Setelah selesai mandi, Shafira duduk di taman sambil melihat bunga kesukaannya. Yaitu mawar merah yang selalu ia rawat dengan baik. Dengan melihat bunga kesukaannya itu, hatinya menjadi bahagia. Tak lama kemudian, Shafira melihat sebuah mobil melaju masuk ke halaman rumah. Dan keluar lah seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik dan elegan berjalan masuk ke dalam rumah. Pak Hadi kepala pelayan menyambutnya dengan sopan.
“Nyonya, silahkan duduk.” Ucap pak Hadi pada wanita itu.
Wanita itu pun duduk dengan elegan di sofa ruang tamu. Shafira yang tak mengenal wanita itu terus saja merawat bunga mawarnya di halaman. Di ruang tamu wanita itu berbisik kepada pak Hadi. Dengan anggukan pak Hadi lalu pergi menemui Shafira yang berada di taman bunga mawarnya.
“Nona, ada yang ingin bertemu denganmu.” Ucap pak Hadi pada Shafira.
“Siapa? Wanita yang tadi?” Tanya Shafira pada pak Hadi.
“Iya nona, dia menunggu anda di ruang tamu.” Sahut pak Hadi.
Lalu Shafira datang menghampiri wanita itu.
“Permisi, maaf! Apa nyonya memanggilku?” Tanya Shafira dengan sopannya kepada wanita itu.
“Kemarilah, mendekat padaku.” Kata wanita itu lagi.
Shafira pun mendekat, namun tiba-tiba wanita itu memeluknya dengan erat.
“Oh, sayang! Kau sangat cantik!” Serunya dengan senyum yang lebar.
Shafira semakin bingung melihat wanita itu yang tiba-tiba memeluknya.
“Apa Edzard tidak pernah cerita apa pun tentangku padamu?” Tanya wanita itu lagi.
Shafira hanya menggelengkan kepalanya.
“Ya Tuhan, anak nakal itu minta ku jitak kepalanya!” Umpat wanita itu kesal kepada Edzard.
“Sayang! Aku tantenya Edzard! Aku adik dari mendiang ibunya Edzard! Namaku Evalia, kau boleh memanggilku Eva, seperti Edzard yang memanggilku begitu.” Katanya lagi.
“Apa? Dia memanggilmu dengan sebutan nama saja?” Tanya Shafira terkejut.
“Iya! Aku dan Edzard seperti sahabat! Aku sangat menyayanginya.” Jawab Eva.
“Tapi itu tidak sopan! Kau kan adik ibunya, seharusnya dia memanggilmu tante Eva.” Ucap Shafira dengan polosnya.
“Oh sayang, aku benci di panggil tante-tante!” Sahutnya.
“Kenapa?” Tanya Shafira bingung.
“Karena aku masih lajang! Aku belum menikah sampai sekarang.” Jawab Eva.
“Kenapa?” Tanya Shafira lagi.
“Dulu aku pernah patah hati, dan yang membuatku patah hati adalah ayahnya Edzard.” Jawab Eva lagi.
Shafira sangat pusing mendengar perkataan Eva yang menceritakan hubungannya yang rumit dengan ayahnya Edzard.
“Sudahlah, aku kembali ke Negara ini hanya ingin melihatmu memiliki anak dari Edzard.” Ucap Eva pada Shafira.
Mendengar perkataan Eva, Shafira seakan mau pingsan.
“Apa kalian sering melakukannya setiap malam?” Tanya Eva tanpa sensor yang membuat Shafira malu.
“Eemmm, tante bagaimana kalau kau istirahat dulu di kamar? Kau pasti lelah di perjalanan.” Kata Shafira mengalihkan pembicaraan.
“Baiklah! Tapi ingat, jangan panggil aku tante! Aku membencinya. Panggil aku Eva, oke!” Kata Eva lagi pada Shafira.
“Iya, baiklah Eva.” Sahut Shafira. kemudian Eva berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat.
“Astaga! Masalah baru muncul lagi.” Gumam Shafira dalam hatinya.
Setelah malam bersama dengan Eva yang di lanjutkan dengan obrolan panjang di ruang tengah, Shafira kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Begitu pula dengan Eva yang menginap dirumah itu dan tidur di kamar tamu yang telah disediakan oleh pak Hadi.
Malam itu mata Shafira belum bisa terpejam. Ia masih berguling kesana-kemari sambil menunggu kantuknya datang. Tak lama kemudian, Shafira mendengar suara mobil Edzard yang baru saja tiba di halaman rumah.
"Itu pasti Edzard! Lebih baik aku pura-pura tidur saja agar malam ini dia tidak menindasku lagi seperti kemarin." Gumam Shafira dalam hatinya.
Shafira pun bersembunyi di balik selimut sambil memejamkan kedua matanya untuk berpura-pura tidur.
Edzard pun masuk ke dalam kamar dengan rasa letih di tubuhnya karena seharian bekerja. Edzard membuka ikatan dasinya sambil melirik Shafira yang bersembunyi di balik selimut tebal.
"Heh, dia pura-pura tidur!" Gumam Edzard dalam hatinya.
Edzard lantas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai mandi, Edzard menggunakan piyama tidurnya dan berbaring di samping Shafira yang masih bersembunyi di balik selimut. Edzard mendekap tubuh Shafira dengan erat sehingga Shafira merasa seperti tak bisa bernafas.
"Ini terlalu erat!" Gumam Shafira dalam hatinya merasakan tangan kekar melilit tubuhnya.
Mau tak mau Shafira pun membuka selimut tebal yang menutupi dirinya. Ia pun beradu pandang dengan Edzard yang sejak awal tau bahwa dia berpura-pura tidur.
"Akhirnya kau keluar dari selimut tebal itu!" Ucap Edzard pada Shafira.
"Kau baru pulang ya? Maaf aku ketiduran." Kata Shafira.
"Jangan berakting lagi! Aku tau kau berpura-pura tidur tadi." Sahut Edzard.
"Huh! Menyebalkan! Dia tau segala gerak-gerikku!" Gumam Shafira.
Edzard menciumi tubuh Shafira yang berbaring membelakanginya.
"Edzard, jangan!" Kata Shafira.
"Kenapa?" Tanya Edzard sambil terus menciuminya.
"Aku sedang tidak ingin!" Sahutnya.
"Tapi aku menginginkannya." Kata Edzard tak perduli pada ucapan Shafira.
Shafira merasa sudah tak tahan lagi atas sikap Edzard yang selalu saja memaksakan kehendak dirinya. Shafira berbalik dan menatap Edzard.
"Aku sudah tidak tahan lagi!" Kata Shafira.
"Apanya?" Tanya Edzard bingung.
"Aku sedang kesal padamu!" Sahut Shafira dengan nafas yang naik turun dengan tidak teratur.
"Huuuwwwaaaa..............!!!!" Jerit Shafira menangis yang membuat Edzard kaget.
"Kenapa kau tiba-tiba menangis?" Tanya Edzard bingung.
"Karena kau selalu saja memaksakan kehendakmu padaku! Sejak pertama aku datang kerumah ini hingga sekarang setelah aku menjadi istrimu pun kau selalu saja bersikap kasar dan selalu memaksaku!" Sahut Shafira dalam isak tangisnya dengan kesal.
"Sepertinya dia sedang tidak berakting! Apakah dia sungguh-sungguh tertekan karena sikapku selama ini?" Gumam Edzard dalam hatinya sambil menatap Shafira yang terus menangis kesal.
"Sudahlah! Aku minta maaf." Ucap Edzard memeluk Shafira.
"Eh, apa kau bilang tadi?" Tanya Shafira seketika berhenti menangis karena kaget akan ucapan Edzard.
"Diamlah!" Sahut Edzard.
"Bukan itu! Kau tadi mengatakan maaf padaku kan?" Tanya Shafira.
"Huh! Iya..iya!" Sahut Edzard.
"Apakah aku sedang bermimpi? Kau mengatakan kata maaf padaku?" Tanya Shafira lagi.
"Dasar wanita yang menyebalkan! Kenapa kau terus saja mengulangi pertanyaan itu? Membuatku kesal saja." Ujar Edzard.
"Aku kan hanya tidak percaya saja seorang pria kejam sepertimu, mengucapkan kata maaf padaku! Selama ini kan kau selalu saja bersikap kasar dan sering berteriak serta membentakku!" Kata Shafira.
"Dia benar! Selama ini aku selalu saja menyakitinya." Gumam Edzard dalam hatinya.
"Sudahlah, berhenti menangis! Aku tak suka mendengar suara tangisanmu itu." Sahut Edzard.
Saat Edzard ingin mendekap Shafira lagi yang belum selesai menangsi, tiba-tiba pintu terbuka dan Eva jatuh tepat di depan pintu kamar itu. Edzard dan Shafira kaget melihat Eva yang jatuh telungkup di depan pintu kamar. Melihat Eva tersenyum, Edzard langsung lompat bangkit dari tubuh Shafira.
“Eva? Kapan kau datang?” Tanya Edzard terkejut melihatnya.
“Hehehehe, ayo lanjutkan lah! Aku tidak mendengar apa-apa tadi.” Sahut Eva yang sebenarnya sedang menguping dari balik pintu.
“Ayo lanjutkan saja! Aku akan menutup pintunya lagi. Hehehe.” Sambung Eva yang kemudian keluar kamar.
Edzard menoleh pada Shafira yang duduk kebingungan di atas ranjang tidurnya.
“Kenapa kau tidak bilang kalau Eva datang?” Tanya Edzard kesal pada Shafira.
“Aku tadi mau bilang padamu, tapi kau malah menerkam ku!” Gumam Shafira sewot.
"Ya sudahlah, kita tidur saja! Besok pagi aku akan menemui Eva." Kata Edzard yang ingin segera beristirahat malam itu.
Keesokan harinya, Edzard baru saja selesai mandi. Ia pun memakai bajunya di hadapan Shafira. Shafira duduk di sisi ranjang sambil menahan rasa malunya melihat tubuh atletis Edzard. Setelah siap berpakaian, mereka turun dan menemui Eva yang sedang membaca majalah di ruang keluarga.
“Eva, kenapa kau tidak bilang padaku sebelum datang kesini?” Tanya Edzard pada Eva sang tante.
“Huh, dasar kau! Apa kau akan menyimpan Shafira, jika kau tau kalau aku mau kesini?” Ujar Eva dengan galaknya kepada Edzard.
“Hah, aku akan semakin pusing bila berhadapan dengan Eva.” Ucap Edzard dalam hatinya.
“Shafira, duduk lah disini denganku! Apakah dia selalu menindasmu?” Tanya Eva sambil melirik Edzard.
Sahfira hanya diam.
“Sudahlah Eva! Apa kau disuruh oleh ayahku untuk datang kesini?” Tanya Edzard kesal.
“Hhhaaaiiihh! Jangan sebut ayahmu di hadapanku! Aku masih dendam padanya.” Sahut Eva kesal.
Tak lama kemudian, ayahnya Edzard masuk ke ruang keluarga dan berlari menuju Eva yang duduk di sofa.
“Evalia, kekasihku di masa lampau! Maafkan kesalahanku waktu itu ya.” Ucap Gani yang tiba-tiba datang karena tau Eva sedang berada di rumah Edzrad. Shafira dan Edzard sangat terkejut melihat dua sejoli yang pada masa lalu memiliki jalinan asmara.
“Kenapa kau datang kesini, Gani? Aku tidak ingin melihat wajahmu itu lagi.” Teriak Eva pada Gani ayahnya Edzard.
“Evalia, sudahlah jangan marah lagi padaku.” Sahut Gani membujuk Eva.
“Lupakanlah masa lalu!” Sambung Gani lagi.
“Apa? Mudah sekali kau bilang aku harus melupakan masa laluku yang kelam karenamu.” Kata Eva.
“Kau dulu membuatku patah hati! Kau bilang cinta padaku, tapi kau malah menikahi kakak ku! kau sangat kejam, Gani!” Sambung Eva nangis bombai.
“Evalia, dengarkan aku! Saat itu aku sebenarnya juga mencintai kakak mu, dan kakakmu lebih cantik darimu, dia lemah lembut, sementara kau selalu menindasku! Jadi aku memilih kakakmu untuk menjadi istriku, dan lahirlah Edzard.” Kata Gani menjelaskan semuanya dengan jujurnya.
“Hhhuuwwaaaaa! Perkataan yang jujur itu lebih menyakitkan.” Teriak Eva menangis semakin kencang.
“Maafkan aku, Eva! Tapi aku juga belum melupakan cintamu untukku.” Kata Gani lagi yang membuat Eva semakin jengkel.
“Dasar kau pria rakus!” Teriak Eva menghajar Gani yang membuat Shafira kaget.
Sementara Edzard hanya menggelengkan kepalanya saja.
“Apa kau akan diam saja melihat Eva memukuli ayahmu?” Tanya Shafira pada Edzard.
“Biarkan saja, si playboy ini di hajar! Aku malah ingin melihat Eva membunuhnya.” Sahut Edzard pada Shafira.
“Ayo kita ke ruang makan! Aku lapar.” Ajak Edzard menarik tangan Shafira.
“Tapi bagaimana dengan Eva dan ayahmu?” Tanya Shafira.
“Biarkan kedua sejoli itu mengatasi masalahnya yang rumit.” Sahut Edzard yang terus berjalan dan menyeret Shafira ke ruang makan.
Edzard dan Shafira pun sarapan bersama di ruang makan tersebut. Setelah selesai sarapan, Edzard kembali menyeret Shafira untuk bersantai-santai di dalam kamarnya lagi. Kebetulan hari itu adalah hari libur, jadi Edzard ingin memiliki waktu luang bersama Shafira.
Sampai di kamarnya, Edzard langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sedangkan Shafira masih mematung di depan pintu.
“Kau sedang apa disana? Ayo kemarilah.” Kata Edzard pada Shafira.
“Aku masih mengkhawatirkan Eva dan ayahmu.” Sahut Shafira.
“Huh, kau ini! Jangan pikirkan mereka lagi.” Teriak Edzard mulai kesal kepada Shafira.
“Ayo kesini, atau aku akan mengurungmu agar kau tidak bisa bertemu dengan tantemu.” Ancam Edzard.
“Iya baiklah, dasar beruang kutub!” Gerutu Shafira kesal kepada Edzard.
Kemudian Shafira berbaring di samping Edzard yang terus memandangi dadanya.
“Apa yang kau lihat?” Ujar Shafira sewot.
“Sesuatu yang kini sudah menjadi milikku!” Sahut Edzard.
"Dasar pria mesum!" Umpat Shafira dalam hatinya.
“Eemm, Edzard! Apa benar yang dikatakan ayahmu tadi?” Tanya Shafira penasaran.
“Perkataan yang mana?” Tanya Edzard yang sebenarnya enggan membahasnya.
“Yang tadi, kata ayahmu Eva adalah kekasihnya masa lalu.” Kata Shafira.
“Kenapa kau sangat ingin tau? Aku malas membahasnya. Tidak penting!” Sahut Edzard menutup matanya.
“Hei, ayolah! Aku bisa mati penasaran kalau kau tidak mau cerita.” Kata Shafira sedikit merayu Edzard.
“Hehehe, beraninya dia merayuku!” Ucap Edzard dalam hatinya melihat Shafira menyentuh lengannya.
“Baiklah, aku akan menceritakan semuanya, tapi kau harus janji akan membayar semua informasi yang kau dapat dariku.” Kata Edzard pada Shafira.
“Aku harus bayar dengan apa?” Tanya Shafira dengan lugunya.
“Mungkin dengan memijat kepalaku!” Kata Edzard dengan jawaban yang masih rancu.
‘Iya baiklah! Ayo ceritakan apa yang terjadi pada mereka.” Kata Shafira tak sabaran.
“Dulu Eva dan ayahku punya hubungan asmara, tapi saat melihat ibuku, ayahku malah menikahi ibuku dan lahirlah aku. Saat ibuku meninggal, ia menuliskan surat wasiat yang isinya ayahku harus menikah dengan Eva. Karena ibuku tau ayahku masih mencintai Eva dan begitu pula dengan Eva.” Kata Edzard menceritakan semua yang terjadi.
“Oh, begitu! Lantas kenapa Eva tak mau menikah dengan ayahmu? Kan mereka masih saling mencintai!” Tanya Shafira.
“Eva masih kesal dengan ayahku! Gara-gara hal itu sampai sekarang Eva masih betah melajang, karena patah hati dengan ayahku.” Jawab Edzard.
“Kenapa kau tidak membantu ayahmu untuk mendapatkan Eva kembali?” Tanya Shafira.
“Itu bukan urusanku!” Jawab Edzard dingin.
"Jika Eva menikah dengan ayahmu, apa kau setuju?” Tanya Shafira lagi.
“Huh, kau ini banyak sekali pertanyaan di otakmu itu.” Ujar Edzard kesal.
“Hei, jawab saja! Aku kan cuma bertanya.” Sahut Shafira sewot.
“Kalau Eva menikah dengan ayahku, ya biarkan saja! Itu hak mereka ingin bahagia.” Jawab Edzard.
“Ternyata di balik sisi kejamnya, Edzard masih memiliki hati yang baik.” Ucap Shafira dalam hatinya sambil terus menatap Edzard.
“Shafira! Kau sudah mendapatkan semua informasi dariku, sekarang giliranmu menepati janjimu.” Kata Edzard tersenyum licik.
“Baiklah, aku akan memijat kepalamu!” Sahut Shafira sambil mengangkat kedua tangannya hendak memijat kepala Edzard. Namun Edzard menangkap kedua tangan Shafira.
“Bukan kepalaku yang itu, namun kepalaku yang ini!” Ucap Edzard membawa tangan Shafira ke bagian bawah tubuhnya sambil tersenyum mesum.
“Aaaarrggghhhh! Dasar kau pria mesum!” Teriak Shafira mengumpat Edzard.
"Hehehehe." Edzard hanya terkekeh jahat.
Saat sedang bersantai-santai sambil berbaring, tanpa sadar keduanya malah tertidur pulas. Saat menjelang makan siang, Mereka terbangun karena mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.
"Siapa?" Tanya Shafira yang baru saja terbangun.
"Ini aku, nona!" Sahut Mirna.
“Ada apa, Mirna?” Tanya Shafira.
“Nona, tuan besar dan nyonya Eva sudah menunggu di ruang makan.” Kata Mirna.
“Baiklah, sebentar lagi aku akan turun bersama Edzard.” Ucap Shafira.
Tak lama kemudian, Edzard dan Shafira pun turun dan menuju ke ruang makan. Disana sudah ada Gani dan Eva yang menunggu mereka untuk makan siang bersama.
“selamat siang, Shafira!” Sapa Eva begitu cerianya pada Shafira.
“Selamat siang, Eva.” Balas Shafira tersenyum.
Kemudian Shafira juga menyapa ayah mertuanya yang duduk di samping Eva.
“Eva, kau hanya menyapa Shafira saja? Kau tidak menyapaku?” Tanya Edzard kesal.
“Aku tidak perduli denganmu!” Sahut Eva.
“Huh, dasar!” Ujar Edzard yang langsung menyantap makanannya.
Suasana hening saat mereka sedang menyantap makan siangnya. Namun tiba-tiba Gani membuka suaranya untuk berbicara pada putra tunggalnya itu.
“Eemm, Edzard! Ayah dan Eva sudah memutuskan, minggu depan kami akan menikah.” Ucap Gani yang membuat Shafira dan Edzard tersedak makanannya.
“Wah, lihat lah sayang, mereka berdua sangat kompak, Tersedak makanan saja bersamaan!” Seru Eva pada Gani.
“Kau panggil apa tadi pada ayahku?” Tanya Edzard yang masih terbatuk-batuk.
“Mulai sekarang aku akan panggil Gani, sayang!” Jawab Eva manja kepada Gani.
“Cepat sekali kau jatuh kepelukan si playboy ini?” Ujar Edzard yang mengatakan ayahnya seorang pria palyboy.
“Dasar kau murahan!” Umpat Edzard pada Eva.
“Terserah apa katamu Edzard, aku hanya mendengarkan kata hatiku saja.” Gumam Eva sewot.
“Kau harus datang, kami akan menikah di paris.” Kata Gani pada Edzard.
“Hei, kenapa ayah sangat rakus? Sudah menikahi kakaknya, sekarang ayah malah akan menikahi adiknya!” Ucap Edzard pada ayahnya.
“Aku hanya menjalankan wasiat dari ibumu, lagian sayang kan, jika Eva disia-siakan?” Bisik sang ayah dengan liciknya.
“Huh, dasar playboy! Sudah tua tapi tetap saja playboy.” Umpat Edzard untuk ayahnya.
“Shafira kau juga harus hadir di pernikahan kami!” kata Gani pada menantunya itu.
Shafira hanya menanggapinya dengan senyuman. Lalu mereka melanjutkan makannya. Tak lama kemudian, Gani berkata lagi.
“Shafira, cepatlah berikan aku cucu! Agar aku dan Eva bisa bermain dengannya.” Kata Gani pada Shafira.
Kali ini Shafira tersedak makanannya sampai membuatnya sulit bernafas.
“Astaga! Aku hampir mati mendengar ayahnya Edzard meminta cucu padaku.” Ucapnya dalam hatinya.
“Ayah, selalu saja membicarakan hal itu!” Kata Edzard kesal.
“Kau kan sudah menikah, tentu saja akan memiliki anak! Apa lagi yang aku harapkan dari kalian?” Sahut sang ayah.
“Sudahlah, aku tidak ingin membicarakanya lagi!” Kata Edzard.
Shafira hanya diam dan menyantap sarapannya dengan perlahan. Ia melihat ada ketegangan di antara Edzard dan Gani, ayahnya.
Setelah selesai sarapan, Eva dan Gani pergi ke paris dimana mereka akan melangsungkan pernikahan mereka. Mereka pun berniat untuk menetap di paris setelah menikah. Setelah kepergian Gani dan Eva, akhirnya Edzard dan Shafira bisa bernafas dengan lega.
“Shafira, ikutlah denganku!” Ajak Edzard.
“Kemana?” Tanya Shafira.
“Nanti kau akan tau! Aku hanya sedikit bosan dirumah.” Jawab Edzard yang kemudian masuk kedalam mobil.
Mobil pun melaju di kendarai oleh supir pribadinya. Selang beberapa menit, mobil pun berhenti. Shafira melihat dari kaca jendela. Ternyata Edzard membawanya kesebuah panti asuhan yang ia dirikan khusus untuk anak-anak jalanan.
Tak lama Edzard pun keluar dari mobilnya dan ia pun disambut oleh anak-anak kecil yang berlari memeluknya. Edzard tersenyum bahagia saat dirinya di peluk oleh anak-anak panti tersebut. Shafira tercengang melihat Edzard yang biasanya dingin, pemaksa dan terkenal kejam itu di peluk oleh anak-anak panti asuhan.
“Apakah itu Edzard yang terkenal kejam?” Ucap Shafira dalam hatinya seolah tak percaya.
“Om penguin! Kakak cantik itu siapa?” Tanya salah seorang anak pada Edzard.
“Apa? Penguin?” Kata Shafira lagi dalam hatinya.
“Kakak cantik itu adalah istriku!” Jawab Edzard sambil menggendong anak tersebut.
“Wah, Alisya pasti akan patah hati bila mendengar om penguin sudah menikah.” Katanya lagi.
“Siapa Alisya?” Tanya Shafira semakin bingung dalam hatinya.
“Benarkah? Kalau begitu apakah kau bisa menghibur Alisya?” Tanya Edzard pada anak itu.
“Tentu saja! Aku bahkan akan menikahinya kalau sudah besar nanti.” Sahut anak itu dengan percaya dirinya.
“Oh, baiklah! Kau pasti akan menjadi pria yang gagah kalau kau besar nanti.” Kata Edzard pada anak itu.
Kemudian Edzard dan Shafira masuk ke dalam panti asuhan itu. Lalu seorang wanita paruh baya datang menghampiri mereka dengan sopan. Dia adalah Dalia, kepala pengasuh di panti asuhan itu. Dalia adalah mantan pelayan dirumah orang tua Edzard. Ia sangat dekat dan sayang pada Edzard.
“Tuan, kau berkujung kesini setelah lama tidak datang.” Sapa Dalia pada Edzard.
“Iya! Aku rindu pada anak nakal ini.” Sahut Edzard yang masih menggendong anak yang tadi.
“Tuan, siapa wanita itu?” Tanya Dalia seraya melirik Shafira.
“Dia istriku!” Jawab Edzard yang membuat Dalia tersenyum bahagia.
Kemudian Shafira dan Dalia pun berkenalan.
“Tuan, kemarin malam ada orang yang meninggalkan bayi di depan gerbang panti.” Kata Dalia.
“Dimana bayi itu?” Tanya Edzard.
“Ikutlah dengan saya, tuan.” Kata Dalia. Lalu mereka melihat bayi mungil itu sedang tertidur di kasur bayi.
“Oh, kasihan sekali kau bayi mungil!” Ucap Edzard seraya menggendong bayi itu dengan telaten.
Shafira kembali tercengang melihat Edzard kala itu.
“Berikan dia asupan gizi yang cukup, rawat dia dengan baik!” Perintah Edzard pada Dalia untuk bayi perempuan itu.
“Ya, Tuhan! Apakah ini Edzard si pria kejam itu?” Tanya Shafira dalam hati.
Shafira masih tak percaya melihat sisi baik dari Edzard. Lalu muncul lah Alisya yang sangat mencintai Edzard. Dengan kesal ia menatap Shafira.
“Hhhuuuwwaaaaa! Om penguin jahat!” Teriak Alisya yang masih berusia 5 tahun itu.
“Om penguin ingkar janji padaku, katanya mau menungguku menjadi wanita dewasa.” Sambung Alisya lagi sambil menangis.
“Apakah dia si Alisya?” Batin Shafira lagi dalam hatinya.
“Hei, wanitaku! Kenapa kau menangis?” Tanya Edzard pada Alisya.
“Om penguin janji padaku, kalau aku sudah dewasa akan menikah denganku! Tapi om penguin malah menikah dengan kakak cantik ini, hhuuuwwwaaaa.” Jawab Alisya dengan polosnya.
“Aku tidak mau ketemu om penguin lagi!” Teriak Alisya kesal pada Edzard dan ia langsung berlari masuk ke kamarnya.
Edzard ingin mengejarnya, namun Shafira meminta supaya dia yang akan membujuk Alisya. Shafira datang menemui Alisya yang sedang menagis sambil memeluk boneka kesayangannya.
“Alisya, boleh aku masuk?” Tanya Shafira.
“Aku benci kakak, pergilah sana!” Ujar Alisya.
“Hei, apa kau sangat mencintai si penguin itu?” Tanya Shafira pada Alisya.
“Tentu saja! Om penguin berjanji padaku akan menikah denganku.” Jawab Alisya dengan polosnya.
“Baiklah, setelah kau dewasa nanti, aku akan memberikannya untukmu.” Ucap Shafira asal bicara untuk membujuk Alisya.
“Maksud kakak, kalau aku dewasa aku akan menikah dengan om penguin?” Ucap Alisya.
“Iya!” Sahut Shafira.
“Bagaimana dengan kakak?” Tanya Alisya.
“Mungkin aku akan menikah lagi dengan pria lain.” Jawab Shafira.
“Tapi kalau om penguin tidak mau menikah denganku bagaimana?” Tanyanya lagi.
“Aku akan menendang pantatnya dan akan menghajarnya sampai dia mau menikah denganmu.” Jawab Shafira yang membuat Alisya tertawa girang.
“Kau janji?” Tanya Alisya.
“Aku janji! Tapi kau gak boleh mengatakan ini pada siapapun, karena ini janji di antara dua orang wanita.” Kata Shafira.
“Iya!” Ucap Alisya.
Kemudian hubungan Shafira dan Alisya semakin dekat. Edzard sesekali melirik Shafira yang dengan cepat akrab terhadap anak-anak di panti asuhan yang berada dalam naungannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ternyata edzard punya sisi baiknya juga
2021-06-22
0
Rini Widyaningsih
Edzard jd kejam n dingin krn apa ya?
2021-01-18
0
Kamila
ternyata lucu banget keluarga edzard ini😍😍😍😍😍😍😍😚😚😚😚😚😚😘😘😘😘😘😘😘🤗🤗🤗🤗🤗🤗
2020-10-03
1