Love In Black And White

Love In Black And White

LiBaW — BAB 01

BERTEMU BAHAYA ATAU SEBUAH TAKDIR?

“Aahhh~ Sshhh, ahhh~ ” Desah napas yang memburu ketika seorang wanita cantik yang terbaring di atas ranjang bersama sosok pria yang lebih tua darinya.

Sembari mendongak tak karuan, wanita itu menatap ke langit-langit hingga sekilas melihat wajah dari sosok pria yang kini tengah menggagahinya seperti biasa. “Oh.. fuck~ Shhh~ desah pria yang saat ini berada di atasnya.

“Fuck bitch~ aahhh~ ”

Plakk!! Satu tamparan baru saja mendarat di pipi wanita malang yang berada di bawahnya. Tentu, wanita itu hanya mendesah hingga tamparan yang ketiga kalinya cukup kencang di pipinya.

PLAKK!!

California, AS

Kedua kelopak mata seketika terbuka lebar saat mimpi buruk di masa lalunya begitu mengiang di ingatannya. Nisa (28th) terduduk dengan kepala pusing hingga rambut indahnya yang panjang menjuntai hampir menutupi wajah cantiknya yang khas Asia.

“Astagfirullah... Astaghfirullah... Astaghfirullah— ” Terus, dia mengucapkan kalimat dzikir hingga ia mengusap kepalanya dengan kedua tangannya hingga peluh membasahi wajahnya.

Nisa menoleh ke arah jam yang berada di nakas nya. “Astaga!” dengan terkejut dia langsung melompat dari ranjang empuknya saat menyadari bahwa langit sudah gelap.

Tentu, malam ini dia akan kembali ke Indonesia tempat kelahirannya, meski sudah 3 tahun Nisa menetap dan menjadi warga negara Amerika dan memiliki alasan tersendiri, namun dia akan kembali ke Indonesia untuk mengunjungi teman seperjuangannya.

.

.

.

[“Aku mengerti! Mungkin besok aku baru sampai di Indonesia. Jadwal penerbangan ku malam ini dan kurang 10 menit lagi!”] jelas Nisa, si wanita berkulit putih seorang muslimah yang taat yang kini mengenakan gamis panjang berwarna putih dengan jilbab panjang.

Sungguh dia terlihat sangat cantik dan mencolok di kegelapan malam kota California, meski pakaian yang dia kenakan hanya sederhana.

[“Jaga dirimu baik-baik Nisa! Kau harus berjaga-jaga karena Gerrard selalu mengawasi mu. Aku takut jika kau datang kemari dia akan berulah lagi.”] Ucap seorang wanita dari balik ponsel.

Sembari mengehentikan taxi, Nisa terdiam, mengingat dia masih belum bisa bebas sepenuhnya. [“Aku akan berjaga-jaga, tenang saja! Aku tidak sendirian, Allah bersamaku!”] ucap Nisa tersenyum membuat temannya ikut yakin bahwa dia akan baik-baik saja.

Usai berbincang, kini bisa yang sudah duduk di taxi, wanita itu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

“Airport, please!” Pinta Nisa dengan senyum kecil saat dia mengatakan arah tujuannya kepada sang sopir taxi.

“Baik Nyonya!” balasnya.

Nisa merasa lega, setidaknya dia sudah menyelesaikan sholat isya saat ketiduran tadi dan untung saja jadwal penerbangan nya tidak lewat, karena dia sudah menunggu cukup lama untuk bisa kembali ke Indonesia.

...***...

Brugh! Brugh! Brugh! Seorang pria dengan kaos hitam terus memukuli pria lainnya dengan tangan kosong dan membabi buta hingga pria yang bersimbah darah itu teler tak sanggup lagi melawan.

Pria tampan bermata silver itu menjambak rambut pria tadi. “Katakan kepadanya untuk datang menemui Dom Torricelli ... Now!” pinta pria dingin dengan tatapan tajam dan perilaku yang bak monster haus darah setiap kali bertemu musuhnya.

Seperti saat ini. Tangan kirinya menjambak rambut pria yang bersimbah darah tadi, sedangkan tangan kanannya memegang pistol yang baru saja diberikan oleh sang asisten setianya.

Tut.. Tut.. [“Halo? Ole? Kau baik-baik saja? Bagaimana— ”]

[“Tu-tuan! Kau di-diminta datang... Hahh... Hahh...”] Napasnya memburu ketika dia kehabisan banyak darah bahkan wajahnya hampir tak dikenali.

Sementara pria bernama Dom Torricelli (37th) yang merupakan seorang mafia di dunia bisnis gelap, saat ini menatapnya penuh ancaman dan meremas kasar rambutnya hingga membuat mangsanya meringis.

[“Ap-apa? Si-siapa. Siapa yang harus ku temui?”] tanya seorang pria dari balik ponsel tersebut.

[“Di-dia— ”]

Dom langsung berdiri dan melepaskan jambakan nya, menempelkan ponsel tadi ke telinga kanannya. [“It's me! Aku yakin kau mengenalku pak menteri. Akan aku tunggu di kawasan pelabuhan ku 5 menit. Jika kau tidak datang maka akan aku habisi seluruh keluargamu tanpa ampun.”] Ancam pria bernama Dom yang nampak marah namun dia terlihat tenang saat berbincang dengan musuhnya.

Ya! Musuh! Menteri perdagangan yang harusnya sudah bekerjasama dengan Dom Torricelli malah menusuk Dom dari belakang dan menyebabkan setengah dari barang ilegalnya ditahan oleh polisi, begitu juga dengan anak buahnya.

Usai mengatakannya, pria tampan dengan berewok dan kumis tipis itu membuang ponsel tadi begitu saja.

Brugh! Pukulan terkahir yang asisten Dom berikan kepada asisten menteri tersebut.

“Tuan! Dia sudah tewas.” Ucap pria bernama Mike (36th) yang tak kalah garangnya dengan sang bos.

Dom berbalik, menatap ke jasad yang sudah mereka habisi. “Bungkus jasadnya dan buang ke tengah laut, biarkan ikan buas memakannya.” Ucap Dom yang sama sekali tidak peduli.

Mike mengangguk dan segera menyuruh anak buah Dom yang lain untuk membungkus mayat tersebut. “Ayo cepat!” Pintanya dengan tegas.

Sementara pria bernama lengkap Dom Torricelli itu melangkah keluar gudang dengan keadaan terkotori oleh bercak darah yang membuatnya nampak seperti hewan buas yang baru saja memangsa.

Dengan santainya, Dom merokok sembari menunggu kedatangan menteri sialan itu.

Sungguh! Siapapun yang melihat keadaan Dom saat ini, mereka pasti akan berlari menjauhinya, meski dia tampan sekaligus.

“Tuan! Menteri itu meminta bertemu di tempat lain.” Ujar Mike yang baru saja keluar memberikan informasi tersebut.

“Fuck him.” Tentu saja Dom terlihat kesal mendengarnya. Namun dia harus segera menyelesaikan urusan ini.

...***...

“Ada apa?” tanya Nisa terheran saat taxi tersebut berhenti.

“Mungkin ada kecelakaan di depan, Nyonya!” jawab sang sopir yang mana Nisa juga baru menyadarinya bahwa kendaraan lain juga terhenti karena macet.

Dengan cemas, Nisa hanya punya 5 menit lagi sebelum keberangkatan pesawat menuju ke Indonesia. Dia bisa ketinggalan nanti.

“Berapa menit untuk sampai ke bandara?” tanya Nisa kepada sang sopir taxi tadi.

“Ada jalan alternatif. Anda bisa melewati lorong di sana, tapi ada jalanan sepi, jika Anda berani maka hanya butuh waktu 3 sampai 4 menit untuk sampai di bandara. Tapi itu sangat berbahaya Nyonya.” Jelas sopir tersebut dengan detail.

Namun Nisa yang mendengar penjelasan mengenai jalanan sepi setelah lorong, membuatnya merinding. -‘Jika aku melewatkan kesempatan ini, aku tidak tahu apakah masih bisa pergi ke Indonesia. Ya Rabb, please help me!’ batin Nisa memejamkan matanya sejenak.

“Aku akan berjalan saja, thank you!" Ucap Nisa sembari memberikan uang bayaran sebelum akhirnya dia berjalan ke arah lorong yang dimaksud tadi, dengan membawa koper hitam berukuran sedang, juga tas kecil yang ia jinjing saat ini.

Sungguh? Sekarang sudah sangat malam, dan Nisa akan nekat melewati jalanan di sana. “Kau sudah pernah melewati bahaya, tidak perlu takut, Nisa. Bismillah!” Gumamnya penuh keyakinan.

.

.

.

Selang beberapa menit berlalu, hanya ada suara langkah kaki Nisa yang saat ini berjalan melewati lorong sepi dan sunyi. Lalu ia melewati sebuah jalanan yang memang sepi, tidak ada siapapun di sana kecuali seorang tunawisma yang tengah menghangatkan diri.

Nisa menelan ludahnya dan mengabaikannya hingga sesaat dari arah lain dia melihat sekelompok orang dengan dua mobil hitam yang sontak membuat langkah kaki Nisa terhenti. Keningnya berkernyit menatap pemandangan di depannya.

Dua orang juga terkapar di tanah dalam keadaan bersimbah darah dan pria lain membungkus jasad keduanya. Sementara satu pria dengan setelan jas rapi bersujud memohon ampun tepat di depan pria berkaos hitam bertubuh kekar yang menodongkan pistol ke arah kepalanya.

“APA KAU BISA MENGEMBALIKAN KERUGIAN YANG KU ALAMI HAH!” sentak Dom memukul wajah menteri itu dengan kepalan tangan kuat yang membawa pistol saking emosinya dia.

“Ak-aku mohon ampuni aku. Aku— ”

DARR!!

“Hahh— ” Sontak Nisa langsung berbalik, gemetar dan bersembunyi di balik sampah besar sembari menutup mulutnya yang refleks bersuara dan membuat para pria di sana menoleh.

Termasuk Dom Torricelli yang baru saja membunuh seorang menteri.

“DI-DIA MENGINTIP! DIA MELIHATNYA! AKU TIDAK!!” teriak pria tunawisma itu membuat Nisa melotot kaget saat menunjuk ke arahnya.

DARR!!

Terpopuler

Comments

Tiara Bella

Tiara Bella

wow bagus nh kynya ceritanya....aku suka...Thor jangan bosen aku mampir dan nongol trs hehehehhe.....

2025-04-27

2

sagi🏹

sagi🏹

dapat notif dari orhor kesayangan langsung otw ke lapak ini dong,, sukses selalu othor dengan karya2 yang amazing.

2025-04-27

1

Delvyana Mirza

Delvyana Mirza

Aku hadir thor tuk karya mu yang slalu buat cenat cenut itu,sukses slsulu ya thor,

2025-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 LiBaW — BAB 01
2 LiBaW — BAB 02
3 LiBaW — BAB 03
4 LiBaW — BAB 04
5 LiBaW — BAB 05
6 LiBaW — BAB 06
7 LiBaW — BAB 07
8 LiBaW — BAB 08
9 LiBaW — BAB 09
10 LiBaW — BAB 10
11 LiBaW — BAB 11
12 LiBaW — BAB 12
13 LiBaW — BAB 13
14 LiBaW — BAB 14
15 LiBaW — BAB 15
16 LiBaW — BAB 16
17 LiBaW — BAB 17
18 LiBaW — BAB 18
19 LiBaW — BAB 19
20 LiBaW — BAB 20
21 LiBaW — BAB 21
22 LiBaW — BAB 22
23 LiBaW — BAB 23
24 LiBaW — BAB 24
25 LiBaW — BAB 25
26 LiBaW — BAB 26
27 LiBaW — BAB 27
28 LiBaW — BAB 28
29 LiBaW — BAB 29
30 LiBaW — BAB 30
31 LiBaW — BAB 31
32 LiBaW — BAB 32
33 LiBaW — BAB 33
34 LiBaW — BAB 34
35 LiBaW — BAB 35
36 LiBaW — BAB 36
37 LiBaW — BAB 37
38 LiBaW — BAB 38
39 LiBaW — BAB 39
40 LiBaW — BAB 40
41 LiBaW — BAB 41
42 LiBaW — BAB 42
43 LiBaW — BAB 43
44 LiBaW — BAB 44
45 LiBaW — BAB 45
46 LiBaW — BAB 46
47 LiBaW — BAB 47
48 LiBaW — BAB 48
49 LiBaW — BAB 49
50 LiBaW — BAB 50
51 LiBaW — BAB 51
52 LiBaW — BAB 52
53 LiBaW — BAB 53
54 LiBaW — BAB 54
55 LiBaW — BAB 55
56 LiBaW — BAB 56
57 LiBaW — BAB 57
58 LiBaW — BAB 58
59 LiBaW — BAB 59
60 LiBaW — BAB 60
61 LiBaW — BAB 61
62 LiBaW — BAB 62
63 LiBaW — BAB 63
64 LiBaW — BAB 64
65 LiBaW — BAB 65
66 LiBaW — BAB 66
67 LiBaW — BAB 67
68 LiBaW — BAB 68
69 LiBaW — BAB 69
70 LiBaW — BAB 70
71 LiBaW — BAB 71
72 LiBaW — BAB 72
73 LiBaW — BAB 73
74 LiBaW — BAB 74
75 LiBaW — BAB 75
76 LiBaW — BAB 76
77 LiBaW — BAB 77
Episodes

Updated 77 Episodes

1
LiBaW — BAB 01
2
LiBaW — BAB 02
3
LiBaW — BAB 03
4
LiBaW — BAB 04
5
LiBaW — BAB 05
6
LiBaW — BAB 06
7
LiBaW — BAB 07
8
LiBaW — BAB 08
9
LiBaW — BAB 09
10
LiBaW — BAB 10
11
LiBaW — BAB 11
12
LiBaW — BAB 12
13
LiBaW — BAB 13
14
LiBaW — BAB 14
15
LiBaW — BAB 15
16
LiBaW — BAB 16
17
LiBaW — BAB 17
18
LiBaW — BAB 18
19
LiBaW — BAB 19
20
LiBaW — BAB 20
21
LiBaW — BAB 21
22
LiBaW — BAB 22
23
LiBaW — BAB 23
24
LiBaW — BAB 24
25
LiBaW — BAB 25
26
LiBaW — BAB 26
27
LiBaW — BAB 27
28
LiBaW — BAB 28
29
LiBaW — BAB 29
30
LiBaW — BAB 30
31
LiBaW — BAB 31
32
LiBaW — BAB 32
33
LiBaW — BAB 33
34
LiBaW — BAB 34
35
LiBaW — BAB 35
36
LiBaW — BAB 36
37
LiBaW — BAB 37
38
LiBaW — BAB 38
39
LiBaW — BAB 39
40
LiBaW — BAB 40
41
LiBaW — BAB 41
42
LiBaW — BAB 42
43
LiBaW — BAB 43
44
LiBaW — BAB 44
45
LiBaW — BAB 45
46
LiBaW — BAB 46
47
LiBaW — BAB 47
48
LiBaW — BAB 48
49
LiBaW — BAB 49
50
LiBaW — BAB 50
51
LiBaW — BAB 51
52
LiBaW — BAB 52
53
LiBaW — BAB 53
54
LiBaW — BAB 54
55
LiBaW — BAB 55
56
LiBaW — BAB 56
57
LiBaW — BAB 57
58
LiBaW — BAB 58
59
LiBaW — BAB 59
60
LiBaW — BAB 60
61
LiBaW — BAB 61
62
LiBaW — BAB 62
63
LiBaW — BAB 63
64
LiBaW — BAB 64
65
LiBaW — BAB 65
66
LiBaW — BAB 66
67
LiBaW — BAB 67
68
LiBaW — BAB 68
69
LiBaW — BAB 69
70
LiBaW — BAB 70
71
LiBaW — BAB 71
72
LiBaW — BAB 72
73
LiBaW — BAB 73
74
LiBaW — BAB 74
75
LiBaW — BAB 75
76
LiBaW — BAB 76
77
LiBaW — BAB 77

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!