CHAPTER 12 + BONUS VISUAL

PREVIOUS CHAPTER

"Ada tiga golongan yang ingatannya tidak bisa kuhapus. Orang-orang yang menjadi pelayan setia Dewa di kehidupan terdahulu, orang-orang yang taat pada agamanya, dan wanita yang membawa separuh hatiku," ujar Daxraj seraya menoleh pada Haala.

Braheim memalingkan wajah Daxraj dengan pedangnya. "Apa maksudmu melihat ke arahnya?"

"Karena bisa saja dia termasuk golongan yang terakhir."

Braheim berjalan mendekat pada Daxraj tanpa menurunkan pedangnya. "Kenapa kau seolah mengesampingkan golongan pertama dan kedua?"

"Karena sudah lama sekali aku menunggu wanita yang membawa separuh hatiku."

"Jangan terbawa suasana. Masih ada miliaran wanita di luar sana," sahut Braheim.

"Sejauh ini hanya dia wanita yang ingatannya tidak bisa kuhapus, dan itu adalah ciri dari golongan ketiga."

Braheim terdiam, bukan karena merasa kalah telak atau kehabisan kata-kata untuk menampik, tetapi karena yang lebih ingin dilakukannya saat ini adalah menebas kepala pria beserban hitam di depannya. Lalu andai saja Haala terus mematung sambil mengunci mulutnya sampai akhir, Braheim jelas akan benar-benar memandikan pedangnya dengan darah segar.

"Aku tidak yakin termasuk golongan yang pertama atau kedua. Namun jika aku memang termasuk golongan yang ketiga, apa yang kau harapkan? Separuh hatiku pun sudah dibawa orang lain."

Semilir angin malam yang semula berhembus tenang, perlahan mengamuk, sesaat setelah Haala mengakhiri ucapannya yang penuh penekanan. Angin itu seketika menerbangkan apapun yang tampak lemah, termasuk serban yang menutupi hampir seluruh wajah Daxraj. Serban berwarna pegam itu pun terlepas, menampakkan wajah rupawan yang seolah memiliki kuasa mengusir kesadaran siapa saja.

Tetapi tak berselang lama, Daxraj menghilang bersamaan dengan padamnya seluruh penerangan di dalam dan di luar Kumari Kandam. Daxraj pergi karena merasa sangat tidak nyaman, tidak nyaman oleh sebab perubahan sikapnya yang semakin aneh sejak bertemu Haala. Padahal sebab sebenarnya adalah, hatinya yang baru pertama kali tergores.

Wakil pemimpin suku pengembara, Aryesh Farorz, mendatangi Daxraj yang terlihat asing. Pembawaan Daxraj yang selalu tenang, kini tampak mengkhawatirkan. Aryesh yang tidak pandai berbasa-basi pun langsung meluapkan tanya yang berputar di kepalanya. Namun belum sempat Aryesh mengajukan pertanyaan pertama, Daxraj sudah membeberkan sendiri alasan dibalik sikap mengkhawatirkannya itu.

"Benar-benar kekanakan."

"Memangnya apalagi yang kau lakukan kali ini?" tanya Aryesh pada Daxraj.

"Mengatakan omong kosong, menyulut api cemburu, melarikan diri."

"Ternyata tidak cukup dengan dalih konyol."

Daxraj diam. "Berhenti menjatuhkan wibawamu. Lebih baik segera membuat rute untuk pengembaraan kita selanjutnya," imbuh Aryesh.

"Aku tidak menyangka cintanya pada Raja Kumari Kandam sebesar itu."

Aryesh mengurungkan niatnya untuk beranjak. "Meski pria yang dicintainya adalah Raja Kumari Kandam, kelak pria yang akan dinikahinya adalah kau."

"Sepertinya dia tidak akan memilihku," sahut Daxraj seraya beranjak.

"Apa kau sedang meragukan ramalan leluhur kita?"

Daxraj kembali diam, enggan menjawab pertanyaan dari satu-satunya orang kepercayaannya itu. Tidak mungkin Daxraj meragukan ramalan leluhurnya yang tersohor lebih hebat dari Jyotishee*. Nampaknya sikap kekanakan Daxraj memang dipicu oleh rasa cinta yang meledak-ledak karena Haala, wanita yang sudah sejak lama dinantinya, wanita yang di masa depan akan dinikahinya.

*Jyostishee* peramal masa depan yang berasal dari wilayah Narak*.

Aryesh beranjak. "Perang kebinasaan akan terjadi dalam waktu dekat. Bukan Raja Kumari Kandam yang akan menghentikan perang itu, melainkan putra dari pemimpin suku pengembara dan penerus sumpah setia Yusef Bahadir."

Daxraj masih diam. "Kuharap kau selalu ingat ramalan leluhur kita. Kita harus memenangkan perang kebinasaan apapun yang terjadi," tambah Aryesh.

"Ya."

Aryesh menepuk pundak Daxraj. "Maka sudahilah menemuinya dengan dalih konyol seperti menghapus ingatan. Kau tahu jika ingatannya tidak akan bisa dihapus karena dia wanitamu. Tidak perlu melakukan apapun. Kelak dia yang akan datang untuk meminta dinikahi. Lindungi saja dia seperti biasa."

...¤○●¤○●¤○●¤...

Terlihat para prajurit Kumari Kandam tengah berbaris rapi memasuki ruangan kerja Braheim. Hari ini adalah hari yang mereka tunggu-tunggu setelah sebelas bulan penuh bertugas mengamankan Kumari Kandam dari segala macam kejahatan. Mereka akan menemui Braheim secara langsung untuk menerima upah, dan setelahnya diizinkan pulang ke kampung halaman selama satu bulan.

Ruang kerja Braheim yang hampir setiap hari diseraki gulungan laporan, akan tampak berbeda saat hari ini tiba. Baik di lantai pun di atas perkakas, hanya akan ada tumpukan kantong koin emas. Selama sepanjang hari, Braheim, Murat, menteri keuangan berikut orang-orangnya akan terus berada di ruangan misterius yang pintu dan jendelanya itu hanya bisa dibuka dengan suara Braheim.

Dan di tengah kesibukan Braheim serta yang lain, Jihan tiba-tiba datang membuat keributan. Tanpa peduli dengan pandangan sekitar, Jihan langsung berseru meluapkan amarahnya pada Murat. Murat yang dengan cepat mengerti sebab kemarahan Jihan, langsung meminta izin pada Braheim untuk meninggalkan tempat, namun sialnya Braheim sedang dalam suasana hati yang buruk.

"Utamakan para parjurit yang ingin segera bertemu keluarganya. Tapi jika memang terdesak oleh masalah, maka selesaikanlah sambil terus bekerja."

Jihan mendecak menanggapi Braheim. "Temui aku setelah pekerjaanmu selesai, Murat Iskender."

"Tidak kuizinkan. Selesaikan masalah kalian di sini."

"Kenapa kau sangat penasaran? Mungkinkah kau takut jika masalah kami akan menyangkut kekasih gelapmu?" tanya Jihan pada Braheim.

"Perhatikan ucapanmu, Ratu."

Jihan kembali mendecak, "Munafik. Tapi baiklah, akan kuberitahu masalah kami."

"Yang Mulia Ratu, tolong jangan terbawa amarah." Murat sedikit meninggikan nada suaranya.

"Ya, benar. Masalah kami memang menyangkut kekasih gelapmu. Ternyata penasihatmu ini sudah sangat dibutakan cinta sampai-sampai mencurigai pelayan pribadiku akan berbuat buruk padanya."

"Bukan seperti itu, Yang Mulia Ratu," sahut Murat pada Jihan.

"Lalu kenapa kau selalu mengacaukan pekerjaanku!"

Murat diam sesaat. "Hamba hanya membereskan yang tidak perlu."

"Aku tidak pernah melakukan pekerjaan yang tidak perlu, Murat Iskender."

"Lalu untuk apa Anda mengirim pelayan pribadi Anda ke istana prajurit sementara ranah pekerjaan Anda bukan di sana?"

Jihan menyeringai menanggapi Murat. "Aku hanya ingin memberi hadiah pada salah seorang prajurit. Sebagai ucapan terima kasih karena telah menolongku yang hampir terpeleset dari kereta kuda tempo hari."

Murat kembali diam, bingung harus berkata apa. Jelas sekali jika Jihan tengah berbohong. Karena siapa pun yang mengenal Jihan, tahu pasti maksud dari seringainya itu. Braheim yang paham dengan kebingungan Murat akhirnya turun tangan, tapi belum sempat dirinya merangkai kata-kata perdamaian, kepala pengurus harem, Leyla, datang membawa laporan pemicu pertikaian dahsyat.

"Yang Mulia, para selir memaksa bertemu karena tidak mampu lagi menahan kerinduan pada Anda yang sudah hampir satu tahun tidak mengunjungi harem."

"Lancang sekali wanita-wanita rendahan itu!" seru Jihan pada Leyla seraya berjalan keluar dari ruangan Braheim.

...Berikut merupakan visualisasi para tokoh dalam novel 'TEARS OF KUMARI KANDAM'. Visual yang akan ditampilkan murni hanya imajinasi dari penulis, dan sama sekali tidak ada unsur kesengajaan meniru visualisasi tokoh dari novel-novel lain 🙏...

...Nama : Braheim Bhaavesh...

...Umur : 36 tahun...

...Kedudukan : Raja Kumari Kandam...

...Ps : braheim 100% visualnya kaya gini....

...Nama : Haala Anandmayee...

...Umur : 27 tahun...

...Kedudukan : Komandan Perang Kumari Kandam...

...Ps : nyari visual haala beneran yg setengah mati bund wkwk. visual ini udah yg paling pas dari segi muka, berat badan, warna kulit, dan model rambut. tinggal diimajinasiin aja warna rambutnya emas....

...Nama : Daxraj Natesh...

...Umur : ?...

...Kedudukan : Pemimpin Suku Pengembara...

...Ps : nyari visual manusia misterius ini pun setengah mati bunda wkwk. sebenernya daxraj tuh pake sorban yg nutupin mukanya juga, jadi bener2 yg keliatan cuma mata aja. visual ini udah yg paling pas sama karakter daxraj. diimajinisaiin aja warna sorbannya item....

...Nama : Jihan Joozher...

...Umur : 30 tahun...

...Kedudukan : Ratu Kumari Kandam...

...Ps : visual jihan 100% kaya gini. cuma perhiasannya kurang banyak dan bajunya kurang terbuka. pokoknya imajinasiin aja si jihan ini wujudnya kaya toko perhiasan+kaya penari telanjang wkwk....

...Nama : Murat Iskender...

...Umur : 36 tahun...

...Kedudukan : Penasihat Raja...

...Ps : looknya Murat hampir mendekati ini. murat tuh imut2 serius gituloh bund wkwk. murat juga kadang pake sorban, soalnya dia muslim. di kumari kandam, sorban warna terang identik sama agama islam....

Terpopuler

Comments

Nindira

Nindira

Oke suka suka sama semua visualnya lanjut baca deh

2022-11-08

0

Nindira

Nindira

Haala keren, keren🥰😍

2022-11-08

0

auliasiamatir

auliasiamatir

daxraj labeih ganteng sih menurut ku

2022-10-26

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 PENGUMUMAN
41 PENGUMUMAN
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 CHAPTER 68
71 CHAPTER 69
72 CHAPTER 70
73 CHAPTER 71
74 CHAPTER 72
75 CHAPTER 73
76 CHAPTER 74
77 CHAPTER 75
78 CHAPTER 76
79 CHAPTER 77
80 CHAPTER 78
81 CHAPTER 79
82 CHAPTER 80
83 CHAPTER 81
84 CHAPTER 82
85 CHAPTER 83
86 CHAPTER 84
87 CHAPTER 85
88 CHAPTER 86
89 CHAPTER 87
90 CHAPTER 88
91 CHAPTER 89
92 CHAPTER 90
93 CHAPTER 91
94 CHAPTER 92
95 CHAPTER 93
96 CHAPTER 94
97 CHAPTER 95
98 CHAPTER 96
99 CHAPTER 97
100 CHAPTER 98
101 CHAPTER 99
102 CHAPTER 100
103 CHAPTER 101
104 CHAPTER 102
105 CHAPTER 103
106 CHAPTER 104
107 CHAPTER 105
108 CHAPTER 106
109 CHAPTER 107
110 CHAPTER 108
111 CHAPTER 109
112 CHAPTER 110
113 CHAPTER 111
114 CHAPTER 112
115 CHAPTER 113
116 CHAPTER 114
117 CHAPTER 115
118 CHAPTER 116
119 CHAPTER 117
120 CHAPTER 118
121 CHAPTER 119
122 CHAPTER 120
123 CHAPTER 121
124 CHAPTER 122
125 CHAPTER 123
126 CHAPTER 124
127 CHAPTER 125
128 CHAPTER 126
129 CHAPTER 127
130 CHAPTER 128
Episodes

Updated 130 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
PENGUMUMAN
41
PENGUMUMAN
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
CHAPTER 68
71
CHAPTER 69
72
CHAPTER 70
73
CHAPTER 71
74
CHAPTER 72
75
CHAPTER 73
76
CHAPTER 74
77
CHAPTER 75
78
CHAPTER 76
79
CHAPTER 77
80
CHAPTER 78
81
CHAPTER 79
82
CHAPTER 80
83
CHAPTER 81
84
CHAPTER 82
85
CHAPTER 83
86
CHAPTER 84
87
CHAPTER 85
88
CHAPTER 86
89
CHAPTER 87
90
CHAPTER 88
91
CHAPTER 89
92
CHAPTER 90
93
CHAPTER 91
94
CHAPTER 92
95
CHAPTER 93
96
CHAPTER 94
97
CHAPTER 95
98
CHAPTER 96
99
CHAPTER 97
100
CHAPTER 98
101
CHAPTER 99
102
CHAPTER 100
103
CHAPTER 101
104
CHAPTER 102
105
CHAPTER 103
106
CHAPTER 104
107
CHAPTER 105
108
CHAPTER 106
109
CHAPTER 107
110
CHAPTER 108
111
CHAPTER 109
112
CHAPTER 110
113
CHAPTER 111
114
CHAPTER 112
115
CHAPTER 113
116
CHAPTER 114
117
CHAPTER 115
118
CHAPTER 116
119
CHAPTER 117
120
CHAPTER 118
121
CHAPTER 119
122
CHAPTER 120
123
CHAPTER 121
124
CHAPTER 122
125
CHAPTER 123
126
CHAPTER 124
127
CHAPTER 125
128
CHAPTER 126
129
CHAPTER 127
130
CHAPTER 128

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!