NovelToon NovelToon
Kau Ambil Anakku, Ku Rebut Suamimu

Kau Ambil Anakku, Ku Rebut Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Fatimah

Memiliki mimpi hidup membina rumah tangga dengan kasih sayang yang tulus nyatanya mimpi itu hanya tingal kenangan. Dijual sahabat terbaiknya sendiri menjadikan awal derita baru bagi kehidupan Wanita bernama Tyara Alkyara Putri, dibenci, dimusuhi. Bahkan dijauhkan dari orang-orang yang dulu menyayanginya. Bahkan status orang tua yang juga tidak memperdulikan akan nasib dan deritanya. Akankah Wanita berumur 20 tahun memiliki sebutan Ara akan mampu bertahan dengan membawa status dirinya yang sudah tidak perawan?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10 ( Warisan Jatuh Ke Tangan Tyara )

Lain tempat lain situasi jika Madam sudah tak memiliki harapan akankah ia akan selamat. Di satu sisi Tyara sangat menantikan kabar Madam memberikan informasi tentang rencana ini, ia bolak-balik kesana kemari masih tak betah jika harus berdiam diri.

Madam yang sengaja yang memberi tau lokasinya menambah kecemasan Tyara apa rencana Madam kali ini akan berhasil.

"Kenapa sampai detik ini Madam tidak kunjung memberikan kabar padaku? Madam sungguh baik-baik saja kan?"

Masih tak bisa tenang jika hanya berdiam diri, Tyara akhirnya memutuskan mendatangi kediaman nenek dengan harapan akankah ada perubahan dalam sikap Arvan terhadapnya.

SESAMPAINYA DIKEDIAMAN MEWAH NENEK.

"Sayang kamu kembali?"

Nenek memeluknya dengan erat, rasa rindunya akhirnya telah terobati bisa bertemu dengan sang nenek, tapi berbeda dengan harapan nenek tujuan Tyara sesungguhnya hanya ingin menemui Arvan.

"Kelihatanya Arvan tidak ada dirumah, jadi benar dia sudah bertemu dengan Madam?" batin Tyara masih menebak sesaat terdengar suara mobil berhenti dihalaman menandakan jika Arvan telah pulang.

"Aku berharap itu Papa kamu sayang ... tidak akan lama Papamu akan mengakui kamu sebagai Putrinya, kamu yang sabar ya sayang,"batin Tyara yang penuh harapan.

Setibanya Arvan memasuki ruang tamu yang dimana disana sudah Tyara, Tyara sangat menantikan kedatangan Arvan dan berharap lelaki itu memiliki perubahan setelah tau akan kebenarannya.

Akan tetapi setibanya ia masuk sekali lirikan ia layangkan pada Tyara, tapi tak seperti yang diharapkan Tyara tak ada perubahan sama sekali terhadap lelaki itu, harapan Tyara pun sirna apakah Arvan sungguh-sungguh tak mau mengakuinya ataukah dia memang belum menemui Madam.

Wajah sedih nampak terpampang diwajah Tyara, Nenek menyadari dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, namun Tyara tak mau mengakui.

Mencoba meredakan kesedihannya, fokus Tyara lalu teralihkan pada pemberitaan yang disiarkan di televisi.

"Tidak!"teriak Tyara yang menggelegar.

Tak hanya Tyara, Arvan sendiri dikejutkan dengan kabar tersebut.

Bergegas menuju Rumah sakit tempat dimana Madam dibawa, Tyara tak mampu menghentikan air matanya bolak-balik ia menunggu pernyataan Dokter tapi tak ada tanda-tanda keluarnya Dokter.

"Sayang kamu sabarlah orang itu pasti akan baik-baik saja sabarlah."

"Aku mohon madam bertahanlah, bertahanlah aku mohon, Tyara tidak akan meminta jika kasusku tak ada kebenaran Madam harus kuat! Madam tidak boleh kenapa-kenapa, Tyara mohon!"

"Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri kalau Madam sampai kenapa-kenapa aku tidak akan bisa memaafkan diriku, maafkan aku Madam ...maafkan aku!"

Sesaat keluarnya Dokter orang pertama yang menghampiri adalah Tyara.

"Dok, katakan Madam tidak kenapa-kenapa kan? Dia baik-baik saja kan?"

Namun pertanyaannya tak dibalas seperti yang Tyara harapkan, Dokter tak berekspresi dan sudah menunjukkan seperti apa kondisi yang dialami Madam.

"Dok, katakan sesuatu tidak terjadi pada Madam kan? Dia baik-baik saja kan?"

"Harus kami katakan kami sungguh minta maaf, saudari madam telah berpulang pukul **, akibat banyaknya darah yang keluar dan telatnya pertolongan pasien tidak mampu terselamatkan, bersabarlah saya permisi."

"Tidak! Ini tidak mungkin."

*****

Termenung disamping makam madam, Tyara tak mampu membendung air matanya biarpun tak memiliki ikatan darah bahkan keluarga Tyara masih tak menyangka kepergiannya akan secepat ini.

Tak hanya Tyara, disana pula ada Arvan dan Alexa yang ikut berkabung biarpun mereka tak memiliki ikatan keluarga, tapi pernah bertemu dan sedikit mengenal mereka masih menyempatkan datang di peristirahatan terakhirnya. Lalu kedatangan dua polisi menghampiri mereka.

"Apa dengan saudari Tyara."

"Iya, dengan saya sendiri."

"Kami hanya ingin menyampaikan ini adalah surat-surat yang ditulis sendiri oleh saudari Madam, korban tak memiliki anggota keluarga dan hanya anda yang ia kenal, maka ahli warisnya kami sampaikan jatuh ke tangan anda."

"Tidak! Itu tidak mungkin Pak?"

"Tapi memang seperti itu faktanya, kami temukan ini dikediaman korban bahkan ada surat penyampaian bacalah."

* Adara ...mungkin ketika kamu membaca surat ini tidak bisa dipastikan apa aku masih ada di sisimu. Sesuatu telah membuyarkan pikiranku, sebelum hal yang aku takutkan itu terjadi aku sengaja membuat surat warisan ini agar semua kekayaan ini jatuh ke tangan kamu. Aku berharap kamu mau menerimanya dan anggap saja ini sebagai tanda maafku atas kesalahan terbesar yang aku lakukan terhadap kamu, maafkan aku belum bisa menuntaskan kasus ini, maafkan madam*

"Selain ini ada pula sesuatu yang ingin saya sampaikan, bisa dikatakan kematian yang dialami saudari Madam terbukti jika kasus ini murni pembunuhan, tapi untuk apa motif sebenarnya masih dijalani kasusnya, baiklah kami permisi."

"Baik Pak."

"Jelas aku tau jika kematian Madam murni karena pembunuhan dan akupun tahu siapa pelakunya, tapi aku bisa apa sekedar ucapan tidak akan mungkin meyakinkan Polisi jika Alexa pelakunya,"batin Tyara.

"Kenapa disini aku malah mencurigai bau-bau busuk mungkinkah anda pelaku dalang dari semua ini?"

"Lex, tidak bisakah kamu jangan asal fitnah!"tegur Nenek.

"Tapi, aku tidak hanya menuduh Nek, coba pikirkan mereka tidak saling mengenal, tapi bagaimana mungkin madam itu bisa mewariskan semua kekayannya, belum lagi kematian Madam murni pembunuhan takutnya dia sendiri yang membunuh agar bisa mewariskan semuanya kaya kebanyakan kasus, ya kan?"

"Tapi sayangnya aku tidak seburuk yang kamu duga, bukankah jika dikatakan ciri-ciri manusia berbau busuk itu anda sendiri?"

Kini kata-kata Tyara membuat penasaran Arvan dan juga nenek.

"Sayang apa maksud kamu?"tanya Nenek.

"Sebenarnya ada sesuatu yang aku sembunyikan dari kalian semua."

"Sudahlah omongan si pembohong ini tidak perlu dipercaya, aku pergi dulu."

"Kenapa malah menghindar?"sahut Tyara sedetik itu pula menghentikan langkah Alexa. "Akankah kamu takut jika sisi buruk mu akan terbongkar?"lanjut Tyara yang masih tak mau mengalah.

"Sekarang aku tanya sama nenek? Apa Nenek pernah dengar cerita seorang sahabat yang menusuk sahabat terbaiknya dari belakang?"

"Sahabat terbaik maksud kamu?"

"Aku pernah punya sahabat yang sudah aku anggap sudah seperti saudara sendiri, aku rela melakukan apapun demi dia, tapi sayangnya ia malah sebaliknya menusukku dari belakang.

Bahkan setelah apa yang ia perbuat padaku hingga sampai menghancurkan kehidupanku ia sama sekali tak ada niatan untuk meminta maaf. Bahkan jika hanya sekedar menanyakan apakah kamu baik-baik saja, bukankah itu sahabat yang sangat-sangat menjijikkan?"tutur Tyara, tatapannya tak kunjung teralihkan dan terus saja menatap wajah Alexa dengan tatapan misteriusnya.

"Kamu sungguh memiliki sahabat seperti itu? Sungguh sangat malang sekali nasib kamu,"seru Alexa berbalik menyindir.

"Iya nasibku memang sangat malang. Bahkan yang paling tak manusiawi, ia pernah menjebak ku sampai menghadirkan anak yang tidak berdosa ini."

Air matanya kali ini kembali mengalir, sambil menatap sendu wajah bayi dalam gendongannya entah kehancuran lagi yang harus ia alami, Madam salah satu orang yang ia harapkan kini sudah tidak mungkin akan menemuinya, lalu dengan siapa ia akan meminta tolong.

"Apa maksud Wanita ini? Kenapa pula ia mengutarakan semuanya sambil melihat arah Alexa dan tidak ada sedikitpun kedipan mata yang ia lakukan?"ujar Arvan dalam hatimu, ia merasakan ada keanehan antara mereka.

Bersambung

1
new user
D tunggu next up
Siti Fatimah: Terima kasih banyak atas dukungannya ya Kak 🥰
total 1 replies
kalea rizuky
bales dendam apa wong tyara boodoh
kalea rizuky
lala buang aja di panti nanti bakal jd penghalang kebahagiaan anak kandung mu lo ar
Siti Fatimah: Sabar dulu ya kak 😊
total 1 replies
kalea rizuky
cantika anak kandungnya bukan
Siti Fatimah: Iya, anak kandung Tyara Kak 😊
total 1 replies
kalea rizuky
indosiar
echa purin
/Good/
Siti Fatimah: Terima kasih Atas dukungannya Kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!