TEARS OF KUMARI KANDAM

TEARS OF KUMARI KANDAM

CHAPTER 1

...CERITA INI HANYALAH FIKTIF BELAKA....

...JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA TOKOH, ORGANISASI, TEMPAT KEJADIAN ATAUPUN JALAN CERITA, HAL TERSEBUT MURNI HANYA KEBETULAN DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN....

Lemuria, atau yang lebih dikenal dengan Kumari Kandam, adalah sebuah benua yang terletak di selatan India. Menurut cerita turun-temurun dari suku pengembara, tanah Kumari Kandam merupakan tanah yang abadi, tanah yang tidak bergeser sedikit pun meski berulang kali dihantam gempa dahsyat. Bahkan Samudera Hindia yang bisa kapan saja menenggelamkan Kumari Kandam, dibuat bertekuk lutut.

Tepat di jantung Kumari Kandam, berdirilah sebuah kerajaan dengan nama yang sama. Kerajaan pertama dan tertua yang dipimpin oleh seorang raja yang adil, Braheim Bhaavesh. Keadilan Raja Braheim membuat rakyat Kumari Kandam hidup sangat terjamin, dan hingga detik ini belum pernah ada satu pun dari mereka yang datang menghadapnya untuk berkeluh kesah.

Selain tersohor karena keadilan rajanya, Kumari Kandam juga tersohor karena memiliki komandan perang yang konon selalu bisa bercanda dengan maut. Posisi tertinggi kelima dalam struktur kerajaan tersebut selalu diduduki oleh anak cucu Yusef Bahadir, komandan perang pertama yang telah bersumpah setia mengabdikan diri beserta keturunannya untuk menjadi perisai hidup Kumari Kandam.

Namun untuk kali pertama dalam sejarah, posisi berbahaya itu diduduki oleh seorang wanita, Haala Anandmayee. Seolah tak mengenal istilah cacat, wanita cantik berambut emas itu tetap mewarisi kecerdasan dan kekuatan fisik para leluhurnya. Tidak hanya ahli dalam bernegosiasi dan menyusun strategi perang, Haala juga ahli dalam bertarung, berkuda, serta menggunakan beragam senjata.

“Karena kejadian seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, apakah menurutmu akan baik-baik saja?” tanya Braheim pada penasihatnya, Murat Iskender.

Murat terdiam sesaat. “Hamba pikir tidak masalah selama darah Yusef Bahadir mengalir di tubuhnya.”

Braheim mengangguk-anggukkan kepalanya menanggapi Murat. “Kapan dia akan datang?”

“Kapan pun Anda memintanya, Yang Mulia.”

Braheim melempar sebuah gulungan kertas ke lantai. “Aku ingin melihatnya sebelum hari kunjunganku ke Shaasvat*.”

Shaasvat* nama salah satu kerajaan yang ada di Kumari Kandam.

“Sesuai perintah Anda, Yang Mulia.” Murat membungkuk seraya keluar dari ruang kerja Braheim.

...¤○●¤○●¤○●¤...

Lantai beralaskan permadani dengan kualitas bulu terbaik, langit-langit bertabur bebatuan permata langka, dan singgasana megah bertahtakan bongkahan emas murni, seketika kehilangan pesonanya ketika sang Penguasa Kumari Kandam, Braheim Bhaavesh, menampakkan dirinya dari balik tirai.

Sesosok pria berbalut pakaian serba merah itu seolah menyerap semua pesona tanpa sisa, seolah melumpuhkan seluruh panca indra, dan seolah bisa mengundang kelancangan kapan saja. Wujudnya yang terlampau rupawan juga seolah membuktikan bahwa Tuhan sekali pun nyatanya bisa bersikap tidak adil.

“Kau bisa dijatuhi hukuman penggal karena tidak memberikan salam, juga karena mengangkat kepalamu sebelum kuperintahkan.”

Spontan Haala kembali menunduk. “Panjang umur, dan terbekatilah selalu, matahari Kumari Kandam.”

Braheim beranjak sembari melepas mahkotanya. “Kupikir hanya candaan ayahku, ternyata keturunan Yusef Bahadir memang sangat kaku. Karena aku tidak memiliki banyak waktu, bisa langsung kita mulai saja?”

Haala tidak menjawab, karena sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Braheim. Braheim pun menghentikan para pelayan yang tengah sibuk menanggalkan perhiasannya. Braheim menoleh pada Murat, membuat Murat langsung berlari menghampiri Haala, memberitahunya tentang Vinaash.

Vinaash merupakan ujian yang dibuat oleh Yusef Bahadir dengan keyakinan bahwa hanya keturunannya saja yang bisa melewatinya. Vinaash tidak dibuat dengan maksud kecongkakan, karena nyatanya puluhan orang biasa yang pernah mencobanya selalu berakhir menemui ajal.

Sesuai artinya, Vinaash memang merupakan gambaran dari kebinasaan. Vinaash dimulai dengan Raja Kumari Kandam yang akan dengan sengaja menceburkan dirinya ke dalam lumpur hidup, menunggu diselamatkan oleh keturunan Yusef Bahadir yang diadang seribu prajurit pilihan.

Masalahnya lumpur hidup yang ada di Kumari Kandam berbeda dengan lumpur hidup di tempat lain. Lumpur hidup tersebut mengandung racun yang bisa mendatangkan penyakit misterius yang konon penawarnya hanya bisa dibuat oleh suku pengembara yang tidak pernah muncul selain dalam dongeng pengantar tidur.

“Bukankah itu sudah dihapuskan sejak empat ratus tahun yang lalu?”

“Aku menulisnya lagi setelah tahu jika keturunan Yusef Bahadir kali ini adalah seorang wanita. Kenapa? Kau takut?” Braheim berjalan menghampiri Haala.

“Ketakutanlah yang seharusnya takut menghadapi keturunan Yusef Bahadir.”

Braheim tersenyum menanggapi Haala. “Entah kenapa aku malah semakin merasa takut mendengarnya.”

DEG! DEG! DEG!

Senyum yang tidak lebih dari tiga detik itu benar-benar mampu mengundang kelancangan. Jantung Haala yang hanya berdebar ketika mendengar genderang perang ditabuh, kini berdebar hanya karena disuguhi sebuah senyuman. Senyuman yang membuat kelancangan Haala kian menjadi, hingga tak mengindahkan meski pemilik senyuman itu telah mempunyai ratu dan selir yang tidak terhitung jumlahnya sekali pun.

Sejak hari itu Haala terus berdebar saat berada di dekat Braheim. Merasa khayalannya bersama Braheim hanya akan selamanya menjadi khayalan, Haala pun mantap untuk mencintai Braheim dalam diam. Haala tidak pernah berharap perasaannya akan bersambut, karena cukup tahu diri dengan statusnya yang hanya sebagai bawahan, dan yakin jika tidak ada lelaki mana pun yang akan berpaling dari wanita sesempurna Ratu Kumari Kandam.

Kesibukan Haala mencintai Braheim dalam diam terus berlanjut hingga dua belas tahun. Meski dalam kesibukannya Haala lebih banyak merasakan kesakitan daripada kebahagiaan, Haala tetap setia. Menyaksikan keromantisan Braheim dan ratu tidak sebanding sakitnya dengan menyaksikan Braheim kembali melangsungkan pernikahan politik dengan selir-selirnya yang baru, bahkan menyaksikan Braheim menghabiskan malam dengan mereka.

“Yang Mulia Ratu ingin menemui Anda.”

Spontan Haala menghentikan latihan memanahnya, dan menoleh pada seorang pelayan. “Yang Mulia Ratu? Ada masalah apa?”

“Yang Mulia Ratu sendiri yang akan mengatakannya langsung.”

“Baiklah.” Haala mengekori pelayan tersebut menuju istana ratu.

...¤○●¤○●¤○●¤...

“Kenapa kau diam saja? Cepat katakan iya agar suasana hatiku bisa sedikit membaik.”

“Tugas hamba hanya mengangkat pedang, Yang Mulia,” balas Haala pada Ratu Kumari Kandam, Jihan Joozher.

PRANG!

Sebuah gelas perak berisi Goan Feni* kembali dihantamkan ke tembok, membuat semua orang yang ada di kamar berhias batu permata hijau itu terlonjak, kecuali Haala yang tetap duduk tenang di tempatnya. Kemurkaan Jihan bermula saat Haala langsung menolak permintaannya tanpa pikir panjang.

*G**oan Feni** adalah minuman beralkohol yang hanya diproduksi di Goa, India. Goan Feni dibuat dari getah kelapa atau apel mete dan kandungan alkohol di tiap botolnya mencapai 43-45%.

Hanya dengan alasan Haala adalah pengintai terbaik Kumari Kandam, Jihan meminta Haala untuk mengintai apa saja yang dilakukan Braheim dengan selirnya. Jihan ingin tahu apakah Braheim benar menghabiskan malam dengan wanita-wanita yang dianggapnya rendahan itu atau hanya ingin membuatnya dibakar api cemburu.

Jihan mengaku sudah seringkali mengirim pengintai, namun mereka semua selalu berakhir di penjara bawah tanah. Jihan lalu berpikir jika pengintainya adalah keturunan Yusef Bahadir, tidak akan terjadi masalah yang besar sekali pun akhirnya akan tertangkap basah juga.

Haala beranjak. “Jika tidak ada lagi yang ingin Yang Mulia Ratu sampaikan, hamba mohon undur diri.”

“Kudengar kau memiliki seorang adik yang sengaja disembunyikan karena gila.” 

Haala menghentikan langkahnya. “Dia menjadi gila setelah digagahi orang tak dikenal. Aku penasaran jika berita itu tersebar, apakah akan memengaruhi citra keturunan Yusef Bahadir yang dihormati sepanjang masa?” imbuh Jihan.

Haala berbalik dan kembali duduk di kursinya, membuat Jihan tersenyum puas. “Aku memberimu kesempatan untuk melihat langsung keperkasaan Yang Mulia Raja, seharusnya tidak perlu bersikap munafik dan menurut saja. Cih. Rakyat jelata memang merepotkan.” Jihan masih melanjutkan.

Terpopuler

Comments

Else Widiawati

Else Widiawati

mampir ka. .kukira ngga ada novel lain kak seol ... tadi liat diprofil ada novel lain... dan mampir deh... masih nyimak cerita... nama tokohnya masih asing, karena orang india mungkin...mulai marathon nih bacanya thor

2023-07-13

0

Else Widiawati

Else Widiawati

apa iyaa thor??

2023-07-13

0

Mugiya is back

Mugiya is back

mampir

2023-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 PENGUMUMAN
41 PENGUMUMAN
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 CHAPTER 68
71 CHAPTER 69
72 CHAPTER 70
73 CHAPTER 71
74 CHAPTER 72
75 CHAPTER 73
76 CHAPTER 74
77 CHAPTER 75
78 CHAPTER 76
79 CHAPTER 77
80 CHAPTER 78
81 CHAPTER 79
82 CHAPTER 80
83 CHAPTER 81
84 CHAPTER 82
85 CHAPTER 83
86 CHAPTER 84
87 CHAPTER 85
88 CHAPTER 86
89 CHAPTER 87
90 CHAPTER 88
91 CHAPTER 89
92 CHAPTER 90
93 CHAPTER 91
94 CHAPTER 92
95 CHAPTER 93
96 CHAPTER 94
97 CHAPTER 95
98 CHAPTER 96
99 CHAPTER 97
100 CHAPTER 98
101 CHAPTER 99
102 CHAPTER 100
103 CHAPTER 101
104 CHAPTER 102
105 CHAPTER 103
106 CHAPTER 104
107 CHAPTER 105
108 CHAPTER 106
109 CHAPTER 107
110 CHAPTER 108
111 CHAPTER 109
112 CHAPTER 110
113 CHAPTER 111
114 CHAPTER 112
115 CHAPTER 113
116 CHAPTER 114
117 CHAPTER 115
118 CHAPTER 116
119 CHAPTER 117
120 CHAPTER 118
121 CHAPTER 119
122 CHAPTER 120
123 CHAPTER 121
124 CHAPTER 122
125 CHAPTER 123
126 CHAPTER 124
127 CHAPTER 125
128 CHAPTER 126
129 CHAPTER 127
130 CHAPTER 128
Episodes

Updated 130 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
PENGUMUMAN
41
PENGUMUMAN
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
CHAPTER 68
71
CHAPTER 69
72
CHAPTER 70
73
CHAPTER 71
74
CHAPTER 72
75
CHAPTER 73
76
CHAPTER 74
77
CHAPTER 75
78
CHAPTER 76
79
CHAPTER 77
80
CHAPTER 78
81
CHAPTER 79
82
CHAPTER 80
83
CHAPTER 81
84
CHAPTER 82
85
CHAPTER 83
86
CHAPTER 84
87
CHAPTER 85
88
CHAPTER 86
89
CHAPTER 87
90
CHAPTER 88
91
CHAPTER 89
92
CHAPTER 90
93
CHAPTER 91
94
CHAPTER 92
95
CHAPTER 93
96
CHAPTER 94
97
CHAPTER 95
98
CHAPTER 96
99
CHAPTER 97
100
CHAPTER 98
101
CHAPTER 99
102
CHAPTER 100
103
CHAPTER 101
104
CHAPTER 102
105
CHAPTER 103
106
CHAPTER 104
107
CHAPTER 105
108
CHAPTER 106
109
CHAPTER 107
110
CHAPTER 108
111
CHAPTER 109
112
CHAPTER 110
113
CHAPTER 111
114
CHAPTER 112
115
CHAPTER 113
116
CHAPTER 114
117
CHAPTER 115
118
CHAPTER 116
119
CHAPTER 117
120
CHAPTER 118
121
CHAPTER 119
122
CHAPTER 120
123
CHAPTER 121
124
CHAPTER 122
125
CHAPTER 123
126
CHAPTER 124
127
CHAPTER 125
128
CHAPTER 126
129
CHAPTER 127
130
CHAPTER 128

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!