NovelToon NovelToon
Apa Kabar Cinta Lamaku?

Apa Kabar Cinta Lamaku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

kisah lama yang belum usai, membuatku masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Aku selalu menyesali apa yang terjadi saat itu, aku selalu menginginkan masa itu terulang kembali. Walaupun aku tau itu mustahil, aku tetap memimpikannya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku yang besar kepada cinta pertamaku, karena aku sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk. Masih pantaskah aku jika menginginkannya kembali padaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Setelah Perpisahan 31

Satu bulan berikutnya adalah bulan yang berat bagi Teresa. Karena dia masih saja belum bisa sepenuhnya menerima semua yang sudah terjadi. Dia masih terus menangis di setiap malam. Tidak ada senyuman yang tulus sejak hari pernikahannya sampai sekarang, karena dia benar-benar sudah kehilangan semangat hidupnya.

“Maafkan aku.”

Kalimat permintaan maaf yang dia ucapkan ke 100 kalinya, akhirnya dia bisa menyelesaikannya untuk hari ini. Teresa menghela nafas panjang, matanya menatap bulan dan bintang yang jauh disana. Dia menatapnya sembari mengingat wajah orang yang sangat dia rindukan. Kerinduan yang mendalam sampai terasa sangat menyiksanya.

“Prince, pasti kau sudah masuk ke Star University kan?”

“Maafkan aku, karena aku tidak bisa menepati janjiku.”

Teresa mengatakannya dengan suara yang lirih, nyaris tak terdengar. Tapi sesungguhnya, Arnold bisa mendengarnya. Dia duduk di kursi roda tak jauh dari tempatnya berdiri. Dia bisa mendengar semua yang Teresa ucapkan, bahkan suara tangisannya yang terdengar setiap malam.

‘Tok ‘Tok ‘Tok

Suara pintu diketuk membuat Teresa tersadar dari lamunannya. Dia langsung menoleh ke belakang, dan melangkah cepat untuk membuka pintunya. Saat dia membuka pintu, di sana sudah ada mertuanya yang sedang tersenyum lebar kearahnya.

“Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu dan juga Arnold,” ucapnya.

“Silahkan masuk bu,” ucap Teresa dengan sangat sopan.

Teresa menutup pintunya, dia menghampiri Kenan yang sudah duduk di sofa kamarnya. Sebelumnya dia terlihat mendorong kursi roda Arnold untuk semakin dekat dengannya. Teresa duduk di sebuah sofa yang berhadapan dengan ibu mertuanya.

“Kita akan pindah ke luar negeri sebentar lagi,” ucapnya, sontak Teresa langsung menatap kearahnya.

“Kenapa sangat mendadak?” Ucap Teresa.

“Sebenarnya ini tidak mendadak. Hanya saja, aku sengaja tidak mengatakannya padamu,” jelas Kenan, dan berhasil membuat Teresa tersenyum kecut.

“Baik bu, saya aku menyiapkan keperluan Arnold secepatnya,” ujar Teresa dengan senyum tipis di wajahnya.

“Kau memang menantu yang baik Teresa,” puji Kenan.

“Apa tubuhmu sudah membaik? Apa benar-benar tidak perlu memanggil dokter?” Tanya Kenan menanyakan kondisi Teresa yang sempat sakit beberapa hari lalu.

“Tidak perlu bu, aku hanya kurang istirahat,” jelas Teresa.

“Tapi aku merasa bahwa semakin kesini kau semakin terlihat kurus. Apa karena rambut pendek itu?” Tanya Kenan menatapnya penasaran.

“Berat badanku memang turun drastis,” ucap Teresa.

“Turun berapa banyak?” Tanyanya.

“Awalnya berat badanku 44, sekarang 39,” jawab Teresa dengan jujur.

“Apa makanan disini kurang gizi? Atau makanannya tidak enak? Bagaimana bisa kau sampai sekurus itu?” Tanya Kenan.

“Maaf bu, Teresa akan menaikkan berat badan setelah ini,” ucap Teresa dengan nada pelan.

“Ya sudah! Kalian istirahat sekarang, karena besok kita harus pergi mengunjungi keluarga Tao,” ucap Kenan dan pergi begitu saja.

“Selamat malam!” Ucap Teresa setelah kepergian Kenan.

Teresa terdiam sejenak sembari menatap pintu yang tertutup. Kemudian dia berbailk untuk mendorong kursi roda Arnold sampai ke tempat tidur. Dengan tubuh kurusnya, Teresa berusaha mengangkat tubuh Arnold dengan sekuat tenaga. Dia sudah terbiasa dengan semua ini, karena hampir setiap hari dia merawatnya.

“Tidurlah, besok kita harus pergi mengunjungi keluargaku,” ucap Teresa setelah menarik selimut untuk menghangatkan tubuhnya.

Teresa menjauh dari ranjang, dia mengambil bantal dan selimut dari dalam lemari yang dia sembunyikan. Dia meletakannya diatas sofa panjang untuk menyiapkan tempat tidur yang nyaman untuknya. Teresa memang tidak pernah satu ranjang dengan suaminya sejak hari pernikahan mereka. Lebih tepatnya, dia tidak pernah bersedia untuk tidur dengannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan harinya…

Teresa termenung di sepanjang perjalanan menuju ke kediaman keluarga Tao. Dia menatap sebuah gerbang tinggi pintu masuk Star University. Dia memandangi orang-orang yang tersenyum lebar memasuki tempat belajar mereka. Seketika dia kembali merasakan kesedihan di hatinya, karena nasibnya tidak sebagus orang lain yang bisa berkuliah di sana.

Ada sedikiti harapan dihatinya saat dia meminta sang supir untuk memberhentikan mobilnya sebentar di depan gedung itu. Teresa berharap dia bisa melihat Prince di tempat ini. Dia sungguh ingin melihatnya walau hanya sebentar. Sampai pada akhirnya, harapannya itu benar-benar menjadi kenyataan.

“Prince,” ucapnya dalam hati.

Teresa menurunkan kaca mobilnya sedikit saat dia melihat kedatangan Prince. Untuk pertama kalinya, bibir Teresa sedikit membentuk senyuman kebahagiaan saat dia melihat Prince mengayuh sepedanya. Ada perasaan tenang di hatinya saat melihat Prince terlihat baik-baik saja.

“Dia masih tetap tampan dengan pakaian berwarna serba hitam itu,” batinnya lagi.

Tapi Teresa tiba-tiba membeku saat dia merasa ada sesuatu yang basah jatuh di pipinya. Saat dia menyentuhnya dengan tangan, ternyata yang jatuh adalah air matanya sendiri. Pada akhirnya Teresa tetap tidak bisa menahan air matanya setiap kali dia melihat wajah cinta pertamanya.

“Maaf nyonya muda. Tapi nyonya besar meminta saya untuk cepat datang ke kediaman Tao,” ucap sang supir langsung menutup kaca mobilnya kembali.

Teresa hanya bisa pasrah saat mobil yang dia naiki mulai pergi menjauh dari tempat keberadaan Prince. Dia menghapus air matanya saat mobil akan segera sampai di kediaman keluarganya. Teresa juga merapikan pakaian Arnold yang berada di sampingnya. Teresa bisa merasakan, bahwa Arnold menatapnya dengan tatapan sulit di artikan.

Setelah mereka sampai di kediaman Tao, Teresa mendorong kursi roda Arnold memasuki rumahnya. Disana Kenan sudah menunggunya, bahkan Tao dan Diana pun langsung menyambutnya dengan senyuman yang lebar.

“Astaga anakku dan menantuku!” Ucap Diana terlihat sangat dipaksakan.

“Dimana Rara?” Teresa justru langsung menanyakan keberadaan adiknya.

“Dia sedang perawatan di rumah sakit, besok baru bisa pulang,” jelas Tao yang menjawabnya.

Teresa memilih untuk mengabaikannya, dia langsung duduk di sofa setelah menempatkan kursi roda Arnold di sampingnya. Dan di mulai lah sekarang, sebuah obrolan yang memuakkan sekaligus membosankan.

“Apa kau tidak merasa bahwa Teresa sangat kurus sekarang?” Tanya Kenan yang tiba-tiba membahas Teresa.

“Benarkah? Kami tidak menyadarinya,” ucap Diana dengan senyum kikuk.

“Ibu memang tidak pernah memperhatikanku,” ucap Teresa, dan berhasil membuat Diana menatapnya tajam.

“Ahahaha, Teresa sebaiknya kau pergi ambilkan biskuit di dapur,” ucap Diana berusaha mengalihkan pembicaraan.

Teresa menatap Diana sejenak, dia seperti menatapnya dengan penuh kebencian. Tapi pada akhirnya, dia tetap menuruti permintaannya. Dia mulai bangkit dari duduknya berniat untuk pergi ke dapur. Tapi kemudian, dia justru mendadak merasakan rasa sakit yang luar biasa di perutnya.

“Akhh!” Teresa sampai mengeluarkan suara kesakitan, sementara tangannya langsung memegangi perutnya.

“Ada apa Teresa?” Ucap Kenan panik.

Diana dan Tao langsung menghampiri Teresa yang masih memegangi perutnya. Suara kesakitan masih terdengar jelas keluar dari mulutnya, wajahnya juga terlihat sangat pucat. Dengan cepat Tao langsung memanggil dokter untuk datang ke kediamannya.

“Teresa!” Teriak Diana saat kesadaran Teresa sudah mulai tak terkendali.

Di saat bersamaan, Diana akhirnya menyadari bahwa anak angkatnya ini memang terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Tubuhnya yang semakin kurus dan kesehatannya yang menurun menandakan bahwa dia sangat tertekan menjalani kehidupan barunya.

...----------------...

1
US
/Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!