Wanita Cuek Dan Pria Dingin

Roy mengendong tubuh Dara yang terkulai tak berdaya, tubuh nya penuh darah, Roy meletakkan tubuh Dara dan dia melihat sekeliling tempat tersebut, tidak ada jalan keluar semua buntu.

Tapi Roy yakin ini ujung dari gua, dikarenakan tanah lembab, Roy memperkirakan jalan keluar dekat dengan sebuah perairan. Dia menyentuh setiap dinding, dan meraba, lalu dia mundur perlahan, lalu mundur lagi.

Pandangan nya beralih kepada sebuah obor, yang sudah mati. dan mengambilnya lalu maju lagi kedepan dengan membawa obor tersebut. lalu memasang nya pada sebuah lubang di dinding. dan pass....

....

" sekarang dimana Roy , kenapa kita disini,. kenapa kalian tidak ada yang menelusuri tempat ini?" tanyak Akbar dengan nada tinggi.

" Roy berada disebuah gua, dan gua hanya bisa dibuka dari dalam, jika orang luar ingin masuk, harus sesuai dengan jam, gerbang itu dibuka." sahut Haikal.

" jadi kita tidak bisa menyelamatkan..." tiba-tiba suara Akbar terhenti karena melihat suara gesekan disebuah semak belukar.

semua mata tertuju disana, dan para bodyguard mengeluarkan senjata, dan diarahkan ke depan semak tersebut. Dan mereka semua terkejut, kecuali Haikal.

" apa yang sedang kalian lihat" teriak Roy dengan wajah yang memerah.

" kak Akbar cepat periksa dia, Dara kehilangan banyak darah, selamatkan dia." mohon Roy dengan meletakkan tubuh tersebut.

Akbar mendekat dan membuka punggung yang tertembak.

" luka tembak, aku tidak bisa melakukan nya disini, kita harus secepatnya kembali." perintah Akbar memandang Roy .

Roy langsung mengendong kembali tubuh Dara.

....

Didalam mobil...

" bisakah lebih cepat menyetir nya," teriak Roy dengan emosi.

" ba baik tuan," jawab pengawal yang mengendarai mobil tersebut.

" kenapa lewat sini, seharusnya kita kerumah hutan," tanya Roy melihat kearah Akbar, yang sedang memegang pergelangan tangan Dara ,"

" kita tidak bisa kesana, karena sudah dihancurkan Haikal, sebaiknya kita menuju rumah Rian yang ada disebuah kampung, walaupun dekat dengan penduduk, setidaknya peralatan disana lengkap, dan aman." jawaban Akbar membuat Roy mengerutkan jidatnya, ntah apa yang dipikirkan Haikal sampai harus menghancurkan markas ditengah hutan.

" tapi jarak ke kampung cukup jauh, bisa berjam-jam. dia sudah kehilangan banyak dara. bagaimana jika" pikiran Roy berkelana kemana-mana.

" Tenang lah, aku sudah menyuntikkan obat untuk menghentikan pendarahan, dan suntikan bius. dia akan istirahat sementara, peluru itu tidak menembus lurus tapi menyamping, sehingga tidak terlalu dalam, setelah tiba aku akan melakukan operasi ringan untuk mengeluarkan peluru." jelas Akbar.

....

Disebuah rumah...

Bunga terbangun, kepalanya terasa pusing, dan dia mengusap wajahnya, dan mengucek matanya, lalu memegang kepalanya.

" pusing sekali" gumam Bunga.

dibalik pintu terdengar suara ketukan tookk tookk..

lalu pintu terbuka, masuklah seorang wanita paruh baya, melangkah mendekati Bunga...

" Selamat pagi nona," sapa wanita tersebut.

Bunga hanya memandangi wajah wanita tersebut, melalui tatapan nya seakan meminta jawaban.

" perkenalkan nama saya Lastri, panggil aja mbok las," jelasnya sambil tersenyum..

Bunga masih diam, dan tatapannya berubah menjadi tatapan amarah.

" mbok membawa makanan untuk nona, jangan lupa dimakan, mbok permisi dulu" Lastri melangkah keluar menjauh dari kamar, tiba-tiba dia takut melihat tatapan Bunga.

Didalam kamar Bunga mengepal tangan nya, " siapa dia, kenapa aku disekap, apa dia seorang pengedar narkoba, tukang pemerkosa, atas penjualan anak-anak, atau penjualan organ tubuh manusia, dan perdagangan manusia," gumam bunga.

" aku harus keluar dari tempat ini," gumam Bunga. Penjagaan tidak begitu ketat, karena itu rumah biasa, walaupun sangat luas dan besar.

" Bunga melakahkan kakinya melihat kearah sebuah jendela, ada banyak rumah penduduk yang jaraknya cukup jauh satu dengan yang lain, " ini sebuah perkampungan, dan area sini tidak bisa dimasuki kendaraan roda empat, untuk roda dua juga jalannya kecil, ada beberapa penduduk yang berlalu lalang, anak-anak, nenek-nenek.

" ini perkampungan yang masih memegang teguh tradisi, dan penduduk sini jauh dari keramaian," Bunga memandang mereka dengan wajah ngeri, Bunga bisa melihat dari penampilan mereka, bahwa mereka belum terkontaminasi dari dunia luar.

" apa yang sedang nona liat" tegur mbok las, sambil tersenyum dan mengintip ke jendela.

Bunga terkejut, dan cepat membalik badannya, dengan memegang dadanya.

" mbok aku kaget," Bunga melihat ke arah mbok las, dengan suara kecil, seakan-akan sedang berbisik.

" mbok, kita dimana, seperti ini perkampungan yang sangat jauh dari keramaian, apakah mereka manusia KANIBAL," tegas Bunga.

mbok las hanya tertawa kecil melihat wajah cantik didepan nya yang sedang panik, lalu mbok las melangkah memegang tangan Bunga, dan pergi ke ruangan lain.

" siapa nama nona," sekarang Bunga dan mbok las sudah ada di ruang makan.

" nama saya Adelia bunga Kanaya mbok, mbok panggil aja Bunga. tatap Bunga dengan tersenyum.

" nama yang cantik non, seperti orangnya. non tunggu sebentar ya bibik ambil makan buat non Bunga." mbok las melangkah ke tempat memasak.

" Terimakasih mbok" jawab Bunga.

" Seperti nya mbok las orang baik." gumam Bunga

Bunga dan mbok las makan bersama, sesekali Bunga melirik ke mbok las.

dan mbok las menyadari bahwa Bunga sedang waspada.

" non tenang saja, mbok bukan orang jahat, mbok sudah lama tinggal disini, tempat ini milik tuan Rian , walaupun tuan Rian jarang ketempat ini, mbok ditugaskan menjaga tempat ini." mbok Las menjawab tatapan Bunga yang penuh pertanyaan.

" mbok tinggal dengan siapa, siapa tuan Rian." tanya Bunga.

" mbok tinggal dengan suami mbok, dia yang membawa non Bunga kesini, atas perintah tuan Haikal. selebihnya dari situ mbok gak bisa jawab, mbok harap non mengerti." jawab mbok Las.

Bunga diam sambil manggut-manggut, " apa aku ditahan disini, siapa Rian, dan Haikal siapa lagi, sial banget nasib aku harus terlibat dengan orang-orang aneh ini," Gumam bunga dengan jidat yang berkerut.

....

Ditempat lain.....

Seseorang mendekati sebuah tubuh yang tergeletak tidak berdaya, dengan bersimbah darah.

mata orang tersebut penuh dengan kebencian, dia memandang tubuh tersebut dengan amarah yang memuncak, buk... bukkkk... buukk, dia menendang tubuh tersebut dengan kuat.

" Maaatttiiiiii lah kau Rian..tidak ada yang menginginkan kelahiran mu sejak awal, kau hanya pembawa sial." teriak nya didalam ruangan tertutup tersebut. dia berjongkok memandang wajah itu, dan menyentuh pergelangan tangannya.

" hahahaha hahahaha... akhirnya kau mati, dan kau akan membusuk disini." orang tersebut melangkah pergi dengan tawa menggelegar.

" walaupun aku gagal menguasai bisnismu, setidaknya keluarga Chrispeter berduka, dengan kematian mu." air mata mengalir keluar dari tubuh yang sudah tidak bernyawa tersebut,dibalik wajahnya yang babak belur, dengan dipenuhi darah, dan luka tusukan di bagian perutnya.

....

Apakah Rian benar-benar tewas, berhasil kah Haikal menemukan nya...

ditunggu up nya ya...

dukung Author dengan LIKE COMENT DAN VOTE YA

TERIMAKASIH semuanya...

DI EPISODE 11 AUTHOR BAKAL KASIH VISUAL MEREKA YA...

JADI DITUNGGU