Potongan Cinta
Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Kak Rafi, kami memang baru menjalin hubungan selama beberapa bulan. Tapi aku sama sekali tidak ragu ketika menjawab ya saat Kak Rafi melamarku, dia adalah saudara laki-laki dari teman kampusku, Rafa.
Pernah beberapa kali aku mendengar Rafa bercerita tentang kakaknya yang sedang kuliah di Luar Negri, aku juga menemani Rafa saat ia harus menjemput kakaknya di bandara dua tahun yang lalu.
Saat pertama kali aku bertemu dengan Kak Rafi, aku sudah jatuh hati dengannya. Dia sosok yang dewasa dan hangat, tak seperti adiknya Rafa yang teramat jauh perbandingannya. Aku sempat meragukan apakah mereka berdua benar kakak dan adik? karena sifat mereka yang seperti langit dan bumi.
Aku bersyukur karena bisa berteman dengan Rafa, sehingga aku bisa bertemu dengan calon suamiku sekarang. Awalnya aku enggan sekali berteman dengan Rafa, dia anak yang ceroboh, kekanakan, dan malas. Tapi entah kenapa dia terus mengikuti kemana pun aku pergi saat di Kampus dulu, aku dan Rafa memang satu angkatan, dia bahkan satu Jurusan denganku, yaitu Management Bisnis.
" Nak, kamu sudah siap belum? " tanya Ibuku yang kini sudah berada didalam kamarku
" Oh iya Bu, Resha sudah siap " jawabku terkejut
" Kamu sedang memikirkan apa Nak? " tanya Ibuku lagi
" Tidak Bu, Resha cuma tidak percaya kalau Resha sebentar lagi akan menikah " kataku dengan pipi yang merona
" Oh, ingat pesan Ibu ya Nak. Kamu harus jadi Istri yang baik, nurut sama Suami " kata Ibuku memberikan nasihat
" Iya Ibu, pasti " jawabku singkat sambil tersenyum
Kami menuruni tangga, dibawah semua orang sudah berkumpul. Aku mencuri pandang melihat Kak Rafi, dia mengenakan setelan jas berwarna putih dengan peci yang bertengger dikepalanya. Sungguh tampan calon suamiku ini, batinku.
Kak Rafi menjabat tangan Ayahku untuk mengucapkan Ijab Kabul, sedangkan aku duduk disebelah Kak Rafi mengenakan gaun panjang yang juga berwarna putih senada.
" Saya terima nikah dan kawinnya Naresha Permata Putri binti Bapak Syahputra dengan maskawin Kalung Permata Putih dan Emas 100 gram dibayar tunai " kata Kak Rafi melafalkan ijabnya dengan lantang, jelas dan tegas
" Sah " kata Pak Penghulu
" Saaaaaaahhh " semua orang menjawab dengan gembira
Kak Rafi memakaikan cincin ke jariku, begitu juga sebaliknya. Lalu kucium punggung tangan Kak Rafi dan dia membalas dengan mencium keningku.
" Alhamdulillahirabbil'alamin "
Semua orang mengucap Hamdalah, dilanjutkan dengan Do'a oleh Pak Penghulu.
Kami semua bergembira atas bersatunya dua keluarga atas nama Allah SWT, begitu juga denganku yang kini tengah menjadi seorang istri, betapa bahagianya aku saat ini.
Kini semua orang tengah menikmati pesta, beberapa temanku juga datang untuk memberi selamat, begitu juga Kak Rafi.
" Selamat ya Kak, Resha. Semoga kalian berdua bahagia selamanya " kata Rafa menjabat tanganku dan Kak Rafi
Aku melihat ada kesedihan diwajah Rafa, dia seperti tidak bahagia melihat aku dan kakaknya menikah. Ada apa dengannya? Apakah ia sedang dalam masalah? Beberapa pertanyaan muncul dibenakku. Walaupun Rafa adalah orang yang ceria, tapi ia sama sekali tidak pernah menceritakan kehidupan pribadinya.
Aku mengenalnya selama 4 tahun lebih, namun tidak pernah sekalipun aku mendengar Rafa bercerita tentang kedekatannya dengan seorang gadis. Entah ia memang tidak pernah pacaran atau ia tidak mau menceritakannya kepadaku. Rafa mulai berubah aneh sejak aku dan Kak Rafi menjalin hubungan beberapa bulan yang lalu.
" Kak Rafi, ada apa dengan Rafa ya Kak? Kenapa dia kelihatan sedih? " aku memberanikan diri bertanya pada Kak Rafi
" Rafa? Kakak tidak tau Sha, mungkin dia lagi ada sedikit masalah " jawab Kak Rafi sambil bersalaman dengan para tamu
Aku hanya menganggukkan kepalaku, tanda mengiyakan tebakan Kak Rafi.
****
Akhirnya, pesta pernikahannya selesai juga. Semua tamu sudah pulang hanya tinggal Kerabat dan Sanak Saudara. Aku menyenderkan badanku pada kursi yang kududuki, lelah sekali rasanya. Aku tidak melihat Kak Rafi, kemana dia pergi?
" Ini diminum dulu, kamu pasti cape sekali " kata Kak Rafi sambil menyodorkan segelas minuman kepadaku
" Terima kasih Kak " Aku menjawab dengan senyum lalu mengambil gelas yang Kak Rafi berikan tadi
" Oh iya Kak, ngomong-ngomong dimana Rafa kak? Dia tidak kelihatan sejak bersalaman tadi " tanyaku karena tidak melihat Rafa disekeliling
" Mungkin dia sudah kembali ke kamarnya " jawab Kak Rafi dengan tenang
" Iya ya, mungkin dia bosan dengan acaranya " kataku dengan alasan yang kubuat sendiri
****
****
Ayah dan Ibuku tengah berpamitan dengan Papi dan Mami Kak Rafi, karena hari sudah sangat larut.
" Ayah, Ibu, kalian mau kemana? Sekarang kan sudah malam " kataku menghampiri mereka
" Resha, Ayah dan Ibu harus pulang Nak, ini sudah malam kalian pasti juga sudah lelah " kata Ayahku
" Tapi Yah, Resha kan masih mau sama Ayah dan Ibu" kataku memasang muka polos
" Kenapa Ayah dan Ibu tidak menginap saja disini?" tanya Kak Rafi menawarkan
" Tidak usah Nak Rafi, kami tidak mau merepotkan kalian " sahut Ibuku merasa tak enak hati
" Iya Bu, Ayah dan Ibu menginap saja disini. Boleh kan mi pi? " tanyaku pada Papi dan Mami mertuaku
" Iya boleh, Pak Syahputra dan Ibu menginap saja disini. Sekarang sudah malam, kami masih ada kamar yang kosong kok Pak, Bu " kata Mami
" Tapi kami tidak enak kalau harus menginap disini" kata Ayahku sungkan
" Tidak apa-apa, sekalian menemani Resya untuk terakhir kali. Besok dia kan tidak tinggal bersama kalian lagi " kata Papi
" Iya Yah, besok Resha kan tidak bisa selalu bersama Ayah dan Ibu lagi " bujukku
" Baiklah kalau begitu, kami akan menginap semalam disini. Besok pagi kami akan pulang ke rumah " kata Ayahku menyetujui permintaan kami
*****
*****
~ RAFA POV ~
" Resha " aku terbangun dari mimpi burukku
" Ada apa ini, kenapa aku bermimpi seperti itu? " tanyaku dalam hati
Aku bergegas mandi dan turun kebawah untuk sarapan, karena sekarang ada Orang Tua Resha yang menginap disini tadi malam, sehingga aku mau tidak mau harus ikut sarapan bersama mereka.
" Eh Fa, kamu baru bangun ya? " tanya Resha saat kami bertemu
Kamarku dengan kamar Kak Rafi berhadapan, dan itu pasti membuatku akan selalu berpapasan dengan Resha. Aku harus mencari apartement sendiri dan segera pindah dari sini.
" Resha, selamat pagi " sapaku singkat
Aku berjalan cepat meninggalkannya dibelakang.
" Selamat pagi Nak Rafa " sapa Ibu Resha dengan ramahnya
" Iya, pagi juga Om, Tante " kataku menyapa balik
" Pagi Pi " sapaku tak ketinggalan pada Papiku
" Rafi mana Sha? " tanya Mami yang baru bergabung dan melihat Resha duduk sendiri
" Kak Rafi masih mandi, Resha disuruh duluan tadi, sebentar lagi juga turun " jelas Resha
" Oooohh "
" Selamat pagi Pi, Mi, Ayah, Ibu, Rafa " sapa Kak Rafi ramah kepada semua orang
" Pagi " jawab semua orang
" Loh, kenapa hanya kita yang disapa, Resha tidak disapa Fi? " tanya Mami
" Resha kan sudah tadi pagi waktu bangun tidur Mi " jawab Kak Rafi dengan senyum manisnya
" Waaahhh, iya deh, iya. Mami paham " kata Mami dengan senyumnya tanda mengerti
" Oke, ayo kita sarapan dulu, Papi masih harus ke Kantor " kata Papi memecah suasana menegangkan yang kualami
*****
*****
Selamat membaca kakak2 semua, semoga suka ya 😉
Jangan lupakan like, vote, dan rate-nya ya kak ☺️
Kasih komentar juga tidak apa-apa ☺️
Terima kasih 👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Lanjut
2021-12-19
0
Happy♡~
Hai kak Author! Aku mampir bawa like nih 👍..
Semangat selalu..!
Salam dari~Anak sekolah yang tak mampu
Feedbacknya jangan lupa ya 😉
Terima Kasih 💖
2021-04-21
2
hengki kayzen$☆
salam dari "cinta yang memilih"
2021-04-14
2