Nona Cha mengalami trauma dan ketakutan terhadap sesuatu yang mengganggu pikirannya. Dia perlu istirahat serta terapi paling tidak dua minggu untuk bisa tenang. Dan selama itu jangan biarkan dia sendiri. Sebentar lagi, dia akan di pindahkan ke ruang rawat inap intensif. Silahkan keluarga menunggu…
Tenang, malam itu, In Hyeong tidak sedikitpun menyadari kehadiran Yon Bin yang kini duduk di sisi ranjangnya. Dia melepas topi lalu mengusap lembut punggung tangan In Hyeong yang terlelap. Sementara,
Jin Ho dan Yong Hae yang baru kembali setelah membeli beberapa cemilan, tidak mengetahui kehadirannya. Sempat kening Jin Ho berkerut tatkala melihat pintu ruangan tidak tertutup rapat.
Namun, cukup sekilas melihat ke dalam membuat dia mengetahui pasti siapa yang sekarang bersama In Hyeong. Dan seketika dia berbalik hingga mengejutkan Yong Hae yang berjalan lambat sambil meneliti isi kantong plastik di tangannya.
“Kenapa tidak masuk?” tanya Yong Hae dengan suara lantang.
“Sstt..” kata Jin Ho sambil menaruh jari telunjuk kanan di depan mulutnya.
Segera ia menarik Yong Hae sampai ke halaman rumah sakit dan mengajaknya duduk di salah satu kursi taman.
“Ada apa?” tanya Yong Hae penasaran.
“Ada Yon Bin di dalam.”
Mendengar nama Yon Bin disebutkan, Yong Hae sontak berdiri. Namun, Jin Ho spontan menariknya untuk kembali duduk.
“Kenapa?” tanya Yong Hae kesal.
“Biarkan saja dulu.”
“Biarkan bagaimana maksudmu? Kalau dia macam-macam dengan In Hyeong bagaimana? Kalau In Hyeong dibunuhnya bagaimana?”
“Yon Bin tidak akan berani melakukan hal segila itu. Lebih baik kita diam saja. Biarkan dia bersama In Hyeong untuk beberapa saat.”
“Tapi, dia yang menyebabkan In Hyeong jadi seperti ini,” omel Yong Hae seraya kembali berdiri.
“Duduklah,” perintah Jin Ho dingin.
Menyaksikan reaksi Jin Ho yang aneh dari biasanya, dengan berat hati Yong Hae pun mengurungkan niatnya dan perlahan kembali duduk. Sedangkan, Jin Ho kini menatap tajam ke lorong gedung rumah sakit yang hanya di batasi kaca-kaca besar.
Pandangannya terarah pada sosok yang sedang berjalan cepat menuju pintu keluar dan sesaat, sosok berjaket tebal tersebut menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan sejenak membalas tatapan Jin Ho. Tampak sekilas ia sedikit membungkuk sebelum akhirnya pergi.
“Ayo, masuk.”
Segera Yong Hae yang kebingungan beranjak usai mendengar perintah Jin Ho dan bergegas membayai langkahnya.
-----------
Mungkin maaf saja tidak dapat mewakilkan kesalahanku padamu. Aku tega mengurungmu di tempat yang menakutkan. Aku menyiksamu hanya karena ingin diakui oleh orang-orang yang belum tentu bisa memberikan seluruh kasih sayangnya seperti Cha In Hyeong.
Maaf kalau aku telah menjadi pengkhianat.
Maaf kalau aku tidak bisa menjagamu sepenuh hati seperti Jin Ho, Yong Hwa, dan Yong Hae. Maaf kalau aku tidak bisa menjadi Kakak yang baik untukmu. Maaf kalau aku tidak bisa menjadi Malaikat seperti yang kau katakan selama ini.
Tetapi, di lubuk hatiku yang terdalam dan bodohnya, aku baru menyadari hal itu sekarang. Aku, Jang Yon Bin, seorang laki-laki bodoh, penuh obsesi dan jahat.
Sebenarnya adalah orang yang sangat, sangat, sangat beruntung bisa mengenal seorang Malaikat bernama Cha In Hyeong.
Cha In Hyeong, Malaikat yang selalu ada di sampingku dan membagi cokelatnya.
Cha In Hyeong, Malaikat yang selalu ada untuk kapanpun aku memerlukannya.
Cha In Hyeong, Malaikat yang selalu tersenyum bahagia saat orang-orang menganggapku aneh. Cha In Hyeong, Malaikat yang selalu menjadi sayap saat aku terjatuh.
Ruangan tempat In Hyeong beristirahat tampak begitu tenang bersama dengan ia yang saat itu tengah menggenggam erat sebuah kertas. Air matanya pun mengalir dan membasahi sedikit demi sedikit tulisannya.
Mungkin dua minggu lalu adalah pertemuan terakhir kita. Kelak, jika kita ditakdirkan untuk kembali bertemu. Aku harap, kau sudah menemukan orang yang pantas mengenakan cincin itu.
Jangan menangis saat membaca surat ini, karena aku bukanlah orang yang pantas untuk kau tangisi. Selamat atas keberhasilanmu masuk universitas ternama di Busan.
Seandainya waktu bisa berputar, aku ingin kembali ke masa itu dan menjadi yang terbaik untukmu. Cha In Hyeong, kau belum kehilangan segalanya. Masih ada Joon Jin Ho, Goo Yong Hwa dan Goo Yong Hae. Mereka akan selalu memeluk dan menghangatkanmu dengan kebahagian. Lupakan tentang kita agar aku bisa memulai hidup dengan baik dan mengubah semua penyesalan menjadi pelajaran yang berharga.
Peluk dan Sayangku untukmu
Teman yang akan selalu merindukanmu
Jang Yon Bin
Dia terpaku dan meremas kertas di tangannya semakin kuat sampai seseorang tiba-tba menggenggam tangannya.
“Jin, Jin Ho?” ucap In Hyeong dengan suara tertahan sebelum mengalihkan pandangan pada Yong Hae yang berdiri di samping Jin Ho, “Yong Hae?”
Sejenak hanya senyum yang bisa diberikan Jin Ho serta Yong Hae sampai gadis itu tertunduk lemas dan pecahlah tangis yang sejak awal ia tahan.
“Ma, maafkan aku yang berdiri dengan penuh ketakutan dan terlahir sebagai orang lemah. Ma, maafkan aku telah menyulitkan kalian semua,” kata In Hyeong disela isaknya.
Perlahan Jin Ho duduk di sisinya dan menarik ia ke dalam pelukannya.
“Bukan karenamu dia pergi namun, karena penyesalannya. Dan bukan salahmu semua jadi seperti ini tapi, semua disebabkan oleh kami yang meninggalkanmu,” kata Yong Hae pelan.
Air mata pun terkumpul di pelupuk Yong Hae yang akhirnya memeluk serta kedua sahabatnya tersebut. Sementara, Jin Ho hanya memejam seraya mempererat pelukannya.
Kini, kedua anak yang terkenal nakal dengan ego besar itu tampak sedikit lemah, melihat gadis yang mereka sayangi merasa begitu hancur. Gadis pertama yang membuat hidup mereka lebih berwarna.
Gadis yang mengubah seorang Joon Jin Ho menjadi laki-laki yang bertanggung jawab dan penuh kasih sayang. Gadis yang telah mengubah seorang Goo Yong Hae menjadi lebih dewasa. Gadis yang telah mengajari
Yong Hwa yang pelit, apa arti dari berbagi. Gadis yang telah mengajari mereka kepercayaan, kasih sayang dan sahabat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments