Lady Seraphine Valmont adalah gadis paling mempesona di Kekaisaran, tapi di kehidupan pertamanya, kecantikannya justru menjadi kutukan. Ia dijodohkan dengan Pangeran Pertama, hanya untuk dikhianati oleh orang terdekatnya, dituduh berkhianat pada Kekaisaran, keluarganya dihancurkan sampai ke akar, dan ia dieksekusi di hadapan seluruh rakyat.
Namun, ketika membuka mata, ia terbangun ke 5 tahun sebelum kematiannya, tepat sehari sebelum pesta debutnya sebagai bangsawan akan digelar. Saat dirinya diberikan kesempatan hidup kembali oleh Tuhan, mampukah Seraphine mengubah masa depannya yang kelam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celestyola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta Debutante yang Kacau
...**✿❀♛❀✿**...
Suasana aula perlahan kembali tenang setelah insiden nampan jatuh itu, namun bagi Seraphine, gelombang kekacauan justru baru saja dimulai. Senyum-senyum para bangsawan terlihat dipaksakan, percakapan mereka terselip nada curiga.
Beberapa mata menoleh ke arah noda hitam yang kini sudah ditutup oleh permadani cadangan, seolah berusaha melupakan apa yang baru saja mereka lihat.
Namun Seraphine tahu lebih baik, racun itu bukan sesuatu yang bisa diabaikan. Dalam kehidupannya yang lalu, insiden kecil seperti ini hanyalah pembuka dari serangkaian tragedi. Racun itu pertama kali digunakan pada seorang bangsawan muda yang setia kepada Kaisar, menimbulkan kematian mendadak dan menciptakan ketidakstabilan di antara faksi.
Kenapa seorang bangsawan muda bisa menciptakan ketidakstabilan bagi Kekaisaran karena kematiannya? Tentu saja karena bangsawan itu punya pengaruh yang besar.
Ketidakstabilan ini dimanfaatkan oleh faksi Putra Mahkota untuk menciptakan kekacauan di kalangan bangsawan netral dan memperluas pengaruhnya. Lalu perlahan, seluruh kekaisaran jatuh ke dalam cengkeraman mereka.
"Tidak kali ini," pikir Seraphine, jemari halusnya menggenggam lipatan gaun seolah itu bisa menahan seluruh gejolak batinnya yang sedang berkecamuk.
Ia tak bisa lagi menjadi gadis naif yang hanya menonton kehancuran dunia dari balik jeruji penjara lalu menunggu saat pedang algojo menebas lehernya.
Seakan tak mengizinkan para hadirin kembali menikmati pesta, langkah-langkah cepat terdengar dari pintu aula. Seorang Prajurit masuk dengan tergesa, wajahnya tampak pucat.
“Yang Mulia Kaisar!” serunya lantang, membuat semua kepala menoleh. “Ada kabar mendesak, Tuan Kael Harbert ditemukan sekarat karena racun di Taman Istana, Yang Mulia!”
Suasana yang tadinya mulai tenang seketika kembali pecah menjadi kegaduhan. Para bangsawan berbisik panik, beberapa bahkan tampak pucat pasi. Dan di tengah kekacauan itu, Seraphine merasakan sesuatu yang menusuk dalam hatinya. Ternyata, semuanya berjalan sesuai prediksinya.
...
Langkah-langkah berat Kaisar terdengar menggema, membuat semua orang otomatis memberi jalan. Tatapan tajamnya menyapu aula, menebar ketakutan yang tak seorang pun berani lawan.
“Siapa yang berani meracuni tangan kanan kepercayaanku?” suaranya bergemuruh marah, dingin, membuat para tamu merasa seolah udara di aula menghilang.
Para bangsawan saling pandang, sebagian pura-pura tak tahu, sebagian lain justru menatap curiga ke arah keluarga pesaing mereka. Benih saling tuduh mulai tumbuh di sana.
Seraphine menunduk, berusaha menyembunyikan degup jantungnya yang menggila. Di dalam kepalanya, potongan masa lalunya kembali berputar. Ia tahu betul ke mana arah peristiwa ini akan berjalan, tuduhan palsu, perpecahan antar faksi, dan pada akhirnya dirinya yang dikorbankan.
Tidak!!
Ia melangkah maju, membuat beberapa bangsawan menoleh padanya dengan alis terangkat. Seorang debutante, berani mengganggu kemarahan Kaisar?
Seraphine merapatkan jemarinya di balik gaun, lalu menundukkan kepala dalam-dalam. “Ampunilah kelancangan hamba, Yang Mulia Kaisar. Namun izinkan hamba bicara mengenai racun itu.”
Suasana yang tadinya sudah riuh mendadak senyap kembali. Semua mata kini tertuju padanya, seolah kalimat itu adalah bara api yang baru saja dilempar ke dalam tumpukan jerami kering.
Frederick, sang Pangeran Kedua, mengerling tipis dari tempatnya berdiri di sisi Kaisar. Sorot matanya dingin, penuh tanda tanya. Menilai apakah Seraphine benar-benar tahu sesuatu, atau hanya menggali liang kuburnya sendiri.
Kaisar mengerutkan kening, tatapannya menusuk. “Kau bicara seolah mengenal racun itu, Nona muda. Katakanlah, apa maksudmu?”
Seraphine menarik napas panjang, lalu mengangkat wajahnya perlahan. Senyumnya tipis, namun matanya menyala penuh keyakinan.
“Jika dibiarkan, Tuan Kael Harbert akan kehilangan nyawanya sebelum matahari terbenam. Namun hamba tahu cara menyelamatkannya, Yang Mulia," Ucap Seraphine penuh keyakinan.
Kegaduhan kembali meledak dan di tengah hiruk pikuk itu, Seraphine juga menyadari bahwa ia baru saja meletakkan dirinya di garis api, tepat di hadapan semua faksi yang menunggu kesempatan untuk memangsa satu sama lain.
Para pelayan segera membawa tubuh Kael Harbert yang mulai lemas ke ruang peristirahatan di sisi aula. Kaisar memberi isyarat dengan tangannya, tak memberi ruang bantahan.
“Kalau begitu, buktikan perkataanmu, Lady Valmont,” perintah Kaisar.
Seraphine menunduk dalam-dalam, lalu mengikuti langkah para pelayan yang terburu-buru. Ia bisa merasakan tatapan ratusan pasang mata yang menusuk punggungnya, sebagian berisi rasa ingin tahu, sebagian lain berkilat dengan kebencian.
Namun belum sempat ia masuk ke ruang itu, suara nyaring menghentikan langkahnya.
“Yang Mulia!” seorang bangsawan berperut gendut melangkah maju. Jubahnya penuh permata, wajahnya memerah karena kemarahan yang tertahan.
“Apakah patut kita menyerahkan nyawa Tuan Kael Harbert yang terhormat ke tangan seorang debutante yang bahkan belum genap sebulan memasuki lingkaran bangsawan?”
Beberapa yang lain segera mengangguk, ikut-ikutan menimpali.
“Benar, ini tidak masuk akal, Yang Mulia. Bagaimana jika gadis itu justru pelakunya?”
“Bagaimana jika ia menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan racun lain, Yang Mulia?”
“Bukankah mencurigakan seorang gadis muda bisa mengetahui nama racun yang bahkan para alkemis istana tidak ketahui?”
Bisikan yang tadi samar kini menjadi gelombang besar yang mengguncang ruangan. Kaisar hanya mengangkat tangannya sedikit, namun cukup untuk membuat semua suara terdiam.
Seraphine menahan napas. Ia tahu momen ini penting. Jika ia goyah, hanya butuh satu tuduhan palsu untuk menjatuhkannya sepenuhnya.
Lalu sebuah suara lain terdengar, rendah namun menusuk. Frederick berucap dengan raut datarnya.
“Jika dia berbohong, kematiannya akan menjadi contoh yang baik.”
Pangeran Kedua itu melangkah maju, matanya dingin seperti baja. “Namun jika dia benar, satu nyawa yang berharga akan terselamatkan.”
Kaisar memandang Seraphine lekat-lekat, lalu mengangguk perlahan. “Baiklah. Jika kau mampu menyelamatkan Kael Harbert, kau akan mendapat perlindungan Kaisar.
"Namun jika gagal—” suaranya menurun, tapi penuh ancaman, “–kau akan dianggap bersekongkol dengan pengkhianat.”
Seraphine mengatupkan bibir rapat-rapat. Ia tahu taruhannya hanya dua, yakni berhasil dan ia selamat atau gagal yang berarti ia akan menjumpai kematian lagi.
Dengan langkah mantap, ia pun memasuki ruangan di mana Kael Harbert terbaring, disaksikan banyak mata yang haus menunggu hasilnya.
...
Ruangan tempat Kael Harbert dibaringkan terasa sunyi, hanya dipenuhi derap langkah para pelayan yang kebingungan. Tubuh lelaki itu menggigil, wajahnya pucat, dan bibirnya membiru.
Seraphine menyingkirkan semua keraguan. Ia menatap para pelayan.
“Siapkan air mendidih, kain putih bersih, dan wadah perunggu. Segera.”
Pelayan-pelayan itu saling pandang, ragu untuk menaati perintah seorang debutante. Tapi tatapan Kaisar dari ambang pintu membuat mereka bergegas.
Seraphine mengeluarkan sebuah kantung obat herbal yang selalu ia simpan dan bawa, sengaja telah ia siapkan kemarin untuk momen ini. Tangannya gemetar sedikit, tapi matanya tetap tajam dan fokus.
“Ini bukan sekadar racun biasa,” gumamnya lirih, lebih pada dirinya sendiri. “Ini campuran Aetherys Bloom dan akar Nigra. Jika dibiarkan, ia akan menyerang paru-paru hingga tak bisa bernapas.”
Beberapa alkemis istana yang menyaksikan terbelalak kaget. Salah satu dari mereka berbisik, “Bagaimana mungkin dia tahu? bahkan aku sendiri tidak dapat mengenalinya.”
Air mendidih tiba. Seraphine menuangkan beberapa daun kering dari kantungnya, menghasilkan aroma tajam. Ia mencelupkan kain putih ke dalam larutan itu, lalu memerasnya perlahan.
“Pegang tubuhnya tegak.”
Pelayan menurut. Seraphine menempelkan kain hangat itu ke dada Kael Harbert, tepat di atas paru-parunya, sambil menuangkan setetes cairan lain, yakni ramuan pahit hasil campuran obat yang diam-diam ia ambil dari ruang penyimpanan obat di Rumahnya ke mulut pemuda itu.
Detik terasa panjang. Seluruh orang terdiam menunggu hasil akhirnya.
Kael Harbert sempat tersedak, tubuhnya kejang singkat, lalu perlahan warna di wajahnya mulai kembali. Biru di bibirnya mulai memudar, berganti dengan rona merah samar. Napasnya masih berat, namun kini sudah lebih teratur.
“D-dengan izin Kaisar—” salah satu tabib tua terbata. “–ia berhasil. Racunnya ditekan. Pemuda ini akan selamat.”
Suara riuh rendah segera pecah di luar ruangan. Sebagian bersorak lega, sebagian lain berbisik dengan nada tak percaya.
Seraphine menghapus peluh dari dahinya, lalu berdiri dan membungkuk dalam ke arah Kaisar.
“Ampunilah keberanian hamba yang lancang, Yang Mulia. Tapi hamba tidak bisa berdiam diri ketika sebuah nyawa dalam bahaya.”
Kaisar menatapnya dalam-dalam. Untuk pertama kalinya, senyum tipis terbentuk di bibir sang penguasa.
“Baiklah, Terima kasih Lady Valmont. Mulai malam ini, kau berada di bawah perlindungan Kaisar.” Ucapan Kaisar mematik berbagai reaksi dari para bangsawan.
Banyak yang menunjukkan keberatan, terutama seorang gadis yang sejak tadi hanya diam mengamati tindak-tanduk Seraphine. Beatrice mengepalkan tangannya dalam diam, ia tak terima bahwa gadis itu menerima berkat dari Kaisar.
Sementara itu, di sudut ruangan, Frederick menyunggingkan senyum tipisnya. Ia tahu, dengan sekali tindakan, gadis itu telah mencuri perhatian seluruh orang, termasuk dirinya.
Kenapa pangeran yang biasanya acuh tak acuh pada Lady manapun kini bisa tertarik pada gadis itu? mungkinkah ia mulai jatuh pada pesonanya?
...**✿❀♛❀✿**...
...TBC...