NovelToon NovelToon
Beauty In The Struggle

Beauty In The Struggle

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cerai / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Avalee

Jia dan Liel tidak pernah menyangka, bahwa dimulai dari sekotak rokok, pertemuan konyol di masa SMA akan menarik mereka ke dalam kisah penuh rahasia, luka, dan perjuangan.

Kisah yang seharusnya manis, justru menemukan kenyataan pahit. Cinta mereka yang penuh rintangan, rahasia keluarga, dan tekanan dari orang berpengaruh, membuat mereka kehilangan harapan.

Mampukah Jia dan Liel bertahan pada badai yang tidak pernah mereka minta? Atau justru cinta mereka harus tumbang, sebelum sempat benar-benar tumbuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Avalee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sarang Laba-laba Green House

Usai sekolah, langit sore berwarna jingga muda, mengusap perlahan atap-atap sekolah. Jia dan Sanna sepakat untuk menyusuri gang kecil di belakang sekolah, menuju “greenhouse”, markas misterius tempat Doris, Den, Liel serta teman lainnya sering menghilang setiap sore.

“Aku hanya penasaran, ingin melihat seperti apa tempat perkumpulan mereka.” Ucap Sanna sambil mengencangkan tali tasnya.

Kemudian secara tidak sengaja mereka berpapasan dengan kakak kelas yang tampan, dia tersenyum kepada Jia dan Sanna. Rambutnya rapi, wajahnya teduh, dan senyumnya membuat detak jantung berhenti sedetik.

“Itu kak Reonald  Albarra bukan? Hei, mengapa seragam putihnya berlengan pendek? Apakah perbedaan antara kelas 1 dan 3 terletak pada seragam sekolah??” ucap Sanna penasaran.

“Ya, anak kelas 3-2 IPS, menjabat sebagai Ketua Osis di tahun terakhir ini. Seragam sekolah bukan menjadi perbedaan, hanya saja sekolah memberikan lengan panjang dan pendek untuk siswa sekolah. Kepala sekolah juga mengatakan bahwa sebentar lagi, siswi di sekolah juga akan diberikan seragam versi lengan panjang.” Ucap seorang perempuan, yang tiba-tiba saja muncul di sebelah Jia dan Sanna.

Jia dan Sanna menoleh dengan cepat, tidak begitu akrab dengan perempuan tersebut. Senyumnya manis meskipun nampak suram. Rambut hitam kecoklatan panjangnya dia biarkan tergerai tanpa berusaha mengikatnya.

“Ah, maaf, kalian pasti bingung karena aku tiba-tiba muncul mendadak seperti ini … Nataya Anasera. Panggil saja Nata.” Ucapnya sambil tersenyum.

“Aku tahu, kita hanya canggung karena belum akrab saja. Kamu ingin ke ‘greenhouse’ juga?” Balas Jia dengan penuh penasaran.

“Ya, aku ingin menunggu jemputan ku disana.”

Sanna mengangguk seraya tersenyum. Namun secara tiba-tiba dia tidak dapat ke “greenhouse”, karena pria bertatonya telah menjemputnya secara mendadak.

Sanna pun pergi meninggalkan Jia bersama Nata. Keadaan makin canggung namun mereka tetap harus berjalan menuju “greenhouse” sesuai tujuan awal mereka.

Alis Nata saling bertautan. “Itu kekasihnya?”

Dahi Jia berkerut, mencoba menjawab pertanyaan Nata tanpa menyudutkan Sanna. “Aku tidak tahu, dia tidak pernah menceritakan padaku tentang pria tersebut.”

“Kuharap dia pria baik-baik.”

“Don’t judge by cover Nat, bisa saja dia pria yang baik bukan?” jelas Jia dengan bahasa inggris.

“Baiklah. Hm, apa ini pertama kalinya kamu ke greenhouse?”

“Ya.” Kata Nata singkat.

“Kalau begitu, kita sama.”

Setelah tiba di “greenhouse”, suasananya tampak lebih sunyi dari yang Jia bayangkan. Rumah satu lantai dengan cat hijau muda itu berdiri manis di ujung gang, dengan pagar rendah dan halaman kecil penuh tanaman lidah mertua.

Tidak ada suara ramai atau tawa Doris dan lainnya, bahkan tidak ada musik seperti yang dibayangkan Jia saat mendengar cerita Sanna.

Jia dan Nata kemudian duduk di kursi rotan, namun belum sampai dua menit, Jia harus meninggalkan Nata di teras rumah, karena ingin ke toilet. Saat berusaha mencarinya, Jia mendapati Liel tengah asyik memainkan gitar di ruang tamu.

Mata mereka beradu pandang. Tatapan tajamnya langsung mengarah ke arah Jia, seakan menembus isi kepalanya, dan itu mengganggu Jia. Rasa canggung di antara keduanya dimulai.

“Mengapa melihatku seperti itu? Apa ada yang aneh di wajahku?” tanya Jia dengan sedikit kekhawatiran.

JRENG!!!

Jia terkejut saat mendengar suara gitar sumbang yang Liel petik secara kasar. Dia menghentikan permainan gitarnya. “Iya, aneh, sehingga menarik perhatianku.”

“Sial! Sudahlah. Kamu selalu mengejekku.”

“Lantas … mengapa kamu berada disini?” ucap Liel datar.

“Memangnya cuma kamu yang boleh menunggu jemputan di rumah Danu?”

“Hei, bukan begi—”

Tanpa menunggu jawaban, dia langsung menunduk dan berlari ke lorong samping. Pintu toilet yang berwarna putih segera ditutup rapat di belakangnya. Napasnya ngos-ngosan, bukan karena berlari, namun karena Liel.

Jia merasa heran, mengapa dia harus bertemu dengan Liel pada situasi yang tidak tepat seperti ini. Beberapa menit kemudian, saat dia keluar Liel kini berdiri, menunggunya di samping pintu toilet.

“Astaga!!! Kamu membuatku terkejut!! Apa yang kamu lakukan sampai harus menungguku di sini??”

Liel pun segera memegang kedua lengan Jia dan mendorong Jia secara perlahan ke dinding tembok.

Dia mendekatkan wajahnya, tepat di depan wajah Jia. Membuat napas keduanya saling beradu. Kemudian Liel memegang sebelah kiri pipi Jia dengan lembut, membuat Jia tersipu malu.

Detak jantung Jia berdebar tidak karuan. Jika sebelumnya Jia selalu gugup dengan hasil nilai ujian, sekarang berbeda, ini pertama kalinya Jia merasakan gugup karena seorang pria. Dia segera menutup matanya.

“Haaa … mengapa menutup mata? Kamu pikir aku pria mesum yang akan menciummu?” ucap Liel serius.

Seketika Jia membuka matanya dengan rasa malu yang tidak tertahankan. “Aku menutup mata karena ketakutan dengan tingkahmu.”

Liel menjauhkan wajahnya seraya mengernyitkan dahi.” Sekarang jawab, siapa yang menyuruhmu ke rumah Danu?”

“Tidak ada yang menyuruhku, semuanya atas keinginanku sendiri!”

“Apa kamu tahu rumah Danu adalah basecamp para laki-laki berkumpul setiap pulang sekolah? Bukan tempat menunggu jemputan!! Sekarang, kamu sedang masuk ke sarang laba-laba? Sampai di sini, kamu paham?”

Jia merasa bingung. Haruskah dia jujur bahwa yang mengajaknya ke rumah Danu adalah Sanna. Hanya saja Jia tidak yakin apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya kepada Liel.

“Jia, jawab aku.”

“Jika benar, mengapa hanya kamu sendiri disini?” Balas Jia tenang seraya mengusap ibu jari dengan telunjuknya.

Sorot mata Liel semakin tajam, ada sedikit kekhawatiran di matanya. “Mereka sedang membeli makanan untuk makan malam, aku tidak ingin mereka salah paham … Kamu perempuan. Rumah ini bukan tempat yang wajar buat kamu masuk seenaknya.”

Jia menunduk pelan, di tahu Liel tidak bermaksud jahat, dia hanya terlalu kaku dan tidak suka basa basi. Jia seakan membeku, wajahnya mulai memerah, bukan hanya karena malu, tapi juga karena hatinya berdebat dengan logika.

“T-tunggu aku, Jadi kamu serius? Greenhouse ini hanya untuk laki-laki?” tanyanya pelan, mencoba mencari celah agar bisa membenarkan kehadirannya di sana.

Liel mengangguk singkat, matanya tetap tajam. “Ya, kami sepakat rumah ini hanya untuk markas kami saja. Bukan tempat umum, ruang tunggu, terlebih lagi untuk perempuan.”

“Mati aku …” ucap Jia pasrah

“Ah sudahlah, mari, aku antarkan pulang,”

“Eh, apa yang kamu lakukan, lepaskan tanganku!!” jerit Jia dengan nada yang tinggi.

Liel menarik tangan Jia dengan lembut namun tegas. Dia segera membawanya ke keluar rumah.

Jia menengok ke belakang, dia menyadari bahwa Nata masih duduk di teras rumah Danu dengan santainya. Jia segera berhenti dan segera melepaskan tangannya dari pegangan Liel.

“Nataa, jangan menunggu jemputanmu disini, tunggulah di gerbang sekolah!”

“Hah, apa maksudmu? balas Nata seraya berdiri dengan cepat.”

“Sudah, ikuti saja perkataanku! A–aku harus segera pergi sekarang!!”

1
Miu Nih.
liel menganggapny sebagai wanita ya bukan gadis /Chuckle//Chuckle/
Avalee: Maaf, jarinya kepleset 🥲, udaa aku perbaiki yaa 😍
total 1 replies
Miu Nih.
mau
Avalee: Gassss 🤭
total 1 replies
Miu Nih.
alhamdulillaah,,
,, suka deh puny sahabat macam Nata
Avalee: Yakaaan, the best emang 😎😎
total 1 replies
Miu Nih.
hehe kezel deh,, kamu sih Jia kurang rispek
Avalee: Bikin pusing ya kaaan 😩😩😩
total 1 replies
Miu Nih.
hatiny tergerak
Avalee: Hehehehehe
total 1 replies
Miu Nih.
soalny kamu dingin liel,, ih pesona cowok dingin tuh nyess bagi pembaca,, tpi bagi pasangan dicerita selalu bikin uring2an /Silent//Silent/
Avalee: Cape aja intinya 😭🤣🤣🤣
total 1 replies
Drezzlle
aku pernah salam posisi ini Jia /Grimace/
Avalee: Alumni denial juga eaa eaa eaaaa
total 1 replies
Drezzlle
/Grin//Grin//Grin//Chuckle/ ih sok ganteng
Avalee: Wkkk pede dia tuh 🤣
total 1 replies
Drezzlle
dia tahu mungkin typo ya
Drezzlle
/Facepalm/ adek deh deg an aja
Roxanne MA
NEXT THOR NEXT!! AKU PENASARAN XIXIXI
Avalee: Udah up 24, tunggu aja, ini otewe bab 25 😍
total 1 replies
Hatus
Aduh Jia masak tidak peka sih.. Liel itu cemburu
Avalee: Marahin kak 🫵🏻
total 1 replies
Hatus
Itu cemburu namanya🤭
Hatus
Es batu mulai mencair nih!🤭
Hatus
Kayaknya ada hawa panas ini🤣
Avalee: Gerah dia keknya 🤪🤣
total 1 replies
Hatus
Modusnya Liel sampai sini🤣
Hatus
Jadi ingat dulu, pas SD juga punya markas rahasia🤣
Avalee: Jaman sekolah dulu byk markas pokoknya 🤣
total 1 replies
Miu Nih.
kan, liel tuh perhatian banget
Avalee: Liel tuh bikin dar der dor pokoknya 🤭
total 1 replies
Miu Nih.
nggak dalam bentuk hasil recicle aja tuh,, dasar den dan din dung parah... baik2 hati cuma buat minta imbalan /Smug/ ,,
Avalee: Wkkk calm down beibeeeh 🤣
total 1 replies
Drezzlle
cie, kode ada harapan
Avalee: Yaa gitu deh 😌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!