NovelToon NovelToon
Ratu Film Favorit Mr A

Ratu Film Favorit Mr A

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Live/Variety Show / Putri asli/palsu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ly-Ra?

Elara Vienne menyadari dirinya masuk ke dalam novel yang baru-baru ini ia baca. Tapi kenapa justru menjadi tokoh antagonis sampingan? Tokoh yang bahkan tidak bertahan lebih dari lima bab dalam cerita.

Tokoh antagonis ini benar-benar menyedihkan—tidak diakui oleh keluarga aslinya, dibenci oleh netizen, dan bahkan pacarnya direbut oleh sang putri asli.

Ketika bangun dia bahkan sudah kehilangan kesuciannya, sungguh Elara sangat terkejut. tapi kenapa laki-laki ini begitu mencintainya?

Let’s start the story.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly-Ra?, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Arkan berhasil menculik Elara untuk pergi menuju ke villanya, itu terletak dipinggiran kota dengan kawasan gunung yang tertutup. Pemandangan setiap jalan adalah pepohonan yang lebat. Saat memasuki kawasan Villa terdapat kolam renang yang besar dan taman bunga mawar biru. Elara menatap kagum melihat bangunan villa tersebut.

Villa tersebut bergaya modern klasik yang terdapat tiga lantai. Desain atap datar dan balkon terbuka membuat ruangan santai yang nyaman. Keseluruhan bangunan didominasi warna putih bersih dengan sedikit corak batu alam krem yang menambah kesan hangat namun mewah. Jendela-jendela besar menyatu sempurna di dinding. Menambah pencahayaan ruangan di dalam yang akan terlihat luas.

Segera para pelayan berbaris rapi di teras yang luas untuk menyambut pulangnya majikan mereka, kepala pelayan menyambut tuannya terlebih dahulu yang turun dari mobil bersama Nyonya baru mereka. "Tuan dan Nyonya, selamat datang kembali."

Segera para pelayan yang berbaris berkata serempak juga, menghasilkan suara yang kompak dan keras,"Tuan dan Nyonya, selamat datang kembali!"

Elara bergidik terkejut melihat fenomena seperti ini, dia merasa tidak pantas untuk menerima penyambutan mewah ini. Lagipula dia maupun Elara dalam novel belum pernah mengalami hal seperti ini.

"Bagus," Arkan mengangguk sebentar menerima penyambutan mereka, dia lalu melirik Elara yang terlihat tidak nyaman.

Dengan alis terkulai Arkan mengambil jari-jemari Elara yang kosong, dia menarik wanita itu berjalan memasuki Villa diikuti kepala pelayan. Dan melewati barisan para pelayan yang menunduk memberi hormat.

"Kamu biasa seperti ini?" tanya Elara dengan hati-hati, dengan mengikuti langkah Arkan yang terlihat pelan.

Arkan melirik kearah istrinya, dia lalu menjawab dengan ringan, "Hm, sudah biasa."

Elara mengangguk mengerti sepertinya dia memang harus menerima hal-hal baru seperti ini, walaupun orangtua angkat Elara juga keluarga kaya. Mereka tidak memperkerjakan begitu banyak pelayan, hanya ada tiga pelayan di rumah orangtua angkatnya.

Tapi penyambutan ini memang tertulis dalam novel, Antagonis iblis satu ini berasal dari keluarga yang berpengaruh belum lagi dia menjalani perusahaan sendiri, dan bisnis itu mendominasi di seluruh bidang pasar keuangan.

Bahkan bisnis keluarganya berhasil disaingi olehnya. Arkan Prasetya Wijaya adalah jenius dalam bisnis. apapun yang ditangannya bisnis itu pasti akan berkembang pesat. Hanya sayang sekali jenius bisnis ini akan tiada karena melawan protagonis pria dan protagonis wanita, dengan begitu banyak bencana berdarah.

Protagonis pria belum pulang dari luar negeri, kali ini Arkan yang mendominasi di seluruh kota.

Adapun cerita dalam novel ini, Elara merasa jalan cerita pasti akan berkembang. semoga dia dan Arkan bisa melaluinya dengan selamat.

Benar. Elara akan berusaha mengubah akhir cerita dari Arkan, dia tentu saja tidak ingin orang yang berada disekitarnya mengalami akhir yang buruk. Lagipula Elara tidak peduli dengan plotnya, dia hanya peduli dengan orang-orang disekitarnya.

"Ini kamar kita, Nyonya Wijaya punya pendapat?" tanya Arkan dengan nada santai, dia sedikit mengelus ujung jari Elara tapi setelah itu dia melepaskan pegangan tangannya dengan cepat, yang menciptakan kalau tindakannya hanyalah ilusi.

Elara menatap Arkan dengan rumit tapi tidak berkata-kata apapun dengan tindakannya, dia melihat sekeliling lalu terbatuk canggung,"Ini bagus. aku tidak punya pendapat sama sekali."

Kamar ini memiliki nuansa satu warna yang terlihat maskulin dan elegan, dinding dan perabotan didominasi oleh warna hitam dan abu-abu pekat. Menciptakan kesan misterius namun juga serius.

Tempat tidur besar yang keseluruhannya warna gelap pekat.memberikan kesan elegan namun juga minimalis. Pencahayaan alami ada di jendela besar yang berada di sudut ruangan.

Diatas kepala tempat tidur terdapat lukisan abstrak berwajah manusia, yang menambah kesan artistik. Tapi tunggu, jika dilihat baik-baik sepertinya wajah dalam lukisan ini mirip Elara?

Wanita itu menoleh mendapati Arkan yang sedang menatap dirinya, dia lalu bertanya dengan canggung dan menunjuk kearah lukisan abstrak itu, "Itu sepertinya mirip wajahku?"

Arkan melambaikan tangannya, tanda mengusir para pelayan yang mengatur pakaian Elara ke dalam lemari, para pelayan segera keluar dari kamar. Dia lalu menarik dagu istrinya melihat lebih dekat matanya yang menunjukkan bingung dan kepanikan.

"Itu memang lukisan wajahmu, bagaimana menurutmu Nyonya Wijaya?"

"Hah?"

Arkan terkekeh kecil melihat kebingungan istrinya, dia menjauhkan dirinya lalu melihat kearah waktu, "Aku masih ada rapat kali ini. Aku akan pergi ke perusahaan dulu, kepala pelayan akan memanggilmu jika makan malam sudah tiba."

Elara segera tersadar dari keterkejutannya, dia lalu mengangguk mengerti dan membuka mulutnya, "Hati-hati. Pulanglah saat makan malam."

Dia tahu kalau suaminya ini sangatlah sibuk, bahkan sering melewatkan waktu makan hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Betapa gigih dan kerja keras. Itu yang ditulis dalam novel.

"Hanya itu?" Arkan mengangkat satu alisnya, seakan tidak menyangka Elara hanya mengatakan hal tersebut.

Elara mengerjap matanya bingung, "Emang apalagi?"

Arkan tersenyum tipis lalu menarik dagu istrinya, dia menunduk lalu mencium sekilas bibir yang terlihat menggoda itu. "Katanya ini yang dilakukan banyak pasangan, hmm memang manis."

Lidah Elara ingin berkata tapi dia tidak bisa mengatakan apapun, dia hanya diam menatap kepergian Arkan. Elara memegang ujung bibirnya. Dia masih teringat ciuman itu.

"Sepertinya dia memang sudah gila." ujar Elara dengan menghela nafasnya.

Tidak mau memikirkan kejadian tadi, Elara mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi. tubuhnya sudah berkeringat banyak. Apalagi otaknya terasa panas setelah melewati begitu banyak hal. Elara butuh mandi untuk menyegarkan otaknya.

**

Dalam sebuah kawasan perumahan elit, ada sebuah rumah yang terlihat sedikit mewah dengan tatanan yang terlihat elegan. Terdapat sebuah kamar yang terlihat luas dan mewah, dinding dan perabotannya memiliki warna merah muda. Menambah kesan feminim dan polos seorang gadis.

Terdapat dua bayangan yang bertumpang tindih, satunya sedang duduk dengan rasa kesal karena diselingkuhi. Dan satunya lagi sedang memperhatikan penuh perhatian disampingnya.

"Bagaimana mungkin! dengan siapa dia menikah?" teriak marah Daffa, dengan mengacak-ngacak rambutnya kesal.

Daffa Mahesa merasa kesal setelah melihat berita itu di internet, dia tidak menyangka pacarnya akan berani menikah tanpa sepengetahuan dirinya, rasa diselingkuhi sungguh membuat hatinya kesal.

Ayla Kirana yang selalu menemani Daffa menatap laki-laki itu dengan alis berkerut, dia kira Daffa akan merasa senang karena Elara telah meninggalkannya. Tapi melihat reaksinya ini. Ayla merasakan krisis dihatinya.

Gadis itu mengelus kepala Daffa lalu turun mengelus pipinya, dan menatapnya penuh perhatian, "Kak Daffa, sepertinya Elara sudah lama selingkuh darimu. Bagaimana mungkin dia menikah secepat ini jika tidak ada rencana?"

Daffa mengambil tangan Ayla dengan raut wajah semakin menggelap, "Sepertinya perkataan mu benar, anak ini sudah gila awalnya. Aku harus putus dengannya."

Sekilas jejak kepuasan terlihat dimata Ayla setelah Daffa mengutarakan niatnya, dia tentu senang karena Daffa mengajukan putus lagi kepada Elara. Tapi gadis itu mengubah raut wajahnya menjadi sedih dan penuh kebingungan.

"Kakak, bukankah ini akan membuat Elara sakit hati? bagaimana jika dia menikah hanya karena terpaksa? Bagaimana jika suaminya adalah pria tua yang kasar, dan menyiksanya? Seharusnya kita menolongnya bukan?"

Daffa terpana dengan pertanyaan bertubi-tubi dari Ayla, bukannya semakin merasa kasihan kepada Elara. Laki-laki itu makin mengerutkan keningnya dengan tatapan semakin menajam.

"Jika dia menikah dengan paksa, bagaimana mungkin dia memberikan informasinya di internet? Lagipula dia sudah selingkuh denganku, dia tidak ada lagi hubungannya denganku," Daffa mencibir dengan perasaan jengkel. Lalu ekspresinya melembut melihat Ayla yang menatapnya khawatir.

Daffa menepuk kepala gadis itu, dan berucap dengan nada tidak berdaya yang memanjakan, "Jangan pedulikan dia lagi oke? Dia sudah menyakitimu begitu banyak. Jangan terlalu baik hati."

Ayla ragu-ragu sejenak tapi dia mengangguk kepalanya dengan pelan, lalu berkata dengan perlahan-lahan, "Aku mengerti kak. Aku hanya khawatir saja."

Daffa tidak mengatakan apapun dia tersenyum lembut kepada Ayla, dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Rasa tidak nyaman dihatinya berkurang jika Daffa mencium aroma gadis ini. dia adalah obat penenang bagi Daffa. Dan Ayla penuh ragu-ragu membalas pelukannya. Walaupun akhirnya dia memeluknya dengan erat.

...----------------...

1
Kyna
harusnya ceweknya yg minta tanggung jawab, lah ini malah cowoknya
Lyra: 🤣 modus itu
total 1 replies
rohmatulrohim
menarik....
rohmatulrohim: semangat berkarya yg rajin up nya😉
Lyra: Terimakasih banyak ✨
total 2 replies
Naufal Pratama
up lagi kk
Lyra: Baiklah
total 1 replies
Naufal Pratama
crazy up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!