shafira berlagak manja pada Edzard.

“Apa sofa lebih membuatmu nyaman jika berada di dekatku, hah?” Bisik Edzard dengan maksud dan tujuan yang mesum.

“Huh, aku pasti akan di makannya! Pandangan dan ucapannya sangat mesum padaku.” Ucap Shafira dalam hatinya.

“Bukan begitu, maksudku, kau pasti akan lelah memangku ku setiap kita bersama.” Kata Shafira berupaya menolak Edzard.

"Berikan aku ciuman disini!" Perintah Edzard sambil menunjuk ke arah pipinya.

"Kan, apa ku bilang? Dia selalu saja mengambil kesempatan padaku!" Gumam Shafira dalam hatinya.

Agar tidak memancing amukan Edzard, Shafira pun mencium kening, kedua pipi dan bibir Edzard secara lembut. Edzard sangat menikmati sentuhan manis dari Shafira. Saat Shafira mencium keningnya, Edzard seakan teringat ciuman yang selalu diberikan oleh ibunya saat ibunya masih hidup.

“Malam ini, temani aku pergi ke pesta!” Ucap Edzard pada Shafira.

“Apa aku boleh istirahat malam nanti? Aku sedikit lelah. Jadi kau saja yang pergi.” Sahut Shafira menolak ajakan Edzard.

“Oh, kau mau menolak ajakanku?” Tanya Edzard dengan tatapan kejamnya.

“Oke, baiklah! Aku akan bersiap-siap untuk pergi ke pesta denganmu.” Kata Shafira yang langsung melompat dan keluar ruang kerja Edzard.

Shafira langsung berlari dan masuk ke dalam kamar.

“Dasar beruang kutub! Dia selalu saja memaksaku.” Umpat Shafira yang kesal dengan Edzard.

Malam harinya, Edzard yang sudah tak sabaran menunggu Shafira yang sedang berdandan cukup lama. Edzard hanya menatap dari sisi kamar kepada Shafira yang sedang berdandan di depan cermin.

“Apa kau selalu lama saat berdandan?” Tanya Edzard kesal.

“Iya!” Sahut Shafira tak perduli pada kekesalan Edzard.

“Huh, dasar wanita! Selalu saja lama untuk bersiap-siap! Cepatlah, nanti kita terlambat menghadiri pestanya.” Teriak Edzard.

"Ya Tuhan, ingin sekali aku merobek mulutnya yang selalu saja berteriak padaku!" Gerutu Shafira dalam hatinya.

“ayo cepat! Aku bisa gila menunggumu terus.” Kata Edzard seraya menyeret Shafira keluar kamar dan masuk ke dalam mobil.

Di dalam perjalanan, Shafira merapikan dandanannya yang belum selesai sambil terus ngomel-ngomel pada Edzard.

“Huh, dandanan ku jadi berantakan gara-gara kau yang tidak sabaran!” Umpat Shafira pada Edzard.

Namun Edzard hanya diam saja sambil memijat kepalanya yang pusing karena kewalahan menghadapi Shafira. dalam pikiran Edzard, ia belum pernah pusing menghadapi wanita selain Eva. Namun setelah ia terobsesi kepada Shafira, kepalanya seakan mau meledak jika menahan amarahnya terhadap Shafira.

 

*****

Di tempat pesta, Shafira duduk di meja sambil menyantap hidangan yang ada di sana. Sedangkan Edzard pergi berbaur dengan kerabat dan rekan bisnisnya yang berada di pesta tersebut. Tak lama kemudian, Shafira melihat seorang wanita menghampiri Edzard dan terlihat sangat akrab dengannya.

“Siapa wanita cantik itu! Apa pacarnya Edzard? Dia sangat cantik!” Gumam Shafira melihat wanita itu dan Edzard.

“Bodo amat! Kenapa aku harus penasaran dengan kehidupan dia?” Ucap Shafira lagi yang menepis pikirannya terhadap Edzard.

Wanita itu bernama Tina, ia adalah mantan kekasih Edzard saat mereka berstatus mahasiswa di universitas terbaik di amerika. Tina dan Edzard mengakhiri hubungannya, karena Tina yang ingin terus menetap di amerika untuk melanjutkan pendidikannya, sementara Edzard saat itu berniat untuk menikahinya. Edzard sangat kesal padanya, sehingga Edzard memutuskan untuk mengakhiri hubungan cintanya kepada Tina.

“Edzard, apa kau masih marah padaku?” Tanya Tina.

"Tidak, aku tidak memiliki masalah denganmu, jadi untuk apa aku marah padamu.” Jawab Edzard sinis.

“Apa kau sudah melupakan cinta kita?” Tanya Tina yang sebenarnya masih berharap pada Edzard.

“Aku bahkan melupakan semuanya tentang mu!” Sahut Edzard menatap Tina dengan amarah.

“Edzard, waktu itu aku bukan tidak ingin menjadi istrimu, tapi aku hanya ingin menggapai cita-citaku saja.” Kata Tina menjelaskan pada Edzard.

“Sudah lah, itu hanya masa lalu! Kau tau persis bagaimana sifatku, aku hanya akan menatap masa depan, bukan masa lalu.” Sahut Edzard.

“Kau hanya masa laluku, aku sudah memiliki masa depanku sendiri.” Sambung Edzard lagi.

“Apa maksudmu Edzard?” Tanya Tina bingung.

“Wanita yang ada disana itu adalah masa depanku sekarang!” Sahut Edzard seraya menunjuk kearah Shafira yang tengah asik menyantap hidangan pesta.

“Maksudmu wanita itu, pacarmu?” Tanya Tina melirik sinis kepada Shafira.

“Dia lebih dari pacarku! Dia istriku.” Jawab Edzard.

Seketika hati Tina hancur mendengar Edzard telah menikah dengan wanita lain. Ia seakan tak percaya bahwa Edzard dengan mudahnya melupakan dirinya karena selama mereka berhubungan Edzard selalu menampakkan cintanya yang teramat besar untuk Tina.

“Apa wanita itu terlalu hebat, sehingga Edzard menikah dengannya?” Ucap Tina dalam hatinya.

“Aku harus cari tau, siapa wanita itu sebenarnya!” Katanya lagi dalam hatinya.

Saat Shafira sedang menuju ke toilet, Tina mengikutinya seolah-olah ingin pergi ke toilet juga. Saat Shafira dan Tina sedang berdiri di depan cermin toilet itu, Tina melirik Shafira dengan tatapan mata yang sinis.

“Ada apa dengan wanita itu? Kenapa dia melirik ku dengan sinis?” Tanya Shafira dalam hatinya.

“Eemmm, apa kau istrinya Edzard?” Tanya Tina pada Shafira.

“Wah, dia tanya tentang Edzard! Sepertinya ini bau-bau masalah yang akan datang padaku! Aku harus kabur saja.” Ucap Shafira dalam hatinya.

“Maaf, kau salah orang! Aku tidak kenal dengan Edzard.” Jawab Shafira dusta pada Tina.

Saat Shafira akan keluar dari toilet, Tina menarik tangannya dengan kasar.

“Hei, ada apa denganmu? Kau kasar sekali!” Kata Shafira pada Tina yang masih menatapnya sinis.

“Dasar wanita rendahan! Dengan cara apa kau bisa menikah dengan Edzard, hah?” Ucap Tina kesal pada Shafira.

“Siapa kau? Apa kau kekasihnya?” Tanya Shafira yang terpancing kesal pada Tina.

“Iya! Aku kekasih Edzard! Edzard sangat mencintaiku hingga dia melamarku waktu itu.” Jawab Tina dengan kesal.

“Lantas kau mau apa? Kau mau Edzard kembali padamu?” Tanya Shafira.

“Iya, pergilah yang jauh dan jangan pernah mendekati Edzard lagi! Dia milikku.” kKta Tina.

“Silahkan ambil! Dia hanya pria bekasku, hehehehe.” Sahut Shafira tertawa meledek Tina.

Tina semakin kesal dengan sikap Shafira dengan entengnya berkata padanya.

“Beraninya kau meledekku!” Teriak Tina seraya menampar pipi Shafira dengan keras.

“Sial! Beraninya dia menamparku.” Gumam Balqis yang membalas tamparan Tina dengan menampar pipi Tina dengan keras. Lalu Shafira mencekik leher Tina dengan amarah yang memuncak.

“Kau jangan bermain api denganku! Aku tidak akan segan-segan untuk menghabisi wanita kaya yang sombong sepertimu. Kau mengerti?” Ancam Shafira pada Tina.

Kemudian Shafira melepaskan cekikan tangannya dari leher Tina dan berlalu pergi. Tina terduduk lemas akibat cekikan dari Shafira pada lehernya.

“Kurang ajar! beraninya dia mengancam aku.” Teriak Tina yang kesal karena kalah terhadap Shafira.

Shafira melangkah kelaur dari toilet itu sambil menggerutu sendirian.

"Aku memang bukan terlahir sebagai wanita kaya! Namun jika ada wanita lain yang ingin menindasku, maka aku akan membalasnya! Aku bukan wanita yang lemah dihadapan wanita lainnya." Gerutu Shafira sambil terus melangkah.

Shafira kembali ke ruang pesta, tak lama Edzard menghampirinya.

“Kau dari mana saja?” Tanya Edzard.

“Aku dari toilet!” jawab Shafira singkat yang membuat Edzard kesal.

“Jangan membuat aku kesal, Shafira! Kau begitu lama tadi. Apa memang kau dari toilet selama itu?” Tanya Edzard menahan amarahnya.

“Huh, aku memang dari toilet! Jadi aku harus jawab apa?” Kata Shafira yang masih kesal karena perbuatanb Tina padanya di toliet itu.

"Ada apa dengannya? Sepertinya dia sedang kesal." Gumam Edzard dalam hatinya sambil menatap wajah Shafira yang kesal.

Tak lama kemudian, Tina menghampiri Edzard dan Shafira. Tina tersenyum palsu di hadapan Edzard.

“Edzard, apa dia istrimu?” Tanya Tina menebarkan senyuman palsunya.

“Iya, ini istriku, Shafira.” Jawab Edzard merangkul pinggang Shafira yang membuat Tina meradang.

“Istrimu sangat cantik! Aku senang jika berkenalan dengannya.” Ucap Tina.

“Hahaha, kau juga sangat cantik nona! Dengan riasan lipstikmu yang menempel di gigimu itu.” Sahut Shafira mempermalukan Tina di depan Edzard.

Tina tak menyadari bahwa lipstiknya menempel di giginya.

“Ppppffftt!” Edzard menahan tawanya.

“Ayo suamiku sayang, kita pulang! Aku sangat lelah dan ingin berbaring di ranjang panas kita.” Ucap Shafira dengan sengaja membuat Tina semakin kesal.

Shafira yang berpura-pura mesra untuk membuat Tina cemburu tak menyadari bahwa Edzard akan menagih apa

yang ia ucapkan saat itu. Mereka berdua pun pulang kerumah. Setibanya di rumah, Edzard langsung memanggul tubuh Shafira dan membawanya ke kamar. Edzard menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.

“Edzard, apa yang kau lakukan?” Pekik Shafira yang tak mengerti perlakuan Edzard padanya.

“Bukankah kau bilang sangat lelah dan ingin berbaring di atas ranjang panas kita? Ini lah saatnya Shafira, hehehehe.” Jawab Edzard yang langsung menindih tubuh Shafira dan melumatnya dengan penuh gairah.

“Ini kesalahanku! Aku lah yang bodoh! Dia sengaja mengambil kesempatan dari ucapanku tadi saat di pesta.” Umpat Shafira kesal dalam hatinya.

Mau tak mau, Shafira harus menerima akibat dari perkataannya itu pada Edzard.

Setelah puas menikmati tubuh Shafira, Edzard pergi ke ruang kerjanya dan menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda di kantor. Tak lama kemudian, ia teringat pada anak buahnya yang ia tugaskan untuk mencari wanita yang pernah menolongnya dulu.

“Apa kau sudah menemukan wanita itu?” Tanya Edzard pada anak buahnya.

“Maaf tuan, saya sudah bersusah payah, namun sampai sekarang saya belum berhasil menemukan jejak wanita itu di kota ini.” Sahutnya dalam telepon.

“Kenapa kau begitu bodoh, hah? Aku harus menunggu berapa lama lagi? Aku muak dengan kerjamu yang tidak becus!” Teriak Edzard kesal.

“Tuan, maafkan saya! Saya akan berusaha lebih keras lagi untuk menemukan wanita itu.” Sahutnya lagi.

Tanpa menjawab Edzard langsung menutup teleponnya dengan kesal.

“Aku sangat frustasi mencari wanita itu.” Teriak Edzard yang kemudian mengeluarkan gambar klise liontin yang berbentuk sepasang sepatu dari dalam laci meja kerjanya.

“Hanya ini pentunjukku mencari sosok wanita itu.” Kata Edzard menatap gambar itu.

“Aku masih ingat tatapan wanita itu, sinar matanya tampak terang saat malam gelap di dalam gudang itu.” Katanya lagi mengingat wanita yang menolongnya waktu itu.

 

*****

Keesokan harinya, saat di dalam ruang kantornya Edzard di hampiri oleh Tina yang berusaha merebut hati Edzard kembali. Tina membawa bungkusan makan siang untuk Edzard. Ia membawa ikan gurami bakar yang adalah makanan favorit Edzard.

“Edzard, kau masih sibuk?” Sapa Tina yang masuk tanpa izin dari Edzard dahulu.

“Mau apa kau kesini?” Tanya Edzard dengan nada dinginya.

“Edzard, aku kesini membawakan makan siang untukmu! Aku bawa ikan gurami bakar kesukaanmu.” Jawab Tina.

“Pergilah! Aku sedang tidak nafsu makan saat ini.” Ucap Edzard mengusir Tina.

“Hei, ayolah! Aku masih ingat semuanya tentangmu! Dulu kau tidak pernah menolak untuk makan gurami bakar ini.” Kata Tina yang terus berusaha.

“Tina, kau jangan mulai untuk membuatku marah padamu! Pergilah, aku sedang sibuk.” Teriak Edzard kesal pada Tina.

“Ayolah Edzard, aku suapin ya.” Ucap Tina yang terus saja berusaha untuk membujuk Edzard.

“Aku bilang jangan ganggu aku lagi, Tina!” Bentak Edzard yang kemudian melemparkan makanan yang di bawa Tina berhamburan di lantai.

Tina terkejut melihat sikap Edzard yang berubah drastis padanya. Ia tak menyangka Edzard akan berlaku kasar padanya. Karena dulu saat mereka memiliki hubungan, Edzard sangat lembut dan sayang padanya.

“Edzard kenapa kau kasar padaku? Apa kau lupa, kalau kau sangat mencintaiku dulu?” Ucap Tina yang menangis sedih menatap Edzard.

“Aku sudah katakan padamu, aku hanya akan menatap masa depan! Kau hanyalah masa lalu yang suram untukku.” Ucap Edzard dengan tatapan bengisnya.

“Kau kejam, Edzard! Aku tak menyangka kau berubah menjadi pribadi yang sangat kejam.” Kata Tina yang terus menangis.

“Pergilah! Aku tak ingin melihatmu lagi.” Teriak Edzard mengusir Tina. Mendengar teriakan Edzard, Tina langsung berlari keluar sambil menangis.

Tina kesal dengan sikap Edzard yang terkesan kejam padanya. Padahal ia masih sangat mencintai Edzard. Setelah Tina keluar dari ruang kantornya, Edzard duduk dengan kesal.

“Kenapa kau harus datang menghampiriku lagi, Tina! Aku sangat membencimu dan keluargamu! Kalian harus merasakan apa yang aku rasakan 6 tahun yang lalu.” Kata Edzard dengan penuh luapan amarah.

Tak lama kemudian, Edzard menelpon Shafira yang sedang asik membaca buku di ruang keluarga.

“Halo, apa ini beruang kutub?” Sapa Shafira saat Edzard menelponnya.

“Kenapa kau selalu saja memanggilku beruang kutub, hah?” Teriak Edzard kesal di seberang sana.

“Karena kau suka dingin, tidur dengan AC yang sangat dingin serta sikapmu juga sangatlah dingin! Bahkan anak panti asuhanmu menjulukimu om penguin! Penguin itu suka dingin kan? Sama sepertimu.” Sahut Shafira panjang lebar yang membuat Edzard pusing.

“Apa kau sudah makan siang?” Tanya Edzard.

“Belum.” Jawab Shafira.

“Kenapa kau belum makan siang, ini sudah hampir jam 3 sore.” Kata Edzard.

“Tadinya aku mau makan, tapi sesaat jadi gak nafsu karena mendengar suaramu.” Sahut Shafira yang membuat Edzard kesal bertubi-tubi.

“Tunggu aku dirumah, aku akan menghabisi dirimu!” Teriak Edzard kesal dalam teleponnya. Kemudian Edzard mematikan teleponnya dan langsung bergegas pulang kerumah untuk menemui Shafira.

Di rumah Shafira masih dengan santainya duduk di sofa sambil membaca buku. Tak lama kemudian terdengar suara mobil Edzard yang tiba dirumah. Edzard langsung mencari Shafira kesetiap sudut rumah dengan kesal.

“Disini kau rupanya.” Ucap Edzard yang menemukan Shafira duduk santai di ruang keluarga.

“Ada apa tuan beruang?” Tanya Shafira terus meledek Edzard.

“Oh, kau sangat bernyali rupanya! Aku akan melarangmu keluar rumah selama satu minggu!” Teriak Edzard.

“Baiklah, tak masalah! Bukannya minggu depan kita akan ke paris?” Kata Shafira.

“Hehehe, setelah pulang dari paris kau akan menerima hukuman dariku, Shafira.” Ucap Edzard dengan wajahnya yang menyeramkan.

“Kau akan lakukan apa padaku?” Tanya Shafira berdegik ngeri.

“Kau lihat saja, apa yang akan terjadi padamu jika kau tak bertemu dengan tantemu lagi selamanya.” Sahut Edzard yang berhasil membuat Shafira takut.

“Oh, suamiku tersayang! Aku sangat rindu padamu. Apa kau mau melakukan sesuatu padaku? Aku rela memberikan apapun padamu.” Kata Shafira yang berubah sikap kepada Edzard.

“Hehehe, akhirnya kau takut pada ancamanku, Shafira!” Ucap Edzard merasa menang.

"Buatkan aku ikat gurami bakar!" Perintah Edzard.

“Iya baiklah!" Sahut Shafira sambil menghela nafas panjang.

Di dapur, Shafira sibuk membuat ikan gurami bakar untuk Edzard. Edzard melarang semua pelayan untuk membantu Shafira. Dengan kesal dan terus mengumpat Edzard, Shafira akhirnya selesai membuat ikan gurami bakar. Tak lama berselang, Shafira masuk ke kamar dengan membawa gurami bakar tersebut. Edzard yang tengah duduk santai di ruang makan, menunggu dengan sabar.

“Suapi aku, wanita yang bernyali besar!” Kata Edzard pada Shafira.

Kemudian Shafira menyuapi Edzard makan gurami bakar buatanya. Saat merasakan gurami bakar buatan Shafira, Edzard langsung teringat masakan mendiang ibunya yang sama persis rasanya seperti buatan Shafira.

“Kau tau resep ini darimana?” Tanya Edzard penasaran.

“Lihat di google lah! Aku tidak tau cara membuat ikan bakar ini jadi aku hanya mencobanya saja saat kau menyuruhku.” Sahut Shafira dengan wajah sewot.

“Bahkan kau dengan kejamnya, melarang pelayan untuk membantuku.” Sambungnya lagi.

“Aku suka ikan bakar buatanmu ini, aku ingin kau membuatkannya untukku setiap hari.” Perintah Edzard pada Shafira.

Edzard hanya tersenyum tipis saat Shafira terlihat kesal padanya. Entah sejak kapan hubungan mereka menjadi semakin dekat satu sama lain. Shafira pun kini sudah berani menunjukkan gigi taringnya kepada Edzard selalu saja ingin menindasnya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Noh siapa itu? Apa jangan2 itu Bobi yg sudah tantenya ikat jamin dgn duit Rp50 juta itu??

2023-07-31

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kenapa kau gak pergi lihat aja, Mana tau ada org jahat dirimah itu..

2023-07-31

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

apa Tante Ani jahat ya🤔🤔🤔🤔🤔

2021-06-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!