Terjerat Hutang Berujung Nikah Muda

Kini mereka berdua telah berada di dalam, Lucas menyuruh gadis itu untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu di kamar sebelah. “Mending lo bersihin badan lo dulu, udah bau terasi.”

Kyara mengendus dekat area ketiaknya ternyata benar. ”Enak aja, ngga ya mas. Yaudah deh aku mandi dulu.” Berjalan dengan menghentakkan kaki layaknya anak kecil yang sedang merajuk.

“Mending gue mandi juga deh udah gerah banget.”

Sembari menunggu Kyara mandi, Lucas pun masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan tubuhnya juga karena sudah terasa sangat lengket sekali sebab seharian ini dia ngegym. Tak lupa pria itu telah memesan makanan lewat online.

Bel pintu un berbunyi seorang gadis menyembul dari balik pintu, ia menerima satu kantong besar yang berisi makanan. Lalu sembari menunggu Lucas, Kyara menyiapkan makanan tersebut yang disimpan nya di atas meja ruang televisi.

“Mas, makanannya udah sampe nih,” teriak Kyara memanggil Lucas.

“Iya, tunggu bentar.” Lucas keluar dari kamar hanya mengenakan kaos oblong dan celana boxer menghampiri Kyara.

Lucas duduk di samping gadis itu, pria itu menagih penjelasan yang belum Kyara ceritakan padanya. “Sekarang ceritakan semuanya!” Memasukan sepotong paha ayam ke dalam mulutnya.

“Hmm.” Kyara memberikan anggukan.

“Jadi gini mas. Kemarin saat kamu pergi kerja aku berniat memasak ayam pedas korea, pas dicek ternyata saus cabe nya ga ada jadi aku beli deh di minimarket dekat sini. Saat aku mau pulang, tiba-tiba dua orang berbadan besar menghampiriku di depan pintu minimarket itu. Mereka menggendong badanku ke arah mobil yang terparkir di pinggir jalan, aku sudah berontak sekuat tenagaku namun tenaga mereka jauh lebih besar dariku. Lalu, sebelum benar-benar pingsan aku melihat ada satu orang wanita yang berada di dalam mobil itu.”

“Wanita?” Lucas mengangkat satu alisnya. 

“Iya, Mas. Bangun-bangun aku sudah berada di dalam kamar yang sangat kotor, aku tidak tahu itu dimana tapi aku rasa itu ditengah hutan sebab jauh dari pemukiman warga dan di sekitar rumah itu terdapat pepohonan yang sangat besar-besar.” Kyara dengan serius melanjutkan ceritanya.

“Setelah itu? Kau tau siapa wanita itu?” Lucas masih penasaran dengan wanita yang menculik istrinya.

Kyara menggeleng dengan mulut penuh melanjutkan ucapannya. “Uku tiduk tuhu mus.”

Lucas mendelikkan matanya dengan menghela napas sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Kalau berbicara telan dulu tu makanan!”

Kyara menyambar gelas yang berada di hadapannya meneguk sampai habis. “Hehe, maaf mas.” menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

“Aku tidak tahu siapa wanita itu, namun dia terus saja menyebutkan bahwa dia adalah pacar kamu, Mas.”

“Pacar? Gue?” Tunjuk Lucas pada dirinya sendiri dan diberi anggukan kepala oleh Kyara.

“Gue udah gak punya pacar.” Jawabnya ketus 

“Oh atau jangan-jangan itu Sarah.” Lucas menautkan kedua alisnya, mengingat ia baru saja putus dengan Sarah.

“Lo masih inget ciri-ciri wanita itu?” tanya Lucas penasaran.

Gadis itu memberikan anggukan dan menjelaskan secara rinci. “Orangnya cantik, putih, rambut berwarna honey golden brown, dan ada tahi lalat di sekitar bibir.” 

“Benar dugaan gue.” Lucas bergumam pelan.

“Kenapa mas?” 

 “Engga! Kok lo bisa pulang sekarang?” Lucas melanjutkan pertanyaannya.

Alis Kyara menukik dengan bibir mengerucut. “Oh jadi mas gak suka aku pulang? Ya udah sekarang aku pergi aja lagi.” Sungutnya kesal melipat kedua tangannya didepan dada.

“Dasar bodoh!” Lucas menoyor pelan kepala gadis itu. “Maksud gue, lo ditolong sama siapa bisa pulang sekarang ini?”

Kyara terkikik sendiri. “Ooh, saat wanita itu membuka pintu dan berbicara sendiri membelakangi aku, aku mengambil kesempatan. Aku mengendap-ngendap kabur terus aku kunci deh dia di dalem kamar itu. hihi!”

“Pinter juga lo. Habis itu? Lo nggak dikejar sama anak buahnya?”

“Ya dikejar lah mas, tapi aku langsung ngumpet di sebuah gubuk.

“Gubuk?” Tanya Lucas heran.

“Iya sebuah gubuk tua, ternyata gubuk itu dihuni oleh seorang pria tampan. Habis itu aku di antar nya keluar dari hutan deh.” Kyara tersenyum mengingat wajah pria tampan yang menolongnya tadi.

“kenapa lo senyum–senyum sendiri gitu? Sakit ya lo?” Mending berobat deh.” Lucas bergidik ngeri.

“Enak aja … enggak lah mas orang sehat begini.”

“Lo ditolong dia? Gak mungkin dong pria itu menolong tanpa imbalan. Pasti dia meminta bayaran.”

“Pasti tubuh lo udah di cicipinya!” Tuduh Lucas. “Jadi wanita gak ada harga dirinya.” Lucas tersenyum miring.

Mulut Kyara menganga lebar mendengar ucapan Lucas. “Astaga! Mas, kalo ngomong yang bener dong, aku masih suci. Lagipula pria itu baik, dia selalu memastikan aku dengan selamat. Nggak seperti kamu yang terlihat acuh saat aku tidak ada disampingmu!” dengan napas yang memburu Kyara beranjak masuk ke dalam kamar tanpa memperdulikan Lucas.

*

*

*

“Woi! Buka pintu nya!!!”

“Kacung sialan! Buka pintu ini!” Sarah mengetuk kuat pintu yang di kunci oleh Kyara.

Sembari menunggu pintu terbuka Sarah berkeliling ruangan dengan napas memburu, saat berada di dekat ranjang ada suatu benda yang menarik perhatiannya.

“Apa itu?” Ia berjongkok dan memungut sebuah kartu. ‘Casa Domaine’ tulisan yang tertera di bagian depan kartu itu. “Casa Domaine bukankah ini kunci Apartemen Lucas. Gue punya rencana bagus. Haha!” Sarah mengetuk-ngetuk kartu itu di telapak tangannya dengan senyum licik.

 Pintu itu kini terbuka, dengan cepat ia simpan kartu itu di dalam tas miliknya.

“Kemana wanita itu?” menatap berang pada keempat anak buahnya.

“Maaf bos, kami gak berhasil menangkap tu perempuan!” Baron membuka suara sementara yang lain menunduk takut.

“BODOH?!” 

“Kita pulang sekarang!” Sarah berjalan lebih dulu keluar dari rumah itu.

*

*

*

“Aagh!”

“Dasar cowok tengil! Cowok tengil!” Kyara memukul-mukul bantal mengutarakan kekesalannya.

Gadis itu tak terima jika dia dicap sebagai wanita murahan, jelas-jelas ia masih suci belum pernah dijamah oleh lelaki.

“Bisa-bisanya dia bilang kalo aku udah dicicipi pria lain, saat aku di culik aja dia masa bodoh. Ya walaupun bukan orang penting bagi dia, tetapi aku kan istrinya.” 

Kyara membaringkan tubuhnya, ia merasa tulang-tulang akan segera lepas dari tubuhnya. Kejadian dua hari ini sungguh menguras energi serta membuat badannya remuk. “Aduh … pegel banget badan aku.” Gadis itu menggeliat meregangkan badannya. Tak lama kantuk pun datang ia terpejam dikit demi sedikit.

Di ruang tamu Lucas menghubungi Sarah. “Halo! Apa maksud lo nyulik istri gue, Gundik?!” dengan tatapan datar melihat televisi. “Sudah gue bilang! Jauhin gue maupun istri gue!’

“Halo sayang.” Sarah tersenyum menang telah membuat Lucas emosi, namun ia terlihat kesal Lucas menyebut perempuan itu istrinya. “Sayang kok kamu marah-marah sih, jangan marah dong nanti wajah tampanmu jadi keriput.” Wanita itu terus menggoda hingga Lucas naik pitam.

“Wanita pelacur! Gue tau semua tentang latar belakang lo! Lo itu simpenan klien bokap gue, gak sampe disitu lo ngedeketin orang-orang berduit biar bisa ngasih makan gengsi lo itu. HAHAHA! WANITA MURAHAN!” dengan tawa menggelegar pandangannya juga menusuk. Setelah puas menghina Sarah, Lucas melirik ke arah jam ternyata sudah jam dua malam ia beranjak masuk ke dalam kamar.

“Hampir gila gue ladenin tu wanita sinting,” bergumam sendiri dalam kesunyian malam.

Lucas tak langsung ke kamar nya melainkan ia berjalan menuju dimana kamar Kyara berada, ia ingin melihat apakah gadis yang berstatus istrinya itu sudah tertidur atau masih menangis karena ucapannya tadi.

“Kok gue pengen liat tu bocah ya.” Derit pintu terbuka pelan, menampilkan seorang gadis meringkuk diatas kasur diapit oleh selimut tebal. Lucas berjalan pelan mendekati ranjang itu.

“Cantik juga dilihat-lihat kalau lagi tidur kayak gini, beda lagi kalau bangun bawaan nya ngajak ribut terus.” Tangan kanan sudah ingin mendarat di pipi mulus Kyara, tiba-tiba gadis itu menggeliat.

“AaahHH!”

***

Bersambung.

Kira-kira apa yang akan di lakukan Sarah?

Jangan lupa like, comment, vote dan juga beri bintang 5 kalo kalian suka cerita ini ❤️

Salam dari Bunga Aster