CHAPTER 4

"Ya? Maksud hamba bukan seperti itu, Yang Mulia, mohon jangan salah paham."

Braheim tersenyum menanggapi Haala. "Ternyata kau sangat payah."

"Ya?"

"Apa tempat yang akan kita tuju masih jauh?" Braheim balik bertanya.

"Benar, Yang Mulia. Tempat itu ada di belakang Gunung Maatam."

Braheim memiringkan kepalanya. "Gunung Maatam? Aku baru mendengarnya. Ada apa di sana?"

"Kebahagiaan."

"Ah, kalau begitu bergegaslah karena saat ini aku sangat ingin bahagia," sahut Braheim.

Haala membawa Braheim ke Bukit Prashansaneey. Di tempat yang terletak sangat jauh dari Kumari Kandam itu hanya terdapat tumbuhan ilalang langka yang sangat subur meski hidup di dataran tinggi. Jika umumnya ilalang berwarna putih, di Prashansaneey hanya ada ilalang berwarna hitam. Warnanya yang senada dengan langit malam membuat mereka tampak serasi saat hari mulai gelap.

Braheim melompat dari kuda, sibuk memuaskan indranya dengan ketakjuban. Haala merasa puas karena tempat yang spontan terlintas di pikirannya sukses membuat Braheim bisa sejenak melupakan kepelikan urusan kerajaan. Kaki Braheim melangkah dengan sendirinya, masuk membelah rimbun ilalang hitam. Haala hanya setia mengekori Braheim, ke mana pun rajanya itu ingin.

Ketakjuban Braheim kian menjadi ketika kakinya menginjak jantung Prashansaneey. Terdapat sepetak tanah kosong yang anehnya tidak ditumbuhi apapun. Dan yang lebih aneh, sesaat setelah memandangi tanah kosong itu Braheim seperti diserang rasa kantuk yang hebat. Braheim pun berniat kembali, tetapi Haala tiba-tiba menghamparkan jubahnya di atas tanah kosong tersebut.

"Berbaringlah, Yang Mulia. Anda pasti mulai mengantuk."

Braheim melangkah mendekati tanah kosong. "Lalu? Kau ingin aku tidur? Mungkinkah kau berniat kabur dan meninggalkanku di sini? Jangan lakukan itu. Jika ingin mencelakaiku lakukan dengan cara biasa saja."

Haala tertawa sesaat, namun buru-buru membungkuk hormat. "Ampuni hamba, Yang Mulia."

Braheim tak menjawab. "Hamba siap menerima hukuman atas kelancangan hamba, Yang Mulia," imbuh Haala.

"Tawamu sangat indah."

Haala mendongak. "Ya?"

"Raja idiot mana yang akan memberi hukuman pada sesuatu yang indah?" Braheim merebahkan tubuhnya di atas tanah kosong.

"Belas kasih Anda tiada tara, Yang Mulia."

Braheim menoleh pada Haala. "Kau juga berbaringlah."

"Hamba tidak bisa melakukan itu, Yang Mulia."

"Sekali pun itu perintah mutlak dariku?"

Haala tak kuasa berkata-kata, dan hanya bisa merayu tubuhnya agar mau bergerak menuruti perintah Braheim. Kini keduanya sudah berbaring berdampingan sembari memandangi kerlip penghuni langit malam. Perlahan tapi pasti, jantung Haala mulai menciptakan suara berisik pengundang aib, yang seakan tidak bisa diredam dengan siasat apapun, dengan campur tangan Tuhan sekali pun.

Tanah kosong yang kini menjadi pembaringan Haala dan Braheim dikenal ajaib baik dari segi penampakan pun manfaat. Berbeda dengan tanah di sekitarnya yang tampak sangat subur, tanah ajaib malah sebaliknya, kering kerontang. Konon siapa saja yang berbaring di atas tanah ajaib akan tertidur, dan kemudian dibawa kembali ke masa-masa indah yang terkubur.

Braheim menguap. "Aku tidak pernah merasa semengantuk ini."

"Silakan tidur, Yang Mulia. Karena setelahnya Anda akan merasakan kebahagiaan."

"Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku merasa bahagia. Mungkin seusai bercinta, tapi itu pun hanya sesaat. Bagaimana denganmu?"

Haala diam cukup lama, membuat Braheim menoleh dan kembali bertanya padanya, "Kenapa? Kau tidak pernah bahagia atau, tidak pernah bercinta?"

"Semua orang pasti pernah bahagia, Yang Mulia," jawab Haala akhirnya.

"Bagaimana dengan bercinta?" tanya Braheim lagi.

"Semua orang juga pasti pernah bercinta, Yang Mulia."

"Termasuk kau?"

Haala kembali diam. "Ya, Yang Mulia."

"Benarkah? Beritahu aku bagaimana rasanya?"

Haala terdiam lagi. "Sangat membahagiakan."

"Salah."

Spontan Haala menoleh pada Braheim karena terlampau terkejut. "Rasanya lebih dari membahagiakan. Tapi mengingat tidak ada sebutan yang bisa mewakili, rasa seusai bercinta menjadi tidak bisa dideskripsikan dengan rasa apapun," tambah Braheim.

Braheim masih melanjutkan, "Kau harus banyak berlatih jika tidak ingin terlihat payah saat berbohong, komandan."

...¤○●¤○●¤○●¤...

PRANG!

Suara gaduh terdengar dari dalam kamar Jihan. Wanita berambut hitam sepanggul dengan pakaian bertabur batu permata itu kembali memamerkan tabiat buruknya, melemparkan segala perkakas mewah ke mana pun tangannya berkehendak. Bahkan beberapa pelayan pribadi Jihan sampai mengalami luka serius di dahinya karena terkena lemparan murka dari Jihan ketika mereka tengah membersihkan pecahan perkakas.

Kemurkaan Jihan bermula saat Braheim mulai sering melewatkan malam panas mereka dengan alasan lelah. Jihan berpikir jika perubahan sikap Braheim dipicu oleh para selir rendahan yang sangat haus dengan keperkasaan Braheim, tetapi menurut laporan kaki tangan Jihan, Braheim juga melewatkan malam dengan para selirnya karena tengah disibukkan dengan urusan pembukaan jalur perdagangan baru.

Jihan pun mengutarakan niat tulusnya untuk ikut serta dalam menyelesaikan urusan Braheim yang memusingkan itu, namun Braheim menolak dengan alasan masuk akal yang bagi Jihan malah terdengar sebaliknya. Jihan yang telah sepenuhnya dikuasai kemurkaan lantas kembali berbuat gila. Dua orang pria dari Svarg* sengaja dipanggil diam-diam oleh Jihan ke istana ratu untuk membuat ranjang mewahnya terbengkalai.

*S**varg** adalah tempat penampungan para budak pria berwajah rupawan. Sebagian dari mereka dikirim ke rumah bordil, dan sebagian lagi dikirim secara rahasia ke istana ratu atau harem.

"Bagaimana bisa Raja Braheim membuat wanita secantik Anda kesepian?" tanya pria panggilan pertama yang tengah sibuk menghujam mahkota Jihan.

"Raja Braheim yang adil selalu sibuk. Beliau tidak mungkin mampu memuaskan Yang Mulia Ratu beserta ratusan selirnya," timpal pria panggilan kedua yang juga tengah sibuk menggelinjangkan tubuh Jihan.

Jihan mengerang, namun berusaha berbicara sejelas mungkin. "Persetan dengan Braheim, puaskan aku saja."

"Dengan senang hati, Yang Mulia," balas pria panggilan satu dan dua bersamaan.

Sementara itu di depan pintu kamar Jihan, terlihat Murat tengah memerintahkan dua orang penjaga untuk menghalangi siapa saja yang ingin menemui Jihan, sekali pun itu Braheim. Bahkan Murat tak ragu memberi izin pada mereka untuk melukai jika memang situasinya tidak tertolong.

Biasanya Jihan hanya akan memanggil wakil komandan perang Kumari Kandam untuk menggantikan Braheim, namun kali ini entah iblis dari mana yang mendorongnya memanggil pria dari luar Kumari Kandam. Murat bahkan sampai membunuh dua belas orang yang dia khawatirkan bisa sewaktu-waktu membocorkan ulah gila Jihan.

Lalu hingga para pria panggilan itu kembali ke tempat asalnya, Murat akan terus berada di samping Braheim, mati-matian menahan tuannya yang sangat peka itu agar tidak melangkahkan kaki ke istana Jihan. Namun kali ini yang harus ditahannya bukan Braheim, melainkan dirinya sendiri.

"Aku sudah melakukan ritual pemanggilan seperti yang kau tulis, Penasihat, tetapi tetap tidak ada siapa pun yang muncul."

"Kau yakin tidak ada yang terlewat?" Murat menanggapi Haala sembari menoleh ke sana ke mari.

"Ya. Aku sangat yakin. Apa saat ini kau sedang senggang? Mungkin kita bisa pergi bersama ke kuil itu."

"Itu terdengar menyenangkan, tapi sayang sekali aku sedang sibuk." Murat masih menoleh ke sana ke mari.

"Apa telah terjadi sesuatu?"

"Ya. Aku sedang menjaga nyawa wanita gila," jawab Murat.

"Yang Mulia Ratu?"

Spontan Murat menoleh pada Haala, menahan tawa, tapi kemudian berdeham, "Daripada itu, apa saat ritual pemanggilan kau bersama seseorang?"

"Tidak, hanya aku."

Murat diam sesaat. "Di mana kau mengikat kudamu?"

"Tidak jauh dariku."

"Ah, kurasa itu masalahnya. Saat ritual pemanggilan pastikan tidak ada makhluk hidup lain kecuali kau. Yang kutahu suku pengembara hanya datang untuk satu nyawa," terang Murat.

Haala mengangguk menanggapi Murat. "Aku mengerti. Aku akan mencobanya lagi. Terima kasih untuk waktumu, Penasihat."

"Sebenarnya dia yang terlalu mudah dikelabui atau aku yang terlalu lihai berdusta?" tanya Murat dalam hati.

...¤○●¤○●¤○●¤...

Haala mengusap punggung tangan Adik perempuannya, Laasya, berulang kali, seraya menanyakan hadiah apa yang dia inginkan di hari ulang tahunnya pekan depan. Meski hanya ditanggapi Laasya dengan tatapan kosong, Haala tak henti menyuguhkan senyum pada gadis empat belas tahun yang sangat kurus itu.

Sejak ditemukan di dalam hutan dalam keadaan telanjang bulat enam tahun silam, Laasya tidak lagi mau berbicara. Kebisuaan Laasya membuat apa yang menimpanya di masa lalu terus menjadi misteri sampai sekarang. Meski begitu, Haala dan keluarganya terus berupaya mengungkap kebenaran.

Namun upaya itu perlahan mengendur sejak kepergiaan kakek, nenek, serta ayah Haala. Berbeda dengan ibu Haala yang kini memilih berpasrah pada Tuhan, Haala bersikeras untuk memulihkan kondisi Laasya, dan mengungkap perihal peristiwa enam tahun silam yang telah merampas keceriaan sang adik.

"Aku pergi untuk membawakanmu ramuan. Kau akan sembuh dan mendapatkan hidupmu kembali, Adikku." Haala memeluk erat Laasya.

"Berapa lama?"

Haala melepas pelukannya saat mendapati sang ibu datang. "Entahlah. Tempat yang kutuju semakin jauh karena tidak bisa ditempuh dengan kuda."

"Jadi kau akan berjalan kaki?"

Haala mengangguk. "Tidak ada pilihan lain."

"Kita sudah mencoba segala ramuan dari berbagai tempat. Bukankah tidak tersisa ramuan apapun lagi selain mukjizat?"

"Jangan menyerah, Bu."

Ibu Haala menghela napas. "Bahkan kakek, nenek, dan ayahmu pasti akan menyerah jika saat ini mereka masih hidup. Tidak ada lagi yang bisa kita upayakan."

"Ini upaya terakhirku, Bu. Berikanlah restumu."

Ibu Haala kembali menghela napas. "Delapan ratus enam kali. Kau sudah meminta restuku sebanyak itu, Haala."

"Ini benar-benar yang terakhir."

Ibu Haala tak henti menghela napas. "Lebih baik duduk menanti suku pengembara mengetuk pintu rumah kita dan memberi ramuan ajaib secara cuma-cuma, daripada berupaya yang sudah jelas tidak menghasilkan."

TOKK.. TOK.. TOK..

Terpopuler

Comments

Nindira

Nindira

Braheim sama Haala romantisnyaaaa🥰🥰🥰 Apa Braheim gak bisa baca isi hati Haala yang love love sama dia?

Haala ketahuan bohong

2022-10-26

1

Ichi

Ichi

lanjut baca lagi 💃💃💃

2022-10-19

0

Ichi

Ichi

hadeh Murat kang nipu 🤦🏿‍♀️

2022-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 PENGUMUMAN
41 PENGUMUMAN
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 CHAPTER 68
71 CHAPTER 69
72 CHAPTER 70
73 CHAPTER 71
74 CHAPTER 72
75 CHAPTER 73
76 CHAPTER 74
77 CHAPTER 75
78 CHAPTER 76
79 CHAPTER 77
80 CHAPTER 78
81 CHAPTER 79
82 CHAPTER 80
83 CHAPTER 81
84 CHAPTER 82
85 CHAPTER 83
86 CHAPTER 84
87 CHAPTER 85
88 CHAPTER 86
89 CHAPTER 87
90 CHAPTER 88
91 CHAPTER 89
92 CHAPTER 90
93 CHAPTER 91
94 CHAPTER 92
95 CHAPTER 93
96 CHAPTER 94
97 CHAPTER 95
98 CHAPTER 96
99 CHAPTER 97
100 CHAPTER 98
101 CHAPTER 99
102 CHAPTER 100
103 CHAPTER 101
104 CHAPTER 102
105 CHAPTER 103
106 CHAPTER 104
107 CHAPTER 105
108 CHAPTER 106
109 CHAPTER 107
110 CHAPTER 108
111 CHAPTER 109
112 CHAPTER 110
113 CHAPTER 111
114 CHAPTER 112
115 CHAPTER 113
116 CHAPTER 114
117 CHAPTER 115
118 CHAPTER 116
119 CHAPTER 117
120 CHAPTER 118
121 CHAPTER 119
122 CHAPTER 120
123 CHAPTER 121
124 CHAPTER 122
125 CHAPTER 123
126 CHAPTER 124
127 CHAPTER 125
128 CHAPTER 126
129 CHAPTER 127
130 CHAPTER 128
Episodes

Updated 130 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
PENGUMUMAN
41
PENGUMUMAN
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
CHAPTER 68
71
CHAPTER 69
72
CHAPTER 70
73
CHAPTER 71
74
CHAPTER 72
75
CHAPTER 73
76
CHAPTER 74
77
CHAPTER 75
78
CHAPTER 76
79
CHAPTER 77
80
CHAPTER 78
81
CHAPTER 79
82
CHAPTER 80
83
CHAPTER 81
84
CHAPTER 82
85
CHAPTER 83
86
CHAPTER 84
87
CHAPTER 85
88
CHAPTER 86
89
CHAPTER 87
90
CHAPTER 88
91
CHAPTER 89
92
CHAPTER 90
93
CHAPTER 91
94
CHAPTER 92
95
CHAPTER 93
96
CHAPTER 94
97
CHAPTER 95
98
CHAPTER 96
99
CHAPTER 97
100
CHAPTER 98
101
CHAPTER 99
102
CHAPTER 100
103
CHAPTER 101
104
CHAPTER 102
105
CHAPTER 103
106
CHAPTER 104
107
CHAPTER 105
108
CHAPTER 106
109
CHAPTER 107
110
CHAPTER 108
111
CHAPTER 109
112
CHAPTER 110
113
CHAPTER 111
114
CHAPTER 112
115
CHAPTER 113
116
CHAPTER 114
117
CHAPTER 115
118
CHAPTER 116
119
CHAPTER 117
120
CHAPTER 118
121
CHAPTER 119
122
CHAPTER 120
123
CHAPTER 121
124
CHAPTER 122
125
CHAPTER 123
126
CHAPTER 124
127
CHAPTER 125
128
CHAPTER 126
129
CHAPTER 127
130
CHAPTER 128

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!