Di usia mudanya, Falya terpaksa menjadi tulang punggung keluarga. Padahal sebelumnya kehidupannya sangat sempurna. Tapi karena kesalahan fatal ayahnya, akhirnya ia dan keluarganya menanggung beban yang sangat berat.
Dan suatu hari,ia tak sengaja bertemu dengan sosok arwah penasaran yang justru mengikutinya ke mana pun dia pergi.
Siapakah sosok itu sebenarnya? Dan seberapa kuatnya seorang Falya menjalani kehidupannya???/
########
Untuk pembaca setia tulisan receh mak othor, mangga....di nikmati. Mohon jangan di bully. Mak othor masih banyak belajar soalnya. Kalo ngga ska, skip aja ya! Jangan di ksaih bintang satu hehehehe
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.10
Falya menemani Rayan tanpa Zidan di sana. Sejak kembaran Rayan pulang, Zidan sama sekali tak menemuinya. Ada perasaan kehilangan saat sosok hantu tampan itu tak mengusiknya. Bahkan dengan iseng Falya memanggil nama Zidan, hantu tampan itu tak juga menampakan dirinya.
Kini fokusnya beralih pada Rayan yang masih terlelap.
"Kamu beneran bang Zidan ya? Kalau iya...apakah saat kamu bangun nanti masih bisa mengingatku? Bahkan status sosial kita jauh berbeda.''
Meski mereka belum terlalu lama saling mengenal, entah kenapa keduanya seperti punya keterikatan yang umumnya tak di miliki oleh dua orang asing.
"Buka mata kamu Rayan! Entah kamu Rayan atau pun Bang Zidan...aku harap kamu benar-benar lekas sadar. Walaupun nanti saat kamu sadar, kamu melupakan ku. Hanya teman baru mu!''
Perlahan Falya terpejam sambil menyandarkan kepalanya ke sandaran bangku. Rasa lelah dan mengantuk kian menyerang tubuhnya. Makan malam? Dia skip makan malam dengan minum jus buah yang ia pesan di kantin rumah sakit. Selain berhemat, Falya juga sedang berusaha untuk belajar hidup sehat. Tapi ya...kadang ada saatnya juga ia ingin makan malam.
Di satu sisi, Zidan sedang berada di kediaman orang tuanya. Ia mengikuti Arvino yang datang meneui Rayan--raganya Zidan.
Pemuda itu ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa ia bisa berada di rumah sakit dengan kondisi luka yang seperti itu hingga berakhir koma dan...mati suri! Mata Zidan langsung tertuju pada dua orang tua yang tengah berbincang di teras belakang.
Ia memilih menuju ke arah dua orang tua itu yang tak lain mami dan papinya. Ada rasa rindu di dalam hatinya. Ia mencoba memeluk maminya, tapi ternyata tak bisa. Tubuhnya tembus saat menyentuh sang ibu.
"Mami....!'' panggil Rayan. Alin yang sedang berbicara dengan suaminya pun menghentikan obrolan. Sontak ia menolehkan kepalanya.
"Ada apa,M?'' tanya Hanan.
"Tadi mami denger Rayan panggil mami,Pi!'' jawab Alin masih dengan memutar kepalanya ke segala penjuru.
"Mami...papi tahu, mami sangat merindukan Rayan'' Hanan menggenggam tangan Alin. Zidan berdecak kesal karena hanya Falya yang bisa melihatnya juga menyentuhnya. Padahal...Falya tak memiliki hubungan apa pun dengannya! Bahkan mengenal gadis itu pun sejak dirinya jadi hantu arwah penasaran.
"Tapi tadi mami beneran dengar suara Rayan,Pi!'' kekeh Alin.
"Lebih baik sekarang mami istirahat! Mami pasti kelelahan sampai halusinasi denger suara Rayan'' kata Hanan mencoba mendorong bahu Alin dengan pelan.
"Mami ngga bohong Pi, tadi beneran ada suara Rayan'' Alin masih saja kekeh. Hanan mengangguk pelan agar Alin tak lagi mengatakan keyakinannya tentang suara Rayan.
"Papi antar ke kamar ya, mami istirahat duluan. Papi mau selesaikan kerjaan papi dulu.''
Alin menghela nafas panjang lalu mau tak mau ia pun menurut dan membiarkan suaminya menyelesaikan pekerjaannya.
Setelah mengantar istrinya, Hanan masuk ke ruang kerjanya di ikuti oleh Zidan. Zidan pikir, papinya pasti lebih tahu bagaimana dirinya bisa seperti saat ini.
Hanan duduk di balik meja kerjanya, tangannya dengan pelan membuka laptopnya. Lelaki paruh baya itu membuka laptopnya dan membuka salah satu file. Zidan turut membaca file yang papinya buka itu dengan pelan dan cermat.
Lalu setelahnya, ada video asusila yang di perankan oleh Rayan dengan seorang laki-laki yang entah siapa. Hanan memejamkan matanya saat adegan itu di putar. Sedang Zidan menggeleng tak percaya jika dirinyalah pemeran di video itu.
"Menjijikan!'' ujar Zidan geram lalu tangannya reflek melempar gelas kaca yang ada di meja Hanan.
Prang!!!
Sontak Hanan berdiri dari kursinya. Ia menoleh ke sekeliling ruangan itu. Hanan bukan tipe orang yang percaya takhayul, maka ia tak berpikir jika ada hantu atau sejenisnya di ruangan itu.
Zidan langsung meninggalkan Hanan begitu saja dan lagi-lagi menjatuhkan barang di atas meja kerja Hanan. Arwah hantu tampan itu berteleportasi dan berpindah tempat ke ruangan Rayan.
Tatapan Zidan langsung tertuju pada Falya. Gadis itu memang tidur tapi Zidan bisa melihat kalau Falya tak nyaman di poisinya saat ini.
Zidan mengusap pelan pipi gadis yang masih memejamkan matanya. Tangan Falya reflek menangkap telunjuk Zidan yang sedang mengusap pipinya.
Falya membuka matanya perlahan sambil masih menggenggam telunjuk Zidan.
"Abang?'' panggil Falya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Kamu kalau capek, rebahan aja di sofa!'' kata Zidan berjongkok di hadapan Falya. Falya menggeleng pelan.
"Aku takut ngga denger Rayan yang mungkin saja bereaksi bang!'' kata Falya sambil menatap Rayan dan Zidan bergantian.
Zidan turut menoleh ke arah Rayan alias raganya.
"Boleh aku minta tolong satu hal Ya, eh...sorry...banyak hal!'' ralat Zidan.
"Tolong apa?'' tanya Falya.
"Tapi kamu arus janji !'' kata Zidan. Falya menganggukan kepalanya.
"Katakan pada orang tuaku, aku tidak melenceng. Aku laki-laki normal!'' kata Zidan.
"Hah?'' Falya tak paham ucapan Zidan.
"Mungkinini terdengar memalukan Ya, tapi cuma kamu yang bisa bantu aku saat ini!'' Zidan menggenggam erat kedua tangan Falya. Lalu Zidan menceritakan apa yang ia baca dan ia lihat di laptop papinya. Falya menutup mulutnya tak percaya. Tapi ia sudah terlanjur berjanji akan membantu temannya itu.
"Tapi apa orang tua abang percaya yang aku katakan bang?'' tanya Falya. Zidan tetegun beberapa saat.
"Setidaknya kamu coba dulu, Ya!'' kata Zidan.
"Masalahnya semuanya harus pakai logika bang! Aku aja ngga kenal abang maksud ku Rayan, gimana aku mau ngomong begini begitu sama keluarga abang? Apalagi...ibunya abang, keliatan galak...!'' kata Falya sambil meringis.
Zidan terkekeh kecil dan itu terlihat sangat menawan di mata Falya hingga gadis itu tak berkedip.
"Hei...!!'' Zidan mengibaskan tangannya di depan wajah Falya. Gadis itu pun sedikit tersentak hingga memundurkan wajahnya.
Cetak! Zidan menyentil kening Falya.
"Awwwwsss...!'' pekiknya.
"Segitunya liatin aku!" sindir Zidan. Falya memutar bola matanya dengan malas.
Zidan kembali tertawa karena ekspresi Falya tersebut.
💞💞💞💞💞
terimakasih 🙏