Seorang gadis kecil sedang membuat pesawat kertas lalu mencoba menerbangkan nya ..
" Yah jauh" ucap Gadis kecil itu berlari ke arah pesawat kertas milik nya
Ciara Aneta gadis kecil yang manis yang mempunyai cita-cita menjadi pemandu lalu lintas pesawat ke sukaannya pada pesawat kertas membuat nya mempunyai mimpi yang indah
Alsaka Pratama seorang pria yang memiliki cita cita menjadi seorang Pilot dan berharap kebahagiaan akan setinggi pesawat yang ia terbangkan
Yuk saksikan kisah mereka jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya Besty 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gemini Gund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 32
Hari ini Rahel menepati janji nya membawa Ciara serta Selena ke Jepang...
" Jangan sedih ini demi kebaikan ibumu" ucap Rahel saat Ciara terus menatap nanar rumah yang menyimpan banyak kenangan dari Ciara kecil
" Iyah tante" ucap Ciara berusaha tersenyum, Rahel menggenggam tangan Ciara memberi kekuatan...
" Selamat tinggal semua luka yang ada disini" batin Ciara
Nadin merasa cemas dan selalu terbayang wajah sedih Selena saat mendengar perkataan Arga sebelum kecelakaan itu ..
Perlahan Nadin bangun dari tidurnya lali menatap jam menunjukkan pukul 20:25
" Aku harus ke rumah sakit, semoga saja nak Cia mau mengijinkan aku melihat Selena" ucap Nadin lirih lalu menoleh ke samping di mana Arga tertidur dengan pulas
" Aku sudah jahat mas merebut kamu dari keluarga mu, aku tidak bisa berada di situasi seperti ini karena ini hanya semakin membuat rasa bersalah ku bertambah besar setiap hari nya" batin Nadin
Nadin menuruni tangga dengan perlahan sambil menatap sekitar nya setelah keluar Nadin pun mengambil mobilnya lalu berjalan keluar rumah
Saka yang sebetulnya belum bisa tidur karena memikirkan Ciara melihat dari balkon kamarnya mamahnya pergi dan membuat Saka khawatir memutuskan untuk mengikuti secara diam-diam
" Mama mau ke mana malam' begini" Saka terus mengikuti ke mana mobil Nadin pergi dan sampai lah di rumah sakit
" Rumah sakit, jadi Mama ke sini pasti ingin memastikan keadaan tante Selena,tapi aku takut jika Ara akan berlaku seperti waktu itu" Ujar Saka lalu keluar dan mengikuti Nadin
Nadin mengerutkan keningnya saat melihat ruangan tempat Selena kosong saat seorang suster lewat
" Maaf sus pasien di kamar ini apa sudah pulang ya?" tanya Selena
" Em yah nyonya beliau Sudah di pindahkan dari rumah sakit ini " Suster itu menjawab seadanya saja
" Pindah? Apa suster tau Kemana pasien itu di pindahkan?" Jantung Nadin semakin berdenyut nyeri
" Maaf nyonya saya tidak tau, mungkin nyonya bisa bertanya pada dokter yang menangani pasien, saya permisi nyonya" Setelah menjawab suster itu pergi meninggalkan Nadin yang merasa seluruh badannya seperti jeli
Bruk
Nadin terduduk dengan pandangan kosong
hiks hiks hiks
" Mamah" panggil Saka lalu membantu Nadin berdiri
" Saka mama ingin bertemu dokter yang menangani Selena" Nadin di bantu saka menuju ruangan dokter
" Iyah mah"Saka membantu Nadin
Tok tok tok
" Masuk" Sahut seseorang di dalamnya
" Permisi dok, maaf menganggu waktunya sebentar" ujar Nadin
" Ya tidak apa-apa nyonya silakan duduk " Sang dokter menatap wajah Nadin dan langsung teringat perbincangan nya dengan nyonya Rahel kemarin
Flashback Rahel
" Dokter Putra" Suara seorang wanita menghentikan langkah Putra
" Hai nyonya Rahel, ada apa?" Putra menatap lekat Rahel teman masa kecilnya
" Cih jangan terlalu formal kak put" Rahel menatap kesal sahabat nya
" hahaha kamu yang memulai hel" Putra terkekeh melihat Ekspresi kesal sahabat yang sudah di anggap Adik nya sendiri
" Kak aku ingin meminta bantuan mu jika ada orang dalam foto ini mencari keberadaan Selena tolong jangan beri tahu, katakan saja jika di bawah pergi oleh keluarga nya dan kamu tidak tau kemana" Rahel menunjuk kan foto Nadin sekeluarga
" baiklah, apa mantan suami Selena masih berharap kembali pada Selena? " Putra bertanya dan menatap Rahel
" Mengapa kakak bertanya soal itu, jangan bilang jika kakak?" Rahel menatap curiga laki' yang belum menikah padahal usianya sudah seharusnya memiliki keluarga
" Aku hanya merasa ada yang berbeda setiap aku menatap Selena, aku tidak tau perasaan apa ini, karena aku baru merasa kan saat memandang wajahnya" Putra berkata jujur
" Aku tidak tau harus berkata apa kak, jujur saja aku masih takut jika Selena di perlakukan seperti dulu, tapi jika kamu ingin mendekati nya pastikan dulu perasaan mu kak, aku sebagai sahabat nya tidak ingin dia di kecewakan kedua kali nya " Rahel berucap agar Putra meyakinkan hatinya untuk sahabat nya
" Kurasa hanya itu yang ingin ku katakan, jika kamu sudah yakin perjuangan dia, aku mendukungmu" Rahel menepuk pundak Putra lalu pergi