CHAPTER 9

Jihan tidak kuasa berkata-kata, melihat pemandangan terlampau mustahil yang kini tersuguh tepat di depan matanya. Tampak seekor singa raksasa tengah berdiri gagah di tengah padang pasir, menatap Jihan dengan air liur yang sesekali menetes. Lalu tak berselang lama, muncul seorang pria berperawakan tinggi besar dari belakang singa menyeramkan itu.

Kemunculan pria beserban hitam tersebut membuat singa raksasa langsung bersimpuh di kakinya. Meski sulit dicerna akal sehat, namun nyatanya aura yang disebarkan pria itu sejuta kali lipat lebih membuat bulu kuduk berdiri. Si pria beserban mulai melangkah mendekati kereta kuda Jihan, diekori oleh singa raksasa. Spontan Jihan berteriak pada kusir, memintanya untuk segera memutar arah.

Tetapi lagi-lagi tidak ada jawaban dari si kusir. Bahkan kedua pelayan Jihan sudah pingsan entah sejak kapan. Jihan pun keluar dari kereta kuda, dan mendapati kondisi yang sama pada kusir serta para pengawalnya. Kecuali Haala yang masih duduk tegak di atas kuda dengan tatapan kosong. Jihan yang teramat takut pun akhirnya berlari tunggang langgang dengan kaki telanjang. Namun.

"Kenapa kau malah berlari?"

Spontan Jihan jatuh terduduk karena si pria beserban yang tiba-tiba muncul di hadapannya. "Kau seharusnya tertidur dan melupakan semua yang baru saja kau lihat," imbuh pria itu.

"Si-siapa ka-kau?"

"Kau tidak mengenali siapa yang sedang kau cari?" Si pria beserban balik bertanya pada Jihan.

"Pe-pe-mimpin su-su-suku pe-pe-pengembara?"

"Ya," jawab si pria beserban, Daxraj.

Jihan masih terbata. "Mu-mu-mustahil."

"Ya, memang mustahil. Seharusnya kau ikut tertidur seperti yang lain dan bangun tanpa mengingat apa-apa. Tapi kenapa malah sebaliknya?"

Jihan tak menjawab, karena ketakutan yang mendekapnya kian erat. Singa raksasa yang terus berada di dekat Daxraj mulai bergerak mengitari Jihan, pergerakan khas dari binatang buas yang tengah siap memangsa. Lalu Daxraj pun mulai melakukan sesuatu yang dianggap Jihan aneh. Tiba-tiba saja Daxraj menyentuh dahi Jihan, dan merapalkan mantra berbahasa asing.

Daxraj lalu berniat kembali, karena yakin jika Jihan dan para kaki tangannya tidak akan mengingat apapun saat terbangun nanti. Daxraj berhenti di samping Haala, memandangi wanita berpeluh itu dari ujung kepala sampai kaki. Tak ada yang perlu dilakukan Daxraj pada Haala, karena tugasnya mencampuri urusan manusia hanya sebatas memberi ramuan penyembuh dan menghapus ingatan.

Namun kedua tangan Daxraj bergerak dengan sendirinya, meraih pinggang Haala, dan memindahkannya ke atas punggung singa raksasa. Keduanya pun hilang bersamaan dengan auman singa raksasa yang menggelegar. Daxraj membawa Haala ke tempat tinggalnya yang misterius, mengobatinya secara pribadi, dan melakukan penjagaan langsung hingga Haala tersadar.

"Di mana ini?"

"Di kamarku," jawab Daxraj seraya berbalik menghadap Haala.

Haala diam sesaat. "Sepertinya Yang Mulia Ratu menaruh racun pada makananku."

"Benar. Dan aku sudah mengeluarkannya."

Haala kembali diam. "Terima kasih."

"Tidak kulakukan secara cuma-cuma."

"Lalu apa yang kau inginkan sebagai balasan?" tanya Haala.

"Kau."

Daxraj berbalik menghadap ke luar jendela. "Kau harus bersedia mencoba semua ramuan buatanku sampai ingatanmu hilang sepenuhnya," imbuh Daxraj.

"Semua ingatanku?"

"Ya," balas Daxraj.

"Apa tidak mungkin menyisakan satu ingatan?"

Daxraj kembali berbalik menghadap Haala. "Ingatan apa yang ingin kau pertahankan? Ingatan tentang keluargamu?"

"Bukan. Tapi ingatan tentang pria yang sudah dua belas tahun kucintai."

...¤○●¤○●¤○●¤...

Braheim melihat bergantian ke arah Jihan, dua orang pelayan pribadinya, seorang kusir, serta enam orang pengawal Jihan. Setelah tersiar kabar tentang Jihan yang belum juga kembali ke istananya sejak siang lalu, Braheim dengan geram keluar dari istana timur, dan mencari tahu langsung masalah apalagi yang kali ini diperbuat Jihan demi mendapatkan perhatiannya.

Jihan dan yang lain ditemukan di tengah padang pasir dengan kondisi tidak sadarkan diri. Ketika sadar, Braheim langsung memberondongi Jihan dengan beragam pertanyaan yang anehnya tidak Jihan mengerti. Jihan tidak mengingat apapun, begitu juga dengan yang lain. Mereka malah balik bertanya tentang kesalahan apa yang telah mereka perbuat hingga dikumpulkan di ruang pengadilan.

Braheim tidak menangkap ada kebohongan di mata Jihan dan yang lain. Meski terasa ganjil, kali ini mereka semua benar-benar tidak sedang bersekongkol menipunya. Braheim mulai kehilangan kesabarannya. Bukan karena tidak ada seorang pun yang bisa menjawab pertanyaannya, tetapi karena Haala yang diketahui pergi bersama Jihan dan yang lain belum juga ditemukan keberadaannya.

Braheim beranjak. "Penjarakan mereka semua sampai ada yang membuka mulut. Tanpa terkecuali, Ratu Kumari Kandam."

Spontan Jihan ikut beranjak. "Braheim!"

Braheim tidak menghiraukan seruan Jihan dan terus berjalan. "Aku bersumpah tidak mengerti apa yang sedang terjadi sekarang," imbuh Jihan.

"Aku tidak akan mengeluarkannu dari penjara bawah tanah jika hanya itu yang terus kau katakan."

"Braheim!" seru Jihan lagi.

"Mohon izin berbicara, Yang Mulia. Sepertinya hamba tahu apa yang sedang terjadi."

Braheim menghentikan langkahnya, dan menoleh pada Murat. "Beberapa waktu lalu Yang Mulia Ratu membicarakan tentang suku pengembara. Mungkin ada kaitannya," tambah Murat.

"Suku pengembara? Kau pikir aku anak-anak? Omong kosong macam apa itu, Murat Iskender?"

"Anda menanyakan tentang suku pengembara pada hamba beberapa hari yang lalu, Yang Mulia," balas Murat pada Jihan.

"Apa katamu? Jika kau terus me--"

"Cukup, Ratu. Aku tahu siapa yang harus kupercaya. Murat, buat mereka semua membuka mulut sebelum esok tiba."

"Sesuai perintah Anda, Yang Mulia." Murat membungkuk pada Braheim yang kembali melanjutkan langkahnya.

Awalnya Jihan menolak ketika para petugas penjara mendekatinya untuk mengawalnya ke penjara bawah tanah sesuai perintah Braheim. Namun Murat memelototi Jihan sembari berbisik geram jika Jihan tidak segera menutup mulutnya yang gemar mengumpat dan tidak bersikap kooperatif, dirinya akan membiarkan Jihan terkurung di dalam penjara bawah tanah selamanya.

Jihan meloloskan umpatan terakhirnya tepat di wajah Murat, sebelum akhirnya hilang dari balik pintu penjara bawah tanah yang sesak dan gelap. Kini Murat mulai memutar keras otaknya, memikirkan bagaimana cara meluruhkan amarah Braheim dengan skenarionya yang memukau dan kemampuan beraktingnya yang tak kalah dari lakon senior papan atas. Namun.

"Hamba pikir Yang Mulia Ratu cemburu dengan kedekatan Anda dan Komandan Haala. Lalu Yang Mulia Ratu menggunakan suku pengembara untuk mengerjai Komandan Haala. Kemungkinan besar Komandan Haala teperdaya karena yang hamba dengar adik perempuannya memiliki penyakit menahun, " terang Murat pada Braheim.

"Jika dia mudah teperdaya, dia sudah menjadi selirku sejak dua belas tahun lalu."

"Mohon ampuni kekurangan hamba, Yang Mulia."

Braheim menggeleng. "Tidak, Murat. Kau adalah penasihatku yang sangat sempurna."

"Pujian Anda terlalu berlebihan, Yang Mu--"

"Tapi, sampai kapan kau akan menggunakan kesempurnaanmu itu untuk menutupi kejahatannya?" sela Braheim seraya menoleh pada Murat.

DEG!

"Aku berdiam diri karena mencoba memahami perasaanmu, Murat."

DEG! DEG!

"Perasaan seorang kakak yang mati-matian melindungi adik perempuannya," imbuh Braheim.

DEG! DEG! DEG!

...¤○●¤○●¤○●¤...

Haala terkejut mendapati Braheim yang kini tengah berdiri membelakangi jendela kamarnya. Tidak ada yang bisa Haala lakukan selain buru-buru membungkuk memberi salam. Braheim tak kunjung bersuara, menandakan jika salamnya belum diterima. Haala pun tidak memiliki pilihan lain selain terus membungkuk, hingga akhirnya Braheim berbalik, menyudahi kegiatannya menerawang entah apa di luar sana.

Hampir setiap hari Braheim mengunjungi Haala, dan menantinya di tempat-tempat yang tidak terduga. Haala paham betul jika pengakuannya tentang suku pengembara tidak dipercayai sedikit pun oleh Braheim. Apalagi saat Haala mengaku jika hari di mana Jihan dan dirinya pergi ke gurun pasir adalah hari di mana mereka bertemu dengan singa raksasa.

Sejujurnya siapa pun tidak akan ada yang memercayai pengakuan Haala, tetapi orang tolol mana yang akan lebih memilih umurnya secara otomatis dikurangi satu tahun daripada mengatakan kejujuran. Sejak itulah Braheim mulai membuka kembali buku dongeng tentang suku pengembara. Tetapi tetap saja, Braheim kesulitan memercayai apapun yang tertulis di dalam buku dongeng tersebut.

"Aku memiliki kuasa besar yang membuatku bisa dengan mudah mengetahui apapun yang dilakukan semua orang di dalam Kumari Kandam, tapi kuasaku tidak berguna untuk hal-hal di luar nalar."

"Hamba sudah mengatakan yang sebenarnya, Yang Mulia," balas Haala pada Braheim.

Braheim menghela napasnya. "Bagaimana rupa pemimpin suku itu?"

"Hanya matanya yang terlihat, jadi hamba tidak tahu pasti, Yang Mulia. Tapi, dia memiliki mata yang indah."

Spontan Braheim berbalik menghadap Haala. "Apa katamu?"

"Ampuni kelancangan hamba, Yang Mu--."

"Matanya indah? Jadi kau menatap matanya?" sela Braheim.

"Kami sering berbicara jadi tentu saja kami sa--"

"Sering berbicara? Lalu apa lagi yang sering kalian lakukan? Tidak, jangan katakan apapun. Aku tidak ingin mendengarnya." Braheim kembali menyela seraya keluar dengan langkah penuh emosi dari kamar Haala.

"Panjang umur, dan terbekatilah se--"

"Apa kau tidur dengannya?" sela Braheim lagi.

"Ya? Hamba rasa itu te--"

Braheim masih menyela. "Kubilang jangan katakan apapun. Hah, menjengkelkan sekali."

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

hahahha dia cemburu 😛😃

2022-10-26

0

Ichi

Ichi

kuy lanjut eps berikut 💃💃

2022-10-19

0

Ichi

Ichi

hahahahahaa🤣🤣🤣

2022-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 PENGUMUMAN
41 PENGUMUMAN
42 CHAPTER 40
43 CHAPTER 41
44 CHAPTER 42
45 CHAPTER 43
46 CHAPTER 44
47 CHAPTER 45
48 CHAPTER 46
49 CHAPTER 47
50 CHAPTER 48
51 CHAPTER 49
52 CHAPTER 50
53 CHAPTER 51
54 CHAPTER 52
55 CHAPTER 53
56 CHAPTER 54
57 CHAPTER 55
58 CHAPTER 56
59 CHAPTER 57
60 CHAPTER 58
61 CHAPTER 59
62 CHAPTER 60
63 CHAPTER 61
64 CHAPTER 62
65 CHAPTER 63
66 CHAPTER 64
67 CHAPTER 65
68 CHAPTER 66
69 CHAPTER 67
70 CHAPTER 68
71 CHAPTER 69
72 CHAPTER 70
73 CHAPTER 71
74 CHAPTER 72
75 CHAPTER 73
76 CHAPTER 74
77 CHAPTER 75
78 CHAPTER 76
79 CHAPTER 77
80 CHAPTER 78
81 CHAPTER 79
82 CHAPTER 80
83 CHAPTER 81
84 CHAPTER 82
85 CHAPTER 83
86 CHAPTER 84
87 CHAPTER 85
88 CHAPTER 86
89 CHAPTER 87
90 CHAPTER 88
91 CHAPTER 89
92 CHAPTER 90
93 CHAPTER 91
94 CHAPTER 92
95 CHAPTER 93
96 CHAPTER 94
97 CHAPTER 95
98 CHAPTER 96
99 CHAPTER 97
100 CHAPTER 98
101 CHAPTER 99
102 CHAPTER 100
103 CHAPTER 101
104 CHAPTER 102
105 CHAPTER 103
106 CHAPTER 104
107 CHAPTER 105
108 CHAPTER 106
109 CHAPTER 107
110 CHAPTER 108
111 CHAPTER 109
112 CHAPTER 110
113 CHAPTER 111
114 CHAPTER 112
115 CHAPTER 113
116 CHAPTER 114
117 CHAPTER 115
118 CHAPTER 116
119 CHAPTER 117
120 CHAPTER 118
121 CHAPTER 119
122 CHAPTER 120
123 CHAPTER 121
124 CHAPTER 122
125 CHAPTER 123
126 CHAPTER 124
127 CHAPTER 125
128 CHAPTER 126
129 CHAPTER 127
130 CHAPTER 128
Episodes

Updated 130 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12 + BONUS VISUAL
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
PENGUMUMAN
41
PENGUMUMAN
42
CHAPTER 40
43
CHAPTER 41
44
CHAPTER 42
45
CHAPTER 43
46
CHAPTER 44
47
CHAPTER 45
48
CHAPTER 46
49
CHAPTER 47
50
CHAPTER 48
51
CHAPTER 49
52
CHAPTER 50
53
CHAPTER 51
54
CHAPTER 52
55
CHAPTER 53
56
CHAPTER 54
57
CHAPTER 55
58
CHAPTER 56
59
CHAPTER 57
60
CHAPTER 58
61
CHAPTER 59
62
CHAPTER 60
63
CHAPTER 61
64
CHAPTER 62
65
CHAPTER 63
66
CHAPTER 64
67
CHAPTER 65
68
CHAPTER 66
69
CHAPTER 67
70
CHAPTER 68
71
CHAPTER 69
72
CHAPTER 70
73
CHAPTER 71
74
CHAPTER 72
75
CHAPTER 73
76
CHAPTER 74
77
CHAPTER 75
78
CHAPTER 76
79
CHAPTER 77
80
CHAPTER 78
81
CHAPTER 79
82
CHAPTER 80
83
CHAPTER 81
84
CHAPTER 82
85
CHAPTER 83
86
CHAPTER 84
87
CHAPTER 85
88
CHAPTER 86
89
CHAPTER 87
90
CHAPTER 88
91
CHAPTER 89
92
CHAPTER 90
93
CHAPTER 91
94
CHAPTER 92
95
CHAPTER 93
96
CHAPTER 94
97
CHAPTER 95
98
CHAPTER 96
99
CHAPTER 97
100
CHAPTER 98
101
CHAPTER 99
102
CHAPTER 100
103
CHAPTER 101
104
CHAPTER 102
105
CHAPTER 103
106
CHAPTER 104
107
CHAPTER 105
108
CHAPTER 106
109
CHAPTER 107
110
CHAPTER 108
111
CHAPTER 109
112
CHAPTER 110
113
CHAPTER 111
114
CHAPTER 112
115
CHAPTER 113
116
CHAPTER 114
117
CHAPTER 115
118
CHAPTER 116
119
CHAPTER 117
120
CHAPTER 118
121
CHAPTER 119
122
CHAPTER 120
123
CHAPTER 121
124
CHAPTER 122
125
CHAPTER 123
126
CHAPTER 124
127
CHAPTER 125
128
CHAPTER 126
129
CHAPTER 127
130
CHAPTER 128

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!