Tepat di hari pernikahannya,Ayumi tiba-tiba menghilang secara misterius,Aksa sang mempelai pria terpaksa menikahi Kiara,adik Ayumi.
Dimanakah keberadaan Ayumi?,apakah dia akan kembali ataukah ia akan menghilang dan meninggalkan Aksa selamanya,dan bagaimana jika Ayumi akhirnya mengetahui bahwa sang calon suami menikahi adiknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aneeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep.10 RASA YANG SAMA
"Jalan sekarang!"
"Baik non."ucap Sopir baru itu.
Kiara menelan saliva,raut wajahnya berubah tegang setelah melihat sopir barunya itu,ia seakan tidak percaya kalau sopir barunya merupakan mantan pacarnya sewaktu SMA.
"Ka..kamu kenapa bisa jadi sopir di rumah ini?"tanya Kiara
"Maaf maksud non Kiara apa ya?"
"Nggak usah pura-pura polos kamu Mico,jawab aku sekarang!"ucap Kiara
Sopir baru yang bernama Mico itu pun tersenyum sinis dan menatap kaca depan sembari melihat Kiara yang panik.
"Maaf non Kiara,tugas saya mengantar anda kemanapun yang anda mau,bukan menjawab pertanyaan dari anda!".
"Brengsek,turunkan aku disini!"
"Maaf non,sebenarnya anda ada masalah apa,kenapa melampiaskan kemarahan anda pada saya?"
"Diam kamu,cepat turunkan saya atau saya akan teriak."
"Silahkan saja kamu berteriak Kiara,pasti dikiranya kamu orang gila yang ingin kabur dari rumah,Kiara kenapa kamu masih membenciku dan seakan akan aku adalah musuhmu,padahal dulu kita adalah pasangan yang serasi dan bahagia."
"Diam kamu Mico,aku pastikan kamu akan dipecat hari ini juga!".
"Silahkan saja Kiara kalau kamu berniat memecatku,tapi aku tidak segan-segan untuk membongkar rahasiamu di depan Keluarga Bu Shinta dan Pak Hendra,lalu kamu akan ditendang dan dicap sebagai wanita murahan!".
Mata Kiara berkaca-kaca,tangannya gemetar mendengar gertakan dari sopir baru itu.
Kiara menghela nafas kasar dan berkata,"Baiklah,tapi jangan sampai ada yang tau tentang hubungan kita dulu!".
"Oke!" ucap Mico dengan senyum liciknya.
*******
"Bu Kiara kita sudah sampai!".
"Baik terimakasih"
Mereka bersikap biasa seolah-olah tidak saling mengenal satu sama lain,tapi kehadiran Mico sebagai Driver di keluarga Pak Hendra menimbulkan pertanyaan di benak Kiara,hubungannya dengan Mico dulu terbilang cukup singkat,tapi suatu kejadian di malam itu membuat trauma yang besar di hidup Kiara.
Ia berjalan gontai menuju rumah Ibunya,dengan perasaan campur aduk ia berusaha menyembunyikan kepanikannya di depan bu Hera.
(Tok..tok..tok)
"Assalamualaikum Bu,ini Kiara!".
Tak ada jawaban dari dalam rumah.
"Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam!".
Seorang gadis membukakan pintu untuk Kiara.
"Cari siapa ya mbak?"ucap gadis itu.
"Saya Kiara anaknya Bu Hera,kamu siapa ya?"
"Oh maaf mbak,maafkan saya saya nggak tahu kalau ini mbak Kiara,kenalkan mbak nama saya Rani,Art baru bu Hera!"
"Oh iya gak apa-apa,ibu ada kan?"tanya Kiara
"Waduh maaf mbak,ibu baru aja pergi ziarah ke makam Almarhum mbak ayumi!".
"O gitu ya!"
"Iya mbak,mbak duduk saja dulu saya buatin minuman dan makanan untuk mbak Kiara,kata ibu mbak Kiara suka Bakso iga ya,kebetulan mbak di kulkas masih ada stok kemarin,saya bikinkan dulu ya mbak."
"Rani makasih ya,kamu repot-repot sekali."
"Nggak apa-apa mbak,ini memang sudah tugas saya,melayani keluarga ini dengan setulus hati."
Kiara tersenyum melihat keramahan dan ketulusan Art barunya,baru kali ini ibunya menemukan Art yang ramah dan terampil,biasanya Art yang dulu selalu bad attitude dan semaunya sendiri.
Tiba-tiba suara Bu Hera mengejutkan Kiara
"Rani..rani kenapa pintu depan nggak ditutup sih,nanti kalau ada maling gimana?"
Bu Hera belum menyadari kedatangan putri bungsunya itu.
"Ibu..!!"ucap Kiara
Bu Hera menatap Kiara dan terkejut
"Kia,kamu disini nak?"
Kiara berlari dan memeluk ibunya.
"Kiara kangen banget sama ibu makanya Kiara kesini."
"Ibu juga kangen sama kamu nak,gimana kamu di rumah Aksa,kamu betah kan disana nak?"tanya Bu Hera
Kiara terdiam,sebenarnya ia ingin menceritakan teror yang ia alami tapi sepertinya waktunya belum tepat.
"Iya bu,aku oke kok disana,Tante Shinta sama Om Hendra juga baik sama aku,tapi..."
"Tapi apa nak?"
"Nanti aja bu aku ceritakan,sekarang aku mau ke kamar Kak Ayumi,aku kangen banget sama kak ayumi,dari baju sama fotonya kakak masih ada kan bu?"
"Maaf nak,sebagian baju sudah disumbangkan dan masih ada sedikit kalau foto ayah kamu menaruhnya di gudang."
"Ih ayah jahat banget sih bu,itu kan foto kakak kenapa di taruh gudang sih!".
"Ayahmu selalu memikirkan kak ayumi,kalau ayah membersihkan kamar kakakmu itu beliau pasti menangis,dan ayahmu berpikir hidup harus tetap berjalan kan?kita tidak melupakan Ayumi,tapi kita akan selalu mendoakannya sampai kapanpun."
"Iya bu,kiara mengerti..!".
****
"Mbak Kiara,Bu Hera masakannya udah mateng,sudah saya siapkan di meja makan."
"Masakan apa ran?"
"Kata Bu hera,mbak Kiara suka bakso iga,makanya saya buat bu ."
"Good job rani,terimakasih!"
"Sama-sama bu!"
"Ayo nak,kita makan dulu kamu pasti kangen kan masakan ibu?"
"Iya kangen,tapi kan ini yang masak Rani bukan ibu"
"Makannya kamu nginep aja disini nanti malam,biar ibu masakin!".
"Iya bu!"
Rani pun kembali ke dapur,sementara itu Bu Hera dan Kiara siap menyantap makanan yang telah dihidangkan.
"Rani pinter masak ya bu,ada sayur ada ikan balado bahkan dia juga sempet masak capcay!".
"Alhamdulillah Kiara,Rani kerjanya cepet dan bersih,mama suka cara kerja dia dan coba kamu rasakan masakannya si Rani ini!".
Kiara mencicipi masakan Rani.
"Bu..rasanya kok...".
Bu Hera tersenyum dan berkata,"persis masakan kakakmu kan?"
"Iya bu,ini bukan persis lagi bahkan ini rasanya sama,taste serta ciri khas masakan mbak ayumi banget bu."
"Ibu juga speechless pas pertama kali makan masakan Rani,bapak kamu aja sampe shock dan introgasi Rani".
"Bu,jangan-jangan Rani itu adalah...!"
"Stop,jangan mikir aneh-aneh Kiara,ini bukan dunia paralel yang gak masuk akal,Ayumi sudah tenang disana dan Masakan Rani yang sama persis dengan masakan kakak kamu mungkin suatu kebetulan,di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin Kiara!".
"Iya bu,tapi jujur saja sampai sekarang aku belum percaya kalau kakak sudah meninggal,bisa saja ada seseorang yang memalsukan kematian kakak dan dia punya rencana besar bu!".
Bu Hera menghela nafas kasar dan berkata,"Sudah Kiara,mama sudah capek dari awal ibu dan ayah selalu denial dan menolak percaya atas meninggalnya kakak kamu,bahkan kami menunggu kakak kamu untuk pulang dan berharap orang lain yang terkubur di liang lahat itu,tapi semakin hari,kami semakin sadar kalau Kakak kamu memang sudah tiada,orang bayaran ayah kamu yang berusaha mencari kebenaran tentang semua ini menegaskan jasad itu memang jasad kakak kamu,Ayumi!".
Kiara menangis sejadi jadinya,harapan bahwa Kiara masih hidup telah musnah dan sudah tidak ada harapan lagi.
"Kakak selalu memberikan senyuman terindahnya selama ini,dan dia adalah kakak terbaik di dunia ini bu."
"Iya nak,ibu mengerti yang penting kita harus selalu mendoakan Kak Ayumi,agar dia bahagia di sana!".
-----Bersambung-----