Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Kak Rafi, kami memang baru menjalin hubungan selama beberapa bulan. Tapi aku sama sekali tidak ragu ketika menjawab ya saat Kak Rafi melamarku, dia adalah saudara laki-laki dari teman kampusku, Rafa.
Pernah beberapa kali aku mendengar Rafa bercerita tentang kakaknya yang sedang kuliah di Luar Negri, aku juga menemani Rafa saat ia harus menjemput kakaknya di bandara dua tahun yang lalu.
Saat pertama kali aku bertemu dengan Kak Rafi, aku sudah jatuh hati dengannya. Dia sosok yang dewasa dan hangat, tak seperti adiknya Rafa yang teramat jauh perbandingannya. Aku sempat meragukan apakah mereka berdua benar kakak dan adik? karena sifat mereka yang seperti langit dan bumi.
Aku bersyukur karena bisa berteman dengan Rafa, sehingga aku bisa bertemu dengan calon suamiku sekarang. Awalnya aku enggan sekali berteman dengan Rafa, dia anak yang ceroboh, kekanakan, dan malas. Tapi entah kenapa dia terus mengikuti kemana pun aku pergi saat di Kampus dulu, aku dan Rafa memang satu angkatan, dia bahkan satu Jurusan denganku, yaitu Management Bisnis.
" Nak, kamu sudah siap belum? " tanya Ibuku yang kini sudah berada didalam kamarku
" Oh iya Bu, Resha sudah siap " jawabku terkejut
" Kamu sedang memikirkan apa Nak? " tanya Ibuku lagi
" Tidak Bu, Resha cuma tidak percaya kalau Resha sebentar lagi akan menikah " kataku dengan pipi yang merona
" Oh, ingat pesan Ibu ya Nak. Kamu harus jadi Istri yang baik, nurut sama Suami " kata Ibuku memberikan nasihat
" Iya Ibu, pasti " jawabku singkat sambil tersenyum
Kami menuruni tangga, dibawah semua orang sudah berkumpul. Aku mencuri pandang melihat Kak Rafi, dia mengenakan setelan jas berwarna putih dengan peci yang bertengger dikepalanya. Sungguh tampan calon suamiku ini, batinku.
Kak Rafi menjabat tangan Ayahku untuk mengucapkan Ijab Kabul, sedangkan aku duduk disebelah Kak Rafi mengenakan gaun panjang yang juga berwarna putih senada.
" Saya terima nikah dan kawinnya Naresha Permata Putri binti Bapak Syahputra dengan maskawin Kalung Permata Putih dan Emas 100 gram dibayar tunai " kata Kak Rafi melafalkan ijabnya dengan lantang, jelas dan tegas
" Sah " kata Pak Penghulu
" Saaaaaaahhh " semua orang menjawab dengan gembira
Kak Rafi memakaikan cincin ke jariku, begitu juga sebaliknya. Lalu kucium punggung tangan Kak Rafi dan dia membalas dengan mencium keningku.
" Alhamdulillahirabbil'alamin "
Semua orang mengucap Hamdalah, dilanjutkan dengan Do'a oleh Pak Penghulu.
Kami semua bergembira atas bersatunya dua keluarga atas nama Allah SWT, begitu juga denganku yang kini tengah menjadi seorang istri, betapa bahagianya aku saat ini.
Kini semua orang tengah menikmati pesta, beberapa temanku juga datang untuk memberi selamat, begitu juga Kak Rafi.
" Selamat ya Kak, Resha. Semoga kalian berdua bahagia selamanya " kata Rafa menjabat tanganku dan Kak Rafi
Aku melihat ada kesedihan diwajah Rafa, dia seperti tidak bahagia melihat aku dan kakaknya menikah. Ada apa dengannya? Apakah ia sedang dalam masalah? Beberapa pertanyaan muncul dibenakku. Walaupun Rafa adalah orang yang ceria, tapi ia sama sekali tidak pernah menceritakan kehidupan pribadinya.
Aku mengenalnya selama 4 tahun lebih, namun tidak pernah sekalipun aku mendengar Rafa bercerita tentang kedekatannya dengan seorang gadis. Entah ia memang tidak pernah pacaran atau ia tidak mau menceritakannya kepadaku. Rafa mulai berubah aneh sejak aku dan Kak Rafi menjalin hubungan beberapa bulan yang lalu.
" Kak Rafi, ada apa dengan Rafa ya Kak? Kenapa dia kelihatan sedih? " aku memberanikan diri bertanya pada Kak Rafi
" Rafa? Kakak tidak tau Sha, mungkin dia lagi ada sedikit masalah " jawab Kak Rafi sambil bersalaman dengan para tamu
Aku hanya menganggukkan kepalaku, tanda mengiyakan tebakan Kak Rafi.
****
Akhirnya, pesta pernikahannya selesai juga. Semua tamu sudah pulang hanya tinggal Kerabat dan Sanak Saudara. Aku menyenderkan badanku pada kursi yang kududuki, lelah sekali rasanya. Aku tidak melihat Kak Rafi, kemana dia pergi?
" Ini diminum dulu, kamu pasti cape sekali " kata Kak Rafi sambil menyodorkan segelas minuman kepadaku
" Terima kasih Kak " Aku menjawab dengan senyum lalu mengambil gelas yang Kak Rafi berikan tadi
" Oh iya Kak, ngomong-ngomong dimana Rafa kak? Dia tidak kelihatan sejak bersalaman tadi " tanyaku karena tidak melihat Rafa disekeliling
" Mungkin dia sudah kembali ke kamarnya " jawab Kak Rafi dengan tenang
" Iya ya, mungkin dia bosan dengan acaranya " kataku dengan alasan yang kubuat sendiri
****
****
Ayah dan Ibuku tengah berpamitan dengan Papi dan Mami Kak Rafi, karena hari sudah sangat larut.
" Ayah, Ibu, kalian mau kemana? Sekarang kan sudah malam " kataku menghampiri mereka
" Resha, Ayah dan Ibu harus pulang Nak, ini sudah malam kalian pasti juga sudah lelah " kata Ayahku
" Tapi Yah, Resha kan masih mau sama Ayah dan Ibu" kataku memasang muka polos
" Kenapa Ayah dan Ibu tidak menginap saja disini?" tanya Kak Rafi menawarkan
" Tidak usah Nak Rafi, kami tidak mau merepotkan kalian " sahut Ibuku merasa tak enak hati
" Iya Bu, Ayah dan Ibu menginap saja disini. Boleh kan mi pi? " tanyaku pada Papi dan Mami mertuaku
" Iya boleh, Pak Syahputra dan Ibu menginap saja disini. Sekarang sudah malam, kami masih ada kamar yang kosong kok Pak, Bu " kata Mami
" Tapi kami tidak enak kalau harus menginap disini" kata Ayahku sungkan
" Tidak apa-apa, sekalian menemani Resya untuk terakhir kali. Besok dia kan tidak tinggal bersama kalian lagi " kata Papi
" Iya Yah, besok Resha kan tidak bisa selalu bersama Ayah dan Ibu lagi " bujukku
" Baiklah kalau begitu, kami akan menginap semalam disini. Besok pagi kami akan pulang ke rumah " kata Ayahku menyetujui permintaan kami
*****
*****
~ RAFA POV ~
" Resha " aku terbangun dari mimpi burukku
" Ada apa ini, kenapa aku bermimpi seperti itu? " tanyaku dalam hati
Aku bergegas mandi dan turun kebawah untuk sarapan, karena sekarang ada Orang Tua Resha yang menginap disini tadi malam, sehingga aku mau tidak mau harus ikut sarapan bersama mereka.
" Eh Fa, kamu baru bangun ya? " tanya Resha saat kami bertemu
Kamarku dengan kamar Kak Rafi berhadapan, dan itu pasti membuatku akan selalu berpapasan dengan Resha. Aku harus mencari apartement sendiri dan segera pindah dari sini.
" Resha, selamat pagi " sapaku singkat
Aku berjalan cepat meninggalkannya dibelakang.
" Selamat pagi Nak Rafa " sapa Ibu Resha dengan ramahnya
" Iya, pagi juga Om, Tante " kataku menyapa balik
" Pagi Pi " sapaku tak ketinggalan pada Papiku
" Rafi mana Sha? " tanya Mami yang baru bergabung dan melihat Resha duduk sendiri
" Kak Rafi masih mandi, Resha disuruh duluan tadi, sebentar lagi juga turun " jelas Resha
" Oooohh "
" Selamat pagi Pi, Mi, Ayah, Ibu, Rafa " sapa Kak Rafi ramah kepada semua orang
" Pagi " jawab semua orang
" Loh, kenapa hanya kita yang disapa, Resha tidak disapa Fi? " tanya Mami
" Resha kan sudah tadi pagi waktu bangun tidur Mi " jawab Kak Rafi dengan senyum manisnya
" Waaahhh, iya deh, iya. Mami paham " kata Mami dengan senyumnya tanda mengerti
" Oke, ayo kita sarapan dulu, Papi masih harus ke Kantor " kata Papi memecah suasana menegangkan yang kualami
*****
*****
Selamat membaca kakak2 semua, semoga suka ya 😉
Jangan lupakan like, vote, dan rate-nya ya kak ☺️
Kasih komentar juga tidak apa-apa ☺️
Terima kasih 👍
" Ibu dan Ayah pulang dulu ya Nak " pamit Ibuku sambil memelukku
" Iya Bu, hati-hati ya " kataku
" Resha, ingat pesan Ibu " lanjut Ibuku setelah melepaskan pelukannya
" Iya Bu, pasti akan Resha ingat selalu " kataku dengan tegas
" Nak Rafi, tolong jaga putri Ayah ya. Kalau dia nakal pukul saja pantatnya " kata Ayahku berpamitan dengan Kak Rafi
" Pasti Yah, Rafi akan selalu menjaga Resha sebaik mungkin selama Rafi masih hidup " kata Kak Rafi
" Jangan lupa, Nak Rafi harus terus berjuang dan berdo'a. Semangat 45 pokoknya " lanjut Ayahku dengan nasihatnya
" Ayah " cegahku
" Iya Yah, pasti. Semangat 45 " sahut Kak Rafi dengan mengepalkan tangannya tanda semangat
" Semangat " jawab Ayah
" Ayah, ngomong apa sih Yah " cegahku sebelum Ayah membahas kemana-mana
Ayahku hanya melihatku dengan senyum yang tidak kumengerti, apa yang dibicarakan Ayah dengan Kak Rafi sejak tadi? batinku
" Ayah, ayo " ajak Ibuku
" Iya Bu, ayo. Jangan lupa ya Nak Rafi " kata Ayah sambil berjalan meninggalkanku dan Kak Rafi didepan rumah Papi Mami
Aku masih berdiri ditempatku dan terus melambaikan tangan hingga Ayah Ibuku tidak terlihat lagi bayangannya. Aku meneteskan airmata, ini pertama kalinya aku jauh dari Ayah dan Ibu, aku pasti akan sangat merindukan mereka nantinya.
" Resha " panggil Kak Rafi lalu memelukku
" Resha pasti akan sangat rindu Ayah dan Ibu Kak " kataku tak kuat menahan airmata
Aku menangis dalam pelukan Kak Rafi, ini pertama kalinya Kak Rafi memelukku. Karena selama kami menjalin hubungan dulu, Kak Rafi hanya memegang tanganku saja. Aku bisa merasakan detak jantung Kak Rafi yang begitu cepat dan kencang, mungkin ia juga merasakan deg-degan seperti yang kualami sekarang.
" Resha, kamu tenang ya. Ada Kakak disini, Kakak akan selalu menjaga dan membuat Resha bahagia selamanya " kata Kak Rafi dengan hangatnya lalu mengusap airmata yang jatuh dipipiku
" Iya Kak " balasku singkat
" Kita masuk yuk " ajak Kak Rafi
Aku hanya mengangguk dan mengikuti Kak Rafi dari belakang. Kulihat Mami sedang menonton tv diruang tengah, aku dan Kak Rafi pun menghampiri dan menemani Mami.
" Eh ada kesayangan Mami, sini Nak " kata Mami setelah melihatku dan Kak Rafi mendekat
" Bagaimana? Kalian mau Honeymoon kemana? " tanya Mami setelah aku dan Kak Rafi duduk
" Mami, memang harus ya kita langsung Honeymoon? " tanya Kak Rafi balik
" Tentu saja sayang, kalian itu butuh waktu untuk berdua dulu. Jadi, kemana kalian akan pergi? " Mami terus bertanya
" Rafi belum memikirkannya Mi " jawab Kak Rafi
" Bagaimana kalau ke Korea saja? Disana banyak pemandangan bagus " kata Mami memberikan saran
" Boleh juga Mi, Resha juga pengin kesana dari dulu " kataku sambil tersenyum
" Tuh kan, Istri kamu juga pengin kesana " bujuk Mami
" Kamu benar mau kesana Sha? Bukan karena bujukan Mami kan? " tanya Kak Rafi serius
" Iya Kak, Resha benar-benar pengin ke Korea dari dulu " lanjutku lagi
" Baiklah, Rafi dan Resha akan pergi ke Korea. Mami yang urus semuanya ya " pinta Kak Rafi
" Iya sayang, kamu tenang saja. Mami akan urus semuanya langsung, lebih baik kalian pergi ke kamar untuk bersiap-siap " kata Mami dengan semangat
" Secepat itu Mi? " tanya Kak Rafi
" Tentu saja, hari ini juga kalian berangkat " jawab Mami dengan yakin
Aku dan Kak Rafi pergi ke kamar untuk bersiap-siap, tidak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa aku akan pergi berlibur ke Korea, dan yang menemaniku adalah Suamiku sendiri, Kak Rafi. Itu pasti akan menjadi kenangan yang sangat sangat indah, batinku tersenyum sendiri.
" Ada apa Sha? Kenapa senyum-senyum sendiri? Sedang memikirkan apa hayooo " tanya Kak Rafi menggoda
" Kak Rafi, tidak kok Kak. Resha cuma tidak menyangka akan pergi berlibur ke Korea bersama Kak Rafi " jawabku dengan senyum yang tidak bisa kutahan
" Sepertinya Resha benar-benar pengin pergi ke Korea ya? " tanya Kak Rafi
" Tentu saja, memangnya Kakak tidak melihat senyum bahagia diwajahku ini? " tanyaku sambil mendekat kearah Kak Rafi
" Kakak lihat Resha sangat bahagia setelah mendengar Mami bilang kita akan Korea tadi " kata Kak Rafi
" Iya " kataku singkat lalu menyibukkan diri dengan mempersiapkan apa saja yang harus kami bawa ke Korea nanti
" Resha " panggil Kak Rafi lalu mendekat kearahku
" Iya Kak? " tanyaku yang tengah sibuk dengan urusanku
" Sha " kata Kak Rafi lalu memegang pundakku dan ia hadapkan badanku didepannya
" Iya Kak, ada apa? " tanyaku bingung melihat tingkah Kak Rafi
Kak Rafi memegang daguku, lalu ia pun mencium bibir merahku dan menarikku hingga kepelukannya.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuatku dan Kak Rafi terkejut, aku reflek mendorong tubuh Kak Rafi menjauh.
" Rafi, Resha, ini Mami sayang " kata Mami dari balik pintu
" Ada apa Mi? " tanya Kak Rafi
" Boleh Mami masuk Nak? " tanya Mami meminta izin untuk masuk
" Iya Mi boleh, masuk saja " jawab Kak Rafi mencoba santai
Aku yang masih syok dengan apa yang Kak Rafi lakukan tadi membuatku berdiri mematung, sampai Mami menyadarkanku dari apa yang aku pikirkan tadi.
" Resha, kamu kenapa Nak? " tanya Mami membuatku sadar
" Ah, tidak apa-apa Mi " jawabku mencoba menyantaikan diri
" Resha tidak apa-apa kok Mi, dia hanya merasa sangat senang akan berlibur ke Korea " jawab Kak Rafi dengan santai lalu ia mengedipkan satu matanya kepadaku
Aku yang mendengar perkataan Kak Rafi dan melihatnya mengedipkan satu matanya padaku, membuatku tersipu malu. Kak Rafi bikin aku malu saja, batinku.
" Ya sudah kalau begitu, ini tiket kalian ke Korea. Kalian berangkat pukul 5 sore nanti " kata Mami sambil memberikan kami tiketnya
" Iya, terima kasih Mi " kata Kak Rafi
" Terima kasih ya Mi, Mami sudah repot-repot mengurus semuanya untuk Resha dan Kak Rafi " kataku lalu memeluk Mami
" Iya, sama-sama sayang. Kalian senang-senang ya disana, terus pulang bawa berita gembira untuk Mami dan Papi " sahut Mami membalas pelukanku
" Mami " cegah Kak Rafi
" Kenapa sayang? Kalian itu harus segera memberikan Mami cucu, Mami kan sudah tidak sabar " kata Mami dengan wajah memelas
" Iya Mami, Rafi dan Resha pasti pulang dengan membawa berita bahagia " kata Kak Rafi dengan pasti
" Kakak " kataku dengan wajah malu
Mami dan Kak Rafi tertawa bersama, melihat wajahku yang tersipu malu. Aku juga ikut bahagia melihat Suami dan Ibu Mertuaku tertawa bahagia seperti itu. Semoga saja aku dan Kak Rafi tidak mengecewakan Mami dan Papi, untuk segera memberikan mereka cucu.
" Mami " panggil Rafa dari depan pintu membuyarkan tawa kami
" Iya Nak, ada apa? " tanya Mami
" Ada telfon buat Mami " kata Rafa singkat
Lalu Rafa langsung meninggalkan kami semua yang masih berdiri mematung. Raut wajahnya semakin tidak enak dilihat, apa ada sih sebenarnya dengan Rafa? tanyaku dalam hati.
*****
*****
Selamat membaca kakak2 semua, semoga suka ya 😉
Jangan lupakan like, vote, dan rate-nya ya kak ☺️
Kasih komentar juga tidak apa-apa ☺️
Terima kasih 👍
Aku dan Kak Rafi sudah siap untuk berangkat ke Korea, kami berpamitan kepada Papi dan Mami.
" Kami berangkat ya Mi, Pi " pamit Kak Rafi lalu mencium punggung tangan Papi dan Mami begitu juga denganku
" Selamat bersenang-senang ya sayang, hati-hati dijalan " sahut Mami
" Kemana Rafa Mi? Kenapa dia tidak kelihatan? " tanyaku yang tidak melihat Rafa sejak ia menyampaikan pesan di kamar tadi
" Iya, kemana anak itu? " tanya Mami juga yang tidak tau entah kemana perginya Rafa saat Kakak dan Kakak iparnya akan berpamitan
" Sudahlah, mungkin dia ada urusan. Berangkatlah Rafi, Resha nanti terlambat " suruh Papi yang tidak menggubris tidakberadaannya Rafa disana
" Iya Pi, kami berangkat ya " pamit Kak Rafi lagi
" Dah sayang, pulang bawa kabar baik ya " kata Mami setengah berteriak sambil terus melambaikan tangannya kearahku dan Kak Rafi yang sudah pergi menjauh
" Sudah Mi, ayo masuk " ajak Papi
****
****
~ RAFA POV ~
" Maafin Rafa Kak, tidak mengantar kepergian kakak dan Resha. Rafa tidak akan sanggup melihat kalian bahagia seperti itu " batinku sedih
Apa yang harus kulakukan sekarang, aku sama sekali tidak menyangka akan seperti ini. Kenapa aku begitu pengecut, tidak pernah bisa mengungkapkan perasaanku dari dulu. Sekarang kamu sudah menjadi milik orang lain, dia kakakku sendiri. Aku harus bagaimana?
" Aaaaaaaaaaakkhh " teriakku dengan kencang
Papi dan Mami langsung menuju ke kamarku karena mendengar teriakanku.
" Rafa, ada apa Nak? " tanya Mami setelah masuk ke kamar
" Rafa tidak apa-apa Mi, cuma bermimpi buruk " jawabku asal agar Papi dan Mami tidak bertanya lebih lanjut
" Ya sudah, itu cuma mimpi. Kamu lanjut tidur lagi ya " kata Mami menenangkanku
" Iya Mi, maaf mengganggu " kataku dengan raut sedih
" Tidak apa-apa sayang, kalau ada apa-apa kamu cerita sama Mami dan Papi ya, jangan dipendam sendiri " kata Mami lalu keluar dari kamarku
" Maafin Rafa Mi, Rafa tidak bisa cerita sama kalian " batinku
Akhirnya aku memutuskan keluar sebentar untuk mencari udara segar, terlalu banyak bayang-bayang kebersamaan antara Kak Rafi dan Resha yang kulihat semenjak mereka menikah beberapa hari yang lalu.
" Rafa " panggil seorang teman yang melihatku duduk ditepi jalan
Kudongakkan kepalaku untuk melihat siapa yang memanggilku barusan, ternyata dia adalah Rasya teman SMA-ku dulu. Kami tidak bertemu semenjak lulus SMA karena dia melanjutkan kuliahnya di Luar Negeri.
" Ini benar kamu Fa? " tanya Rasya masih tak percaya
" Iya Sya, ini aku Rafa. Kamu apa kabar? " tanyaku pada teman lamaku
" Aku baik Fa, kamu bagaimana? Baik-baik saja kan? " tanya Rasya balik
" Tidak sepenuhnya baik, kapan kamu balik kesini? " tanyaku lagi
" Aku baru balik kemarin, apa maksud kamu Fa? Memangnya ada apa denganmu? " tanya Rasya penasaran
Aku pun menceritakan tentang pertemananku dengan Resha, hingga ia menikah dengan kakakku. Aku merasa lega karena sudah menceritakannya pada orang yang kupercaya bisa menjaga rahasiaku. Kami berteman baik saat sekolah dulu, Rasya termasuk anak yang pintar, baik, dan mudah bergaul.
Awal pertemananku dengan Rasya yaitu ketika aku bolos sekolah dan bertemu Rasya yang saat itu baru mendaftar sebagai murid baru, dia bertanya padaku dimana sekolah yang akan dia masuki saat itu.
Dia mempunyai banyak teman, tapi yang selalu ia ajak bermain dan bercanda bersama hanya aku. Dia menyukaiku karena sifatku yang ceria di sekolah dan tak aneh-aneh. Waktu pertama kali aku bertemu Rasya adalah pertama kalinya juga aku bolos dari jam pelajaran. Entah kenapa saat itu aku merasa sangat bosan dan ingin sekali bolos kelas, mungkin ini yang namanya takdir sehingga aku dipertemukan dengan temanku Rasya yang sudah kuanggap seperti saudara sendiri.
Rasya melihatku dengan tatapan merasa iba, aku tidak suka dengan tatapan itu. Karena itu hanya akan membuatku semakin terpuruk mengingat betapa pengecutnya aku selama ini.
" Tolong jangan melihatku seperti itu Sya " pintaku pada Rasya
" Maaf Fa, aku tidak bermaksud. Lalu bagaimana sekarang? Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? " tanya Rasya
" Aku harus mencari Apartement Sya, aku ingin tinggal sendiri " pintaku lagi
" Terus setelah kamu mendapat Apartement, apa yang akan lakukan? Bukankah sekarang kamu sudah lulus kuliah? " lanjut Rasya
" Aku belum tau, mungkin Orang tuaku akan memintaku bekerja di Perusahaan mereka, sedangkan disana ada Kakakku yang bekerja sebagai Direktur. Entahlah aku belum memikirkannya " kataku membuang napas
" Bagaimana kalau kamu bergabung denganku di Perusahaan? " tanya Rasya menawarkan pekerjaan untukku
" Aku tidak mau bekerja di Perusahaan Orang tuamu Sya " pintaku entah yang keberapa kali
" Siapa bilang itu Perusahaan Orang tuaku, itu Perusahaanku sendiri yang baru kurintis selama aku kuliah di Luar Negeri " lanjut Rasya menjelaskan
" Kamu merintis Perusahaan saat kamu kuliah di Luar Negeri? Bagaimana kamu mengaturnya? " tanyaku yang mulai tertarik
" Aku menyerahkannya kepada orang kepercayaanku disini, dia melaporkan setiap detail yang terjadi di Perusahaan dan kupantau terus dari sana " lanjut Rasya mulai meyakinkanku
" Pasti sekarang Perusahaanmu sudah besar ya? " tanyaku lagi
" Belum juga, kalau kamu tertarik kita bisa membaginya menjadi dua, masing-masing dari kita memegang saham Perusahaan 50%. Bagaimana Fa? Kamu setuju kan untuk bergabung denganku? " tanya Rasya penuh harap
" Akan kucoba membicarakannya dengan Orang tuaku dulu, semoga saja mereka mengizinkanku memegang setengah dari Perusahaanmu " kataku dengan harapan yang besar
" Oke, kabari aku kalau kamu sudah diizinkan ya. Aku pergi dulu kalau begitu " pamit Rasya lalu masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkanku yang masih duduk dibangku pinggir jalan
" Semoga Papi dan Mami mengizinkanku melakukan ini " batinku
****
****
~ RESHA POV ~
" Wah, pemandangannya indah sekali Kak dari sini " kataku setelah kami sampai di Hotel yang sudah dipesankan oleh Mami
" Iya Sha, kamu suka? " tanya Kak Rafi
" Suka banget Kak, makasih ya " kataku tak memalingkan pandanganku dari pemandangan yang kunikmati keindahannya
Kami sampai di Korea malam hari sekitar pukul 01.00 dini hari, lalu bergegas ke Hotel karena sudah sangat lelah. Kubaringkan badanku diatas tempat tidur disusul dengan Kak Rafi yang juga mengikuti berbaring disampingku.
" Mandi dulu Sha, setelah itu baru tidur " kata Kak Rafi lalu beranjak meninggalkanku ke kamar mandi duluan
" Iya, Kak Rafi dulu aja yang mandi. Resha masih pengin baring " kataku lalu memejamkan mata
****
" Sha, Resha, mandi dulu gih " suruh Kak Rafi sambil terus menggoyangkan badanku untuk segera beranjak dari tempat tidur
" Iya Kak, aduh Resha udah ngantuk banget Kak. Tidak usah mandi ya Kak, kan udah mandi di rumah " pintaku dengan alasan yang kubuat supaya diperbolehkan tidak mandi untuk malam ini
" Resha " panggil Kak Rafi lagi
" Ngantuk Kak "
" E e e e, kakak mau ngapain? " tanyaku pada Kak Rafi yang akan menggendongku dari tempat tidur
Kak Rafi menggendongku dan pergi ke kamar mandi, ia menurunkanku dengan pelan dan menyuruhku untuk segera mandi agar bisa segera beristirahat.
*****
*****
Selamat membaca kakak2 semua 😉
Jangan lupakan like, vote, dan rate-nya ya kak ☺️
Kasih komentar juga tidak apa-apa ☺️
Terima kasih 👍
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!