NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Gangguan Kecil

***

Sherin memejamkan matanya, sekuat tenaga

dia mencoba menarik tangan nya. Tapi tenaga

Devan bukanlah tandingannya. Gerakannya

bahkan tidak berarti apa-apa buat pria itu.

"Tuan..tolong lepaskan tanganku.! Aku harus

ke kamar mandi sekarang juga."

"Jangan memanggilku dengan sebutan Tuan !

Kau bisa memanggil namaku, atau apapun

yang lebih terdengar normal.!"

Sherin membuka mata, keduanya kini saling

menatap. Ada sesuatu yang membuat mereka

betah berlama-lama dalam posisi saling tatap

seperti ini. Ada kenyamanan dan ketenangan

yang kini di rasakan oleh keduanya.

"A-aku rasa itu terlalu lancang Tuan."

"Aku adalah suami mu. Dan ingat, kau harus

selalu mematuhi setiap perintah ku.!"

Sherin memalingkan wajahnya, dia kembali

tegang saat Devan menurunkan wajahnya. Pria

itu tampak menautkan alisnya melihat reaksi ketegangan yang tergambar jelas dari raut

wajah Sherin. Rasanya ini tidak masuk akal,

wanita yang biasa berhadapan dengan banyak

pria, tapi bisa tegang hanya karena interaksi

seperti ini.! Apakah dia sedang bersandiwara.?

"Tidak perlu jual mahal di depanku. Aku punya

hak penuh atas dirimu. Mulai saat ini, hanya

aku yang berhak menyentuh mu Sherin.!"

Sherin kembali mengalihkan pandangannya

pada Devan. Ada semburat merah yang kini

mewarnai wajah cantiknya. Mata mereka

saling menatap kuat.

"Jangan khawatir, aku sadar posisi ku Tuan.

Kalau kau mau, kapanpun kau bisa mengambil

hak mu itu, aku tidak akan mencegahnya."

Kini giliran wajah Devan yang bereaksi aneh,

memerah, dan ada seringai tipis di bibirnya.

Wanita ini benar-benar sangat lihai.

"Tentu saja, aku akan menunggu moment

yang tepat untuk melakukan hal itu."

Desis Devan sambil kembali mendekatkan

wajahnya, semakin dekat, dan..

"Biarkan aku istirahat sebentar lagi. Setelah

itu, baru kau boleh membangunkan ku."

Bisik Devan sambil kemudian mencium kening

Sherin yang terhenyak dalam diam. Ada gelenyar

aneh yang memanaskan seluruh tubuhnya hingga

wajahnya kini memerah. Devan menjatuhkan diri

di sebelah Sherin yang masih memejamkan mata. Sherin menarik nafas pelan, kemudian membuka matanya. Perlahan dia melirik kearah pria yang

ada di sampingnya. Eehh pria itu ternyata sudah kembali tertidur, sepertinya dia sangat kelelahan.

Sherin bangkit dengan hati-hati, kembali melirik

kearah Devan. Pria itu tampak masih berpakaian resmi. Pasti sangat tidak nyaman tidur dalam

kondisi tubuh seperti itu. Apakah dirinya harus membuka jas dan dasi yang di pakainya.? Tapi tidurnya pasti akan terganggu.

Ahhh..bodo amat, kenapa dia harus repot-repot memikirkan hal itu. Dengan cepat Sherin turun

dari atas tempat tidur berukuran sedang itu.

Kemudian melenggang masuk ke dalam kamar

mandi yang ada di sudut ruangan.

Hari ini jadwalnya cukup padat. Ada job penting

yang sudah menantinya siang ini. Dan dia tidak

boleh terlambat datang. Setelah semua kontrak

selesai, dia ingin segera membereskan masalah

dengan agensi milik mantan kekasihnya itu.

Beberapa waktu kemudian...

Sherin keluar dari kamar mandi dalam keadaan

sudah berpakaian lengkap. Namun matanya jadi

tertegun saat menyadari sosok Devan sudah

tidak ada di atas tempat tidur. Dia jadi bingung,

apakah yang tadi di lihatnya hanya halusinasi

semata ? Tapi aroma wangi maskulin mewah

itu masih tercium nyata di dalam ruangan ini.

"Kemana dia, tadi kelihatannya ngantuk berat.

Ishh.. dasar Tuan aneh, seperti hantu saja.!"

Decak Sherin sambil menggeleng bingung.

Dia segera bersiap, memoles ringan wajahnya.

Kemudian menyambar tas kecil yang ada di

atas nakas. Setelah itu turun ke lantai bawah.

Lagi-lagi, mata Sherin kini tertegun saat melihat

sudah ada hidangan sarapan pagi di atas meja

makan. Lengkap, menggoda dan masih hangat, apa-apaan ini.?

Ada pesan yang masuk ke ponselnya. Sherin

cepat-cepat membukanya. Dari nomor yang

tidak di kenal.

Aku ada urusan penting.. jangan lupa sarapan

pagi.. Nanti malam kau sudah harus pindah ke

tempatku.. rumah ini tidak layak untuk mu..!!

Alis Sherin bertaut dalam. Mungkinkah ini nomor Devan.? Iihh.. dasar pria aneh, sangat misterius.!

Dia mencoba untuk tidak peduli, segera duduk di

kursi, kemudian mulai menikmati apa yang ada

di depan nya itu. Tak peduli siapapun yang sudah menyiapkannya.

Tidak lama Vincent datang menjemput. Mereka

berdua langsung meluncur ke sebuah tempat.

Hari ini Sherin ada jadwal pemotretan untuk iklan

sebuah perhiasan mewah yang sangat terkenal.

Akhirnya Sherin tiba di tempat tujuan..

Az Zahwa Jewelry.. perusahaan perhiasan yang

sudah sangat terkenal itu kini menjadi job place

nya untuk hari ini. Sherin sangat antusias dengan

pekerjaan ini, karena dia sangat menyukai produk perhiasan keluaran perusahan ternama ini.

Dan sang pemilik perusahaan ini adalah seorang

wanita cantik, Kanaya Az Zahwa, istri dari seorang

pengusaha besar dan sukses Abraham Mahendra.

"Hallo Nona Sherin.. senang sekali akhirnya kita

bisa bekerjasama untuk projek ini."

Sang owner menyambut Sherin dengan ramah.

Keduanya tampak berangkulan hangat dan akrab.

"Terimakasih atas kepercayaan anda Nyonya

Mahendra.."

Ucap Sherin saat mereka saling melepaskan diri.

Wajah cantik Kanaya tampak berbinar. Mereka

berdua tersenyum lembut penuh kehangatan.

"Okay, kita langsung saja ke lokasi pemotretan

sekarang ya. Saya sudah tidak sabar nih, ayo.."

"Tunggu sebentar Nyonya Mahendra.."

Ada suara tegas seorang pria yang membuat

Naya dan Sherin tidak jadi bergerak. Di ambang

pintu muncul sesosok pria tampan bersama

dengan seorang wanita cantik nan seksi.

Mata Sherin menatap tajam kearah dua sosok

yang sangat tidak ingin di lihatnya itu. Brian dan

Stella. Ada urusan apa mereka datang ke tempat

ini.? Bukankah Stella ada pekerjaan di tempat

lain, atau jangan-jangan..

"Selamat datang Tuan Mcknight..senang sekali

anda bisa datang juga. Sepertinya anda sangat

perhatian sekali ya sama model-model nya."

"Maaf sebelumnya Nyonya Kanaya, saya sudah

memutuskan, yang akan mengambil pekerjaan

ini adalah Nona Stella Muller. Bukanlah Nona

Sherinda. Kami ingin mengganti nya.!"

"Apa.?? Di ganti..?!"

Sherin dan Naya berseru bersamaan. Mereka

berdua tampak saling pandang terkejut.

"Benar, Nona Stella lebih cocok untuk job ini.!"

"Brian, apa-apaan ini.? Kau tidak bisa mengubah

job desk seenaknya saja.! Semua sudah ada

dalam daftar kontrak.!"

Sherin berucap sedikit keras karena tidak bisa

terima keputusan Brian begitu saja. Tapi pria

itu malah tersenyum miring sambil melipat

kedua tangannya di dada.

"Stella lebih cocok untuk pekerjaan ini. Kalian

akan silang job hari ini.!!"

Sherin tampak menggeleng kuat. Dan Naya pun tampaknya tidak terima begitu saja apa yang di putuskan oleh Bos Starlight tersebut.

"Mohon maaf sebelumnya Tuan Mcknight. Dari

awal, model yang kami inginkan adalah Nona

Sherin. Kami sudah menyiapkan konsep sesuai dengan karakternya. Jadi anda tidak bisa begitu

saja mengubahnya."

Tegas Naya sambil maju ke hadapan Brian yang

terlihat tersenyum tenang. Sherin masih terdiam,

menatap tajam wajah kedua orang yang sangat

menyebalkan dan memuakkan itu.

"Tapi kami lebih memahami model kami Nyonya.

Anda bisa membuktikan sendiri siapa nanti yang

lebih cocok untuk memegang projek ini."

"Baiklah, begini saja, agar lebih adil..kita akan melibatkan mereka berdua untuk iklan ini. Dan hasilnya akan kita lihat di akhir. Tidak masalah

bagi saya kalau harus membayar mereka berdua."

Akhirnya Naya memberi pilihan. Dia melirik ke

arah Sherin yang terlihat tidak terima.

"Saya kira itu tidak perlu Nyonya Mahendra,

lebih baik saya mundur dari projek ini.!"

"Apa kau sudah merasa kalah sebelum maju

dan bertanding.? Ohh Nona Sherin.. saya akan

sangat kecewa kalau begitu."

Sherin terdiam. Dia melirik kesal kearah Stella

dan Brian yang terlihat tersenyum remeh.

"Aku rasa Nyonya Mahendra tidak perlu lagi untuk

memaksa Kak Sherin. Karena sepertinya dia sudah

mengakui kekalahan. Tapi.. itu lebih baik daripada

di permalukan di depan orang-orang nanti.!"

Celetuk Stella sambil memainkan rambutnya

yang di cat warna merah kecoklatan itu. Tidak

tahan lagi dengan situasi, Margaret kini maju

ke hadapan Kanaya.

"Baiklah, kita setuju Nyonya Mahendra. Biarkan orang-orang anda yang akan menilai hasilnya.!"

Tegas Margaret sambil menarik tangan Sherin

di bawa keluar dari ruangan itu. Naya tersenyum

puas, dia berpaling pada Brian dan Stella yang

terlihat berwajah tidak bersahabat.

"Mari..Tuan Brian..Nona Stella, kita pergi ke lokasi pemotretan sekarang juga."

Kanaya dan Monica berjalan duluan di ikuti oleh

Brian dan Stella serta para bawahannya.

***

Proses pengambilan gambar akan segera di

lakukan. Menggunakan latar tempat yang sudah

di setting sedemikan indah dan menarik. Stella

yang kebagian sesi awal pemotretan tampak

mulai bersiap. Dia terlihat begitu takjub melihat

beberapa set berlian cantik dan eksklusif yang

akan di pamerkan dalam iklannya.

"Okay Miss Stella, ready..? Kita akan melakukan

take sekarang juga."

Sang potografer memberi kode pada Stella yang

sudah siap di titik fokus. Stella mengacungkan

jempol sambil tersenyum dan bersiap dengan

pose pertamanya. Semua crew kini bersiap di

posisi masing-masing. Dan proses pengambilan

gambar pun di lakukan.

Namun, rupanya sang potografer profesional itu

tidak juga memperoleh kepuasan serta angle

yang mampu memuaskan hasrat photografi nya.

Dia terus saja mengarahkan Stella pada pose

dan posisi yang berbeda. Stella sampai harus mengulang beberapa kali.

"Okay.. kita break dulu sebentar.!"

Teriak sang potografer. Stella cemberut kesal

sambil mengibaskan rambutnya gerah. Asisten

dan para crew make up langsung melakukan

touch up pada wajahnya.

Sementara itu, Sherin saat ini masih berada di

dalam privat room tempat dirinya bersiap dan

berganti kostum. Dia akan mengenakkan gaun

yang berbeda dengan Stella. Gaun ini berwarna

navy dengan hiasan cantik di beberapa bagian.

Dia baru saja selesai mengenakkan gaun itu

ketika tiba-tiba Brian masuk ke dalam ruangan

lalu mengusir crew yang ada di tempat itu.

Wajah Sherin terlihat merah padam saat melihat kemunculan Brian. Masalahnya gaunnya saat ini

belum terpasang dengan tuntas. Resleting bagian

belakang belum di naikan. Otomatis punggung

bening mulusnya kini terekspose nyata di depan

mata Brian hingga membuat sistem pernafasan

pria itu kacau seketika.

"Maaf Pak Brian, kami tidak bisa meninggalkan

Sherin begitu saja, dia belum selesai bersiap."

Margaret tampak keberatan dengan perintah

Brian. Tapi pria itu menatap tajam wajah sang

manager Sherin itu penuh ancaman, kemudian menunjuk pasti ke arah pintu keluar.

"Aku bilang keluar.! Atau kalian akan aku pecat sekarang juga.! Cepat keluar.!"

Mau tidak mau akhirnya Margaret dan Vincent

keluar dari dalam ruangan. Vincent hanya bisa

menahan kemarahan namun dia tidak mampu melakukan apapun.

"Apa yang kau lakukan Tuan Brian.? Ini adalah

ruangan yang sangat privat.! Kau benar-benar

sudah tidak mengindahkan soal etika dan sopan santun terhadap para model mu !"

Decak Sherin sambil kemudian mundur menjauh sembari menahan gaun bagian belakangnya.

Brian maju mendekat sambil menyeringai tipis.

Pria itu kini menatap liar tubuh Sherin yang juga menatapnya tajam. Tiba-tiba saja Brian bergerak, membalikan tubuh Sherin hingga kini posisinya membelakangi dirinya. Sherin melebarkan mata terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Brian.

"Brian.. apa yang kau inginkan.?"

"Kita harus bicara berdua saja Sherin sayang."

Bisik Brian di telinga Sherin yang kini berusaha

memutar kembali tubuhnya, namun sial, tangan

nya di kunci oleh Brian di belakang membuat

dia kesulitan untuk menggerakkan badannya.

Belum lagi gaunnya yang terbuka lebar hingga

mempersulit ruang geraknya.

"Jangan kurang ajar kamu.! Cepat keluar dari

tempat ini sekarang juga. Kau semakin kelewat

batas Brian.!"

Sherin berseru sambil tiada henti mencoba

menarik tangannya dari cekalan Brian.

"Aku tahu kau sangat merindukan ku Sherin.!

Tatapan mu tidak bisa bohong. Aku merasakan

apa yang kau rasakan saat ini."

"Kau sudah tidak waras. Di dalam hatiku saat

ini sudah tidak ada lagi cinta untukmu.!"

Tubuh Sherin mengkerut saat tangan kanan Brian bergerak menyentuh lembut kulit tubuhnya yang terbuka. Dia mulai menarik pelan resleting gaun

Sherin dengan gerakan halus menggoda. Tubuh

Sherin langsung saja menegang dan bergetar.

"Jangan bohong kamu.! Aku yakin kau sangat

menginginkan sentuhan ku ini.! Kau cemburu

saat melihat ku mencumbu Stella. Jangan cemas sayang.. aku pastikan, kau akan tetap menjadi

wanita simpanan ku yang paling berharga.!"

Sherin benar-benar tersentak mendengar apa

yang baru saja di ucapkan oleh Brian. Tidak

tahan lagi, dia memutar tubuhnya dengan

cepat dan kuat. Lalu..

Bukk !!

Dia memasukkan tendangan lututnya ke perut

Brian yang seketika terhuyung mundur sambil memegangi perutnya. Matanya tampak melebar menahan rasa ngilu yang menghantam bagian

tengah perutnya tersebut.

"Kau sudah benar-benar menghinaku Brian.

Walau dunia menghujat dan mencaci ku, tapi

aku masih punya harga diri.! Aku tahu pasti

apa yang kalian mainkan di belakangku.!"

Desis Sherin dengan tatapan tajam penuh rasa

tidak terima. Brian kini berusaha menegakkan

badannya. Sementara Sherin melangkah kearah

pintu ruangan, lalu membukanya.

"Keluar sekarang.. atau aku akan membuat aset

yang sangat berharga milik mu itu kehilangan

keperkasaannya.!"

Gertak Sherin sambil melebarkan pintu ruangan.

Tepat, bersamaan dari arah koridor lain muncul

rombongan orang-orang penting. Dan dua orang

diantaranya adalah pria paripurna..

Wajah Sherin langsung saja pucat pasi begitu

melihat satu sosok diantaranya, karena orang itu adalah seseorang yang kini berstatus sebagai suaminya. Devaan..sedang apa dia berada di

tempat ini.??

***

Bersambung...

**Note :

Sabtu-Minggu libur up ya gaiiss..🤗😘🙏**

1
lidya makadada
Luar biasa
zena
nama ku itu thor😅
Dewi Shandra
😆😆😆😆
✨rielz✨
baca lagi..🤩
Nunnamin_shaqi
Bisa dibayangkan 😭🥰🥰
anninayah karim karim
devan kerjaan nya ikutin Sherin 😂😂
Amang Firmansyah
love u 2 othor kesayangankuuu...ditunggu karya2 berikutnya
Dewi Shandra
baca lagi setelah khatam berpuluh-puluh kali 😂
Amang Firmansyah
Lumayan
Tri Arrum
Luar biasa
Rohayani Faisal
udh baca ke 3x nya...ngga bosen bosen

d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
Irma herfiana
kak kapan up lagi hampir 4thn ini nunggu
Rohayani Faisal
kaka ...ditunggu karyamu selanjutnya
Hetty Marawemay
Pamela jahat bangat
Annsyi
Kak, hadirlah dengan karya barumuuu..... Kutunggu ceritamu selanjutnya.....

ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Muh Asrul
Author aku tunggu karya barumu.
Muh Asrul
entah sudah berapa kali membaca novel ini, author kemana engkau berada aku menunggu karya barumu suda 4 tahun tidak ad kabar
PJ92
Kecantikan sherin kyanya melebihi maharaya sma mayra deh
PJ92
Cusss thor bikin novel kisah little queen
Nurhawathy
/Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!