BANGUN

Edzard terbang menuju paris dengan membawa Ezra dan kedua pengasuhnya untuk mengurusi Ezra selama di

pernjalanan. Setelah perjalanan yang banyak memakan waktu, akhirnya mereka tiba di kediamana Gani. Eva dan Gani sangat senang melihat Ezra yang tumbuh menjadi anak yang sangat lincah dan menggemaskan.

“Ezra, cucu kakek! Apa kau senang naik pesawat yang kakek beli untukmu?” Tanya Gani pada Ezra.

“Apa kau adalah kakekku?” Tanya Ezra yang memang sama sekali tidak mengenal Eva dan Gani.

“Iya, aku kakekmu dan ini nenekmu.” Jawab Gani sambil menunjuk Eva.

“Aku bukan nenek, tapi aku adalah Eva! Kau boleh memanggilku Eva saja ya, sayang.” Ucap Eva pada Ezra.

“Eva, apa kau tau dimana mamiku tinggal?” Tanya Ezra dengan polosnya.

“Tentu saja, mamimu ada di rumah ini! Aku akan membawamu menemuinya.” Sahut Eva.

“Hore, hari ini aku akan bertemu dengan mami!” Seru Ezra sangat gembira.

“Bagaimana kondisinya saat ini?” Tanya Edzard pada Gani.

“Shafira sudah banyak melakukan respon terhadap terapi yang dokter lakukan, dia bisa menggerakkan bagian-bagian tubunya, walaupun matanya masih terpejam.” Jawab Gani.

“Aku akan melihatnya!” Kata Edzard melangkah masuk ke dalam kamar yang di tempati oleh Shafira.

Eva membawa Ezra masuk ke dalam kamar Shafira yang penuh dengan alat-alat medis.

“Eva, kenapa kau bawa aku kesini? Ini seperti rumah sakit.” Kata Ezra.

“Kau tau dari mana rumah sakit?” Tanya Eva.

“Aku melihatnya di televisi!” Jawab Ezra.

“Nak, kau ingin bertemu dengan mami kan?” Tanya Edzard.

“Iya! Dimana mami? Kenapa dia tidak muncul dan memelukku?” Tanya Ezra.

“Ini mami, sayang!” Kata Edzard pada Ezra sambil mengelus pipi Shafira.

“Wajahnya sangat beda sama yang di foto! Wajah mami sangat cantik di foto.” Kata Ezra melihat Shafira yang pucat.

“Kenapa mami tidak melihatku?” Tanya Ezra.

“Mami sedang tidur, nak! Mami sedang istirahat.” Ucap Edzard sambil meneteskan air matanya.

Eva dan Gani yang sedang berada di kamar itu pun langsung sedih bahkan Eva juga tak dapat menahan air matanya.

“Mami, mami, kenapa mami tidur terus? Mami lihatlah aku, aku sudah besar! Ayo main denganku, mami.” Ucap Ezra saat duduk di samping tubuh Shafira.

Eva dan Edzard semakin sedih saat Ezra berusaha membangunkan Shafira yang masih dalam keadaan koma.

“Mami, apa kau tidak sayang padaku? Kenapa kau tidak mau bangun?” Kata Ezra mengguncangkan tubuh Shafira.

Seketika tubuh Shafira bergetar hebat saat Ezra menyentuh dirinya. Edzard dan yang lainnya sangat panik dan memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Shafira.

“Bagaimana kondisinya?” Tanya Edzard pada dokter.

“Ini keajaiban! Tubuh nyonya Shafira kini sangat merespon dengan baik! Seperti ada gejolak dalam tubuhnya untuk merespon sesuatu.” Jawab dokter.

“Apa karena kehadiran anaknya?” Tanya Eva.

“Itu mungkin saja terjadi! Ibu dan anak memiliki ikatan batin yang sangat kuat.” Jawab dokter.

“Saranku, sering-seringlah untuk menemaninya dan mengajaknya berbicara agar sistem saraf di kepalanya mudah untuk merespon apa yang dia dengar.” Kata dokter lagi.

Saat jam makan siang Edzard menyuruh pengasuh Ezra untuk membawanya ke ruang makan dan makan bersama. Namun kedua pengasuhnya tak dapat menemukan dimana keberadaan Ezra. Semuanya menjadi semakin panik mencari Ezra di seluruh sudut rumah. Saat Edzard melintasi kamar Shafira, langkahnya terhenti saat mendengar Ezra yang sedang berbincang dengan seseorang di dalam. Dengan rasa penasaran, Edzard membuka pintu dan melihat Ezra duduk di pangkuan Shafira yang sedang memeluk anaknya tersebut.

“Mami, apa kau merindukan aku?” Tanya Ezra.

“Iya! Aku sangat merindukanmu.” Sahut Shafira dengan nada yang lirih dan tak mampu menahan air matanya karena sangking bahagianya melihat Ezra yang kini duduk diatas tubuhnya.

“Shafira!” Seru Edzard langsung berlari menghampiri Shafira.

“Edzard!” Sahut Shafira melihat Edzard.

“Kau sudah sadar? Apa kau benar-benar sudah sadar?” Tanya Edzard seolah tak percaya melihat Shafira yang sedang menatapnya walaupun saat itu kondisi Shafira masih begitu lemah.

“Edzard.” Ucap Shafira yang sangat terharu melihat pria yang dicintainya itu.

“Papi, aku berhasil membangunkan mami!” Ucap Ezra.

“Iya, nak! Kau anak yang hebat, kau sangat pintar! Kau membuat mamimu terbangun dari tidurnya yang panjang! Terima kasih nak.” Ucap Edzard memeluk Ezra.

Kemudian Edzard pun memeluk Shafira yang masih sangat terharu saat itu. Edzard dan Shafira menangis bahagia sambil memeluk buah cinta mereka. Tak lama kemudian terdengar suara Eva dan Gani yang masih panik mencari keberadaan Ezra dan juga Edzard.

“Ezra, dimana kau?” Panggil Eva.

“Eva, aku disini bersama mami dan papi.” Sahut Ezra.

“Dasar kau anak nakal! Beraninya kau……….” Ucapan Eva terhenti saat melihat Shafira yang melirik padanya.

“Shafira! Kau sudah sadar?” Kata Eva yang sangat terkejut melihat Shafira yang sudah sadar.

“Iya!” Sahut Shafira.

“Aku sangat bahagia melihatmu bangun, Shafira! Hhhuuuuuhhuuuhhhuuuhhuuu.” Kata Eva sambil menangis haru bahagia.

“Syukurlah kau sudah bangun, nak!” Kata Gani pada menantunya tersebut.

“Baiklah, Ezra! Sekarang kau ikut denganku dan kakek Gani ya! Kau belum makan siang kan.” Kata Eva sambil membawa Ezra keluar agar Edzard dan Shafira bisa berbicara berdua saja.

Setelah Eva dan Gani membawa keluar Ezra, Edzard langsung menggenggam erat tangan Shafira yang sangat dirinduinya itu.

“Shafira, maafkan aku! Semua yang terjadi padamu, adalah perbuatan bodohku! Aku sangat menyesal karena telah menyakiti dirimu.” Ucap Edzard dengan perasaan yang sangat menyesal pada Shafira.

Shafira yang belum bisa berbicara banyak hanya bisa mengangguk pelan dan tersenyum pada Edzard yang saat itu bahkan meneteskan air mata penyesalannya.

Setelah Shafira sadar dari tidurnya yang panjang, ia masih harus tetap menjalani perawatan intensif untuk melatih semua saraf-sarafnya. Ia juga melakukan terapi berjalan selama beberapa bulan. Menurut keterangan dokter Shafira sangat cepat pulih. Shafira melakukannya karena dapat dukungan dari orang-orang yang sangat menyayangi dirinya, yaitu Edzrad, Ezra, Eva dan Gani serta ketiga sahabat Edzard yang sudah seperti saudara baginya yang telah banyak membantu dirinya.

Menjalani segala perawatan itu, membuat Shafira semakin pulih dengan baik. Ia sudah bisa duduk dan bahkan sudah bisa menggerakkan semua anggota tubuhnya dengan lancar, walaupun ia masih belum bisa berjalan dengan sempurna. Edzard selalu datang mengunjunginya di paris di sela-sela kesibukannya menjalan perusahaan dan segala bisnisnya.

Edzard kembali menatap Shafira yang dulu pernah ia siksa secara fisik dan juga batinnya. Edzard sering merasa menyesal jika sedang menatap kedua mata yang bersinar itu.

"Maafkan aku, sayang!" Ucap Edzard pada Shafira untuk yang kesekian kalinya.

“Edzard, kau tidak salah! Tapi orang-orang yang ingin menghancurkan kita lah yang salah!” Ucap Shafira seraya mengelus wajah Edzard dengan lembut.

“Aku sangat ingat apa yang dilakukan tanteku dan juga Bobi! Aku bersumpah akan membuat mereka membayar apa yang telah mereka perbuat pada kita.” Sambung Shafira lagi.

“Untuk saat ini, aku mohon kau jangan memikirkan hal itu! Segeralah pulih dan fokus pada kesehatanmu, mereka biar aku yang urus.” Kata Edzard.

“Aku sangat merindukanmu.” Sambung Edzard lagi seraya mencium bibir Shafira.

“Aku juga sangat merindukanmu.” Sahut Shafira membalas ciuman Edzard.

“Bagaimana kau bisa tersadar secara tiba-tiba seperti waktu itu?” Tanya Edzard sangat penasaran saat pertama kali Shafira tersadar dari komanya.

“Entahlah! Saat itu aku hanya merasakan ada sesuatu yang memukul wajahku! Saat aku membuka mata, Ezra lah yang tersenyum padaku!” Jawab Shafira.

“Dasar anak nakal! Dia memang sangat ingin bertemu denganmu sejak aku menceritakan tentangmu dan menunjukkan fotomu padanya.” Kata Edzard.

“Apa dia memukulmu dengan keras?” Tanya Edzard lagi.

“Iya! Mungkin dia kesal karena aku selalu tidur dan tak mau bermain dengannya, makannya dia melakukan hal itu padaku.” Sahut Shafira.

" Aku sangat mencintaimu, sayang!" Ucap Edzard seraya mengelus wajah Shafira yang masih tampak sedikit pucat.

“Aku juga sangat mencintaimu, Edzard.” Balas Shafira.

“Aku mohon, jangan tinggalkan aku lagi.” Kata Edzard.

“Aku janji, tidak akan pernah meninggalkanmu.” Sahut Shafira.

Edzard dan Shafira saling menatap dan mendekatkan wajah mereka, saat mereka ingin saling berciuman, Ezra masuk sambil berteriak yang membuat Edzard dan Shafira kaget.

“Papi! Jangan cium mami!” Teriak Ezra sewot.

“Kenapa? Aku suaminya!” Kata Edzard.

“Mami itu baru bangun tidur dan mami juga belum makan!” Ucap Ezra.

“Apa kau membawa makanan untuk mami?” Tanya Shafira.

"Iya!" Sahut Ezra.

"Mami, setelah makan nanti, ayo bermain bersamaku di halaman!" Ajak Ezra.

“Sayang, kaki mami masih lemah! Mami sudah lama tidak berjalan, mami akan belajar berjalan dulu setelah itu mami akan makan di ruang makan dan bermain denganmu.” Kata Shafira.

“Benarkah? Mami janji akan bermain denganku?” Tanya Ezra.

“Tentu saja, aku sangat ingin bermain denganmu.” Sahut Shafira.

“Sekarang, kita tinggalkan mami istirahat dulu ya!” Kata Edzard.

“Shafira, sebentar lagi dokter akan memeriksa keadaanmu! Aku akan menemanimu nanti.” Kata Edzard pada Shafira.

“Iya, pergilah bawa Ezra bermain di luar.” Sahut Shafira.

 

 

*****

Setelah Shafira sehat dan pulih dengan sempura, Edzard menjemputnya kembali pulang kerumah mereka. Di bandara Afika sangat antusias menunggu kedatangan Shafira. Ia sangat merindukan Shafira yang sudah di anggapnya seperti kakanya sendiri.

“Shafira!” Seru Afika saat melihat Shafira yang baru saja tiba bersama Edzrad dan Ezra.

“Afika! Aku sangat merindukanmu.” Ucap Shafira memeluk Afika.

“Aku juga sangat merindukanmu, hhhuuuwwwaaaaa, aku sangat terharu!” Sahut Afika nangis bombai.

“Hei, kenapa kau begitu lebay?” Ujar Edzard pada Afika.

“Hheeemmmppp! Aku hanya terharu saja! Aku sangat merindukan Shafira.” Sahut Afika.

“Ayo kita pulang, semuanya sudah menunggumu!” Kata Afika pada Shafira.

“Siapa yang kau maksud?” Tanya Shafira bingung.

“Kau lihat saja nanti.” Ucap Afika.

Mereka pun pulang kerumah Edzard, setibanya di rumah Shafira sangat terkejut dan terharu melihat penyambutan yang telah di siapkan untuknya. Semua orang yang menyayangi Shafira menyiapkan kejuta kecil untuk menyambut kepulangannya. Para pelayan menghias rumah dengan sangat indah, dan mereka berjejer menyambut Shafira pulang. Shafira sangat senang melihat Mirna pelayan yang sangat setia padanya.

“Mirna, kenapa kau menangis? Kau tidak senang aku kembali?” Tanya Shafira pada Mirna.

“Aku sangat bahagia akhirnya kau pulang nyonya! Aku sangat merindukanmu.” Ucap Mirna sambil mengusap air matanya.

“Aku juga sangat merindukanmu, Mirna! Kau adalah teman terbaikku.” Ucap Shafira memeluk sang pelayan yang setia padanya.

“Nyonya, berjanjilah padaku untuk tidak pergi lagi dari rumah ini.” Kata Mirna.

“Iya, aku tidak akan pergi dari rumah ini lagi! Karena disinilah keluargaku yang sebenarnya.” Sahut Shafira.

“Kalian semua yang ada disini adalah keluargaku.” Sambung Shafira.

Semua pelayan sangat menyayangi Shafira karena sikapnya yang sangat baik dan ramah terhadap siapa saja. Shafira tak pernah menganggap pelayan sebagai orang rendahan, ia selalu baik kepada semua pelayan yang bekerja di rumah. Mereka semua sangat bahagia dengan pesta kecil untuk penyambutan kembalinya Shafira kerumah setelah beberapa tahun terakhir. Mereka makan siang bersama dan bersenang-senang hingga sore hari.

Shafira membawa Ezra yang sudah tertidur karena sangat lelah bermain ke kamarnya. Shafira meletakan tubuh Ezra di atas ranjang kecil khusus untuk anak di usianya. Shafira terus memandangi wajah polos Ezra yang sedang lelap tertidur.

“Aku akan membalas semua orang yang membuat aku jauh darimu selama bertahun-tahun! Aku akan membalas semua orang yang merusak hubunganku dengan Edzard.” Ucap Shafira dalam hatinya.

“Tante, Bobi, tunggulah aku! Aku akan membalas kalian semua” Kata Shafira lagi sambil menitikkan air matanya dengan penuh amarah dendamnya.

Kemudian Shafira masuk kedalam kamarnya. Ia melihat sekeliling kamarnya, ia mengingat semua kenangan manis dirinya dengan Edzard. Tak lama lamunannya buyar karena Edzard yang tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang.

“Kau sedang memikirkan apa?” Tanya Edzard sambil menciumi pundak Shafira.

“Aku hanya teringat semua kenangan manis kita bersama di kamar ini! Saat kau selalu saja memaksaku kalau aku melanggar perjanjian yang kau buat untukku!” Kata Shafira sambil tersenyum pada Edzard.

“Kau masih mengenang itu semua?” Tanya Edzard.

"Tentu saja!" Sahut Shafira.

"Kau mengenangnya, aku bahkan masih menyimpan berkas perjanjian itu! Hehehe." Kata Edzard.

“Hehehe, dasar kau!” Sahut Shafira.

“Sejak pertama kali aku melakukan hal itu padamu, entah mengapa aku selalu terobsesi padamu, Shafira!” Kata Edzard membalikkan tubuh Shafira menghadapnya.

“Aku tau kau terobsesi padaku waktu itu! Karena saat aku berani menolakmu, kau tidak bersikap kasar padaku, kau hanya berteriak dan membentakku saja!” Sahut Shafira.

“Aku janji, tidak akan bersikap kasar lagi padamu apapun yang terjadi.” Ucap Edzard.

“Berjanjilah, kau tidak akan bersikap kejam lagi pada siapapun, Edzrad! Itu tidak baik.” Kata Shafira.

“Baiklah, aku berjanji untukmu, tapi pada mereka yang membuat kita terpisah selama beberapa tahun, aku akan membuat mereka mempertanggungjawabkan semua perbuatan mereka.” Kata Edzard.

“Edzard, aku sangat merindukanmu.” Ucap Shafira mencium bibir Edzard dengan lembut.

Edzard menjawab dengan membalas ciuman Shafira dan segera membawa tubuh Shafira ke atas ranjang yang sudah di taburi oleh kelopak mawar merah bak ranjang pengantin baru. Setelah puas menumpahkan segala hasratnya, Edzard meraih gagang laci yang ada di samping ranjang tidurnya.

“Ini, aku ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu!” Kata Edzard sambil mengambil sebuat kotak di dalam laci dan memberikannya pada Shafira.

“Ini kan kalung peninggalan ibuku!” Kata Shafira dengan senang.

“Iya! Aku menyimpannya saat kau koma.” Kata Edzard.

“Aku sangat senang melihat kalung ini kembali padaku.” Ucap Shafira.

“Apa kau tau Shafira? Kau adalah wanita yang aku cari selama ini.” Kata Edzard.

“Apa maksudmu?” Tanya Shafira yang belum tau kalau Edzard adalah pria yang ia tolong beberapa tahun silam.

“Kau ingat beberapa tahun yang lalu kau telah membantu pria yang sedang diculik?” Tanya Edzard.

“Eeemm, iya aku ingat! Waktu itu sangat gelap dan wajah pria itu berlumuran darah jadi aku tidak lihat wajahnya.” Jawab Shafira.

“Pria itu sangat bodoh!” Ucap Shafira lagi yang membuat Edzard heran.

“Maksudmu?” Tanya Edzard seraya menaikkan sebelah alisnya keatas.

“Saat aku membawanya ke arah jalan menuju desa, dia malah berlari masuk ke dalam hutan! Setelah itu aku tak tau dia selamat atau tidak dari kejaran para penculik itu. Tapi menurutku sih, kemungkinan dia selamat.” Kata Shafira.

“Eh, darimana kau tau soal kejadian itu? Aku kan tidak pernah cerita padamu tentang kejadian itu.” Tanya Shafira bingung.

“Pria itu aku.” Jawab Edzard.

“Hah?” Tanya Shafira kaget.

“Pria yang kau selamatkan beberapa tahun lalu dari para penculik itu adalah aku! Aku pria bodoh itu, Shafira.” Jawab Edzard yang membuat Shafira tercengang sangking terkejutnya.

“Hei, kenapa ekspresimu konyol seperti itu melihatku?” Tanya Edzard pada Shafira yang masih bengong.

“Astaga! Kok bisa sih? Aku bertemu denganmu lagi dan bahkan aku menjadi istrimu? Dan yang paling aku herankan, pertemuan kita yang kedua kalinya sangat lah buruk, karena perbuatan Bobi dan Lita.” Jawab Shafira.

“Iya, aku juga berpikir seperti itu!” Kata Edzard.

"Inikah yang dinamakan jodoh, Edzard?" Ucap Shafira.

"Iya! Rencana Tuhan, tidak ada siapapun yang bisa menebaknya." Sahut Edzrad.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

thooor, aq prtm kali baca novel ini : 20 sep'20. pantes lupa" ingat. hehe 👍😍💖💕

2022-03-01

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

akhirnya mereka bersama juga

2021-06-22

0

Norintan Nazmie Tim's Sha

Norintan Nazmie Tim's Sha

ceritanya sgt bagus
terbaik thor

2021-05-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!