IKHLAS KARENA CINTA

Setelah keluar dari kantor Edzard, Rendi dan Anton menuju ke tempat parkiran. Mereka masuk ke dalam mobil dengan di kendarai oleh Anton.

“Apa kau percaya bahwa Shafira wanita pengkhianat?” Tanya Rendi pada Anton.

“Sampai mati pun aku tak percaya jika Shafira mengkhianati Edzard, aku tau dari mata dan sikap Shafira selama ini kepada Edzard, Shafira wanita yang sangat baik.” Sahut Anton.

“Aku yakin ada orang yang menjebaknyaU” ucap Rendi.

“Apa kau punya seseorang yang kau curigai?” Tanya Anton.

“Tina! Aku yakin dia dalang semua ini!” Jawab Rendi.

“Keluarga Tina menginginkan lahan proyek yang berada dalam genggaman tuan Gani, keluarga nya sengaja menjadikan Tina sebagai objek untuk menghancurkan tuan Gani melalui Edzard dan bukan hanya itu saja, keluarga Tina juga memiliki dendam lama pada keluarga Edzard! Aku yakin mereka lah dalang semua ini.” Sambung Rendi lagi.

“Aku akan selidiki sopir pribadi Shafira yang sampai sekarang menghilang.” Ucap Anton.

“Apa menurutmu sopir itu terlibat?” Tanya Rendi.

“Aku rasa tidak, tapi aku yakin dia pasti di bunuh! Karena di dalam mobil itu aku melihat sedikit tetesan darah.” Jawab Anton.

“Aku sengaja diam di depan Edzard, aku tau Edzard sedang tidak berpikir jernih saat ini, percuma mengatakan teka-teki ini padanya! Kau tau kan sifatnya yang kadang ceroboh dalam mengambil tindakan?” Sambung Anton lagi.

“Tapi bagaimana keadaan Shafira? Aku tak yakin jika Edzard hanya membiarkan Shafira begitu saja.” Kata Rendi.

“Kau benar! Kau cari tau keadaan Shafira tanpa sepengetahuan Edzard.” Sahut Anton.

“Oke, aku juga akan selidiki siapa yang berada di dalam hotel itu selain pria yang ada di dalam foto tersebut.” Kata Rendi.

“Aku akan hubungi Aldo juga, agar dia dapat membantu teka-teki ini.” Sambung Anton.

Mereka pun menyelidiki siapa yang berada di balik perangkap yang menjebak Shafira di hotel tersebut tanpa sepengetahuan Edzard.

Seminggu lebih Shafira terkurung di vila yang di miliki oleh Edzard. Malam hari Edzard memutuskan untuk mengunjungi vila di pulau kecil itu. Ia ingin melihat keadaan Shafira. Jauh dalam lubuk hatinya ia sangat merindukan Shafira yang sangat ia cintai. Setibanya di sana, ia di sambut oleh bi Ijah pelayan yang melayani semua kebutuhan Shafira di vila itu.

“Apa dia mau makan?” Tanya Edzard.

“Tuan, nona Shafira sangat keras kepala! Sudah berhari-hari ia tak makan apapun.” Jawab bi Ijah.

“baiklah…, siapkan makanannya..aku akan memaksanya untuk makan.” Sahut Edzard dengan nada dingin.

Edzard pun melangkah menuju kamar Shafira.

saat membuka pintunya, ia melihat Shafira yang berbaring menyamping di atas ranjang dengan mata yang sembab. Selama ia di kurung di kamar itu, Shafira tak pernah berhenti menangis. Shafira mendengar pintu kamar terbuka, ia menoleh dan melihat Edzard pria yang sangat ia cintai.

“Edzard.” Ucap Shafira dengan lirih.

“Kenapa kau tidak mau makan, hah?” Sahut Edzard dengan nada dingin dan tatapan mata yang tajam.

“Edzard, aku merindukanmu!” Ucap Shafira yang hendak memeluk Edzard.

“Jangan menyentuhku! Kau sudah mengkhianati aku, Shafira! Kau tidur dengan pria lain saat kau bilang cinta padaku?” Bentak Edzard pada Shafira.

“Edzard.” Ucap Shafira menatapa Edzard dengan mata yang penuh cinta.

Sangking cintanya kepada Edzard, Shafira sama sekali tak memperdulikan sikpa Edzard yang sudah gelap mata padanya. Shafira pasrah di perlakukan kejam oleh pria yang di cintainya itu. Shafira menyadari bahwa Edzard salah paham padanya. Ia percaya dan yakin bahwa Edzard juga sangat mencintainya.

Menatap Shafira yang begitu pasrah, Edzard langsung tersadar dan melemparkan tubuh Shafira ke lantai hingga kepala Shafira terbentur oleh sudut meja hingga berdarah. Shafira tak bisa menahan air matanya ketika di perlakukan kasar oleh Edzard. Tak lama kemudian, bi ijah masuk membawakan makanan untuk Shafira. Edzard langsung mengambil makanan tersebut dan menyuruh bi Ijah keluar kamar serta mengunci pintu kamar itu lagi. Edzard menarik serta menyeret tubuh Shafira yang masih terduduk di lantai.

“Kemari kau, dan makan makanan ini!” Bentak Edzard pada Shafira. namun Shafira tak bergeming, ia hanya mengalirkan air matanya tampa mau menatap Edzard yang murka padanya.

“Aku bilang makanlah!” Teriak Edzard yang membuat tubuh Shafira ketakutan.

“Kalau kau tak mau makan, aku akan membunuh tantemu malam ini juga.” Ancam Edzard sambil mencengkram wajah Shafira.

“Lakukanlah! Aku tak perduli lagi padanya.” Sahut Shafira dengan wajah yang penuh amarah.

“Apa kau menantangku, hah?” Bentak Edzard semakin kuat mengcegkram wajah Shafira sehingga meninggalkan lebam pada pipinya.

“Dia dan putranya yang telah menjebakku, Edzard!” Ucap Shafira lirih menatap Edzard.

“Dengan cara apa lagi kau akan berbohong padaku, hah? Kau pikir aku akan percaya pada wanita pengkhianat sepertimu?” Teriak Edzard.

“Sudahlah, aku terima apapun yang akan kau lakukan padaku, Edzard! Aku ikhlas jika mati tersiksa di tanganmu.” Sahut Shafira kembali pasrah di hadapan Edzard.

“Dengarkan aku! Sebelum aku membunuhmu pria yang menjadi selingkuhanmu itu akan aku habisi di dahapanmu! Sungguh kau berani mencari masalah denganku, Shafira.” Ucap Edzard dengan tatapan bengisnya.

“Habisi aku sekarang, niatmu tak berguna untuk hidupku! Aku tak kenal dengan pria itu.” Sahut Shafira yang membuat Edzard semakin emosi.

Dengan secara tiba-tiba, Edzard mencengkram lengan Shafira hingga memar. Setelah puas menyakiti Shafira, Edzard keluar kamar dan mengurung Shafira yang tak berdaya di lantai. Dengan kejam Edzard menyiksa wanita yang ia cintai karena sakit hati merasa dikhianati. Edzard masuk ke dalam ruangan lain, dan segera menghubungi Aldo sahabatnya sekaligus dokter pribadinya untuk datang ke vila itu.

“Aldo, dimana kau?” Tanya Edzard.

“Aku berada di apartemenku! Kenapa? Apa kau sakit?” Tanya Aldo.

“Sebentar lagi anak buahku akan menjemputmu, datanglah ke vila di pulau pribadiku!” Kata Edzard.

“Baiklah.” Sahut Aldo.

Aldo biasanya, tak pernah mau menyempatkan dirinya jika Edzard memanggil dirinya datang ke vila itu karena jaraknya yang sangat jauh memakan waktu berjam-jam. Namun karena Anton telah menceritakan semua yang terjadi pada Edzard dan Shafira, ia langsung setuju untuk datang ke vila itu. Rendi menghabiskan banyak waktu untuk mencari keberadaan Shafira, namun tak ada satupun anak buah Edzard yang berani buka mulut.

Setibanya Aldo di vila itu, ia langsung menemui Edzard yang sedang minum di ruang pribadinya di vila tersebut. Dengan berpura-pura, Aldo menyapa sahabatnya itu.

“Hei, kawan! Ada apa kau memanggilku malam-malam begini? Ini bahkan hampir pagi.” Kata Aldo.

“Ikutlah denganku! Kau harus mengobati seseorang.” Sahut Edzard.

“Apa Shafira yang kau maksud, Edzard? Aku ingin lihat apa aku benar atau salah.” Ucap Aldo dalam hatinya.

Aldo pun mengikuti langkah Edzard menuju kamar tempat ia mengurung Shafira. terkejutnya Aldo melihat tubuh Shafira yang tak berdaya penuh lebam dan luka di kepalanya.

“Astaga, Edzard apa yang kau lakukan padanya?” Bisik Aldo pada Edzard.

“Aku tak tahan mengingat apa yang di lakukannya padaku! Aku mencintainya, namun ia mengkhianatiku dengan pria lain.” Sahut Edzard dengan wajah menyesal telah menyiksa Shafira.

“Obati lah dia, aku akan keluar sebentar, aku tak sanggup melihat kondisinya seperti ini.” Kata Edzard berlalu keluar kamar itu.

Dengan cepat Aldo membaringkan tubuh Shafira yang tak berdaya di atas ranjang. Ia melihat Shafira yang tak berhenti menangis.

“Shafira, tenanglah! Aku dan Rendi akan mengeluarkanmu dari sini.” Bisik Aldo pada Shafira.

“Edzard sangat membenciku.” Ucap Shafira terus mengalirkan air matanya.

“Aku tak bersalah!” Sambung Shafira lagi.

“Aku tau, tenanglah! Dengarkan aku, fokus pada kesehatanmu dan kami akan segera mengeluarkanmu dari vila ini.” Kata Aldo.

Aldo sangat iba melihat sekujur tubuh Shafira di penuhi lebam akibat siksaan Edzard. Setelah selesai memeriksa dan mengobati Shafira, Aldo kembali menemui Edzard yang sangat frustasi di ruang pribadinya.

“Bagaimana kondisinya?” Tanya Edzard khawatir.

“Kondisinya sangat buruk! Tubuhnya di penuhi bekas memar dan luka di kepalanya akibat terbentur benda keras! Edzard apa yang kau lakukan padanya itu tidak baik! Aku tau kau sakit hati, namun Shafira adalah istrimu, dia mencintaimu.” Kata Aldo.

“Apa yang aku lakukan padanya, memang salah! Aku sangat menyesali tindakan kejiku! Namun aku tak percaya lagi padanya, aku tak percaya jika dia mencintaiku! Kalau dia cinta padaku, dia tidak akan tidur dengan pria lain.” Kata Edzard kesal.

“Apa kau yakin jika Shafira memang tidur dengan pria itu?” Tanya Aldo.

“Semua bukti sudah ada, foto itu asli! Bahkan aku sendiri melihatnya di kamar hotel itu, walaupun pria selingkuhannya telah pergi.” Sahut Edzard.

“apa kau sudah menemukan sopir pribadi Shafira?’ Tanya Aldo.

“Dia melarikan diri! Aku yakin dia melarikan diri saat tau aku memergoki Shafira di hotel itu, dia pasti takut telah bersekongkol dengan Shafira untuk mengkhianati aku.” Kata Edzard.

“Hah, percuma bicara padanya! Saat ini Edzard memang tidak bisa berpikir jernih.” Gumam Aldo dalam hatinya.

“Baiklah, aku pulang dulu.” Kata Aldo.

Setelah kepulangan Aldo, Edzard kembali masuk ke dalam kamar Shafira. Ia melihat Shafira yang tertidur pulas karena efek obat yang di berikan oleh Aldo. Edzard duduk di sisi ranjang dan menatap Shafira dengan raut wajah yang sedih. Ia sangat menyesal telah menyiksa Shafira malam itu. Dengan meneteskan air matanya, ia mengusap wajah Shafira.

“Shafira, kenapa kau mengkhianati cintaku?” Ucap Edzard sambil meneteskan air matanya karena sedih.

“Hatiku sangat sakit, melihat kenyataan kau berada di kamar hotel itu.” Sambung Edzard lagi.

“Maafin aku, Shafira! Aku sangat kejam padamuU” ucap Edzard menyesali dirinya sambil mencium kening Shafira yang tertidur pulas.

Edzard menemani Shafira yang tertidur sepanjang malam. Bahkan Edzard tak tidur hanya untuk memeluk tubuh Shafira yang berbaring di sampingnya. Mata Edzard terus menatap wajah Shafira yang terlihat sembab. Edzard melihat wajah Shafira yang sedang bermimpi. Dalam mimpi Shafira, Edzard memeluknya dengan mesra. Tiba-tiba Shafira mengigau.

“Edzard, Edzard! Aku sungguh mencintaimu.” Ucap Shafira mengigau sambil mengalirkan air matanya

saat tidur.

Mendengar igauan Shafira, Edzard menjadi kesal. Ia benci saat Shafira mengucapkan cinta padanya setelah ia merasa bahwa Shafira mengkhianatinya. Edzard langsung bangun dan pergi meninggalkan vila itu pagi harinya.

 

*****

Disisi lain, Aldo, Anton dan Rendi menyusun rencana untuk mengeluarkan Shafira dari vila itu tanpa sepengetahuan Edzard.

“Disana banyak penjaga yang sangat ketat menjaga vila itu! Bagaimana caranya kita akan masuk kedalam pulau itu?” Tanya Anton.

“Kau tenang saja, itu urusanku! Kalian hanya perlu untuk mengecohkan perhatian Edzard selama aku mengeluarkan Shafira dari kamar itu.” Kata Rendi.

“Iya, tapi bagaimana caranya?” Tanya Anton bingung.

“Aku dan Rendi telah membuat wajah palsu! Wajah itu di design khusus menyerupai wajah Edzard! Tubuh

Rendi hampir serupa dengan Edzard, jadi Rendi akan pergi sendirian ke vila itu untuk membawa Shafira keluar pulau itu.” Sahut Aldo.

“Masalahnya, aku dan kau harus bisa mengecohkan perhatian Edzard agar tak datang ke pulau itu saat Rendi menuju kesana.” Sambung Aldo lagi.

“Baiklah!” Sahut Anton.

“Oh, iya! Aku sudah menemukan pria yang berada di foto bersama Shafira dan saat aku bertanya siapa dalang di balik semua jebakan itu, dia malah menghabisi dirinya sendiri! Aku juga menyelidiki identitas pria itu, dia punya istri dan dua orang anak! Setelah dia mati aku mendatangi istrinya, dan istrinya bilang ada yang meletakkan uang sebesar 2 milyar di depan pintu rumahnya sebagai kompensasi atas kematian suaminya yaitu pria yang berada di foto bersama Shafira.” Sambung Anton.

“Ah, sial! Seakan buntu pencarian kita saat ini.” Sahut Rendi.

“Aku mencari bukti melalui kamera cctv di ruang bawah parkir untuk mengetahui apa yang terjadi pada sopir pribadi Shafira, namun semuanya bersih tidak ada sedikitpun bukti yang tertangkap kamera cctv itu! Aku hanya melihat Shafira yang keluar dari mobil dengan tergesa-gesa saat itu.” Sambung Rendi.

“Tunggu dulu! Apa kau melihat wajah sopir pribadi di dalam mobil melalui kamera cctv itu?” Tanya Aldo.

“Aku melihatnya sekilas saat ia membukakan pintu mobil untuk Shafira dan tidak ada kejadian aneh saat itu. Sopir itu langsung masuk ke dalam mobil lagi setelah Shafira keluar dari mobil.” Jawab Rendi.

“Apa pria ini yang kau lihat di kamera cctv sebagai sopir Shafira?” Tanya Anton yang kenal dekat dengan sopir pribadi Shafira bahkan Anton memiliki foto sopir itu.

“Bukan! Bukan dia sopir yang bersama Shafira saat di parkiran hotel.” Jawab Rendi.

“Sial! Pasti sopir pribadi Shafira di ganti dengan orang lain.” Kata Aldo.

“Kau benar! Banyak orang yang terlibat di sini! Aku yakin mereka pasti komplotan yang ingin menghancurkan Edzard melalui Shafira! Mereka pasti tau, kelemahan Edzard adalah Shafira.” Sahut Anton.

Suatu hari, Edzard sedang sibuk mengurusi bisnisnya dan melakukan berbagai meeting penting di kantornya. Namun Edzard masih bisa menyempatkan dirinya untuk mengunjungi Shafira yang kini mulai berangsur membaik. Edzard hampir tiap hari mendatangi vila tersebut, hal itu yang menjadi kendala bagi Rendi untuk menyamar menjadi

Edzard menggunakan wajah palsu yang ia pesan dari luar negeri.

Anton dan Aldo kewalahan membujuk Edzard pergi bersenang-senang dengan mereka agar dapat mengecoh Edzard untuk tak datang ke vila itu. Namun Edzard selalu menolak ajakan mereka karena ia lebih memilih menemui Shafira yang ia kurung hampir 2 bulan lamanya.

Setelah kejadian malam itu, Edzard tak pernah memukul bahkan bersikap kasar lagi pada Shafira.

namun ia masih saja dingin terhadap Shafira. Setiap kali dia akan emosi, Edzard lebih memilih untuk keluar kamar dan meninggalkan Shafira.

Edzard kembali ke vila seperti biasanya mengunjungi Shafira. Edzard membuka pintu kamar dan melihat Shafira yang tengah duduk menghadap keluar jendela.

“Apa kau sudah menemukan pria yang bilang selingkuhanku?” Tanya Shafira yang mengetahui kedatangan Edzard.

“Asal kau tau, pria itu sudah mati menghabisi nyawanya sendiri saat orang suruhanku menangkapnya! Apa kau tau Shafira, pria itu bahkan memiliki istri dan dua orang anak! Kau di bodohi olehnya.” Kata Edzard yang sebenarnya tau info tentang pria itu dari Anton.

“Hahaha! Kau lah yang bodoh! Selama ini kau terlalu percaya diri dengan apa pengetahuan mu yang dangkal itu.” Sahut Shafira menertawakan Edzard dengan sinis.

“Beraninya kau menertawakan aku, Shafira?” Teriak Edzard marah.

“Apa kau tidak terima aku mengatakan kau bodoh, Edzard? Lantas kau mau apa, hah?” Balas Shafira berteriak pada Edzard.

Edzard menjadi sangat kesal saat Shafira berteriak padanya. Edzard langsung menyeret tubuh Shafira dan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Kemudian Edzard merobek semua pakaian Shafira dan memaksa Shafira untuk melayaninya bercinta malam itu. Dengan kasar Edzard menciumi tubuh Shafira. Shafira merasa tersakiti dengan perlakuan Edzard di ranjang. Namun Shafira hanya pasrah menatap Edzard yang berada di atas tubuhnya.

“Aku merindukan kelembutanmu, Edzard.” Ucap Shafira dalam hatinya sambil meneteskan air mata kesedihannya.

Air mata Shafira tumpah saat menatap Edzard yang memaksanya di ranjang. Setelah puas, Edzard langsung keluar kamar dan kembali mengurung Shafira di kamar.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

adzard bisa di bilang spikopat kl gitu mah

2021-06-22

0

Ririn Rohani

Ririn Rohani

sedih aku😭😭😭

2021-05-25

0

Gunawan Purba

Gunawan Purba

pria arogan

2021-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!