All My Heart

All My Heart

Episode 1

“Kelas 10-3,” kata In Hyeong pada dirinya sendiri.

Cha In Hyeong, seorang gadis berumur 16 tahun yang berhasil masuk ke sekolah nomor satu di Busan, Busan International School. Dan tiba hari di mana In Hyeong akan menjadi murid SMA untuk pertama kali. Tatkala begitu bersemangat, ia pun datang lebih dulu dari siswa lainnya.

“Kita di kelas yang sama?”

Mendengar suara seseorang menyapanya, seketika In Hyeong mengerjap cepat dan mengalihkan pandangan pada anak laki-laki yang telah berdiri di sampingnya.

“Aku, Jang Yon Bin,” kata Yon Bin seraya mengulurkan tangan.

Dengan ragu dan sedikit canggung In Hyeong membalas uluran tangannya.

“Cha In Hyeong.”

Segera, ia melepaskan jabatannya dan Yon Bin pun hanya bisa menahan senyum geli melihatnya.

“Apa kau ingin ke kelas bersama?” tawar Yon Bin.

“Oh, ya. Tentu.”

Sedetik kemudian, keduanya sudah melangkah beriringan menuju ruang kelas 10-3 yang terletak di lantai dua. Selama berjalan, In Hyeong tampak takjub memperhatikan sekitar sekolah sementara, tatapan Yon Bin terfokus padanya dengan kening berkerut.

“Apa kau belum pernah kemari?”

“Oh, pernah. Waktu mendaftar,” sahut In Hyeong.

Mendengar jawabannya, kening Yon Bin pun semakin berkerut.

“Aku perhatikan dari tadi kau terlihat sangat riang, seolah baru pertama kali menginjakkan kaki ke sini. Bukankah kita sudah berkeliling saat perkenalan lingkungan sekolah?”

“Oh, itu. Hehe.. saat itu aku sakit. Jadi, tidak bisa masuk dan ini pertama kalinya aku melihat ke dalam lingkungan sekolah,” kata In Hyeong yang sempat tertunduk malu.

Dan Yon Bin hanya bisa tersenyum seraya menggeleng melihat tingkahnya.

“Ini kelas kita,” kata Yon Bin.

Di depan salah satu ruang kelas dengan papan kecil bertuliskan 10-3 yang tergantung, Yon Bin mempersilahkan In Hyeong masuk lebih dulu. Dia memilih tempat duduk di pojok kelas dekat jendela sedangkan, Yon Bin tanpa pikir panjang langsung mengambil tempat di belakangnya.

Sesaat kemudian, In Hyeong sudah berdiri di belakang pagar beton depan kelas mereka. Sejenak dia memperhatikan para siswa di depan kelas sebelah yang terlihat akrab. Tatapannya tampak kosong sampai seseorang menepuk pelan pundaknya dan membuat ia tersentak.

“Hai, aku Oh Min Ah. Kau?”

Gadis bernama Oh Min Ah itu menyapa dengan sangat ramah hingga membuat ia merasa linglung. Keningnya pun sesaat berkerut melihat Min Ah yang berbadan kecil dan hanya memiliki tinggi tidak lebih dari pundaknya itu.

“Manis,” ucapnya tanpa sadar.

“Apa?” tanya Min Ah dengan suara yang sedikit melengking.

“Oh! Tidak apa-apa. Aku Cha In Hyeong. Salam kenal,” ujar In Hyeong cepat.

Tidak peduli dengan segala kebingungannya, Min Ah pun tampak fokus memperhatikan para murid lain yang mulai berdatangan dari lantai dua. Beberapa lama keduanya terdiam dan sesaat In Hyeong sempat melihat ke dalam kelas. Dilihatnya sebuah tas ransel biru pastel terletak di samping tempat duduknya.

“Tas biru itu milikmu?” tanya In Hyeong memberanikan diri.

“Iya. Tas ungu itu milikmu, kan?” sahut Min Ah riang.

“Iya. Dari mana kau tahu?” tanya In Hyeong linglung.

“Hanya kita bertiga yang baru tiba di kelas ini,” sahut Min Ah.

“Oh. Kau kenal Yon Bin?” tanya In Hyeong penasaran.

Seketika Min Ah menatapnya lekat.

“Anak yang duduk di belakangmu?”

“Iya.”

“Tidak,” sahut Min Ah seraya menggeleng cepat, “kupikir dia temanmu,” tambahnya dengan kening berkerut.

“Bukan. Hanya tadi sempat berkenalan sebelum masuk kelas. Aku bertemu dengannya di depan papan pengumuman. Aku tidak memiliki teman yang satu sekolah denganku saat aku di kelas tujuh dulu. Bagaimana denganmu?”

“Mmm… aku punya. Tapi, dia di kelas yang berbeda denganku,” kata Min Ah.

Tenang beberapa detik kemudian, keduanya telah kembali larut dengan pemandangan lapangan sekolah yang semakin ramai. Sampai…

“In Hyeong, bel masuk belum berbunyi, kan? Ini sudah hampir pukul 9.00,” kata Yon Bin yang tiba-tiba sudah berdiri di sisi In Hyeong sambil melihat jam tangannya.

Bersamaan keduanya menatap Yon Bin yang tampak serius memperhatikan sekitar lapangan seolah mencari seseorang.

“Kurasa sebentar lagi berbunyi,” sahut In Hyeong bingung, “apa kau menunggu seseorang? Kau terlihat sedikit gugup,” tambahnya.

Segera, Yon Bin melempar pandangan pada In Hyeong yang seketika menghindarinya. Dan Min Ah yang ikut menyaksikan pun menjadi salah tingkah tatkala Yon Bin melempar senyum pada mereka.

“Kalian berdua manis. Bertemanlah dengan baik,” ucap Yon Bin seraya tersenyum geli sebelum kembali memperhatikan setiap sudut lapangan.

DRIIIIIIIIIIIIING…

Bruuum…

Bersamaan dengan bel masuk, deru sepeda motor auto merah pun terdengar memenuhi penjuru sekolah. Setiap pasang mata memperhatikan sesosok siswa yang datang sangat terlambat itu. Namun, diantara keramaian dan tatap fokus para siswa, In Hyeong sesaat melirik Yon Bin yang tampak mengukir senyum penuh arti.

Dan usai siswa tersebut memarkirkan motornya, rasa penasaran semakin memenuhi siswa lainnya dan membuat pandangan In Hyeong terhalang. Dia pun akhirnya ikut naik ke sebuah kursi panjang tempat Min Ah berdiri sedari tadi.

“Sebenarnya dia siapa?” tanya Min Ah tanpa sedikitpun melepaskan pandangan.

“Tidak tahu. Kita lihat saja,” sahut In Hyeong

Siswa yang mencuri perhatian itu perlahan membuka helmnya dan memperlihatkan wajahnya yang begitu putih dengan hidung mancung serta rahang tegas. Tidak dipungkiri jika seluruh siswa saat itu langsung berdecak kagum karenanya.

Tatap tajamnya langsung mengarah pada Yon Bin sudah memperhatikannya sedari tadi. Tetapi, tidak ada komunikasi dari keduanya, hanya tatapan mata yang bisa mereka mengerti dan segera, siswa tersebut melangkah santai tanpa mempedulikan pandangan sekelilingnya.

“Kau kenal di... kyaaa…”

BRUK!

“IN HYEONG!”

WUAAA…

Belum selesai kalimatnya, tiba-tiba In Hyeong terjungkir ke depan dan berguling di atap lantai satu. Tanpa sadar Yon Bin berteriak diikuti teriakan ricuh para siswa lainnya yang juga terkejut melihat dia yang kini tengah bergelantungan di ujung atap.

“Jin Ho! Bantu aku!” teriak Yon Bin.

Siswa yang baru tiba itu pun seakan tak acuh beberapa saat sampai Yon Bin meneriakinya. Dia menatap datar Yon Bin yang terlihat panik dan begitu mengharap bantuannya.

“Jin Ho, cari matras atau sejenisnya!” kembali Yon Bin memerintah sembari perlahan melangkahi pagar.

Tenang, siswa bernama Jin Ho tersebut tidak sedikitpun bergerak. Dia hanya memandangi Yon Bin yang telah melangkah dengan hati-hati ke ujung atap.

“HEI! JOON JIN HO! CEPAT!” bentak Yon Bin yang tampak habis kesabaran.

“Yo, Yon Bin, to, tolong aku,” ujar In Hyeong yang mulai terisak.

“Hei, kalian jangan hanya berdiri? Bantu cari matras!”

Bentakan Yon Bin seketika membuat seluruh siswa di lantai dua berlarian panik ingin mengerjakan perintahnya. Sementara, Jin Ho tetap tidak bergeming.

“Yon, Yon Bin, hati-hati,” kata Min Ah gugup.

“Joon Jin Ho, apa yang kau lakukan?! Bantu aku?!” untuk kesekian kalinya Yon Bin berteriak.

“Entah aku yang mesum atau kau yang sudah tahu.”

Mendengar suara serak Jin Ho yang khas mengucapkan pernyataan yang aneh, seketika seluruh sekolah senyap.

“Kalau aku menolongnya, itu kerja berat. Pertama, aku berlari ke sana kemari mencari matras. Kedua, aku harus membuka jas sekolahku lebih dulu. Ketiga, aku wajib menutupi kakinya yang hanya tertutupi rok pendek menuju ke UKS. Kenapa? Karena dia tidak mengenakan dalaman lain kecuali CD hitamnya.”

“Kyaaa…”

BRUK!

“Akh!”

Sontak penjelasan Jin Ho mengejutkan semua orang, tidak terkecuali In Hyeong yang spontan melepas pegangannya. Tubuhnya jatuh menghentak kepala Jin Ho dan membuat mereka seketika tak sadarkan diri.

Terpopuler

Comments

Ulfi_Syafa'ati

Ulfi_Syafa'ati

aku mulai baca thor ..
semangat 💪
mampir kecerita ku juga Cintai aku gus

2020-11-07

1

YrainMe

YrainMe

wkwkwk

2020-11-07

3

Harlina Jauhari

Harlina Jauhari

Sayang sekali pakai latar korea dg nama2 orang korea yg membuat saya susah menikmati novelnya, karena saya punya kelemahan susah mengingat nama, setiap baca jadi mikir ini yg mana ya...eh ini siapanya ya...trus ngintip lagi halaman sebelumnya. Mohon maaf akhirnya skip bacanya

2020-11-07

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!