CHAPTER 17

Suasana hati Braheim terus anjlok sejak insiden Chhota sepekan lalu. Selain dipicu oleh ucapan menohok Daxraj yang setiap detik terngiang di telinganya, perubahan sikap Haala yang mendadak menjadi canggung di depannya pun turut menjadi pemicu. Haala berubah, dengan alasan yang tak teraba, dan dengan dampak yang cukup dahsyat memorak-porandakkan suatu ruang di hati Braheim.

Tidak hanya menghindari Braheim melalui wakilnya, Haala bahkan pindah dari istana prajurit ke istana tenggara*. Kepindahan Haala membuat Braheim kesulitan untuk bertemu, karena dirinya harus mendapat izin berkunjung dari Jihan yang merupakan penguasa istana tenggara. Merasa tak tahan dengan pilu di hatinya, Braheim pun nekat membuka kartu demi bisa berbicara empat mata dengan Haala.

*Istana tenggara* sering disebut istana ratu karena seluruh tugas harian ratu berlangsung di sini. Selain itu, istana tenggara juga menjadi tempat tinggal orang-orang dengan status tinggi seperti penasihat raja, menteri, komandan perang, kepala penyidik, serta tamu-tamu dari luar Kumari Kandam*.

Lewat dua orang pengawal bayangannya, Braheim berhasil menuntun Haala ke tempat rahasianya. Haala menelisik sekitar, sebuah ruangan remang berukuran sedang yang baru pertama kali dikunjunginya. Tak ada siapa-siapa di ruangan bawah tanah itu, pun tak ada yang tampak berharga selain lukisan Raja-raja Kumari Kandam terdahulu yang tergantung rapi di dinding, serta jam pasir dengan serpihan berwarna jingga.

"Sama seperti ruang kerjaku yang memuakkan, pintu di ruangan ini juga hanya akan terbuka atas kehendakku."

Haala membungkuk pada Braheim yang baru saja memasuki ruangan. "Panjang umur, da--"

"Apa siluman itu yang mengubah sikapmu jadi semenjengkelkan ini?" sela Braheim seraya berdiri tepat di depan Haala.

"Beri hamba waktu untuk menjawabnya, Yang Mulia."

"Aku sudah memberimu satu pekan," balas Braheim.

"Hamba masih berusaha mencari jawabannya."

Braheim meraih kedua tangan Haala. "Maka ikut sertakan aku dalam usahamu."

Haala terdiam. "Apa aku salah mengartikan ciuman kita malam itu?" imbuh Braheim.

Haala masih diam, sudut-sudut matanya mulai terasa digelitik. "Bagiku itu bukan sekadar ciuman. Karena melalui ciuman itu aku memberikan hatiku padamu. Apa kau juga demikian?" imbuh Braheim lagi.

"Ya, Yang Mulia."

Braheim tersenyum sembari menghela napas lega. "Syukurlah. Aku tak peduli pada perubahan sikapmu dan apa yang dikatakan siluman itu. Aku sudah cukup dengan fakta bahwa kau juga telah memberikan hatimu."

"Hamba berharap bisa memberikan diri ini sepenuhnya hanya pada Anda, Yang Mulia."

Spontan Braheim memeluk Haala. "Maka berikanlah hanya padaku. Apapun rintangan di depan sana, ayo hadapi bersama."

Haala terhanyut dalam pelukan terlewat nyaman itu, tetapi enggan membalas meski lingkaran tangan Braheim di pundak serta pinggangnya terasa semakin erat, karena beragam pertanyaan yang mulai mengusik. Bagaimana bisa dirinya merasa dikotori oleh pria yang separuh hidupnya ada di hati, dan bagaimana bisa dirinya memberikan hati dan tubuhnya pada pria yang berbeda.

Ingin rasanya Haala mengutuk ramalan yang melilitnya dengan Daxraj, namun apa daya, takdir memang tak mengenal humor. Isi dalam buku misterius yang ditemukan Laasya di ruang bawah tanah bukanlah isi yang dibuat-buat. Lalu tak ada alasan bagi Daxraj untuk memilihnya dibanding wanita-wanita suci bak peri yang setiap hari berkeliaran di sekitar pemimpin suku terlampau rupawan itu.

Ya, tak ada alasan. Namun Haala tetap bersusah payah mencari-cari alasan, demi mempertahankan pria yang hampir tiga belas tahun dicintainya dalam diam. Tak terhitung sudah berapa kali Haala berniat menjadi egois, melupakan sisi pahlawan dalam dirinya yang mendarah daging. Haala pun melepas pelukan Braheim, dan dengan pandangan tertunduk mengikis senyum di wajah memesona itu.

"Ada sebuah buku yang menyebutkan jika dunia akan binasa, dan kebinasaan itu hanya bisa diredam oleh putra dari pemimpin suku pengembara dan penerus sumpah setia Yusef Bahadir," ujar Haala.

"Jadi itu alasan kepercayaan dirinya menyebutmu wanitanya?"

Haala mengangguk menanggapi Braheim. "Hamba masih akan terus mencari tahu kebenarannya."

"Bawa aku menemui siluman itu."

Haala menggeleng. "Anda hanya akan mati jika menemuinya dalam keadaan kotor seperti ini."

"Apa maksudmu?"

"Tempat itu sangat suci, Yang Mulia. Selain tidak mengizinkan membawa benda peninggalan orang mati, tempat itu juga menolak siapa pun yang sengaja mengotori dirinya. Ada satu cara untuk menyucikan diri, tapi itu tak ada bedanya dengan bunuh diri," terang Haala.

"Berendam di Baadal*."

*Baadal* adalah salah satu danau keramat di Kumari Kandam. Konon Baadal dijaga oleh ikan raksasa bernama Ghinauna. Mereka yang berendam di Baadal akan disucikan dari sisa perbuatan kotor manusia, sisa makanan serta minuman haram, atau racun yang mengendap di tubuh. Namun Ghinauna dikenal tidak ramah, sehingga hanya sedikit sekali orang yang bisa berendam di sana*.

Spontan Haala mendongak. "Akan kucoba demi bisa meludahi wajah menjengkelkan siluman itu," tambah Braheim.

"Tidak, Yang Mulia. Mustahil untuk diterima oleh Ghinauna."

Braheim kembali memeluk Haala. "Maka jika Ghinauna menolakku, itu adalah rencana Yang Maha Kuasa untuk menyelamatkan dunia dari kebinasaan."

...¤○●¤○●¤○●¤...

Langkah tergesa Haala seketika terhenti saat mendapati penampakan luar harem yang tak biasa. Gerbang harem yang hanya akan dibuka pada malam kesebelas, tampak terbuka lebar meski kini masih malam ketiga. Terlihat dari kejauhan, para selir dengan Saree-saree* indahnya tengah menyesaki sebuah ruangan dengan raut wajah khawatir.

*Saree* atau shari adalah jenis kain yang dipakai wanita di negara India, Bangladesh, Nepal, dan Sri Lanka. Saree atau shari terdiri dari helaian kain yang tidak dijahit, variasinya beragam dengan panjang 4-9 meter yang dipakaikan di badan dengan bermacam-macam gaya*.

Haala yang penasaran pun memutuskan memutar langkahnya memasuki harem, tempat dengan sejuta kenangan menyakitkan. Kedatangan Haala langsung disambut oleh kepala pengurus harem, Leyla, dengan raut wajah tak kalah khawatir. Dan tanpa perlu ditanya, Leyla langsung menceritakan pada Haala sebab kekacauan di harem saat ini.

Pagi tadi beberapa orang selir berbondong mendatangi Leyla, kompak mengeluh jika perut mereka sangat sakit seperti dihunjam pisau dari dalam. Bahkan dua orang selir sampai dilarikan ke istana utara* karena jatuh pingsan. Situasi semakin tidak terkendali ketika ada salah seorang selir yang tiba-tiba mengalami pendarahan hebat.

*Istana utara* atau yang lebih dikenal dengan istana gaduh, merupakan istana yang paling banyak dikunjungi. Karena ada rumah sakit, akademi meramu obat, juga kebun tanaman herbal langka. Tabib Kerajaan juga tinggal di sini karena selain bertanggung jawab pada para pasien selama dua puluh empat jam, dia juga mengajar di akademi*.

"Apa Yang Mulia Raja sudah mengetahui tentang ini?"

Leyla mengangguk menanggapi Haala. "Yang Mulia Raja sudah memanggil tabib terkenal dari Jaadoo*. Hah, demi Tuhan, sebenarnya ke mana perginya Tabib Kerajaan kita?"

*Jaadoo* nama salah satu desa di pedalaman Kumari Kandam*.

Haala tak menjawab. "Kudengar dia mencari keberadaan Chhota. Apa dia sudah gila? Daripada itu, apa kau juga mengalami sakit perut?" tanya Leyla lagi.

"Aku baik-baik saja. Terima kasih. Lalu jika boleh kutahu, penyakit apa yang diderita para selir?"

"Entahlah. Tabib dari Jaadoo belum mengatakan apapun pada kami," balas Leyla.

Haala tak menjawab, karena tiba-tiba saja sibuk menebak dalang dari kekacauan di depan matanya. Satu nama. Jihan. Ya, kemungkinan besar Jihanlah yang mendekatkan malapetaka pada para selir, juga pada dirinya. Racun yang dibubuhkan di bak mandinya tempo hari, bisa jadi juga dibubuhkan di bak mandi para selir, atau di makanan dan minuman mereka.

Melihat efeknya yang sampai menimbulkan pendaharan hebat, Haala yakin jika racun itu dikhususkan untuk wanita. Dan satu-satunya racun yang paling mungkin adalah Shaant, sebuah racun dari madu bunga langka penghancur rahim. Tetapi mustahil mendapatkan Shaant mengingat habitat bunga beracun tersebut sudah dibakar habis sejak beratus tahun silam.

Racun Shaant adalah yang paling mungkin, ditambah keserakahan Jihan yang ingin memiliki Raja Kumari Kandam seutuhnya, menjadikan kemungkinan itu berkali lipat. Haala yang enggan berurusan dengan Jihan lebih memilih membantu para selir. Meski tak yakin akan cukup, Haala berniat memberikan sisa ramuan penyembuh milik Laasya.

"Kepala pengurus."

Spontan Leyla menoleh pada Haala. "Kurasa mereka terkena racun. Karena beberapa waktu lalu aku juga hampir terkena racun," imbuh Haala.

"Ya Tuhan. Apa kau tahu racun apa itu? Mungkin tabib dari Jaadoo bisa langsung memberikan penawarnya."

"Jika pun benar itu racunnya, belum ada penawarnya sampai sekarang. Tapi mungkin aku punya sedikit," sahut Haala.

"Lakukan, komandan. Tolong lakukan apapun itu. Tolong selamatkan mereka. Mereka sudah seperti anak-anakku sendiri."

Haala mengangguk sembari menepuk lembut pundak Leyla. "Aku akan segera kembali."

"Sepertinya ada kabar baik."

Leyla membungkuk pada Murat yang baru saja tiba. "Para selir yang pingsan masih belum terbangun. Lalu seorang selir baru saja mengalami pendarahan hebat. Komandan Haala berkata itu disebabkan oleh racun, dan syukurlah dia memiliki penawarnya."

Murat menoleh pada Haala. "Kepala pengurus, tidakkah sebaiknya kau mendesak tabib dari Jaadoo agar segera membereskan kekacauan ini?"

Spontan Leyla membungkuk pada Murat seraya berlalu dengan langkah setengah berlari. "Aku juga harus pergi. Sampai jumpa, penasihat."

"Kurasa akan lebih baik jika kau menyimpan penawar itu, komandan."

Haala menghentikan langkahnya. "Bukankah bagus jika terjadi sesuatu yang buruk pada mereka? Sainganmu akan secara otomatis berkurang pesat. Dan lagipula apa untungnya menyelamatkan mereka?" imbuh Murat.

"Karena aku tidak pernah merasa sedang bersaing, penasihat."

"Tapi apa kau pernah merasa jika satu per satu kekacauan yang terjadi selama ini disebabkan olehmu?"

Haala terdiam. "Mantapkan pilihanmu, komandan. Jika ingin mengalah, tolak Yang Mulia Raja dengan tegas. Tapi jika ingin bertarung, buatlah Yang Mulia Ratu hanya menargetkanmu, bukan mereka, bukan kami," tambah Murat.

...¤○●¤○●¤○●¤...

Rakyat suku pengembara kompak menghentikan kegiatannya masing-masing ketika langit cerah yang menaungi mereka mendadak menghitam, ditutupi awan pembawa bencana. Mereka yang dikungkung ketakutan pun memberanikan diri mendatangi tenda pemimpinnya yang sejak sepekan lalu tertutup rapat, demi mendengar langsung sebaris kalimat penenang hati.

Namun tak ada tanda-tanda pergerakan dari dalam tenda sang pemimpin. Hingga Aryesh, wakil pemimpin suku pengembara, mengumpulkan nyali untuk bersuara mewakili ketakutan para rakyat pun ketakutannya sendiri. Akhirnya sosok yang dinanti muncul, dengan urat-urat kejengkelan di wajah rupawannya. Semuanya langsung membungkuk, menghaturkan salam panjang umur.

Daxraj mendongak menatap langit yang perlahan berderai air mata. Mungkin hanya Daxraj dan segilintir orang dengan kemampuan lebih yang mengetahui jika awan hitam itu membawa kabar akan kematian Raja Kumari Kandam. Yang mati terlampau cepat hingga mangacau suratan takdir. Yang Mati karena cinta matinya pada wanita yang sampai kapan pun tidak akan bisa dimiliki.

"Raja Kumari Kandam akan menutup usia hari ini," ujar Daxraj.

"Tapi setelahnya apakah akan baik-baik saja, pemimpin?"

"Tidak. Laut akan menyapu bersih daratan tanpa terkecuali, tanah kita. Semuanya akan binasa tanpa sisa," jawab Daxraj pada salah seorang rakyatnya.

Aryesh mendecak, "Aku tidak mengerti. Kenapa Tuhan murka atas kematian Raja Kumari Kandam? Bukankah itu akan lebih memudahkanmu dan Haala Anandmayee untuk bersatu?"

"Karena setelah kematian Raja Kumari Kandam, dia akan menyusul."

"Kalau begitu, bukankah kau hanya perlu menyelamatkan Raja Kumari Kandam?" tanya Aryesh lagi.

"Hanya masa lalu yang bisa menyelamatkannya dan kita semua."

Aryesh diam sesaat. "Mungkinkah telah terjadi sesuatu?"

"Dia belum mati. Selama ini dia bertapa untuk mengubah ramalan leluhur kita, dan dia berhasil melakukannya."

Terpopuler

Comments

Nindira

Nindira

cinta yang berakhir dikematian

2022-12-02

0

Nindira

Nindira

Serius itu Braheim akan mati hari ini?

2022-12-02

0

Ichi

Ichi

Omo 😱😱😱

2022-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 PENGUMUMAN
41 PENGUMUMAN
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 CHAPTER 68
71 CHAPTER 69
72 CHAPTER 70
73 CHAPTER 71
74 CHAPTER 72
75 CHAPTER 73
76 CHAPTER 74
77 CHAPTER 75
78 CHAPTER 76
79 CHAPTER 77
80 CHAPTER 78
81 CHAPTER 79
82 CHAPTER 80
83 CHAPTER 81
84 CHAPTER 82
85 CHAPTER 83
86 CHAPTER 84
87 CHAPTER 85
88 CHAPTER 86
89 CHAPTER 87
90 CHAPTER 88
91 CHAPTER 89
92 CHAPTER 90
93 CHAPTER 91
94 CHAPTER 92
95 CHAPTER 93
96 CHAPTER 94
97 CHAPTER 95
98 CHAPTER 96
99 CHAPTER 97
100 CHAPTER 98
101 CHAPTER 99
102 CHAPTER 100
103 CHAPTER 101
104 CHAPTER 102
105 CHAPTER 103
106 CHAPTER 104
107 CHAPTER 105
108 CHAPTER 106
109 CHAPTER 107
110 CHAPTER 108
111 CHAPTER 109
112 CHAPTER 110
113 CHAPTER 111
114 CHAPTER 112
115 CHAPTER 113
116 CHAPTER 114
117 CHAPTER 115
118 CHAPTER 116
119 CHAPTER 117
120 CHAPTER 118
121 CHAPTER 119
122 CHAPTER 120
123 CHAPTER 121
124 CHAPTER 122
125 CHAPTER 123
126 CHAPTER 124
127 CHAPTER 125
128 CHAPTER 126
129 CHAPTER 127
130 CHAPTER 128
Episodes

Updated 130 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
PENGUMUMAN
41
PENGUMUMAN
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
CHAPTER 68
71
CHAPTER 69
72
CHAPTER 70
73
CHAPTER 71
74
CHAPTER 72
75
CHAPTER 73
76
CHAPTER 74
77
CHAPTER 75
78
CHAPTER 76
79
CHAPTER 77
80
CHAPTER 78
81
CHAPTER 79
82
CHAPTER 80
83
CHAPTER 81
84
CHAPTER 82
85
CHAPTER 83
86
CHAPTER 84
87
CHAPTER 85
88
CHAPTER 86
89
CHAPTER 87
90
CHAPTER 88
91
CHAPTER 89
92
CHAPTER 90
93
CHAPTER 91
94
CHAPTER 92
95
CHAPTER 93
96
CHAPTER 94
97
CHAPTER 95
98
CHAPTER 96
99
CHAPTER 97
100
CHAPTER 98
101
CHAPTER 99
102
CHAPTER 100
103
CHAPTER 101
104
CHAPTER 102
105
CHAPTER 103
106
CHAPTER 104
107
CHAPTER 105
108
CHAPTER 106
109
CHAPTER 107
110
CHAPTER 108
111
CHAPTER 109
112
CHAPTER 110
113
CHAPTER 111
114
CHAPTER 112
115
CHAPTER 113
116
CHAPTER 114
117
CHAPTER 115
118
CHAPTER 116
119
CHAPTER 117
120
CHAPTER 118
121
CHAPTER 119
122
CHAPTER 120
123
CHAPTER 121
124
CHAPTER 122
125
CHAPTER 123
126
CHAPTER 124
127
CHAPTER 125
128
CHAPTER 126
129
CHAPTER 127
130
CHAPTER 128

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!