TERPAKSA

Gani merasa senang setelah tau putra semata wayangnya akan segera menikah. Karena hal itu lah yang memang ia harapkan sejak dulu. Apalagi sekarang usia putranya yang hampir kepala tiga. Bukan hanya itu saja, Gani juga sudah tidak sabar ingin menimang seorang cucu yang akan menjadi pewaris seluruh harta kekayaan miliknya itu.

"Kalau begitu, aku akan mengurus semua keperluan pernikahan kalian." Kata Gani segera kabur dari rumah Edzard, sehingga Shafira tak bisa berkata apa-apa lagi.

Shafira dan Edzard saling tatap setelah Gani pergi dari rumah mewah itu sambil kegirangan. Shafira begitu kesal terhadap Edzard yang mengambil keputusan sendiri tanpa minta pendapat darinya terlebih dahulu.

"Kenapa kau mengatakan hal itu kepada ayahmu?" Tanya Shafira pada Edzard.

"Karena kita memang akan segera menikah!" Sahut Edzard santai.

"Apa kau pernah bertanya dulu padaku?" Tanya Shafira.

"Aku tak butuh persetujuanmu! Kau harus menikah denganku dan melahirkan keturunan untukku!" Kata Edzard memaksa.

'Aku sudah katakan padamu, kalau aku tidak mau mengandung bayimu!" Kata Shafira yang membuat Edzard kesal.

Edzard menghampiri Shafira dan mencengkram lengannya dengan kuat hingga Shafira meringis kesakitan.

"Suka tidak suka, kau harus melahirkan seorang bayi untukku! Apapun yang terjadi, bulan depan, kau dan aku akan segera menikah! Bersiaplah mulai dari sekarang." Kata Edzard pada wanita yang menjadi tawanannya itu.

"Pergilah masuk ke dalam kamarmu!" Perintah Edzard pada Shafira.

Shafira yang tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menuruti perkataan Edzard saat itu. Ia melangkah menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Shafira duduk di tepi ranjang tidurnya sambil menangis sedih.

"Bagaimana mungkin aku terjebak begitu dalam dengan pria kejam itu? Aku dan dia tidak saling mencintai, kenapa kami harus menikah? Aku benci pernikahan yang dipaksakan seperti ini!" Gumam Shafira dalam isak tangisnya.

Shafira teringat perkataan Edzard yang hanya menginginkan bayi darinya. Shafira berpikir sejenak lalu ia bangkit dan keluar dari kamarnya untuk menemui Edzard lagi yang masih berada di ruang tengah itu. Saat Shafira berdiri di depan pintu, Edzard meliriknya dengan tajam.

"Kenapa kau belum tidur? Bukannya aku sudah menyuruhmu untuk ke kamarmu tadi?" Tanya Edzard pada Shafira yang berdiri gemetar ketakutan.

"Aku ingin bicara." Sahut Shafira.

"Ada apa lagi? Jika kau ingin menolak menikah denganku, maka itu tidak akan pernah terjadi." Kata Edzard.

"Kau hanya menginginkan seorang bayi saja kan?" Tanya Shafira.

"Apa maksudmu?" Edzard balik bertanya.

"Jika kau hanya menginginkan bayi saja, maka kita bisa membuat perjanjian." Sahut Shafira.

"Perjanjian apa?" Tanya Edazrd.

"Aku akan bersedia menikah denganmu dan juga akan melahirkan bayi yang kau inginkan! Tapi setelah aku melahirkan bayi untukmu, maka aku ingin kau menceraikan aku dan membiarkan aku pergi menjauh darimu!" Kata Shafira yang lagi-lagi memancing kekesalan Edzard.

Edzard sangat kesal akan perkataan Shafira padanya. Lantas ia pun kembali mencengkram lengan Shafira bahkan juga mencengkram dagunya dengan kasar.

"Berani sekali kau bernegosiasi denganku! Apa kau pikir kau berhak melakukan itu setelah kau menipuku, hah?" Ujar Edzard menatap Shafira dengan tatapan marah.

"Bukan aku yang menipumu, tapi bobi dan kekasihnya itu." Sahut Shafira.

"Kau juga terlibat bersama mereka! Kau menipuku!" Ucap Edzard dengan wajah bengis.

"Sampai kapanpun, kau akan tetap di dalam genggamanku, Shafira." Ucap Edzard lagi.

"Kembali lah ke kamarmu! Jangan buat aku kesal lagi." Kata Edzard seraya melepaskan cengkramannya dari Shafira.

Dengan rasa hampa Shafira kembali masuk ke dalam kamarnya. Bagaimanapun caranya ia berusaha untuk kabur dari pria kejam itu tetap saja tidak pernah berhasil. Bahkan kini Shafira hanya bisa menunggu hari-hari dimana ia akan terus terjebak bersama dengan pria kejam itu.

*****

Sudah dua minggu lamanya, Shafira tidak bertemu dengan Edzard walaupun mereka tinggal di satu atap yang sama. Edzard lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, sehingga Shafira tak pernah melihat keberadaanya dirumah itu. Namun hal itu tetap saja tidak membuat rasa gundah Shafira menghilang. Ia malah semakin gugup setelah Hadi sang kepala pelayan mengatakan tanggal pernikahan antara Shafira dan Edzard.

Suatu hari, Rista menemui Shafira dirumahnya. Hal itu tentu saja di suruh oleh Edzard yang meminta bantuan dari Rista untuk memilihkan gaun pengantin yang bagus untuk Shafira.

"Hai, Fira!" Sapa Rista.

"Eh, kau kan....

"Iya! Aku temannya Edzard! Aku pemiliki boutique saat kau dan Edzard memborong begitu banyak gaun dariku." Sahut Rista ramah.

"Kenapa kau kemari? Saat ini Edzard mungkin sedang berada di kantornya." Kata Shafira.

"Aku kesini untuk menemuimu!" Kata Rista.

"Menemuiku? Ada apa?" Tanya Shafira bingung.

"Edzard memintaku untuk memilihkan gaun pengantin yang cocok untukmu! Kata Edzard minggu depan kau dan dia akan segera menikah. Hah, aku jadi tidak sabar melihat kalian berdua duduk bersanding di pelaminan nanti! Pasti kalian berdua akan terlihat sangat serasi." Kata Rista berbicara panjang lebar.

Mendengar perkataan Rista tentang pernikahan, wajah Shafira seketika muram. Namun ia berusaha tak menunjukkannya kepada sang perancang busana itu. Shafira dan Rista pun berbincang di ruang tengah. Rista memperlihatkan beberapa gambar gaun pengantin yang kini sudah tersedia di boutique-nya.

"Fira, menurutku kau lebih bagus mengenakan gaun yang ini!" Kata Rista.

"Tapi aku tidak suka gaun yang terlihat begitu rumit! Aku ingin gaun yang biasa saja." Sahut Shafira.

"Oh, kau suka yang simple ya! baiklah, bagaimana dengan yang ini?" Tanya Rista menunjukkan gambar gaun pengantin yang terlihat simple namun elegan.

"Iya!" Sahut Shafira yang sebenarnya tak terlalu perduli dengan gaun pengantin yang akan ia kenakan nanti.

Setelah Shafira menentukan pilihannya, Rista pun pergi menemui Edzard yang sedang berada di ruang rapat. Rista pun menunggu dengan sabar kedatangan Edzard di ruang kerjanya. Setelah hampir sejam lamanya, Edzard pun muncul untuk menemui Rista.

"Apa kau sudah lama menunggu?" Tanya Edzard pada Rista.

"Aku hampir berjamur disini!" Sahut Rista sewot.

"Maaf! Aku sibuk tadi." Ucap Edzard.

"Hah, kau ini! Minggu depan kau akan segera melepas masa lajangmu, tapi saat ini kau masih saja sibuk mengurusi pekerjaanmu!" Kata Rista.

"Apa kau sudah menemui Shafira?" Tanya Edzard.

"Sudah!" Sahutnya.

"Apa dia sudah menentukan gaun pengantinya?" Tanya Edzard lagi.

"Iya, sudah! Dia memilih gaun yang simple ini." Kata Rista menunjukkan gambar gaun yang menjadi pilihan Shafira.

Edzard pun menatap gambar gaun tersebut dengan seksama.

"Lumayan!" Ucap Edzard.

"Hei, jangan menghina hasil design ku!" Ujar Rista auto kesal.

"Aku akan mentransfer uang untuk harga gaun itu." Kata Edzard.

"Baiklah, orang kaya! Senang berbisnis denganmu!" Seru Rista senang karena Edzard selalu membeli hasil rancangannya walau dengan harga selangit.

"Oh, iya! Jangan lupa mengundangku ya." Kata Rista lagi seraya melangkah keluar dari ruang kerja Edzard.

Tiga hari sebelum hari pernikahan, Shafira menemui Edzard yang sedang duduk di balkon kamarnya. Sahfira berjalan mendekati Edzard yang masih duduk sambil membelakanginya.

"Ada apa?" Tanya Edzard pada Shafira.

"Lusa kita akan menikah kan? Tapi aku belum mengatakan hal ini pada tanteku!" Sahut Shafira.

"Aku sudah menyuruh orang untuk memberikan kabar mengenai pernikahan kita pada tantemu itu! Kau tidak perlu khawatir, dia akan datang dan menjadi saksi di pernikahan kita." Kata Edzrad dingin.

Setelah mengetahi akan hal itu, Shafira berbalik dan hendak keluar dari kamar Edzard. Saat akan melangkah keluar dari pintu kamar, tiba-tiba saja Edzard menarik tangan Shafira dengan kencang sehingga Shafira bertatapan langsung padanya.

"Setelah kita menikah nanti, aku tak ingin kau mengkonsumsi pil kontrasepsi itu lagi!" Kata Edzard yang tau kalau selama ini Shafira menelan pil kontrasepsi setiap harinya untuk mencegah kehamilan.

"Kau mengetahuinya?" Tanya Shafira gemetar ketakutan.

"Aku mengetahui apa yang ada pada dirimu! Jadi kau jangan coba-coba mengelabui aku lagi! Aku ingin kau segera hamil dan memberikan aku keturunan." Sahut Edzard.

Shafira hanya diam dan menundukkan wajahnya. Setelah Edzard melepaskan dirinya, Shafira masuk kembali ke dalam kamarnya dan menangis sejadi-jadinya disana.

"Apa yang akan terjadi padaku setelah ini? Aku pasti akan tersiksa setelah menjadi istrinya." Gumam Shafira dalam isak tangisnya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Hanya itu2 saja alesan ancamannya Edzard,Edzard belum bertemu buku dgn ruas lelaki yg bisa menyelamatkan Shafira dari cengkaman Edzard..😔😔

2023-07-31

0

nuri

nuri

buknnya fira g bs kluar kok dia dpt pil kontrasepsi?

2022-12-01

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Safira mending nikah dulu drpd jd simpanan masa mau zina trus

2021-06-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!