Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Dua bulan sudah aku bekerja di tempat baru.
Hari ini aku pulang kerja lebih cepat dari biasanya.
Aku janjian sama Fadli mau ketemuan.
Kami main ke pantai menikmati indahnya sore.
"Nay aku mau pindah dari mesjid"
Aku menatap wajahnya,
"Mau pindah kemana Fadli? Apa kamu gak nyaman di sana?" ujar ku.
"Aku pengen mencari kerja yg lebih bagus lagi Nay"
"Kapan kamu pindah? "
"Hari sabtu Nay"
Aku menarik nafas.
"Nayla, aku pengen kejelasan hubungan kita"
Aku mengaduk-ngaduk mie yg ku pesan. "Aku gak mau pacaran Fadli"
"Hem gimana kalau kita membina rumah tangga Nay? "
"Apa kamu masih belom siap? "
"Sampai saat ini aku belom siap Fadli"
"Pernikahan adalah ibadah Nay"
"Ibadah terpanjang dalam hidup, sambung ku"
"Dengan pernikahan kita menyempurnakan separoh agama kita, ujarnya"
"Aku pindah hari sabtu Nay, kamu jaga dirimu dan titip buat tante, doakan aku semoga kamu menemukan kebahagiaan mu Nay"
"Begitu juga dengan mu Fadli"
"Ohya Nay jika kamu sudah menemukan laki-laki yg cocok jangan lupa undangan untuk ku" 😊
"Aku tersenyum, hati ku terasa pilu mendengarkan semua itu"
"Nay nanti kita mampir ke toko boneka ya"
"Mau beli boneka Fadli"?
" Iya Nay hadiah buat teman ku"
"Di dalam hati aku bertanya siapa teman yg mau dikasih hadiah? pasti cewek? oh ternyata dia sudah punya cewek"
"Kok diam Nayla, tanyanya"
"Aku tersadar dari lamunan ku, hehe iya Fadli"
Sesampainya kami di toko boneka, aku diminta untuk memilihkan boneka yg bagus dia cuma mengikuti langkah.
"Ini bagus dan lucu Fadli"
Aku memperlihatkan boneka beruang besar berwarna pink kepadanya.
"Iya ini lucu dan bagus bisa buat teman tidur, katanya"
Kita ambil yg ini aja Nay kalau kamu suka.
"kan buat teman kamu"
"teman ku orangnya gak ribet, kalau menurut mu bagus pasti dia juga suka".
Akhirnya kami mengambil boneka beruang.
" Pegangin ya Nay",
"oke, jawab ku"
Dia berhenti tempat jualan martabak dan membelinya.
Kami sibuk main HP sambil menunggu
martabak.
"Ini bang martabaknya"
Dia membayarnya.
"Titip ini buat tante ya Nay, dia memberikan kantong berisi 2 kotak martabak kepadaku"
"Gak usah repot-repot Fadli"
"Diterima ya Nay"
"Aku mengambilnya dan mengucapkan makasih Fadli"
Dia mengantarkan ku pulang.
Sampai depan rumah, aku turun dan memberikan boneka kepadanya.
"Ini Fad kado teman mu"
"😊 simpan aja sama kamu hari sabtu aku ambil, masa aku bawa boneka ke mesjid" 😊
"Apa salahnya Fadli? "
"Gak masuk dulu, ucap ku"
"Gak Nay makasih"
"Assalamu'alaikum dia pergi meninggalkan ku"
Assalamu'alaikum ucap ku sambil melangkah masuk.
Waalaikumsalam jawab Fikri.
Chie dapat kado dari siapa kak?
"Bukan buat kakak, ini punya Fadli hadiah untuk temannya"
"oh kirain buat kakak"
"Kakak sih nolak bang Fadli mulu"
"Aku diam aja dan menaruh martabak di meja, itu ada titipan dari Fadli buat mama"
"Mama mana dek? "
"Pergi arisan kak, kak Silvi nganterin mama"
"kakak ke kamar ya"
Aku masuk kamar dan meletakan boneka di kasur ku. Aku memeluk boneka itu empuk ujar ku.
Aku mandi dan bersantai sambil baca novel.
"Nay jangan tidur kemalaman ya, kata Fadli di sambungan telpon"
"Iya Fadli, jawab ku"
Malam itu aku ketiduran sambil memeluk boneka.
Aku terbangun karna suara HP ku, aku ambil hp, Fadli yg nelpon.
"Assalamu'alaikum Nay sudah sholat? "
"Wa'alaikumussalam belom aku baru bangun"
"Sholat gih sudah pukul 05.30 ini"
"iya Fadli aku sholat, aku tutup ya"
"iya Nay Assalamu'alaikum"
"makasih Fadli wa'alaikumussalam"