CHAPTER 19

Suara samar mulut-mulut yang tengah asyik menggunjing semakin jelas terdengar seiring dengan semakin dekatnya langkah kaki Haala menuju panggung megah hukuman mati. Meski demikian, masih ada cukup banyak mulut-mulut yang terkunci, di mana itu artinya masih ada cukup banyak pula orang-orang yang memercayai Haala walau tidak memiliki kuasa sedikit pun untuk membela.

Hanya tersisa beberapa langkah sampai kepala Haala menggelinding di tanah alun-alun kota yang lembap, namun dua orang pengawal menghentikan langkahnya dan menghadapkannya ke arah utara, ke arah Jihan berada. Seolah tak suka melihat Haala menikmati cuaca sejuk pagi itu lebih lama, spontan Jihan pun beranjak, berniat menanyakan pertanyaan klasik perihal pesan terakhir calon orang mati.

"Ada ramuan penyembuh yang hamba tinggalkan di penjara tempat hamba ditahan. Tolong berikan ramuan itu pada Yang Mulia Raja."

"Bagaimana bisa aku memercayaimu? Besar kemungkinan itu bukan ramuan penyembuh tapi racun mematikan seperti yang kau berikan padaku dan para selir," balas Jihan pada Haala.

"Maka beruntunglah hamba yang akan segera bertemu Yang Mulia Raja di surga."

Jihan mendecak, "Pengawal, penggal dia."

Dua orang pengawal langsung mendorong Haala menuju Tamaasha*, lalu dengan kasar menelungkupkan tubuh Haala di atas Tamaasha. Seorang pria yang bertindak sebagai eksekutor sudah siap melepaskan tali penahan Tamaasha, kapan pun sang Ratu Kumari Kandam menganggukkan kepalanya. Dan tali penahan pun dilepas. Namun, pisau raksasa berkilauan itu tak kunjung menyentuh leher Haala.

...*Tamaasha* merupakan alat penggal raksasa yang sering digunakan untuk menghukum para penjahat*....

Perlahan Haala membuka matanya, dan langsung melihat Tamaasha yang hanya tersisa sejengkal dari lehernya. Setelah tercengang cukup lama, Haala lalu mengalihkan pandangannya ke sekitar. Tampak semua orang tidak bergerak, pun burung pemakan bangkai yang sedari tadi beterbangan mengelilingi Tamaasha. Sang waktu jelas tengah dipaksa berhenti oleh sesuatu yang lebih kejam darinya.

Sesuatu yang ternyata adalah seorang pria dari kelompok suku pengembara. Pria berparas di atas rata-rata itu, Daxraj, terlihat tengah berjalan keluar dari kerumunan penonton. Entah sejak kapan kemunculan Daxraj membuat Haala menghela napas syukur. Haala hanya merasa seakan sudah aman jika sosok pria terlampau rupawan beserban hitam pegam itu menampakkan batang hidungnya.

"Terima kasih."

"Sama sekali tidak cukup hanya dengan ucapan terima kasih," sahut Daxraj pada Haala.

Haala diam sesaat. "Akan kulakukan. Apapun itu."

"Kenapa baru sekarang?" tanya Daxraj.

"Karena aku baru menyadari jika memang hanya ada dua pilihan untuk menyelamatkan dunia ini dari kebinasaan."

"Lalu pilihan mana yang akhirnya kau pilih?"

Haala kembali diam. "Semuanya."

Daxraj tak menjawab, hanya sedikit mengerutkan dahinya. "Kembalikan aku ke masa sebelum menjadi komandan perang Kumari Kandam, dengan status baru sebagai kekasihmu," imbuh Haala.

"Kekasih?"

Haala mengangguk menanggapi Daxraj. "Bukankah waktu itu kau bilang tidak sudi mendapatkan hati serta tubuh wanita yang melihatmu sebagai pria lain? Oleh karenanya aku akan mencoba melihatmu sebagai dirimu sendiri."

"Aku menolak."

"Kenapa?" tanya Haala.

"Karena hatimu mudah goyah," jawab Daxraj.

"Apa kau juga memiliki kemampuan untuk memutar waktu ke masa kini?"

Daxraj mengangguk menanggapi Haala. "Maka jika nanti kau mendapati hatiku goyah, kau hanya perlu mengembalikanku ke masa kini, ke situasi yang sama persis seperti saat ini," tambah Haala.

Tak ada jawaban dari Daxraj, tetapi kerut di dahi pria terlampau rupawan itu perlahan mulai memudar. Terdengar samar rapalan mantra berbahasa asing yang digumamkan oleh Daxraj, yang perlahan membuat angin mulai berhembus kasar, hingga mampu menggeser jarum waktu ke arah yang tidak seharusnya, ke arah yang entah ada restu Tuhan atau tidak di dalamnya.

"Main apane jeevan ke ek hajaar saal unakee aatma ko ateet mein vaapas bhejane ke lie samarpit karata hoon, bhavishy ke vinaash ke yuddh ko rokane ke prayaas mein."

T/N: Aku mempersembahkan seribu tahun umurku untuk mengirim jiwanya kembali ke masa lalu, sebagai upaya menghentikan perang kehancuran di masa depan.

...¤○●¤○●¤○●¤...

Terik hangat matahari yang menerobos celah jendela sebuah kamar, membuat si penghuni kamar perlahan membuka matanya. Si penghuni kamar, Haala, langsung melompat dari kursi goyang karena merasa asing dengan suasana di sekitar. Namun Haala kembali menjatuhkan tubuhnya ke kursi tersebut setelah mendapati sosok sang adik, Laasya, tertidur pulas di ranjang.

"Kupikir aku benar-benar sudah mati," gumam Haala seraya memegangi lehernya.

Seharusnya Haala memang sudah mati, tetapi lagi-lagi Daxraj menjadi malaikat penolongnya. Haala ingat betul di mana seharusnya dirinya kini berada. Bukan di kursi goyang berderit menakutkan, melainkan di panggung megah Tamaasha. Namun ternyata Daxraj menyetujui pinta Haala meski tanpa berucap sepatah kata. Haala pun kembali ke masa lalu, ketika usianya masih empat belas tahun.

KLEK!

"Kau bangun lebih awal rupanya."

Spontan Haala menoleh pada sang ibu yang baru saja memasuki kamar Laasya. "Tidurlah lagi. Kau tidak boleh sampai kelelahan," imbuh ibu Haala.

Haala beranjak dari kursi goyang. "Ya. Aku akan beristirahat hari ini."

"Jangan lupa janjimu dengan Daxraj sore nanti."

Haala tersentak. "Sudah ibu duga kau melupakannya. Kau harus mencoba gaun pengantinmu yang indah itu," tambah ibu Haala.

"Ah, jadi dia hanya mengirimku kembali tapi tidak setuju jika aku hanya menjadi kekasihnya."

"Apa maksudmu? Penasihat sempurna sepertinya tidak akan tertarik menjalin hubungan jangka pendek yang hanya membuang-buang waktu," balas ibu Haala.

"Apa? Penasihat? Tunggu, mungkinkah dia adalah Penasihat Yang Mulia Raja?" tanya Haala lagi.

"Sebenarnya apa maksudmu? Tentu saja dia penasihat Yang Mulia Raja. Kau pikir ada berapa banyak penasihat di Kumari Kandam yang sesempurna dirinya? Tampan, cerdas, taat beribadah, dan gemar berbuat baik. Sungguh suatu keberuntungan dia mau masuk di keluarga kita."

"Lalu di mana Penasihat Murat?"

"Murat? Siapa itu Murat?" Ibu Haala balik bertanya.

Haala mengabaikan mimik wajah ingin tahu sang ibu, dan memilih keluar dari kamar tidur Laasya dengan langkah setengah berlari. Haala sama sekali tidak menduga jika masa lalunya akan berjalan keluar dari jalur. Haala pun berniat untuk menemui Daxraj, tetapi langkahnya terhenti ketika mendapati ruang makan kediamannya yang tengah dikuasai orang-orang yang tidak seharusnya ada.

Sepasang paruh baya yang tak lain adalah nenek dan kakek Haala yang jelas-jelas telah meninggal karena penyakit, kini ada di hadapannya, beraktivitas layaknya biasa. Sang kakek duduk di salah satu kursi makan, menikmati Idli* terlezat di Kumari Kandam. Sementara sang nenek, sibuk memasukkan beragam bumbu rahasia ke dalam panci berisi kari sambil terus mengomel.

*Idli* bentuk idli ini menyerupai pancake atau mirip dengan serabi ala Indonesia. Idli terbuat dari fermentasi lentil dan beras yang dikukus dan biasanya dimakan bersama dengan kari sayuran pedas*.

"Kenapa berdiri saja di sana? Cepat bantu siapkan sarapan. Dasar lamban." Nenek Haala mendecak sembari mencicipi kari ayam buatannya.

Haala terdiam, merasakan jantungnya yang kini berdegup hebat. "Kenapa tak bergegas? Bantu nenekmu la--"

"Di mana ayah? Tolong jangan katakan dia berada di Kerajaan Kumari Kandam," sela Haala pada ibunya.

"Tentu saja. Memang di mana lagi? Ayahmu baru saja pergi untuk menghadiri upacara penobatannya sebagai komandan perang Kumari Kandam," jawab Ibu Haala.

"Apa?"

Ibu Haala menggeleng-geleng menanggapi Haala. "Kenapa hari ini kau sangat aneh? Cepat bantu nenekmu lalu antar bekal makan siang untuk ayahmu dan Daxraj."

Haala menahan keinginannya untuk berlari keluar dari rumah demi bisa sesegera mungkin menemui Daxraj dan meminta penjelasannya perihal kemustahilan yang tengah terjadi saat ini. Tetapi Haala urungkan sebab menanti waktu makan siang rasanya lebih tepat daripada membuat keributan seperti seorang gadis yang kerasukan iblis sesaat setelah bangun dari tidurnya.

...¤○●¤○●¤○●¤...

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam dengan kereta kuda kerajaan yang dikirim Daxraj, Haala pun tiba di Kerajaan Kumari Kandam. Setibanya di sana, Haala langsung disambut oleh Daxraj yang tampak berwibawa dengan pakaian khas penasihat. Alih-alih terhanyut dalam ketampanan Daxraj yang keterlaluan, Haala malah langsung meluapkan amarah yang sedari pagi ditahannya setengah mati.

"Apa yang kau lakukan? Kau mengubah semuanya. Ini bukan masa laluku."

Daxraj tak menjawab. "Kau tidak hanya menghilangkan posisi Penasihat Murat tapi juga menghidupkan keluargaku yang jelas-jelas sudah mati berbelas tahun silam? Apa itu masuk akal?" imbuh Haala.

"Buku aneh apalagi yang kau baca kali ini?" tanya Daxraj seraya mengambil alih bungkusan berukuran sedang yang dibawa Haala.

"Apa?"

"Aku sama sekali tidak mengerti satu pun perkataanmu jadi kupikir semua yang kau katakan pastilah berasal dari buku aneh yang sering kau baca," jawab Daxraj.

"Tidak ada siapa pun di sini jadi berhenti berpura-pura."

"Kau yang memintanya." Daxraj tiba-tiba menggandeng tangan Haala.

Wajah Haala memerah, bukan karena sentuhan tangan hangat Daxraj yang melahap seluruh tangannya, melainkan karena pandangan semua orang yang kini tertuju pada mereka. Haala berulang kali meminta Daxraj untuk melepaskan tangannya, tetapi Daxraj seolah mengacuhkan dan malah semakin bersemangat memamerkan kemesraannya di depan khalayak yang mulai salah tingkah.

"Lepaskan aku."

Daxraj tersenyum menanggapi Haala. "Kenapa? Bukankah kau yang memintaku untuk berhenti berpura-pura?"

"Jadi kalian yang membuat semua orang mengabaikan kehadiranku?"

DEG!

Spontan Daxraj menoleh, dan membungkuk pada Braheim. "Panjang umur, dan terbekatilah selalu, matahari Kumari Kandam."

Braheim melirik ke arah Haala yang kini mematung. "Apa kau juga sedang mengabaikanku?"

DEG! DEG!

"Ampuni kelancangan calon istri hamba, Yang Mulia. Haala, cepat beri salam." Daxraj menarik tangan Haala, memintanya untuk membungkuk.

DEG! DEG! DEG!

Terpopuler

Comments

mama Al

mama Al

aku sudah deg-degan nih

2022-12-23

0

Nindira

Nindira

Ngeri banget itu hukumannya tapi untungnya daxraj segera datang menolong Haala jadi leher Haala tak terpisahkan dari Tubuhnya

2022-12-03

0

Ichi

Ichi

haaaaah? 😱😱😱🙄

2022-10-25

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 PENGUMUMAN
41 PENGUMUMAN
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 CHAPTER 68
71 CHAPTER 69
72 CHAPTER 70
73 CHAPTER 71
74 CHAPTER 72
75 CHAPTER 73
76 CHAPTER 74
77 CHAPTER 75
78 CHAPTER 76
79 CHAPTER 77
80 CHAPTER 78
81 CHAPTER 79
82 CHAPTER 80
83 CHAPTER 81
84 CHAPTER 82
85 CHAPTER 83
86 CHAPTER 84
87 CHAPTER 85
88 CHAPTER 86
89 CHAPTER 87
90 CHAPTER 88
91 CHAPTER 89
92 CHAPTER 90
93 CHAPTER 91
94 CHAPTER 92
95 CHAPTER 93
96 CHAPTER 94
97 CHAPTER 95
98 CHAPTER 96
99 CHAPTER 97
100 CHAPTER 98
101 CHAPTER 99
102 CHAPTER 100
103 CHAPTER 101
104 CHAPTER 102
105 CHAPTER 103
106 CHAPTER 104
107 CHAPTER 105
108 CHAPTER 106
109 CHAPTER 107
110 CHAPTER 108
111 CHAPTER 109
112 CHAPTER 110
113 CHAPTER 111
114 CHAPTER 112
115 CHAPTER 113
116 CHAPTER 114
117 CHAPTER 115
118 CHAPTER 116
119 CHAPTER 117
120 CHAPTER 118
121 CHAPTER 119
122 CHAPTER 120
123 CHAPTER 121
124 CHAPTER 122
125 CHAPTER 123
126 CHAPTER 124
127 CHAPTER 125
128 CHAPTER 126
129 CHAPTER 127
130 CHAPTER 128
Episodes

Updated 130 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
PENGUMUMAN
41
PENGUMUMAN
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
CHAPTER 68
71
CHAPTER 69
72
CHAPTER 70
73
CHAPTER 71
74
CHAPTER 72
75
CHAPTER 73
76
CHAPTER 74
77
CHAPTER 75
78
CHAPTER 76
79
CHAPTER 77
80
CHAPTER 78
81
CHAPTER 79
82
CHAPTER 80
83
CHAPTER 81
84
CHAPTER 82
85
CHAPTER 83
86
CHAPTER 84
87
CHAPTER 85
88
CHAPTER 86
89
CHAPTER 87
90
CHAPTER 88
91
CHAPTER 89
92
CHAPTER 90
93
CHAPTER 91
94
CHAPTER 92
95
CHAPTER 93
96
CHAPTER 94
97
CHAPTER 95
98
CHAPTER 96
99
CHAPTER 97
100
CHAPTER 98
101
CHAPTER 99
102
CHAPTER 100
103
CHAPTER 101
104
CHAPTER 102
105
CHAPTER 103
106
CHAPTER 104
107
CHAPTER 105
108
CHAPTER 106
109
CHAPTER 107
110
CHAPTER 108
111
CHAPTER 109
112
CHAPTER 110
113
CHAPTER 111
114
CHAPTER 112
115
CHAPTER 113
116
CHAPTER 114
117
CHAPTER 115
118
CHAPTER 116
119
CHAPTER 117
120
CHAPTER 118
121
CHAPTER 119
122
CHAPTER 120
123
CHAPTER 121
124
CHAPTER 122
125
CHAPTER 123
126
CHAPTER 124
127
CHAPTER 125
128
CHAPTER 126
129
CHAPTER 127
130
CHAPTER 128

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!