Queen Of Time
Trang!
Prang!
Suara dentingan pedang yang beradu dengan baju zirah terdengar begitu berisik di tengah-tengah perang yang terjadi antara kerajaan Khronos dan kerajaan Diamond. Di barisan paling depan, raja Aiden dan raja Vaust saling menyerang satu sama lain untuk mempertahankan kerajaan masing-masing. Namun sekilas, raja Vaust tampaknya sudah begitu kewalahan untuk menangkis setiap serangan yang diberikan oleh raja Aiden. Raja muda itu tampak begitu ahli memainkan pedang, hingga tak berapa lama ia berhasil menjatuhkan pedang milik raja Vaust ke tanah. Kemudian Aiden segera menodongkan pedangnya tepat di urat leher raja Vaust. Sontak semua prajurit yang berada di medan pertempuran saling berhenti menyerang untuk melihat detik-detik kematian raja Vaust, pemimpin kerajaan Diamond.
"Huh, kau tidak akan pernah menang melawanku raja Vaust. Setelah ini aku akan mengambil semua
isi kerajaanmu beserta semua selir dan permaisurimu." seringai Aiden jahat di depan raja Vaust. Pria tua yang cukup berumur itu kemudian meludah tepat di depan Aiden, hingga cairan kental berwarna merah yang keluar dari mulut raja Vaust mengotori jubah hitam yang dikenakan oleh Aiden.
"Dasar kau raja menjijikan. Kau sengaja menyerang kerajaanku hanya untuk mengambil semua wanita di kerajaanku? Kau memang binatang. Kau ingin mengambil mereka semua demi memuaskan nafsu binatangmu saja bukan? Dasar pria menjijikan!" umpat Raja Vaust. Seketika wajah Aiden menjadi merah padam karena ia tidak terima dengan jenis penghinaan yang sangat kasar seperti itu. Namun, secepat kilat ia segera mengendalikan emosinya, dan ia justru menunjukan smirk mengerikannya pada raja Vaust. Smirk itu benar-benar mengerikan, hingga rasa Vaust tanpa sadar telah bergidik ketakutan di dalam cengkeraman Aiden.
"Hmm, sebenarnya aku mengambil mereka semua bukan untuk memuaskan nafsu birahiku. Tapi, lebih kepada nafsu membunuhku. Mereka semua akan kubunuh satu persatu dengan siksaan yang begitu kejam, hingga mereka sendiri yang akan memohon kematiaannya padaku. Dan untuk permulaan, aku akan membunuhmu terlebih dahulu raja Vaust."
Sring!
Srak
Dengan sekali tebasan, kepala raja Vaust langsung terlempar begitu saja ke tanah dengan tubuh yang sudah jatuh, merosot, terinjak oleh kuda yang dinaiki oleh Aiden. Seketika seluruh prajurit Khronos segera meluluhlantahkan seluruh prajurit kerajaan Diamond karena sekarang raja mereka telah mati. Aiden tampak tersenyum miring melihat jasad pria kurus yang kini sedang diinjak oleh kuda kesayangannya. Padahal
beberapa jam yang lalu raja itu tampak sombong dan penuh keyakinan ketika akan menghadapi serangan dari kerajaannya. Namun, ternyata kesombongannya tak berselang lama, kini kesombongan itu telah lenyap, ikut bersama jiwa mengenaskan raja Vaust yang terbang ke neraka.
-00-
Setelah semua prajuritnya berhasil mengalahkan prajurit kerajaan Diamond, Aiden segera memerintahkan mereka untuk masuk ke dalam istana raja Vaust dan mengambil seluruh harta kerajaan yang tersisa.
"Spencer, bawa semua wanita itu ke aula istana. Aku ingin melihat mereka satu persatu." Perintah Aiden tegas pada pengawal setianya, Spencer Grunt.
Setelah mendapatkan perintah dari rajanya, Spencer segera bergegas untuk masuk ke dalam istana para wanita yang berada di sayap kanan. Ketika Spencer tiba di sana, seluruh pintu kastil tampak dijaga oleh prajurit kerajaan Diamond. Namun, semua pengawal itu bukan masalah besar bagi Spencer. Karena pengawal-pengawal itu hanyalah pengawal kelas rendahan yang sengaja ditempatkan di istana para wanita karena mereka tidak memenuhi syarat untuk berangkat ke medan perang.
Setelah berhasil mengatasi para prajurit kelas rendahan itu Spencer dan beberapa prajurit Khronos yang lain mulai menyeret putri-putri kerajaan Diamond untuk dibawa kehadapan raja mereka yang agung, raja Aiden Altair. Putri-putri tersebut tampak meronta-ronta dan berusaha memberontak. Namun, sayangnya mereka semua hanyalah makhluk-makhluk lemah yang tidak akan bisa mengalahkan kekuatan para kaum pria yang sangat kuat itu. Apalagi bangsa Khronos adalah bangsa yang terkenal kuat dan kejam. Diantara ketiga kerajaan besar yang memimpin seluruh muka bumi, yaitu kerajaan Khronos, kerajaan Kairos, dan kerajaan Hora, kerajaan Khronos lah memiliki sumber daya manusia yang lebih kuat dan lebih baik. Oleh karena itu kerajaan Khronos begitu makmur dan juga sangat disegani oleh kerajaan-kerajaan yang lain. Selain itu, kerajaan Khronos juga memiliki seorang raja yang sangat kejam dan terkenal senang berperang. Sejak sepuluh tahun terakhir, kerajaan Khronos telah meluluhlantahkan sembilan kerajaan besar yang berada di bawah naungan kerajaan Hora dan Kairos beserta kerajaan-kerajaan kecil yang menjadi sekutu dari kerajaan-kerajaan besar tersebut. Bahkan, kerajaan Kairos benar-benar telah hancur dan tak tersisa. Namun, menurut kabar yang beredar, raja dan ratu dari kerajaan Kairos telah menyembunyikan kesepuluh anaknya ke kerajaan lain agar raja kerajaan Khronos, raja Aiden, tidak dapat
menemukan salah satu putri mereka yang memiliki kemampuan istimewa. Sayangnya hal itu justru membuat Aiden semakin marah, dan menjadi lebih bernafsu untuk mengibarkan bendera peperangan dimana-mana. Dan sebenarnya tujuan dari perang tersebut adalah untuk menemukan salah satu putri dari raja Kairos yang memiliki
kekuatan istimewa. Sayangnya, meskipun Aiden telah membantai semua kerajaan yang menyembunyikan putri mahkota kerajaan Kairos secara kejam, mereka semua ternyata tidak menyembunyikan wanita yang dicarinya. Ia justru selalu mendapatkan putri biasa, yang menurut Aiden tidak berguna. Sehingga pada akhirnya putri-putri dari kerajaan Kairos pun mati satu persatu ditangan Aiden. Dan kali ini, Aiden sangat berharap jika ia dapat menemukan putri istimewa itu di kerajaan Diamond, karena ia sudah lelah melakukan pencarian yang sia-sia itu. Ia hanya ingin segera mematahkan kutukannya agar ia dapat hidup normal seperti manusia biasa, bukan seperti seorang iblis.
"Spencer, apa kau sudah menemukan wanita yang kucari?" Tanya Aiden datar sambil mengamati wanita-wanita itu satu persatu. Lalu, ketika Aiden mulai membuka helm pelindung kepalanya, tatapan para wanita itu seketika berubah menjadi tatapan penuh memuja dan juga kekaguman. Mereka semua tampak tidak takut lagi pada Aiden. Mereka justru berlomba-lomba untuk menarik perhatian Aiden. Namun, Aiden sama sekali tak tertarik pada mereka dan justru memandang mereka dengan pandangan jijik yang mencemooh.
"Yang Mulia, jika anda membutuhkan seorang pendamping atau selir, hamba bersedia untuk menjadi pendamping atau selir anda Yang Mulia. Hamba tidak keberatan jika harus berebut cinta dan kasih sayang dengan selir anda yang lainnya Yang Mulia."
Seorang putri dengan wajah dingin, namun menggoda dengan berani mengajukan dirinya untuk menjadi pemuas hasrat Aiden. Sesekali wanita itu tampak mendongakan kepalanya sambil memberikan tatapan menggoda pada Aiden. Raja muda itu kemudian berjalan mendekat ke arah putri pemberani tersebut sambil memberikan senyuman manisnya yang menipu."Jadi, kau bersedia untuk menjadi selirku?" tanya Aiden lembut sambil membelai pipi mulus wanita tersebut.
"Saya bersedia Yang Mulia. Saya juga sangat ahli dalam urusan ranjang." jawab wanita itu lantang dengan suara mendesah yang menggoda. Aiden kemudian semakin mendekatkan wajahnya pada wanita itu dan mulai menghirup aroma mint kental yang menguar dari tubuh wanita itu.
"Jadi, siapa namamu putri cantik?" tanya Aiden seduktif. Bibir tipisnya mulai memberikan ciuman yang menggoda disetiap inci wajah wanita berambut blonde itu, hingga ia terlihat begitu senang dan lemas disaat yang bersamaan.
"Nama saya Jessica Yang Mulia, putri sulung dari raja Vaust." jawab Jessica lancar. Mendengar wanita itu menyebutkan namanya, seketika cumbuan Aiden di wajah wanita itu menjadi terhenti. Ia mengamati wajah wanita itu sekilas, sebelum akhirnya ia menarik pedang miliknya untuk menebas leher jenjang Jessica yang putih.
Srink!!
Para putri dan wanita-wanita kerajaan yang lain tampak bergetar ketakutan ketika mereka harus menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana saudara kandung mereka dibunuh dengan keji oleh raja tampan yang sangat kejam itu. Aiden pun langsung melemparkan tubuh tak bernyawa Jessica begitu saja ke atas lantai. Baginya membunuh beratus-ratus nyawa itu tidak masalah, asalkan ia dapat menyalurkan nafsu membunuhnya yang tak tertahankan itu.
"Apa masih ada yang ingin menjadi pasanganku?" Tanya Aiden dingin dan menggelegar di tengah-tengah ruangan. Semua wanita itu menunduk ketakutan tanpa berani mendongakan kepalanya untuk menatap Aiden. Mereka semua tampak begitu ketakutan, setelah beberapa saat yang lalu mereka sempat terhanyut dalam pesona raja Aiden yang mematikan.
"Hmm, rupanya kalian memang tidak berminat untuk menjadi pasanganku. Baiklah, kalau begitu aku akan memilihnya sendiri. Kau, turunkan pakaianmu!" Perintah Aiden tegas pada seorang wanita yang berdiri di barisan paling belakang. Tubuh wanita itu seketika menjadi kaku dan tak dapat digerakan. Ia begitu syok dengan apa yang baru saja didengarnya. Padahal sejak tadi ia telah berusaha untuk bersikap biasa agar tidak terlalu mencolok di hadapan raja kejam itu. Namun, rupanya iris merah itu berhasil menangkap gerak-geriknya yang justru terlihat lebih mencolok dibandingkan dengan yang lainnya. Dengan gerakan pelan, wanita itu mulai mengakat kedua tangannya yang bergetar untuk membuka kait gaunnya. Tatapan Aiden yang begitu mengintimidasi seolah-olah sedang menelanjanginya di depan seluruh warga istana yang berada di sana. Namun, ia mencoba untuk mengabaikannya dan tetap berusaha untuk membuka pengait gaunnya yang terasa sangat sulit untuk dibuka.
Cukup lama Aiden menunggu, hingga akhirnya raja itu kehilangan kesabaran dan memutuskan untuk melepas sendiri pakaian yang dikenakan oleh wanita itu.
"Dasar lambat! Kau telah membuang waktuku yang berharga dengan percuma. Singkirkan tanganmu dari sana! Aku yang akan membukanya sendiri." Dengan sekali tarikan, gaun itu langsung robek dan terjatuh begitu saja di atas lantai, menyisakan sebuah gaun tipis tanpa lengan yang dapat mengekspos setiap lekuk tubuh dari wanita itu. Tapi Aiden sama sekali tak peduli. Pria itu justru sibuk menelusuri kedua pundak wanita itu dengan gusar sambil membolak-balik tubuh wanita itu dengan kasar.
"Dimana tanda itu? Kau sembunyikan dimana tanda jam pasir itu?" Bentak Aiden murka. Ia kemudian mencengkeram rambut panjang wanita itu dengan kuat sambil menariknya ke belakang, hingga wanita itu tampak merintih kesakitan sambil memohon ampun pada Aiden.
"Aaa ampun Yang Mulia. Tolong lepaskan saya."
"Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau menjawab pertanyaanku putri Tiffany. Dimana kau
sembunyikan tanda jam pasir itu?" Tanya Aiden sekali lagi. Kali ini cengkeraman tangannya lebih kuat menarik rambut panjang Tiffany, hingga wanita itu kini terdongak dengan paksa di hadapan Aiden.
"Sss saya, tidak memilikinya Yang Mulia. Tanda itu ada pada adik bungsu kami."
"Adik bungsu? Jadi, kau bukan keturunan terakhir dari kerajaan Kairos?" Tanya Aiden penuh selidik. Tiffany menggelengkan kepalanya dengan susah payah sambil terus memohon ampun pada Aiden agar pria kejam itu segera melepaskan cengkeraman tangannya dari rambut hitamnya yang panjang.
"Kami masih memiliki seorang adik bungsu Yang Mulia. Dan saat ini anda pasti sedang mencari Calistha, adik bungsu kami yang disembunyikan oleh ayah dan ibu di kerajaan Hora." terang Tiffany sambil menitikan air mata. Sungguh sebenarnya ia sangat berat untuk mengatakan hal itu, tapi ia tidak memiliki pilihan lain. Bertahun-tahun ia berusaha menyembunyikan fakta itu dari siapapun agar mereka tidak dapat menemukan keberadaan Calistha. Namun, sekarang ia sendiri yang mengatakannya pada iblis jahat itu. Dalam hati Tiffany terus meminta maaf pada Tuhan, ayah, ibu, serta kedelapan saudaranya yang lain, yang telah mati terlebihdahulu di tangan Aiden untuk menyelamatkan Calistha. Ia merasa begitu berdosa karena telah membeberkan rahasia besar kerajaannya pada iblis kejam seperti Aiden.
Sebenarnya sepuluh tahun yang lalu, ibu mereka memang sengaja mengirimkan putri-putrinya ke kerajaan lain agar Aiden tidak bisa mengambil salah satu putrinya yang memiliki bakat istimewa. Kesembilan putrinya yang tidak memiliki bakat istimewa itu telah diberitahu oleh ibu mereka tentang bakat istimewa yang dimiliki oleh Calista. Namun, si anak bungsu yang memilik bakat istimewa tersebut justru dibiarkan tidak mengetahui hal tersebut, karena ratu Kairos sangat mengkhawatirkan nasib putri bungsunya. Apalagi saat itu Calista masih berusa
tujuh tahun. Gadis sekecil itu pasti tidak akan paham dengan berbagai macam penjelasan aneh yang akan diberitahukan oleh ibunya. Akhirnya satu persatu putri-putri dari kerajaan Kairos dikirim ke kerajaan lain, yang merupakan kerajaan sekutu dari kerajaan Kairos. Dan pada saat Aiden tiba di kerajaan Kairos, semua putri itu telah menghilang, hingga membuat Aiden begitu marah dan memutuskan untuk menghancurkan seluruh kerajaan Kairos hingga tak tersisa sebutir debupun di sana. Raja dan ratu Kairos pun telah dibunuh oleh Aiden dengan pedangnya sendiri, tepat di atas singgasana mereka masing-masing. Dan setelah Aiden berhasil meluluhlantahkan kerajaan Kairos, Aiden mulai mencari, mencari, dan mencari kesepuluh keturunan Kairos yang disebar di berbagai kerajaan di seluruh penjuru bumi. Hari demi hari selalu dihabiskan oleh Aiden untuk berperang memerangi kerajaan-kerajaan yang lemah untuk mencari wanita yang ditakdirkan untuknya. Dan kini pencarian berhenti di kerajaan Diamond karena ia mendengar berita dari salah satu mata-matanya jika dulu ratu Kairos mengirimkan salah satu putrinya ke kerajaan ini untuk meminta perlindungan. Meskipun apa yang dikatakan oleh mata-mata itu benar, tapi Tiffany bukan wanita yang dicarinya selama ini. Wanita yang ditakdirkan untuk menjadi pasangannya adalah wanita yang memiliki tanda lahir berbentuk jam pasir dipundaknya. Dan setelah ia melihat pundak milik Tiffany dengan mata kepalanya sendiri, Aiden menjadi yakin jika Tiffany memang bukan wanita yang dicarinya. Ternyata ratu Kairos masih menyembunyikan satu putri bungsungnya di kerajaan Hora. Ia pastikan setelah ini, ia akan segera berangkat menuju kerajaan Hora untuk menjemput takdirnya. Bahkan, ia akan membawa seluruh pasukannya untuk mengepung tempat itu agar tidak ada seorangpun yang bisa membawa pergi pasangannya darinya.
"Karena kau telah menunjukan sikap yang baik di hadapanku, maka kali ini kau akan kuampuni. Kau tidak akan kubunuh sekarang, tapi kau akan kujadikan sebagai jaminan. Jika kau kali ini menipuku, maka jangan harap kau akan mendapatkan kematian yang mudah. Bahkan kau akan menganggap kematian wanita murahan itu sebagai kematian yang lebih mudah daripada kematian yang akan kau terima, jadi jangan pernah coba-coba untuk menipuku." desis Aiden tenang dan datar, namun justru terdengar seperti nyanyian malaikat maut yang bersiap untuk mengambil nyawa Tiffany sekarang juga. Susah payah Tiffany mencoba mengumpulkan kekuatannya setelah
Aiden melepaskan cengkeraman pria itu dari kepalanya. Dengan sedikit limbung, Tiffany berusaha menyeimbangkan pijakan kakinya di atas lantai agar ia tidak jatuh terjerembam di atas lantai marmer kerajaan yang dingin.
"Spencer, bereskan semua kekacauan ini. Umpankan mereka semua pada harimau-harimau peliharaanku. Kecuali Tiffany, kurung dia di penjara bawah tanah."
Setelah meneriakan perintahnya, Aiden segera berjalan keluar dari istana Diamond yang mencekam itu dengan ekor jubahnya yang tampak menari-nari dengan indah mengikuti langkah arogannya yang mengerikan. Dibelakangnya, seluruh prajurtit telah bersiap dengan berbagai macam harta rampasan perang yang telah mereka kumpulkan dari bunker milik kerajaan Diamond. Setelah ini ia bersumpah akan menemukan pasangannya di kerajaan Hora. Apapun yang terjadi ia harus segera membawa takdirnya ke dalam pelukannya, sebelum kutukan itu semakin menggila dan semakin menghancurkannya dari dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
luthfie_18
masih awal bca udh seru g jelimet smoga tiap episode ny juga bagus 😎👍keren ini thor
2020-06-24
0
Taccaras (ig: bunga.z_)
gue bacanya ikut berdebar2 berasa ada disana juga, mantap!
2020-05-09
0
Mutia Tiara
baru baca semoga bagus 😊
2020-05-07
0