Hidup tanpa inti kultivasi, di dunia persilatan tentu tidak mudah. Penghinaan selalu datang, tatapan merendahkan selalu terlihat.
"Kelak, kau pasti akan mengetahui semuanya,"
🍃 Jangan lupa dukung karya Ana ya kakak semua 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TS 12
Brak!
"Kau benar-benar sudah lancang! Bagaimana bisa kau berkata seperti itu di depan Guru dan para Tetua di sana?" Tuan Wen menatap istrinya dengan tajam.
"Aku hanya memberikan saran kepada kalian, aku tahu jika sudah beberapa hari kalian mencari satu murid untuk ditempatkan di perguruan Xuan,"
"Tetapi Jian Yi adalah anggota keluarga Wen! Kita tidak bisa menempatkan dia di perguruan lain,"
"Wen Jian Yi juga termasuk murid di perguruan Chang, meski dia sangat jarang sekali datang ke sana. Tapi aku yakin jika dia pasti bisa berlatih dan memberikan nama baiknya untuk keluarga Wen, di sana,"
"Kau!"
"Ayah, Ibu. Apa maksud kalian? Kalian akan menempatkan Jian'er di perguruan Xuan untuk penukaran murid kali ini?" ucap Dai Lu yang sudah berada di depan pintu aula keluarga Wen.
Tuan dan Nyonya Wen menatap Dai Lu yang tengah menatap mereka dengan penuh tanya.
"Benar, kami akan menempatkan dia di sana," ucap Nyonya Wen dengan tegas.
"Tidak! Itu tidak akan terjadi!" seru Tuan Wen.
"Apa kau tidak ingat sudah berapa banyak yang kita lakukan untuk anak itu? Dan lihatlah! Selama ini dia tidak melakukan apapun untuk kita, dia hanya bermain dan berlatih semau dia sendiri,"
"Cukup! Kau tidak mengerti, dia...."
"Paman, Bibi. Aku akan pergi ke perguruan Xuan,"
Semua menoleh, Jian Yi yang berdiri di belakang Dai Lu menatap sepasang suami istri yang tengah berdebat itu dengan tenang.
Jian Yi tahu, jika selama ini Nyonya Wen tidak menyukainya. Jadi ketika dia mendengar perdebatan itu dari luar, tanpa berpikir lagi, dia memutuskan untuk pergi ke perguruan Xuan.
"Jian'er, apa yang kau katakan?" Dai Lu berjalan mendekati Jian Yi.
"Kakak Dai, yang Bibi katakan benar. Selama ini aku tidak pernah melakukan apapun untuk keluarga Wen, jadi kali ini aku akan melakukan sesuatu untuk keluarga kita ini,"
"Tetapi..."
"Aku sudah memikirkannya dengan baik,"
Jian Yi berjalan mendekati Tuan dan Nyonya Wen.
"Paman, aku sudah memutuskannya. Jadi biarkan aku pergi ke perguruan Xuan," ucap Jian Yi.
"Jian'er, kau..."
"Baiklah, kau akan pergi ke sana!" ucap Nyonya Wen dengan cepat.
"Diam!"
Tuan Wen menatap Jian Yi, "Jian Yi, ikut dengan Paman!"
Tuan Wen berjalan dengan cepat, keluar dari aula keluarga itu.
Nyonya Wen menatap Tuan Wen dengan kesal, sementara Jian Yi mengikuti Tuan Wen di belakangnya.
Dai Lu sendiri hanya bisa berdiri di depan pintu, sambil melihat Ayah dan Jian Yi keluar dari aula keluarga.
Tuan Wen berjalan menuju sebuah tempat, yang berada di belakang kediaman keluarga Wen. Tempat itu tidak sering didatangi oleh orang, hanya beberapa pelayan yang kerap membersihkan tempat itu saja, dan beberapa pengawal yang berjaga di sana.
"Paman, apa yang ingin Paman katakan?" Jian Yi menghentikan langkahnya.
Tuan Wen berbalik dan menatap Jian Yi, "Jian Yi, kau adalah satu-satunya keponakanku. Anak dari adikku, dan kau tidak memiliki keluarga lain di sini,"
Jian Yi tersenyum, "Aku mengerti, Paman. Tetapi aku sudah memutuskannya dengan baik,"
"Saat ini kau sudah tidak memiliki inti kultivasi. Bagaimana kau bisa memutuskan itu dengan sangat cepat? Perguruan Xuan bukanlah perguruan yang mudah untuk ditinggali,"
"Aku tahu Paman,"
Jian Yi berbalik dan berjalan beberapa langkah, "Aku sudah mempelajari beberapa jurus dari Paman Guru, jadi Paman tidak perlu khawatir. Lagipula apa yang dikatakan oleh Bibi benar,"
Tuan Wen terdiam.
"Aku ingin melakukan sesuatu untuk keluarga Wen, Paman,"
"Kau sudah melakukan banyak hal! Bahkan kau sampai..."
"Paman, jika Paman mengungkit hal itu lagi. Aku tidak akan kembali ke kediaman Wen saat aku diperbolehkan keluar dari perguruan Xuan,"
Tuan Wen hanya bisa diam sambil menatap Jian Yi, dia benar-benar tidak menyangka jika wanita muda yang sudah berkorban banyak hal itu, akan tinggal diluar kediamannya, hanya karena ucapan dari istrinya yang tidak tahu apa-apa.
"Paman, Jian Yi akan baik-baik saja," ucap Jian Yi meyakinkan.
Tuan Wen mengangguk pelan, kemudian mencari sesuatu dari lengan bajunya.
"Ambil ini!" Tuan Wen memberikan sesuatu pada Jian Yi.
Jian Yi menerima benda dari Tuan Wen, "Paman, ini..."
"Itu adalah kalung giok milik Ibumu, ketika orang tuamu meninggal. Aku melihat Ibumu memegang kalung itu, aku pikir itu sangat berharga. Kau harus menyimpannya dengan baik,"
Jian Yi menatap kalung giok yang ada di tangannya, kalung dengan warna yang berbeda di bagian dalamnya. Seperti giok di dalam giok.
Itu adalah satu-satunya benda milik orang tuanya, yang dia miliki saat ini. Karena saat dia tinggal sendirian, seseorang mengambil barang-barang yang ada di dalam rumahnya, dan dia tidak bisa berbuat apa-apa, sebab dia masih kecil.
Air mata Jian Yi mengalir, dia menggenggam erat kalung giok itu.
"Berjanjilah kau akan menjaga dirimu dengan baik di sana," ucap Tuan Wen.
"Baik, Paman. Jian Yi pasti akan baik-baik saja,"
Tuan Wen mengangguk lalu berjalan melewati Jian Yi, meninggalkan dia sendirian di tempat itu.
Jian Yi menggenggam kalung giok itu sejenak lalu memakainya, Jian Yi menyembunyikan kalung itu dibalik pakaian, agar tidak ada yang mengetahuinya.
"Mungkin akan lebih menyenangkan jika tinggal di luar kediaman ini, tapi perguruan Xuan...sepertinya akan sering bertemu dengan Cai Jin Cheng di sana," ucap Jian Yi.
Jian Yi berjalan berkeliling tempat yang sangat jarang didatangi oleh orang itu, menikmati setiap desiran angin yang membuatnya tenang.
...----------------...
"Tetua Wang, kali ini kita hanya bisa mendapatkan 600 murid," ucap salah satu guru di perguruan Xuan.
"Itu sudah cukup, jika kita mendapatkan lebih banyak lagi, Yang Mulia pasti akan datang, dan membawa banyak murid dari sini dengan alasannya,"
Semua Guru dan Tetua yang mendengar saling melihat dan mengangguk.
"Lalu bagaimana dengan pertukaran murid kali ini?" ucap Tetua Wang.
"Kami sudah memilih 10 murid yang akan ditempatkan di perguruan Chang,"
"Baik, setelah acara perjamuan itu, kita akan pergi ke perguruan Chang,"
"Baik,"
Di tempat lain, Jin Cheng sedang menyerap kekuatan alam di belakang tempat tinggalnya. Dia sama sekali tidak peduli pada pertukaran murid antar perguruan yang setiap tiga tahun dilakukan.
Jin Cheng adalah murid yang paling kuat dan paling tertutup, jadi semua guru dan murid bisa mengerti jika dia tidak begitu suka mengurusi hal-hal yang seperti itu.
Jin Cheng membuka kedua matanya, dia menatap air sungai yang berada tidak jauh darinya.
"Sepertinya musim dingin akan datang lebih awal," ucap Jin Cheng.
Jin Cheng mengambil pedang yang ada di sampingnya, kemudian berdiri dan pergi meninggalkan tempat itu.
Jalan setapak menuju tempat itu dipenuhi dengan pohon bambu, yang membuat tempat itu sangat sejuk dan tenang.
"Pohon bambu sudah semakin banyak, sepertinya nanti aku harus memotong beberapa,"
Tap tap tap
Jin Cheng melihat Cai Hao Min berjalan mendekatinya.
"Kakak,"
"Ternyata benar kau berada di sini,"
"Apa yang membuat Kakak datang kemari?"
"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu,"
Jin Cheng menatap Kakaknya itu dengan tenang.
"Kita ke dalam!" ucap Jin Cheng.
Cai Hao Min mengangguk. Merekapun berjalan menuju tempat tinggal Jin Cheng.
gara" hbis nnton dracin ada yg namanya jian cheng jdi ke inget trus