NovelToon NovelToon
Salah Baca Mantra

Salah Baca Mantra

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Menikah dengan Musuhku / Preman
Popularitas:27.6k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Dyah Galuh Pitaloka yang sering dipanggil Galuh, tanpa sengaja menemukan sebuah buku mantra kuno di perpustakaan sekolah. Dia dan kedua temannya yang bernama Rian dan Dewa mengamalkan bacaan mantra itu untuk memikat hati orang yang mereka sukai dan tolak bala untuk orang yang mereka benci.

Namun, kejadian tak terduga dilakukan oleh Galuh, dia malah membaca mantra cinta pemikat hati kepada Ageng Bagja Wisesa, tetangga sekaligus rivalnya sejak kecil. Siapa sangka malam harinya Bagja datang melamar dan diterima baik oleh keluarga Galuh.

Apakah mantra itu benaran manjur dan bertahan lama? Bagaimana kisah rumah tangga guru olahraga yang dikenal preman kampung bersama dokter yang kalem?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Gara-gara kejadian kemarin, kaki Galuh masih agak sakit. Setiap kali dipakai untuk lari atau berjalan cepat, terasa nyeri menusuk di ujung tumit yang lecet, ditambah punggung serta pantatnya juga memar.

Sebenarnya Galuh ingin beristirahat total di rumah, tetapi profesinya sebagai guru olahraga di SD Negeri Mulia I tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

Hari ini, Galuh sedang mengajar murid kelas empat. Matahari siang itu terasa terik, tetapi semangat anak-anak tetap berkobar. Jadwal hari ini adalah senam lantai. Dia memutuskan untuk meminta bantuan murid kesayangannya yang unik.

"Jejen, kasih contoh sit up!" titah Galuh lantang sambil menunjuk murid yang sedang duduk di barisan belakang.

"Oke, Bu Galuh!" sahut Jejen dengan semangat. Anak itu berdiri tegak, lalu memberi hormat ala prajurit, membuat teman-temannya tertawa cekikikan.

Jejen memang berbeda dari murid lain. Usianya sudah empat belas tahun, namun dia masih duduk di kelas empat karena kondisi khusus yang dimilikinya. Tidak ada sekolah luar biasa di kampung mereka, sehingga Jejen tetap belajar di SD Negeri Mulia I. Meski begitu, semangatnya jauh lebih besar daripada anak-anak lain.

Tubuhnya tinggi menjulang, membuatnya tampak mencolok di antara teman sekelas. Sayangnya, ketika diminta memperagakan sit up, dia justru salah paham dan melakukan push up. Kedua tangannya menahan tubuh, kakinya lurus, lalu ia mulai menghentak naik-turun.

Galuh langsung menepuk keningnya. "Astaga, Jejen … itu bukan sit up, tapi push up!" katanya, separuh kesal, separuh geli.

Setelah diarahkan ulang, barulah Jejen mengerti. Ia pun melakukan sit up dengan benar, meskipun masih terlihat kaku. Anak-anak lain menyoraki sambil tertawa, membuat suasana halaman sekolah semakin riuh.

"Jejen! Jangan panas-panasan di sana. Duduk di bawah pohon sini!" teriak Galuh ketika melihat murid itu memilih duduk di area yang terkena sinar matahari langsung.

"Enggak apa-apa, Bu. Di sini anginnya kenceng," balas Jejen polos.

Galuh menghela napas panjang. "Nanti pusing, terus dibawa ke puskesmas, terus disuntik sama dokter. Mau?" ucapnya sambil melambai kecil.

Mendengar kata suntik dan dokter, Jejen langsung bangkit dan berlari menuju tempat teduh. Anak itu bergabung dengan teman-temannya yang lain, wajahnya setengah panik. Murid-murid lain menertawakan reaksinya.

Galuh menutup mulutnya, menahan tawa. "Dasar, anak ini memang ada-ada saja," batinnya.

Pelajaran olahraga itu cukup menguras tenaga. Keringat mengalir di dahi anak-anak, sementara Galuh sendiri juga kelelahan. Dia masih harus mengawasi, memberi contoh gerakan, dan berteriak memberikan arahan meski tenggorokannya terasa kering.

Galuh duduk di ruang kerja. Tangannya memegang leher, mencoba meredakan rasa serak. "Aduh, tenggorokan aku kering banyak bicara hari ini," keluhnya.

Dewa yang sedang lewat berhenti, menatapnya khawatir. "Kenapa? Sakit tenggorokan, ya?" tanyanya.

Belum sempat Galuh menjawab, Ryan sudah nyeletuk sambil menyeringai jahil, "Pergi saja ke puskesmas. Siapa tahu Aa Dokter bisa menyembuhkan."

Seketika wajah Galuh memerah. "Apaan, sih, kamu!" serunya dengan mode galak.

Ryan dan Dewa langsung tertawa terkekeh. Mereka akhir-akhir ini memang hobi sekali menggoda Galuh dengan menyebut-nyebut Bagja. Bahkan ketika mengirim salam di radio kampung, Ryan dan Dewa tanpa segan menyebut Galuh sebagai "calon pengantin Bagja". Tentu saja itu membuat Galuh sering uring-uringan.

***

Minggu pagi. Saat sebagian besar orang memilih bermalas-malasan, Galuh malah harus bersiap.

"Galuh, ditunggu sama Bu Kania sama Bagja. Hari ini kalian mau fitting baju pengantin," teriak Mama Euis dari balik pintu kamar.

Galuh menghela napas berat. "Hari Minggu begini seharusnya aku bisa tidur sampai siang, bukan repot-repot urusan pernikahan," batinnya. Namun, dia tetap berdiri dan mulai merapikan diri.

Ia memilih mengenakan celana jeans biru yang pas di tubuhnya, dipadukan dengan kemeja biru muda yang dikancingkan rapi. Kali ini ia tidak memakai kaos dalam, sehingga penampilannya tampak lebih formal. Rambut hitamnya yang biasanya hanya diikat seadanya kini ia kepang rapi, menambah kesan anggun.

Di meja rias sederhana, Galuh menaburkan bedak tipis di wajahnya, lalu mengoleskan lipstik merah muda. Sebagai sentuhan terakhir, ia menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Aroma wangi segar langsung memenuhi kamar.

Ketika keluar, beberapa anak kecil tetangga yang sedang menonton film kartun di ruang depan menoleh ke arahnya. Mata mereka berbinar melihat penampilan Galuh yang berbeda dari biasanya.

"Teh Galuh, mau ke mana?" tanya salah satu anak perempuan sambil memeluk bantal kecil yang banyak tersedia di ruangan itu.

"Mau pergi sebentar. Ada perlu," jawab Galuh sambil tersenyum tipis.

Seorang anak laki-laki spontan berseru, "Teh Galuh, cantik sekali hari ini!"

Pujian polos itu membuat wajah Galuh merona. Dia hanya tersenyum malu-malu, lalu cepat-cepat mengenakan sepatu agar segera pergi.

Begitu melangkah ke luar rumah, matanya langsung tertuju pada Bagja yang sedang duduk di teras rumahnya. Jarak rumah mereka yang berdampingan membuat momen ini terasa seperti adegan sinetron, Jodoh Lima Langkah.

Bagja tampak rapi seperti biasa, tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda. Dia tidak memakai kacamata dan pakaian yang dikenakannya lebih bergaya daripada sehari-hari. Kemeja putih bersih dengan lengan digulung sampai siku, celana bahan gelap, dan sepatu kulit membuatnya terlihat seperti pria kota.

Saat Galuh memasuki pekarangan rumah, Bagja menoleh. Matanya sempat membesar sejenak, jelas terpesona dengan penampilan Galuh hari itu. Dia tidak menyangka, gadis yang biasanya tampil tomboy dan apa adanya, kini bisa secantik ini.

"Eh, Galuh, sudah datang," sapa Bu Kania dengan ramah. "Kalian pergi berdua, ya? Ibu sudah telepon Bu Laras mau pesan baju pengantin dan kalian yang pilih."

Galuh berhenti melangkah, alisnya terangkat. "Loh, bukannya mau pergi sama Ibu, ya?" tanyanya heran.

Bu Kania tersenyum sendu. "Bapak mendadak sakit. Jadi, Ibu harus menjaganya di rumah."

Galuh melirik sekilas pada Bagja, lalu kembali pada Bu Kania. "Jangan-jangan ini cuma akal-akalan mereka," batinnya penuh curiga.

Galuh bisa merasakan perasaannya mulai tak karuan. Pergi berdua dengan Bagja jelas bukan hal yang dia harapkan. Bayangan akan dijahili, digoda, atau malah dibuat salah tingkah kembali muncul di kepalanya.

Namun, di sisi lain, ada rasa yang sulit dijelaskan. Perasaan aneh yang perlahan tumbuh sejak kejadian-kejadian kemarin. Galuh menggigit bibir bawahnya, ragu antara menolak atau menerima.

Bagja berdiri dari kursinya, lalu menatap Galuh dengan senyum tipis. "Ayo, kita berangkat. Enggak usah lama-lama mikir," ucapnya tenang, seakan bisa membaca pikiran Galuh.

Galuh mengekori Bagja masuk ke dalam mobil. Sementara hatinya semakin berkecamuk.

"Mau apa kamu?" tanya Galuh ketika Bagja mendekatkan tubuhnya.

"Menurutmu?" bisik Bagja yang kini wajahnya hanya beberapa senti dari muka Galuh.

***

1
Susi Akbarini
Aamiin..

❤❤❤❤😍😙😗
Susi Akbarini
ya ampunn..
teeharu...
❤❤❤😍😙😙😭😭😘
Esther Lestari
semangat thor....
semoga yg baca semakin banyak....
🌸Santi Suki🌸: aamiin 🤲
total 1 replies
Eva Karmita
Alhamdulillah semoga rejekinya Bagja dan Galuh lancar ya Mak aamiin 🤲🤲
🌸Santi Suki🌸: aamiin 🤲
total 1 replies
Esther Lestari
Semangat buat 4 sekawan yang sudah mau jadi relawan
Noor hidayati
amin kak othor semoga pembacanya makin banyak
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️🤲🤲
total 1 replies
Abel Incess
pasti rame Thor soalnya seru bngt ceritanya
🌸Santi Suki🌸: aamiin 🤲
total 1 replies
Hary Nengsih
lanjut makin seru
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
sryharty
semoga sukses ka
🌸Santi Suki🌸: 🤲🤲🤲🤲🤲
total 1 replies
Dinda Putri
semangat thoooorrr lanjut
🌸Santi Suki🌸: 🔥🔥🔥🔥🔥
total 1 replies
edelweis🌻
aminn kak semoga dpt rezeki lancar.aminn
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Noor hidayati
semangat buat para relawan yang membantu para korban bencana tanpa pamrih,semangat buat galuh,bagja,ryan dan dewa dalam menolong sesama yang sedang mengalami musibah💪💪💪💪💪
Tutuk Isnawati
top bgt
🌸Santi Suki🌸: makasih
total 1 replies
Hary Nengsih
jadi 4 sekawan yg berjuang menolong
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍👍
total 1 replies
Noor hidayati
betul kuncinya itu jujur satu sama lain,dan terbuka tidak menutup nutupi masalah apapun,harus didiskusikan bersama
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍 bener
total 1 replies
Sugiharti Rusli
sejatinya ga ada rumah tangga yang sempurna yah, yang ada saling menghargai satu sama lain dan tahu perannya masing" dan turunkan ego,,,
🌸Santi Suki🌸: bener 👍
total 1 replies
Sugiharti Rusli
dan Galuh walo dia sedikit bar" dan keras kepala, setelah menikah dia bisa menempatkan dirinya sebagai seorang istri dan menghormati Bagja sebagai suami
Sugiharti Rusli
semoga mereka nanti bisa lebih saling mengisi dan memahami yah, walo mereka tidak mengenal pacaran
Sugiharti Rusli
tapi salut sih sama karakter Bagja, walo dia sedikit jail walo karena sejatinya dia sangat suka sama Galuh, dia bukan pribadi yang mau menang sendiri biarpun Bagja anak tunggal sih
Sugiharti Rusli: betull banget
total 2 replies
Sugiharti Rusli
dan Bagja, walo dia seorang suami yang berhak menegur sang istri, dia bisa tidak melakukannya sambil marah" yang berakibat mereka nanti saling menyakiti
Sugiharti Rusli: nah itu, dia dah tahu banget kan karakter bininya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!