CHAPTER 2

Suara perhiasan yang bergemerincing, napas berat yang memburu, dan erangan yang terdengar ambigu itu menjadi pengganti mimpi buruk Haala sejak dua bulan yang lalu. Ancaman dari Jihan membuat Haala mantap untuk memilih mencabik hatinya sendiri daripada meludahi wajah leluhurnya yang hingga hari ini masih dielukan seisi Kumari Kandam.

Haala selalu melancarkan aksinya di malam kesebelas, malam di mana Braheim akan mengunjungi haremnya untuk tujuan yang tentu saja melepaskan berahi. Braheim selalu menebar keramahan pada semua selir sebelum hilang dari balik pintu sebuah kamar yang di dalamnya sudah diisi dua orang wanita bak bidadari yang seakan lupa cara memakai Saree* dengan benar.

*S**aree** atau shari adalah jenis kain yang dipakai wanita di negara India, Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka. Saree atau shari terdiri dari helaian kain yang tidak dijahit, variasinya beragam dengan panjang 4-9 meter yang dipakaikan di badan dengan bermacam-macam gaya.

Awalnya Haala hanya menggunakan telinganya untuk memenuhi permintaan Jihan, karena itu saja sudah cukup membuat terik matahari kewalahan mengeringkan basah di kedua pipinya. Namun Ratu Kumari Kandam ternyata banyak dianugerahi tabiat buruk. Bukan hanya tidak pernah absen merendahkan orang dan melempar barang-barang, sang ratu juga sulit untuk merasa puas.

“Para selir meminta izin untuk membasuh tubuh Yang Mulia Raja, tapi Beliau menolak.”

Jihan mendecak menanggapi Haala. “Dasar wanita rendahan. Tentu saja Braheim menolaknya karena hanya aku yang diizinkan melakukan itu. Berapa banyak perhiasan yang diberikan Braheim pada mereka?”

“Hamba tidak yakin. Hamba hanya mendengar beberapa buah perhiasan berjatuhan di lantai.”

Jihan menghentikan pelayan yang tengah mewarnai kuku tangannya. “Mendengar? Tunggu, maksudmu semua laporan yang kau sampaikan padaku selama ini bukan hasil dari mata tapi telingamu, begitu?”

“Ampuni hamba, Yang Mulia. Terlalu berisiko untuk melakukan pengintaian dari jarak yang lebih dekat da--“

PRANG!

Ucapan Haala spontan terjeda, karena sebuah piring emas berisi cat pewarna kuku yang tiba-tiba dilayangkan padanya, membuat wajah berikut pakaiannya ternoda warna hitam pegam. Kemurkaan Jihan kian menjadi, karena melihat ketenangan Haala. Terlebih karena tidak terima dengan kenyataan bahwa percikan cat berwarna gelap itu tak kuasa melunturkan kecantikan wanita berambut emas yang sedari tadi duduk di depannya.

Jihan tiba-tiba tertawa geli, dengan maksud yang hanya dirinya dan Tuhan yang tahu. Tawa kerasnya menggema cukup lama, lalu spontan terhenti saat dua orang pelayan masuk ke kamarnya membawa piring berisi buah. Sesuatu yang gila mendadak terlintas di benak Jihan ketika melihat kilau pisau pengupas buah itu. Jihan berniat memotong rambut berwarna langka yang membuatnya tak henti mengeratkan gigi.

Ujung pisau sudah membelai rambut panjang Haala, seolah tidak sabar untuk memamerkan ketajamannya. Namun Haala dengan gesit menghindar, memelintir pergelangan tangan Jihan, dan menjatuhkan pisau yang digenggamnya. Jihan meraung kesakitan, lalu hendak kembali menyerang Haala, namun pedang turun-temurun peninggalan Yusef Bahadir yang kini mengarah ke wajahnya membuat langkahnya seketika terpatri.

“Hamba dengar Penasihat Murat memiliki hubungan khusus dengan Anda. Dia bebas keluar masuk istana ratu atas izin langsung dari Anda. Hamba penasaran jika berita itu tersebar, apakah akan memengaruhi citra Ratu Kumari Kandam yang terkenal bersih dari skandal?”

DEG!

“Silakan Anda sebarkan berita perihal adik hamba, karena hamba juga akan melakukan hal yang sama,” imbuh Haala.

DEG! DEG!

Haala masih melanjutkan, “Kehancuran nama baik leluhur hamba tidak akan membuat hamba dan keluarga hamba mati kelaparan, atau terkurung di penjara bawah tanah seumur hidup. Tapi bagaimana dengan Anda, Yang Mulia Ratu?”

DEG! DEG! DEG!

...¤○●¤○●¤○●¤...

Terlihat Haala tengah fokus mengendalikan pedangnya yang seakan sudah tidak sabar ingin segera menyantap seporsi sarapan pagi. Lawan Haala, Braheim, tampak kewalahan karena kemampuan berpedangnya yang tidak seberapa. Braheim paham betul jika rutinitas latihan pagi itu hampir selalu membuat Haala mati kesal karena mendapat lawan yang payah seperti dirinya, namun entah kenapa kekesalan Haala pagi ini terasa berbeda.

“Jika tebakanku benar, pasti ada yang membuatmu lebih kesal daripada melawanku yang lebih payah dari prajuritmu ini.”

“Kepayahan Anda tetap menjadi pemicu kekesalan terbesar hamba, Yang Mulia,” balas Haala pada Braheim.

Spontan Braheim tertawa. “Jadi siapa yang pantas disalahkan? Muridnya yang terlalu payah? Atau gurunya yang terlalu hebat?”

“Anda yang terlalu payah, Yang Mulia. Karena menjadi lebih hebat dari keturunan Yusef Bahadir tidak akan pernah terjadi meski hanya dalam mimpi.”

Braheim kembali tertawa. “Apa hatimu juga sehebat kemampuan berpedangmu?”

CRANG!

Braheim mematung, sembari memandangi pedang Haala yang kini tergeletak di tanah. Braheim masih tidak percaya jika dirinyalah yang membuat pedang pusaka dengan pegangan berlilit kain putih lusuh itu terlepas dari tangan Haala. Keterkejutan keduanya pun perlahan meluruh, ketika mendapati kedatangan Murat yang terburu.

Entah apa yang dibisikkan Murat pada Braheim, hingga membuat urat-urat di wajah tampan Braheim menggumpal. Tanpa menjawab apa-apa pada Murat, Braheim langsung menugaskan Murat untuk mengawal Haala ke kamarnya. Sementara dirinya, berteriak meminta pakaian pada pelayan, dan dalam sekejap hilang dari balik pintu gerbang. 

“Apa yang terjadi, Penasihat?”

“Entahlah. Tapi satu yang pasti, kau berada dalam masalah besar,” jawab Murat pada Haala.

“Masalah besar? Apa ini menyangkut Yang Mulia Ratu?”

“Apa Yang Mulia Ratu yang memberimu perintah?” Murat balik bertanya pada Haala.

Haala diam, memandangi ekspresi serius di wajah Murat. “Sepertinya kita sedang membicarakan masalah besar yang berbeda, Penasihat.”

Ya, Haala memang tengah berada dalam masalah besar, dan masalah besar itu merupakan serangan balasan dari Ratu Kumari Kandam yang memiliki segudang tabiat buruk. Serangan balasan dari Jihan tidak main-main, bahkan bisa dipastikan dampak yang akan ditimbulkan dari serangan balasan tersebut adalah hukuman penggal.

Pagi tadi harem digemparkan dengan penemuan salah satu selir yang mati mengenaskan di kamarnya. Orang pertama yang menemukan selir nahas tersebut adalah kepala pengurus harem, Leyla Rahsheda. Leyla yang biasa mengantarkan air cuci muka untuk para selir curiga karena panggilannya tidak kunjung direspon oleh si Selir Nahas.

Leyla menanyakan keberadaan si Selir Nahas pada selir yang lain, namun nihil. Akhirnya Leyla membuka pintu kamar si Selir Nahas dengan paksa. Dan betapa terkejutnya Leyla saat mendapati kamar mewah itu berantakan, terlebih pemilik kamar yang terbaring bersimbah darah dengan banyak luka tusuk di sekujur tubuhnya.

Menurut pengakuan Leyla, nama Haala tertulis di lantai dengan darah yang diyakini milik si Selir Nahas. Semua harta benda milik si Selir Nahas juga raib, diduga dicuri oleh Haala. Pengakuan terakhir Leyla pun kian menguatkan label tersangka pada Haala. Leyla mengaku atas nama Tuhan, jika dirinya sering melihat Haala keluar masuk harem.

Berita duka tentang si Selir Nahas yang diduga dihabisi secara keji oleh keturunan Yusef Bahadir dengan cepat menyebar ke luar Kerajaan Kumari Kandam, hingga ke Shaasvat, tanah lahir si Selir Nahas. Tak perlu menunggu waktu lama, utusan dari Shaasvat pun datang ke Kumari Kandam, hendak memastikan benar tidaknya berita duka tersebut.

“Beri aku sedikit waktu lagi untuk melakukan penyelidikan. Aku yakin masih ada kebenaran yang belum terungkap.”

BRAK!

Kakak pertama si Selir Nahas menggebrak meja. “Yang Mulia! Bagaimana bisa Anda membuat Adik hamba semakin tidak tenang? Semua kebenaran sudah terungkap! Berikan hukuman mati pada keturunan Yusef Bahadir!”

“Benar, Yang Mulia. Meski status Adik kami hanyalah seorang selir, tapi mohon belas kasih Anda, Yang Mulia.”

Braheim menghela napas menanggapi Kakak kedua si Selir Nahas. “Maka dari itu beri aku sedikit waktu lagi.“

BRAK!

“Jangan karena pembunuh itu adalah keturunan Yusef Bahadir, Anda lantas melindunginya! Jika Anda tidak segera menjatuhkan hukuman mati, Shaasvat akan mengibarkan bendera perang pada Kumari Kandam!” Kakak pertama si Selir Nahas berseru seraya keluar dari ruang pertemuan.

...¤○●¤○●¤○●¤...

Suara tawa bersahutan terdengar jelas memenuhi kolam mandi susu. Terlihat Jihan bersama para pelayan pribadinya tengah membicarakan kesialan bertubi yang kini menimpa Haala. Sudah lama sekali Jihan tidak merasakan kepuasan akan keberhasilan rencananya seperti sekarang. Jihan berpikir akan sulit untuk menyingkirkan Haala yang diam-diam memiliki karakter menyebalkan, tetapi nyatanya tidak lebih mudah dari menginjak seekor semut.

Meski sempat kesal karena Braheim memberikan penjagaan sangat ketat untuk melindungi Haala, Jihan tetap merasa berjalan di atas angin. Jihan sengaja memilih si Selir Nahas sebagai target karena tahu jika si Selir Nahas datang dari keluarga dengan pasukan tempur terkuat kedua setelah pasukan tempur Haala. Di mana itu artinya, penjagaan seketat apapun tidak akan berguna karena pada akhirnya perang besar tetap tidak akan terhindarkan.

Jihan juga sudah menyiapkan antisipasi jika nantinya Tuhan tidak lagi berpihak padanya. Orang-orang yang ditugaskan Jihan untuk melenyapkan si Selir Nahas sudah keluar dari Kumari Kandam dengan upah semua harta benda milik si Selir Nahas. Dan Jihan tidak perlu khawatir para pembunuh sebenarnya itu akan membuka mulut, karena sebelum itu terjadi, kaki tangan Jihan yang bertugas membuntuti mereka akan lebih dulu mengirim mereka ke neraka.

“Seharusnya waktu itu dia tidak perlu menarik pedangnya. Lagipula aku tidak bersungguh-sungguh ingin memotong rambutnya.”

“Benar, Yang Mulia, Haala terlalu sombong,” sahut seorang pelayan pada Jihan.

“Pasti sekarang dia sedang menangis.”

Jihan tertawa menanggapi pelayannya yang lain. “Percuma saja karena tidak ada yang bisa menyelamatkannya. Braheim pun akan segera lepas tangan. Dia tidak mungkin memutus hubungan dengan Shaasvat yang memiliki pasukan tempur terkuat.”

Pelayan Jihan ikut tertawa. “Itu benar, Yang Mulia. Jadi cepat atau lambat Beliau pasti akan membiarkan Haala diseret ke alun-alun ko--.”

“Sudah kuduga kau dalang dari semua kekacauan ini.”

DEG!

Terpopuler

Comments

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Siapa ini Thor? 🤔

2022-11-02

0

Nindira

Nindira

Nah loh Haala juga punya rahasiamu ratu kalau kau membuka rahasia Haala siap² aja rahasiamu tersebar juga...

Nama tokohnya susah² thor jadi aku susah nyebutnya😅

2022-10-25

0

Ichi

Ichi

hajar miring haala 💪🏿💪🏿💪🏿

2022-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 PENGUMUMAN
41 PENGUMUMAN
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 CHAPTER 68
71 CHAPTER 69
72 CHAPTER 70
73 CHAPTER 71
74 CHAPTER 72
75 CHAPTER 73
76 CHAPTER 74
77 CHAPTER 75
78 CHAPTER 76
79 CHAPTER 77
80 CHAPTER 78
81 CHAPTER 79
82 CHAPTER 80
83 CHAPTER 81
84 CHAPTER 82
85 CHAPTER 83
86 CHAPTER 84
87 CHAPTER 85
88 CHAPTER 86
89 CHAPTER 87
90 CHAPTER 88
91 CHAPTER 89
92 CHAPTER 90
93 CHAPTER 91
94 CHAPTER 92
95 CHAPTER 93
96 CHAPTER 94
97 CHAPTER 95
98 CHAPTER 96
99 CHAPTER 97
100 CHAPTER 98
101 CHAPTER 99
102 CHAPTER 100
103 CHAPTER 101
104 CHAPTER 102
105 CHAPTER 103
106 CHAPTER 104
107 CHAPTER 105
108 CHAPTER 106
109 CHAPTER 107
110 CHAPTER 108
111 CHAPTER 109
112 CHAPTER 110
113 CHAPTER 111
114 CHAPTER 112
115 CHAPTER 113
116 CHAPTER 114
117 CHAPTER 115
118 CHAPTER 116
119 CHAPTER 117
120 CHAPTER 118
121 CHAPTER 119
122 CHAPTER 120
123 CHAPTER 121
124 CHAPTER 122
125 CHAPTER 123
126 CHAPTER 124
127 CHAPTER 125
128 CHAPTER 126
129 CHAPTER 127
130 CHAPTER 128
Episodes

Updated 130 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
PENGUMUMAN
41
PENGUMUMAN
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
CHAPTER 68
71
CHAPTER 69
72
CHAPTER 70
73
CHAPTER 71
74
CHAPTER 72
75
CHAPTER 73
76
CHAPTER 74
77
CHAPTER 75
78
CHAPTER 76
79
CHAPTER 77
80
CHAPTER 78
81
CHAPTER 79
82
CHAPTER 80
83
CHAPTER 81
84
CHAPTER 82
85
CHAPTER 83
86
CHAPTER 84
87
CHAPTER 85
88
CHAPTER 86
89
CHAPTER 87
90
CHAPTER 88
91
CHAPTER 89
92
CHAPTER 90
93
CHAPTER 91
94
CHAPTER 92
95
CHAPTER 93
96
CHAPTER 94
97
CHAPTER 95
98
CHAPTER 96
99
CHAPTER 97
100
CHAPTER 98
101
CHAPTER 99
102
CHAPTER 100
103
CHAPTER 101
104
CHAPTER 102
105
CHAPTER 103
106
CHAPTER 104
107
CHAPTER 105
108
CHAPTER 106
109
CHAPTER 107
110
CHAPTER 108
111
CHAPTER 109
112
CHAPTER 110
113
CHAPTER 111
114
CHAPTER 112
115
CHAPTER 113
116
CHAPTER 114
117
CHAPTER 115
118
CHAPTER 116
119
CHAPTER 117
120
CHAPTER 118
121
CHAPTER 119
122
CHAPTER 120
123
CHAPTER 121
124
CHAPTER 122
125
CHAPTER 123
126
CHAPTER 124
127
CHAPTER 125
128
CHAPTER 126
129
CHAPTER 127
130
CHAPTER 128

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!