Selby dan Bagas saling mencintai dalam diam. Saat Bagas menyatakan cinta Selby menolak karena berpikir mereka saudara sedarah.
Padahal mereka bukan sedarah. Akankah hal itu bisa terungkap?
Akankah ibu dari Bagas mengungkap rahasia yang selama ini dia simpan rapat?
Dapatkah Bagas dan Selby bersatu.(Disarankan baca lebih dulu novel Benih Kakak Iparku.)
Baca kisah mereka hanya di Mangatoon/Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miss ning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Sepanjang perjalanan pulang wajah Bagas berseri-seri. Dia terus tersenyum karena bahagia. Bagaimana tidak sugar daddy yang dimaksud Selby adalah dirinya. Dengan senang hati ia akan memberikan segalanya untuk Selby.
“Ini.”
Bagas memberikan sebuah kartu ATM untuk Selby.
“Apa itu?”
“Ini salah satu tugas daddy sugar. Yaitu menghidupi baby sugarnya.”
Bagas membuka telapak tangan Selby. Lalu meletakkan benda itu di sana. Ia kepalkan tangan Selby agar mau menerima kartu tersebut.
“Tidak perlu Bagas. Aku hanya bercanda.”
Selby ingin mengembalikan kartu tersebut tetapi ditolak oleh Bagas.
“Terimalah. Kau boleh beli apapun dengan kartu itu. Itu dividen dari bisnis kita bertiga. Itu uangku bukan uang papa atau mama. Kau tidak perlu khawatir.”
Yang dimaksud mereka bertiga adalah si kembar Zain dan Zean serta Bagas. Sejak SMA mereka bertiga memang sudah membangun sebuah bisnis yang bergerak di bidang makanan dan minuman.
Mereka memiliki vending machine yang tersebar di berbagai sekolah dan universitas bahkan ada beberapa di tempat hiburan. Alat atau mesin seperti ATM yang berbentuk seperti kulkas kaca besar yang berfungsi untuk menjual makanan atau minuman ringan secara otomatis tanpa adanya kasir atau operator. Cukup dengan memasukkan uang kertas atau koin ada juga yang menggunakan Qris dan kartu elektronik.
Keuntungan yang mereka dapat bisa mencapai Milyaran dalam setengah tahun. Selain itu Bagas masih memiliki bisnis lain yang ia dirikan sendiri. Jadi ia tidak akan kekurangan uang hanya dengan memberikan satu kartunya.
“Kau yakin? Aku orangnya sangat boros. Kau tidak takut uangmu akan habis dalam sehari?”
“Tidak masalah. Jika habis aku akan transfer lagi.”
“Kau royal sekali. Tidak takut dimarahi papa dan mama?”
“Itu uangku. Bukan uang mereka.”
Selby memicingkan mata. Kepalanya miring ke samping menatap Bagas penuh dengan pertanyaan.
Bagas mencolek hidung Selby dengan jari telunjuk. “Itu uang halal. Hasil dari bisnisku dengan si kembar Zain dan Zean.”
“Baiklah kalau begitu aku tidak akan ragu untuk memakainya.”
Satu minggu kemudian
Seorang pria paruh baya bersama putrinya menemui rector universitas dimana Selby dan Bagas kuliah. Lelaki itu berniat menyumbang dua gedung disana. Dengan syarat tentunya. Dia tidak suka putrinya sedih.
“Terima kasih atas bantuan pak Moris dan Rara. Yang telah bersedia menyumbang Gedung untuk universitas kami.”
“Selain itu aku akan menjadi donasi tetap di kampus ini asal Bapak melakukan satu hal untuk kami.”
“Apa itu pak Moris?”
“Cabut beasiswa seorang mahasiswi yang bernama Selby.” Ucap Rara.
“Tapi kenapa?”
“Karena dia telah membuat putriku sedih dan menangis.”
Seminggu yang lalu setelah pertemuannya dengan Selby, Rara tidak pernah keluar kamar. Ia merasa kesal dan marah dengan Selby. Gadis itu dengan berani meremehkannya bahkan membuatnya malu di depan Bagas.
Moris, ayah Rara tidak terima putrinya dibuat sedih. Ia pun bertanya kepada Rara apa yang membuatnya bersedih dan menangis. Rara pun dengan penuh drama menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya dan Selby. Tentu saja ada bagian yang ditambah-tambahi agar Selby terlihat buruk dimata papanya.
Dengan kesal malam itu juga Moris menghubungi pihak universitas untuk bertemu. Dan dengan kekayaan dan kekuasaannya dia ingin gadis yang bernama Selby pergi dari kampus itu.
“Baiklah. Beri kami waktu. Kami akan mencari alasan yang tepat untuk menghentikan beasiswanya.”
“Baiklah. Saya beri waktu seminggu. Segera urus dan selesaikan masalah ini.”
Rara tersenyum. Ia tidak sabar melihat Selby pergi dari kampus. Tidak akan ada lagi halangan ia untuk mendapatkan Bagas. Bagas akan menjadi miliknya. Dengan cara apapun ia akan mendapatkan Bagas.
“Bagas kau milikku. Hanya milikku. Siapapun wanita yang bersamamu akan aku singkirkan. Hanya aku yang pantas berdiri disampingmu.”