Episode 10

“Waaa… ini hebat, ya, In Hyeong?” tanya Joo Yeon sambil terus mengagumi dekorasi gedung kesenian sekolah mereka.

“Iya. Gedung kesenian yang begitu membosankan ternyata bisa di sulap jadi tempat yang begitu menyenangkan.”

“Si Nomor Satu dan pembantunya.”

Mendengar hal itu, In Hyeong dan Joo Yeon langsung berbalik.

“Merry?” kata In Hyeong lirih.

“Ah Mi beserta para pengawal mereka yang setia, termasuk Sang Pengkhianat, Jang Yon Bin,” sindir Joo Yeon seraya menatap Yon Bin, kakak sepupunya yang hanya bisa tertunduk, “ayo, In Hyeong. Kita pergi.”

BRUK!

Sontak In Hyeong tersungkur tepat di bawah kaki siswi bergaun seksi yang tak lain adalah Han Merry, dan Joo Yeong yang begitu terkejut pun bergegas menolongnya.

“Maaf, aku tidak sengaja menginjak gaunmu,” ejek Merry diiringi tawa Ah Mi.

“Kau!” bentak  Joo Yeon dan hampir melayangkan pukulannya.

“Sudah. Biarkan saja. Kita pergi,” bujuk In Hyeong yang lalu bergegas menarik Joo Yeon untuk menjauh.

Dan seiring langkah mereka yang semakin jauh, Merry tanpa sengaja melihat ponsel In Hyeong yang tak sengaja jatuh. Bertepatan dengan In Hyeong yang kini telah menikmati penampilan para junior mereka, seorang gadis bernama Kang Noo Mi tampak mendekat.

Dia yang saat itu sendirian usai ditinggal Joo Yeon yang tengah asyik berbincang dengan salah satu pria alumni sekolah mereka, sama sekali tidak sadar akan kehadiran gadis tersebut sampai…

“Oh, maafkan aku.”

“Ti, tidak apa-apa.”

Segera dia berlari ke toilet untuk membersihkan baju dari noda minuman sementara, gadis bernama Noo Mi tersebut tampak memberi tanda pada siswa yang tak jauh dari tempat dia berdiri.

SEDANG DALAM PERBAIKAN,

JANGAN DITUTUP RAPAT!

PINTU HANYA BISA DIBUKA DARI LUAR!

BLAM!

Tanpa sempat membaca lebih dulu tulisan di pintu utama toilet, In Hyeong masuk dan membanting pintunya yang seketika tertutup rapat. Bersamaan dengan datangnya Merry beserta gengnya yang terlihat sangat puas.

“Kita bahkan tidak perlu susah payah mengurungnya,” ucap Merry sinis.

Sementara, di dalam dia terlihat berusaha membuka pintu.

“Pon, ponselku. Aku harus menelepon Joo Yeon,” ujar In Hyeong yang berusaha tenang sembari membongkar isi tas tangannya.

Bersamaan dengan In Hyeong yang hampir sudah melewati batas ketakutannya, di luar Merry tampak melangkah pelan.

KLANG!

Dengan perasaan tenang dia membuang ponsel In Hyeong ke tempat sampah sebelum kemudian, mematikan lampu toilet dan melangkah pergi.

“He, heeeeii… ada orang di luar? Kenapa lampunya dimatikan?!” teriak In Hyeong yang begitu terkejut, “hei! Aku mohon jangan bercanda,” tambahnya.

DAR! DAR! DAR!

Seakan hilang semua harapnya tatkala terdengar suara nyaring musik bersamaan dengan gedorannya pada pintu toilet. Tubuhnya berkeringat dingin, kakinya melemas dan dia pun terduduk dengan seluruh ketakutannya di dalam toilet yang gelap.

Sesaat pandangannya kosong sebelum akhirnya, air mata mengalir dari kedua pelupuk matanya. Dia perlahan

merapat ke pintu dan memeluk kedua lututnya. Terlihat jelas sorot ketakutan ketika dia melihat kembali sekitarnya yang sangat gelap.

“Jin, Jin Ho, aku takut.”

Tidak mengetahui apa yang terjadi, Joo Yeon terlihat sangat asyik menikmati waktu bersama seniornya. Sampai seluruh pasang mata tidak terkecuali, Joo Yeon dikejutkan dengan kedatangan dua orang yang sangat mereka kenal dan tak lain adalah pasangan Kembar Goo.

“Aku tidak mengira mereka akan mengundang kita,” kata Yong Hae.

“Aku juga. Tapi, mana In Hyeong? Kenapa dia tidak kelihatan?”

“Dia tidak akan terlihat kalau ada siswa sebanyak ini. Lebih baik kita masuk dulu,” kata Yong Hae seraya melangkah masuk lebih dalam.

Di waktu yang sama, Merry beserta gengnya pun terlihat memperhatikan keduanya yang kini tengah berjalan mendekati mereka atau lebih tepatnya, Jang Yon Bin.

“Hai, Yon Bin,” sapa Yong Hae.

Terkejut dengan sapaannya namun, Yon Bin tampak berusaha menyembunyikan sesuatu dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

“Oh! Hai, Yong Hae.”

“Kami tidak melihat In Hyeong. Kau tahu dia dimana?” tanya Yong Hwa yang terus memperhatikan sekitar.

“Mm… In Hyeong, tadi di sana,” kata Yon Bin cepat sambil menunjuk asal ke arah kursi di dekat panggung.

Tidak ada pembicaraan lain hingga keduanya memutuskan untuk pergi tanpa mengetahui apa yang terjadi. Sesaat terlihat Yon Bin menghela napas dengan wajah pucat. Sedangkan, di gedung kesenian lain, Jin Ho tampak kacau usai mencuci wajah di toilet.

“IBU!”

Seketika teriakan Jin Ho menggema tatkala melihat dua sosok di belakangnya dari pantulan cermin saat ia mengangkat wajah dari wastafel.

“HEI!” teriaknya kesal, “apa kalian ingin mati?!”

Tetapi, kedua orang yang tak lain adalah Gi Kkwang dan Jun Su itu hanya menahan senyum geli.

“Hei, aneh jika tiba-tiba kau mengikuti saran Jun Su untuk datang bersama Ga Hee,” tegur Gi Kkwang dengan tatap menyelidik.

“Kalian melakukan itu hanya untuk mengatakan hal bodoh? Ga Hee cukup manis untuk dijadikan pasangan. Ayo, pergi,” kata Jin Ho seraya melangkah keluar.

“Aku mungkin bodoh. Tapi, aku tidak terlalu bodoh untuk tahu kalau sekarang pikiranmu tidak di sini,” ujar Jun Su.

Seketika langkah Jin Ho terhenti, ia berbalik menatap lekat Jun Su yang telah mengeluarkan kunci mobil dari saku jasnya. Dia mendekat dengan perasaan ragu untuk sesaat namun, pandangannya sempat tertuju pada Gi Kkwang yang hanya tersenyum sebelum kemudian mengangguk.

“Boleh aku ikut untuk kali ini?” tanya Gi Kkwang.

Kembali pandangan Jin Ho tertuju pada Jun Su yang juga ikut tersenyum penuh arti.

“Dia sabuk hitam Taekwondo. Kupikir akan sangat membantu,” kata Jun Su.

“Jangan terlalu banyak berpikir. Aku hanya ingin melihat gadis itu sebelum berangkat ke Paris,” bujuk Gi Kkwang sembari tersenyum penuh arti

“Kau bawa mobilku. Jun Su ikut aku,” perintah Jin Ho yang lalu berlari lebih dulu.

Dan di gedung kesenian Busan International School, terlihat Si Kembar Goo kini berusaha menghubungi In Hyeong melalui ponsel mereka.

“Ketemu?” tanya Yong Hwa panik.

“Tidak,” sahut Yong Hae.

“Aku tadi sempat menghubungi Ibunya tapi, beliau mengatakan jika dia pergi dijemput Joo Yeon dan mereka belum pulang,” jelas Yong Hwa.

“Sudah coba hubungi Joo Yeon?”

“Ponselnya tidak aktif,” ujar Yong Hwa lesu.

“Haaa… coba hubungi Jin Ho. Mana tahu dia dibawa bocah itu. Aku ke toilet dulu,” bujuk Yong Hae sambil berlalu pergi.

Sementara Kakak Kembarnya telah terhubung dengan Jin Ho, dengan tergesa-gesa Yong Hae lari ke toilet. Lama kemudian, sembari mengutak-atik ponselnya kembali mencoba menghubungi In Hyeong, pandangannya tampak menerawang kearah ventilasi toilet wanita yang terlihat gelap gulita dan hanya sedikit bias cahaya bulan dari luar

gedung.

I thought about it ten times, twenty times…

Yes you, I only think of you…

Because I like that moment…*

Keningnya tiba-tiba berkerut tatkala samar terdengar suara lagu yang cukup ia kenal. Perlahan namun pasti, ia maju mendekati tempat sampah di samping pintu toilet dan langsung membuka tutupnya.

Tenang, jantungnya perlahan berdebar kencang usai mendapati ponsel yang ia kenal. Dia meraih ponsel tersebut dan kembali pandangannya tertuju pada ventilasi toilet wanita yang gelap. Kosong dan syok, ia mengerjap cepat tatkala mendapati tulisan di depan pintu.

SEDANG DALAM PERBAIKAN,

JANGAN DITUTUP RAPAT!

PINTU HANYA BISA DIBUKA DARI LUAR!

Dengan tangan bergetar ia meraih gagang pintunya dan…

BRUK!

“Goo Yong Hae!”

Seruan itu menyadarkan Yong Hae yang tanpa sadar telah menitikkan air mata. Dilihatnya Jin Ho bersama Jun Su, Gi Kkwang serta Kakak kembarnya baru saja tiba. Tidak ada ucapan apapun, hanya Jin Ho yang bergegas melepas jasnya untuk menyelimuti tubuh In Hyeong sebelum kemudian, menggendongnya.

“Kau puas sekarang?”

Diam seribu bahasa, Yon Bin yang juga baru tiba bersama teman-temannya pun tampak begitu terkejut melihat keadaan In Hyeong dan sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan Jin Ho yang jelas menahan amarah sebelum akhirnya, melangkah pergi diikuti Yong Hae serta Gi Kkwang.

“Jangan pernah tunjukkan wajahmu di hadapan Jin Ho dan In Hyeong lagi. Kalian semua lebih buruk dari binatang,” ucap Yong Hwa datar.

Terdiam, Yon Bin hanya bisa terpaku dengan pandangan kosong menatap lekat punggung Yong Hwa dan Jun Su yang sudah berjalan jauh menutupi Jin Ho.

*If You Were Me by Roh Ji Hoon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!